Artinya : Dan Barang siapa yang buta (hatinya) didunia ini,niscaya diakhirat (nanti) ia akan
lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan yang benar.
Allah SWT berfirman : Wahai anak manusia pusatkan perhatianmu untuk beribadah
kepadaKU,niscaya Aku penuhi hatimu dengan kekayaan dan memenuhi tanganmu dengan
rizki.Wahai anak manusia janganlah jauh-jauh dariKU,jika kamu jauh Aku penuhi hatimu
dengan kemiskinan dan memenuhi tanganmu dengan kesibukan (H.Q.R.Hakim dari Abu
Hurairah).
Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yang cita-citanya adalah akhirat, niscaya Allah akan
menghimpun kekuatannya, menjadikannya kaya hati dan dunia akan datang kepadanya
dengan patuh, akan tetapi barang siapa yang cita-citanya adalah dunia, niscaya Allah akan
mencerai beraikan urusannya menjadikan kemiskinan didepan matanya dan dunia tidak
datang kecuali yang telah ditentukan oleh Allah bagi dirinya (HR.Ibnu Majah dari Zaid bin
Sabit)
2. Berpikir strategis dengan 5 sasaran kehidupan
a. Kehidupan yang berarti
1) Untuk memenuhi perjanjian ruhnya dengan Allah SWT
2) Untuk menghabangkan (sujud) diri kepada Allah SWT
3) Sebagai Khalifahdi bumi Allah SWT
4) Untuk menerima ujian dari Allah SWT
b. Kehidupan yang bermakna
1) Meneliti diri sendiri
2) Berpikir diri
Bagaimana agar dirinya bisa selalu menta'ati perintah-perintah Allah baik yang wajib
maupun yang sunnah, karena perbuatan sunnah bisa membantu menutup
kekurangannya dalam soal-soal yang wajib. Kemudian ia berfikir bagaimana, agar
dengan anggotanya tadi dapat berbuat baik lebih banyak, karena dengan perbuatan
baiknya tadi bisa menutup perbuatannya yang tidak baik
3) Melampaui berpikir
Bagaimana Cara untuk mengamankan amal dan perbuatan kita dari kekusutan dan
kemerosotan, dengan berusaha menjauhi dan memelihara dari sifat-sifat yang
muhlikat (merusak), yang bersumber dari hati, seperti sifat dengki, iri hati, sifat
takabur, sifat kikir dan bakhil, yang semua itu akan menyesatkan dan menghilangkan
pahala dan kebajikan yang telah kita miliki.
4) Mencita-citakan untuk bisa memilik sifat munjiat (penyelamat)
Dalam tahap yang keampat ini, kita perlu memiliki dan selalu berhias dengan sifat
sifat munjiyat (penyelamat).
c. Kehidupan yang hayatan toyyibah
QS.An Nahl (16):97;
صالِحً ا مِنْ َذ َك ٍر َأ ْو ُأ ْن َثى َوه َُو مُْؤ ِمنٌ َفلَ ُنحْ ِي َي َّن ُه َح َيا ًة َط ِّي َب ًة َولَ َنجْ ِز َي َّن ُه ْم
َ َمنْ َع ِم َل
َ َُأجْ َر ُه ْم ِبَأحْ َس ِن َما َكا ُنوا َيعْ َمل
ون
Artinya : Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
QS.Yunus (10):44;
اس َأ ْنفُ َس ُه ْم َ ِإنَّ هَّللا َ ال َي ْظلِ ُم ال َّن
َ اس َش ْيًئ ا َولَكِنَّ ال َّن
َي ْظلِمُون
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikitpun,tetapi manusia itulah
yang mezalimi dirinya sendiri (QS.Yunus (10):44)
Menurut Imam Al-Qurtubi, kehidupan yang baik memiliki 5 indikator :
1) Rezeki yang halal
2) Qona’ah
3) Sa’adah
4) Jannah
5) Taufiq
A. Definisi Ibadah
Menurut Etimologi, Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tubduk.
Menurut terminologi ada tiga pengertian ibadah, Ibadah adalah taat kepada Allah SWT dengan
melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya. Ibadah adalah merendahkan diri
kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatkan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa
mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi. Ibadah adalah sebutan yang mencangkup seluruh apa
yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir
maupun yang batin.
B. Klasifikasi Ibadah
Ibadah dalam islam terbagi dalam 2 jenis :
1. Ibadah Mahdhah
Penghambaan yang murni hanya merupakan hubungan antara hamba dengan Allah secara
langsung. Contoh ibadah mahdhah adalah wudhu, tayammum, adzan, shalat, membaca Al-
Qur’an, i’tikaf, umroh, dan haji.
Ibadah Mahdhah mempunyai 4 prinsip:
a. Keberadaan harus bedasarkan adanya dalil perintah, baik Al-Qur’an maupun Al-Sunnah.
b. Tata cara harus berpola kepada contoh Rasul SAW.
c. Bersifat sSupra rasional (diatas jangkauan akal)
d. Azasnya taat yang dituntutdari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan
atau ketaatan.
2. Ibadah Ghairu Mahdhah
Ibadah yang di samping sebagai hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau
interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya. Contoh ibadah ghairu mahdhah adalah
tolong menolong, sedekah dan dakwah.
Ibadah Ghairu Mahdhah mempumyai 4 prinsip:
a. Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang
b. Tata laksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul
c. Bersifat rasional
d. Azasny”manfaat”
E. Hikmah Ibadah
Ada 10 hikmah ibadah, meliputi:
1. Tidak Syirik
2. Memilik ketaqwaan
3. Terhindar dari kemaksiatan
4. Berjiwa sosial
5. Tidak kikir
6. Terkabul doa-doanya
7. Memilik kejujuran
8. Berhati ikhlas
9. Memiliki kedisplinan
10. Sehat jasmani dan rohani
BAB XII
SIFAT DAN KARAKTER KEJIWAAN DAN TUJUAN HIDUP MANUSIA
A. Ketetapan Allah tentang kehidupan
QS.An Nahl (16):97;
صالِحً ا مِنْ َذ َك ٍر َأ ْو ُأ ْن َثى َوه َُو مُْؤ ِمنٌ َفلَ ُنحْ ِي َي َّن ُه َح َيا ًة َط ِّي َب ًة َولَ َنجْ ِز َي َّن ُه ْم
َ َمنْ َع ِم َل
َ َُأجْ َر ُه ْم ِبَأحْ َس ِن َما َكا ُنوا َيعْ َمل
ون
Artinya : Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.
QS.Yunus (10):44;
اس َأ ْنفُ َس ُه ْم َ ِإنَّ هَّللا َ ال َي ْظلِ ُم ال َّن
َ اس َش ْيًئ ا َولَكِنَّ ال َّن
َي ْظلِمُون
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikitpun,tetapi manusia itulah yang
mezalimi dirinya sendiri (QS.Yunus (10):44)
َ ْم َعلَى َأنفُسِ ِه ْم َألَس6ْ م َوَأ ْش َه َد ُه6ْ م ُذرِّ َّي َت ُه6ْ ُور ِه
ت ِب َر ِّب ُك ْم َقالُو ْا َبلَى ُ
ِ ك مِن َبنِي آ َد َم مِن ظه َ َوِإ ْذ َأ َخ َذ َر ُّب
١٧٢﴿ ِين َ ﴾ َش ِه ْد َنا َأن َتقُولُو ْا َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة ِإ َّنا ُك َّنا َعنْ َه َذا َغافِل
Artinya : ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)", (Al-A’raaf, 172)
2) Untuk menghambakan (sujud) diri kepada Allah
Langkah muhasabah
1. Meneliti diri sendiri
Agar manusia meneliti dirinya khususnya tujuh anggota tubuh (tangan, kaki, mata, telinga,
hidung, lisan dan alat Vital), apakah dalam saat itu masih dalam kondisi selamat atau telah
disalah gunakan. Kalau telah disalah gunakan, maka segera perbaiki untuk memfungsikan
angota bandannya itu pada proporsi yang sebenarnya dengan disertai penuh
penyesalan/taubat, la berfikir bagaimana usahanya untuk tidak berbuat lagi.
2. Berpikir diri
Berfikir bagaimana agar dirinya bisa selalu menta'ati perintah-perintah Allah baik yang wajib
maupun yang sunnah, karena perbuatan sunnah bisa membantu menutup kekurangannya
dalam soal-soal yang wajib. Kemudian ia berfikir bagaimana, agar dengan anggotanya tadi
dapat berbuat baik lebih banyak, karena dengan perbuatan baiknya tadi bisa menutup
perbuatannya yang tidak baik. Allah menjelaskan dalam firmanNya :"Sesungguhnya kebajikan
itu bisa menghilangkan kejelekan, yang demikian merupakan peringatan bagi mereka yang
ingat akan Allah "(QS. Hud ; 115)
3. Melampaui berfikir
Bagaimana Cara untuk mengamankan amal dan perbuatan kita dari kekusutan dan
kemerosotan, dengan berusaha menjauhi dan memelihara dari sifat-sifat yang muhlikat
(merusak), yang bersumber dari hati, seperti sifat dengki, iri hati, sifat takabur, sifat kikir dan
bakhil, yang semua itu akan menyesatkan dan menghilangkan pahala dan kebajikan yang
telah kita miliki. (Perhatikan QS. Al-Kahfi ; 103-105)
Misalnya sifat kikir akan memudahkan menuju perbuatan yang kurang baik, sebaliknya sifat
suka memberi dan takwa akan membawa kemudahan untuk berbuat baik. Allah
berfirman :"Barang siapa yang suka memberi dan membenarkan kebaikan akan kami
gampangkan untuk mendapat kemudahan (pahala kebajikan) "(QS. Al- Lail :5-6)
4. Mencita-citakan untuk bisa memilik sifat mujiyat (penyelamat)
Dalam tahap yang keampat ini, kita perlu memiliki dan selalu berhias dengan sifat sifat
munjiyat (penyelamat), seperti ; Selalu bertaubat, menyesal atas perbuatan yang kurang
pantas dilakukan, sabar, syukur terhadap nikmat Allah baik yang langsung diterima maupun
dengan perantaraan orang lain, mempunyai hati optimis, raja' dan khauf, tidak putus asa,
ikhlas berbuat. Dengan akhlakul karimah tersebut derajad iman kita akan terangkat.
Sebagaimana Sabda Rasul :" Sesempurna kaum mukminin iman mereka adalah yang baik
akhlaknya”
E. Resonansi spiritual
Resonansi, yaitu yang secara definitive resonansi dalam ilmu fiskia adalah : merupakan proses
bergetarnya suatu benda dikarenakan ada benda lain yang bergetar, yang mana hal ini
bisa terjadi dikarenakan suatu benda bergetar pada frekwensi yang sama dengan frekwensi
benda yang terpengaruhi Maka begitu juga dengan Al Qur’an, dia mempunyai energy resonansi
yang sangat dahsyat.
Kekuatan spiritual ini, menurut ulama besar dunia, Yusuf al-Qaradhawi, bermula dari
penanaman (peniupan) roh ketuhanan atau spirit ilahi ke dalam diri manusia (QS Shad [38]: 71-
72), yang menyebabkan manusia menjadi makhluk yang unggul dan unik. Firman-Nya, "Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka, Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik."
(QS Almu'minun [23]: 14).
Meskipun memiliki unsur ketiga, manusia akan tetap menjadi satu-satunya makhluk
eksistensialis, karena hanya makhluk ini yang bisa turun naik derajatnya di sisi Tuhan. Sekalipun
manusia ciptaan terbaik (ahsan taqwim/Q.S. al-Tin/95:4), ia tidak mustahil akan turun ke derajat
"paling rendah" (asfala safilin/Q.S. al-Tin/95:5), bahkan bisa lebih rendah daripada binatang (Q.S.
al-A‘raf/7:179). Eksistensi kesempurnaan manusia dapat dicapai manakala ia mampu
mensinergikan secara seimbang potensi kecerdasan yang dimilikinya, yaitu kecerdasan unsur
jasad (IQ), kecerdasan nafsani (EQ), dan kecerdasan ruhani (SQ).
Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya (kepada) siapa
yang Dia kehendaki. (Qs. An- Nuur [24] : 35)
َ هللا َكَأ َّن
ْ َفِإ َّن ُه َي َراك،ُ َفِإنْ لَ ْم َت ُكنْ َت َراه،ُك َت َراه َ َأنْ َتعْ ُب َد.
Artinya : Beribadahlah kepada Allah, seolah-olah anda melihat-Nya meskipun anda tidak melihat-
Nya, sesungguhnya Allah melihat anda. (HR. Muslim)
BAB XIII
AL-QUR’AN DAN AL-HADIST RUJUKAN PENGEMBANGAN ILMU
KESEHATAN
A. Definisi
Secara bahasa dan istilah Al-Quran adalah sebuah kitap suci bagi seluruh umat islam yang
sifatnya wajib untuk diketahui, dibaca, diamalkan, dan dipelajari. Selain itu Al-Quran juga
merupakan sebuah sumber pedoman hidup dan sumber hukum utama dalam ajaran agama
islam.
Al-Quran sendiri berasal dari bahasa Arab yang mana merupakan bentuk jamak dari kata
benda (masdar). Al-Quran diambil dari kata kerja qar’a-yaqra’u-qur’anan yang artinya sesuatu
yang dapat di baca berulang.
Jika kita lihat penjelasan diatas, secara istilah berarti Al-Quran merupakan sebuah bacaan yang
bersifat mulia dan merupakan wahyu dari Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad SAW. Selain itu
Al-Quran juga merupakan kitap suci penutup dari agama samawi (yang di turunkan dari langit).
Menurut pandangan para ahli atau ulama Al-Quran merupakan firman Allah Ta’ala yang tidak
memiliki tandingan atas kitap apapun. Al-Quran sendiri diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang mana merupakan penutup dari para Nabi dan juga rasul. Selain itu kitap suci Al-Quran
juga diberikan melalui perantara malaikat Jibril dan ditulis dengan mushaf-mushaf.
C. Ayat Yang Berhubungan Dengan Kesehatan dan Bukti-Bukti Ilmiah Yang Telah Didapatkan dan
Konsep-Konsep Yang Berkembang Darinya
Mukjizat Alqur’an dan Hadist secara ilmiah adalah pemberitaan tentang suatu fakta yang
kemudian dibenarkan ilmu empiris dan terbukti bahwa fakta itu tidak mungkin diketahui melalui
peralatan manusia yang ada pada masa Rasulullah SAW. Di dalam Al-Quran terdapat banyak fakta
ilmiah yang baru terbukti setelah berlalu beberapa waktu. “Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah
peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al-
Qur’an setelah beberapa waktu” (QS Shad: 87-88) . “Untuk tiap-tiap berita yang dibawa oleh
Rasul-Rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahuinya” (QS Al-An’am: 67).
Kata Nutfah, arti sesungguhnya dalam bahasa Arab yaitu bagian kecil dari cairan. Tetapi
pengertiannya harus dikaitkan dengan konteks ayatnya, karena istilah ini dalam Al-Quran dipakai
secara komprehensif, dapat berarti sperma,sel telur (ovum), sel telur yang sudah dibuahi atau
perkembangan lebih lanjut dari zigot. Kata amshaj berarti campuran, sehingga Nutfah al amshaj
berarti campuran dari saripati/bagian kecil cairan laki-laki dan perempuan. Hal ini dapat diartikan
sebagai hasil pembuahan. Dalam istilah medis dikenal sebagai zigot.
Rasulullah SAW bersabda : ” Telah bertanya seorang Yahudi kepada Rasulullah SAW; Ya
Muhammad dari apakah manusia diciptakan? Rasuullah SAW lalu menjawab wahai orang Yahudi,
ia diciptakan dari benih laki-laki dan wanita” (HR. Imam Ahmad).
Pada abad ke 17 setelah Anthony van Leuwenhoek menemukan mikroskop dan melihat jasad
renik dibawah mikroskop. Hal ini membuktikan kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an, menjungkir
balikkan pendapat lama yang dianut selama berabad-abad. Miniatur manusia sudah ada dalam
bentuk yang utuh di dalam sperma dan kemudian diletakkan di dalam rahim.
Surat Al-Mu’miun (23) ayat 12-13: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
suatu saripati (sulalatin) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (Nutfah) yang
disimpan dalam tempat yang kokoh (kororim makiin). Kemudian airmani itu kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian
kami jadikan dia mahluk yang berbentuk lain. Maka maha sucilah Allah, Pencipta yang paling
baik.”
Pembentukan bagian-bagian tubuh manusia dilakukan secara bertahap dan bertumbuh dan
berkembang secara dinamis hingga mencapai bentuknya yang sempurna. Menjungkir balikkan
pendapat yang menyatakan bahwa manusia telah berada dalam bentuk yang utuh (miniatur) di
dalam sperma. Surat At-Tiin ayat 5: ”Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dalam bentuk
yang paling sempurna.”
Allah SWT dalam surat An-Nisa 56 : ”Setiap kali kulit mereka hangus, kami ganti kulit mereka
dengan kulit yang lain supaya mereka merasakan azab” (An-Nisaa ayat 56). Pada kulit ternyata
terdapat sistem persarafan, terdapat reseptor-reseptor saraf yang menyerap rasa panas, dingin,
dan rasa sakit. Dasar dalam gradasi luka bakar dan mendasari perkembangan ilmu pengetahuan
dan terapi luka bakar dan penyakit-penyakit kulit.
Hadist Rasulullah SAW ”Sesungguhnya dalam jasad manusia itu ada tiga ratus enam puluh
persendian. Barangsiapa yang mampu membebaskan satu persendian dari api neraka, maka
hendaklah ia kerjakan. Ada yang bertanya,”Bagaimana caranya, wahai Rasulullah ?” Beliau
menjawab yaitu seseorang mengucapkan lafal takbir atau mengucapkan lafal tasbih atau
menyingkirkan duri dari jalan atau menyuruh kepada kebaikan, atau mencegah dari
kemungkaran” (HR. Bukhari-Muslim).
Hadist Rasulullah SAW : ”Apabila salah seorang dari kalian bangun tidur hendaklah ia
berwudhu dan beristintsar (menghirup air kehidung kemudian mengeluarkannya) 3 kali.” (HR.
Bukhari). ”Sempurnakalah wudhu, ratakanlah air diantara jari jemari, dan bersungguh-sunguhlah
dalam istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung), kecuali kamu berpuasa” (HR Bukhari dan
Muslim)
D. Prinsip-Prinsip Pengembangan Ilmu Kesehatan Bedasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist
1. MembersihkanKesehatan dari unsur-unsur khurafat dan sihir.
” Barangsiapa yang menggantungkan jimat, maka dia telah menyekutukan Allah. Jampi-
jampi (pelet), jimat, dan guna-guna merupakan unsur-unsur syirik. Surat Al-Baqoroh ayat 32:
” Maha Suci Engkau, tidaklah ada yang kami ketahui kecuali dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami” . Surat Asy-Syu’ara (26) ayat 80 : ”Dan apabila aku sakit, Dialah yang
menyembuhkan aku”. Surat Al-Ikhlas ayat 1-4 : ” Katakanlah bahwa Allah itu Esa. Allah itu
tempat meminta. Tidak beranak dan juga tidak diperanakan. Dan tidak ada satu satupun yang
menyerupainya”.
2. Tidak menggunakan zat-zat atau barang yang diharamkan dalam Al-Quran sebagai obat
Didalam sunah disebutkan bahwa Nabi SAW ditanyakan tentang khamer untuk dibuat
obat. Maka Rasulullah SAW bersabda : itu adalah penyakit dan bukan obat’ (HR. Abu daud
dan Tirmidzi). “Sesungguhnya Allah SWT menurunkan obat dan penyakit. Dan menjadikan
setiap penyakit ada obatnya, maka berobatlah kamu sekalian tetapi jangan berobat dengan
barang-barang yang haram”. Firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 90 : ”
Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan” Dilain ayat Allah SWT juga
berfirman : Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah dan daging babi” (QS : Al-Maidah
ayat 3)
3. Melakukan pengembangan ilmu Kesehatan untuk kemashlahatan umat manusia sehingga
akan tampak jelas bahwa Islam merupakan rahmat bagi alam semesta.
Firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiyaa’ayat 107 : ” Dan tiadalah Kami mengutus kamu
(Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam Hadist Rasulullah
SAW :” Sebaik-baiknya manusia di antara kamu adalah orang yang paling banyak manfaatnya
bagi manusia”
4. Menjauhkan diri dari kesombongan dalam melakukan pengembangan ilmu Kesehatan. Kita
harus senantiasa rendah hati dan selalu ingat kepada Allah SWT bahwa apa yang kita ketahui
hanyalah sedikit sekali dari Ilmu Allah SWT yang tak terbatas. Sebaliknya dalam melakukan
pengembangan ilmu Kesehatan akan kian mendekatkan kita kepada Allah SWT.
Surat Al-Isra ayat 85 : ” Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah; ” Roh itu
termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.
Surat Al-Baqoroh ayat 32: ” Maha Suci Engkau, tidaklah ada yang kami ketahui kecuali dari
apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami”.
Rasulullah SAW bersabda : ” Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya terdapat
kesombongan sebesar biji sawi dan tidak akan masuk neraka orang yang di dalam hatinya
terdapat keimanan sebesar biji sawi” (HR. Muslim).