Anda di halaman 1dari 4

BAB 5.

Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar, dan Tawakal


1. Mari Membaca Q.S. Az-Zumar/39:53, Q.S. An-Najm/53:39-42 dan Q.S. Ali ‘Imran/3:159.

Ayat-ayat berikut ini berisi pesan-pesan mulia terkait dengan optimis, ikhtiar dan tawakal.
Bacalah ayat yang mulia ini dengan tartil!

a. Q.S. az-Zumar/39:53.

Artinya :
“Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang”

b. Q.S. an-Najm/53:39-4.2.

Artinya :

“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya. Dan
sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi
balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. Dan sesungguhnya kepada
Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu).”

c. Q.S. ‘Ali ‘Imran/3:159.


Artinya :

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka,
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau
telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai
orang yang bertawakal.”

2. Memahami Kandungan Q.S. Az-Zumar/39:53, Q.S. An-Najm/53:39-42 dan Q.S. Ali


‘Imran/3:159
a. Q.S. az-Zumar/39:53
Di dalam ayat ini, Allah Swt. menyeru hamba-hamba-Nya yang melampaui batas
agar tidak berputus asa dari rahmat Allah Swt. Perbuatan yang melampaui batas artinya
adalah perbuatan dosa, perbuatan yang melanggar hukum-hukum Allah Swt. Hukum dan
ketentuan Allah sudah tertulis di dalam al-Qur’ān dan al-Hadis. Jadi, setiap perbuatan yang
bertentangan dengan al-Qur’ān dan al-Hadis adalah perbuatan melampaui batas atau
perbuatan dosa. Dosa kecil ataupun dosa besar yang pernah dilakukan seseorang harus
segera dimintakan ampunan (maghfirah) kepadaAllah Swt.Allah Swt. memiliki sifat Maha
Pengampun dan Maha Penyayang.
Berputus asa dari rahmat Allah Swt. termasuk sikap tercela. Sebagai seorang
mukmin, kita harus selalu optimis akan mendapat rahmat Allah Swt. Rahmat Allah Swt. akan
diberikan kepada mereka yang bersungguh-sungguh mendekatkan diri kepada-Nya. Setiap
manusia pasti pernah melakukan dosa dan salah, kecuali para nabi dan rasul. Dosa dan
kesalahan tersebut jangan sampai membuat kita putus asa dari rahmat Allah Swt.

b. Q.S. an-Najm/53:39-42
Melalui ayat ini, Allah Swt. berjanji akan memberi balasan sempurna kepada orang
yang mau berusaha keras. Setiap usaha atau ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan hidup
hendaknya diawali dengan niat karena Allah Swt.
Allah Swt. akan mengaruniakan pahala berlipat ganda kepada mereka yang telah
bekerja keras menafkahi keluarga dengan cara halal. Pahala tersebut akan menjadi bekal
meraih kebahagiaan di akhirat. Amal saleh yang telah mereka lakukan akan dibalas dengan
surga. Surga merupakan balasan sempurna dari Allah Swt. bagi hambahamba-Nya yang
saleh.

Demikian pula kamu, jika ingin meraih cita-cita, kamu harus berikhtiar sekuat tenaga
dan berdoa kepada Allah Swt. Segala usaha kamu dalam meraih cita-cita akan bernilai
ibadah jika niatnya lurus karena Allah Swt. Dengan ikhtiar sekuat tenaga dan niat yang
benar, serta berdoa kepada Allah Swt., kesuksesan hidup akan mudah dicapai.
c. Q.S. ‘Ali ‘Imran/3:159

Ayat ini mengandung pesanpesan mulia bagi umat Nabi Muhammad saw. Melalui ayat
ini Allah Swt. menyatakan bahwa Rasulullah saw. memiliki kepribadian yang lemah lembut,
santun, dan berbudi pekerti luhur. Akhlak mulia Rasulullah saw. tersebut merupakan rahmat
dari Allah Swt. Rahmat Allah Swt. merupakan karunia sangat berharga bagi kehidupan
seorang manusia. Kita harus berusaha dan berdoa supaya mendapat rahmat dari Allah Swt.
Usaha-usaha untuk mendapatkan rahmat Allah Swt. di antaranya dengan selalu
mendekatkan diri kepada-Nya, melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan-
larangan-Nya.

Melalui ayat ini, Allah Swt. memerintahkan Rasulullah saw. untuk memaafkan dan
memohonkan ampun atas dosa dan kesalahan orang lain, terutama sahabat-sahabat
Rasulullah saw. Demikian pula dengan kita, sebelum seseorang meminta maaf kepada kita,
hendaknya kita memberi maaf terlebih dahulu. Dengan saling memaafkan, hidup menjadi
tenang, harmonis dan tercipta kerukunan. Lebih dari itu, ayat ini juga memerintahkan untuk
mendoakan orang lain agar mendapat ampunan dari Allah Swt. Berdoa kepada Allah Swt.
merupakan inti ibadah dalam Islam. Melalui doa, kita meminta segala sesuatu kepada Allah
Swt. Kita berharap Allah Swt. mengabulkan semua doa kita.

Rasulullah saw. adalah manusia paling sempurna di muka bumi dan tentu bisa
menyelesaikan semua masalah dengan petunjuk Allah Swt. Meski demikian, Rasulullah saw.
bermusyawarah dengan para sahabat untuk menyelesaikan masalah. Rasulullah
saw.mengajak para sahabat untuk ikut memikirkan solusi atas masalah yang dihadapi ketika
itu. Musyawawah bertujuan mencari solusi terbaik atas sebuah masalah. Agar tujuan ini
tercapai, perlu dijunjung tinggi etika bermusyawarah. Etika tersebut di antaranya bersikap
lemah lembut, santun dalam berpendapat, menghargai pendapat orang lain, dan tidak
mudah menyalahkan orang lain. Jika hasil musyawarah sudah diputuskan, semua harus
menerima dan melaksanakannya. Hasil musyawarah dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab dan bertawakal kepada Allah Swt.

Allah Swt. mencintai orang-orang yang bertawakal. Tawakal artinya menyerahkan hasil
usaha kepada Allah Swt. Manusia wajib berusaha sekuat tenaga, setelah itu, pasrahkan
hasilnya kepada Allah Swt.
3. Memahami Hukum Bacaan Qalqalah

Qalqalah berarti memantul/membalik. Dengan demikian bacaan qalqalah adalah bacaan lafas
dalam al-Qur'an yang memantul/membalik. Qalqalah dibagi dua, yaitu :

1) Qalqalah sugra (kecil)


Suatu lafaz dibaca qalqalah sugra apabila di dalamnya terdapat huruf qalqalah yang
berharakat sukun.

Adapun huruf qalqalah ada 5, yaitu:

Contoh qalqalah sugra:

2) Qalqalah kubra (besar)

Suatu lafaz dibaca qalqalah kubra apabila di dalamnya terdapat huruf qalqalah yang
berharakat hidup tetapi diwaqafkan (berhenti) sehingga huruf qalqalah tersebut dibaca sukun.
Dibanding qalqalah sugra, cara membaca qalqalah kubra memantulnya lebih kuat atau mantap.

Contoh qalqalah kubra:

Anda mungkin juga menyukai