PENDAHULUAN
Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad
Sallallahu ‘Alaihi Wassalam karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-
sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah(contoh teladan) terbaik bagi seluruh kaum
Muslimin.
Allah Ta’ala menyuruh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berakhlak baik dalam
firman-Nya, “Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang
antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.”
(Q.S Fushsilat:34). Allah Ta’ala mengutus Rasullullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk
menyempurnakan akhlak. Rasullullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (H.R
Bukhari).
Atas dan bawah ini bukan pemahaman secara hakiki melainkan pada makna majazi.
Dalam arti, hamba yang menyembah dan Allah Ta’ala yang di sembah. Hamba beribadah dan
Allah Ta’ala yang diibadahi. Allah Ta’ala memiliki sejumlah hak atas hamba, sementara hamba
tidak punya hak apa pun atasNya.
1. Makhabatullah
Secara bahasa Makhabbatullah merupakan suatu istilah yang terbang dari kata
mahabbah artinya cinta dan ALLAH artinya Sang Pencipta, Dzat yang merajai langit
dan bumi, tiada Tuhan selain Dia dan Dzat yang menghidupkan dan mematikan .
Sedangkan menurut istilah yang di maksud dengan makhabbatullah adalah rasa cinta
dari seorang hamba (‘aabid) kepada Sang Pencipta dan kemudian diwujudkan dalam
bentuk ketaatan yang tulus dengan menjalankan agama yang telah diisyari’atkan-
Nya.
Makhabbatullah merupakan suatu sikap yang harus dimiliki oleh siapa pun
manusia yang menyadari tentang hakekat dirinya. Manusia ada dari ketiadaan.
Manusia lahir bukan atas kehendak dirinya namun semata-mata atas izin Dzat Yang
Maha dari segalanya, yakni Allah SWT. Oleh sebab itu manusia harus berterima
kasih kepada-Nya. Salah satu bentuk terima kasih kepada Allah SWT di antaranya
dengan memiliki rasa cinta kepada Allah SWT.
2. Dzikir
Dzikir menurut bahasa artinya ingat dan menyebut. Adapun secara istilah, yang di
maksud dengan dzikir adalah ingat Katakanlah: "jika bapak-bapak , anak-anak ,
saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang
kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di
jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Untuk itu
dalam pelaksanaannya dzikir dilakukan manusia dengan mengingat kepada Allah
SWT, dengan tanpa membaca bacaan atau amalan apa pun di mana pun ia berada.
Amalan–amalan dzikir yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, seperti
subkhanallaah, alhamdulillaah, allaahu akbar, dan yang lainya.
Hendaknya berdizikir kepada Allah dalam kondisi apa pun, kecuali ketika berada
pada tempat-tempat yang kotor dan menjijikkan.
4. Tobat
Siapa pun yang merasa sebagai “manusia” maka ia akan menyadari tentang potensi
dirinya berupa lalai dan lupa. Dengan potensi inilah sering kali manusia mengalami
kesalahan terhadap Allah SWT maupun sesama manusia, di dalam ajaran islam cara
untuk memperbaiki kesalahan adalah dengan cara bertaubat. “dan hendaklah kamu
meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu
mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik
(terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan
memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan)
keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan
ditimpa siksa hari kiamat.” (Qs. 11/ Huud : 3).
1. Tawakkal
Kata tawakkal berasal dari bahasa Arab yang artinya pasrah dan menyaerah. Secara
istilah, tawakkal berarti sikap pasrah dan menyerah terhadap hasil suatu pekerjaan atau usaha
dengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Ta’ala. Serahkan semua urusan hanya kepada
Allah SWT, jangan menggantungkan sesuatu kepada selain Allah. Sebab, hanya Allah-lah
yang mempunyai kekuasaan atas segala sesuatu. Segaloa usaha dan kerja keras tidak akan
berarti apa-apa, jika Allah tidak menghendaki keberhasilan ats usaha itu. Manusia boleh
berharap dan harus terus berusaha dengan seganap daya upaya, namun jangan lupa bahwa
manusia tidak dapat menentukan suatau usaha itu berhasil atau gagal.
Tawakal kepada Allah termasuk perkara yang diwajibkan dalam Islam. Allah berfirman
dalam surat Ali-Imran ayat 159
yang artinya “ Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah membut terhadap
mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu , kaena itu maafkanlah mereka dan bermusawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada
Allah, Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal”.
2. Ikhtiar
3. Qonaah
Kata qonaah berasal dari bahasa Arab yang berarti rela, suka menerima yang dibagikan
kepadanya. Adapun secara istilah, qonaah adalah sikap menerima semua yang telah
dikaruniakan Allah SWT kepada kita. Dapat pula dikatakan bahwa qana’ah ialah sikap
perilaku menerima dan menggunakan suatu pemberian Allah sesuai dengan ketentuan Allah
dan kebutuhan kita. Dalil tentang wajibnya memiliki sifat qonaah, antara lain : Dalam surat
an-Nisa’ ayat 32 , dimana ayat ini berisi tentang larangan bersikap iri terhadap karunia yang
diterima orang lain, sedangkan sikap iri berarti tidak suka melihat orang lain mendapatkan
kesenangan.
4. Sabar
Menurut bahasa, sabar artinya tabah,tahan uji. Sabar berarti tahan menderita sesuatu,
tidak lekas marah, tidak lekas patah hati, dan tidak lekas putus asa. Adapun menurut istilah,
sabar ialah kondisi ental seseorang yang mampu mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam
dirinya. hawa nafsu di sini mengandung arti sangat luas, misalnya amarah, ambisi, serakah,
tergesa-gesa, dan sebagainya. Sabar dalam Ketaatan, dalam firman Allah, surat Ali-Imran
ayat 200
b. Sabar dalam Musibah, dalam Firman Allah surat al-Baqarah ayat 155-156
c. Sabar dari Maksiat, dalam firman Allah surat an-Nahl ayat 126-127
d. Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya
orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu
tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan
kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang
terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa
hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim).
5. Syukur
Syukur berasal dari bahasa Arab yang berarti berterima kasih. Menurut istilah, bersyukur
adalah berterima kasih kepada Allah atas karunia yang dianugerahkan kepada dirinya.
Apabila direnungkan secara mendalam, ternyata memang banyak nikmat Allah yang telah
kita terima dan gunakan dalam hidup ini. Demikian banyaknya sehingga kita tidak mampu
menghitungnya. Hakikat syukur adalah menampakkan nikmat dengan menggunakannya pada
tempat dan sesuai dengan kehendak pemberinya. Sedangkan kufur adalah menyembunyikan
dan melupakan nikmat.
Mensyukuri nikmat Allah adalah kewajiban setiap muslim dan muslimat. Dalil-dalil yang
mewajibkan bersyukur, diantaranya :
d. Allah berfirman, ''Dan siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk
(kebaikan) dirinya sendiri dan siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya
lagi Mahamulia.'' (QS 27: 40).
4. Akhlaq terhadap Orang Tua
Birrul waalidain artinya berbakti kepada kedua orang tua. Islam memposisikan orang tua
ke dalam posisi yang sangat terhormat dan mulia . Untuk itu di dalam Al-Qur’an banyak ayat-
ayat yang mejelaskan kepada manusia agar selalu berbakti dan memuliakan kedua orang tuanya.
Di dalam Al-Qur’an orang tua mempunyai posisi kedua yang harus diperlakukan baik oleh setiap
manusia sedangkan yang pertama adalah Allah SWT. Berbakti kepada orang tua juga merupakan
salah satu wujud syukur yang harus selalu dijunjung tinggi oleh setiap insan.
Seperti firman Allah SWT : yang artinya “Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh294, dan teman sejawat, ibnu sabil295 dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (Qs. An-Nisaa :36).
BAB III
KESIMPULAN
Secara ensiklopedi muslim, akhlak ialah institusi yang bersemayam di hati tempat munculnya
tindakkan-tindakkan sukarela, tindakan yang benar atau salah.
Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad
Sallallahu ‘Alaihi Wassalam karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat
yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah(contoh teladan) terbaik bagi seluruh kaum Muslimin.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakr Jabir Al-Jazaiti, Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim, PT Darul Falah, Jakrta, 2000-
2004