Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH AKHLAK kepada ALLAH

(TAWAKAL,IKHLAS)
Nurlatifah

A . PENDAHULUAN

Keadaan hidup manusia di dunia ini pasti akan silih berganti. Ada kalanya bahagia tapi
kadang juga berduka. Semua terjadi atas izin allah. Sebagai manusia,sudah sewajarnya jika kita
mempunyai keinginan di dunia ini. Karena itu, kita perlu berusaha atau ikhtiar, berdoa, dan
kemudian tawakal.Tetapi kita juga perlu bersikap ikhlas dan sbar agar bisa menjalani kehidupan
dengan tenang.
Tawakal adalah suatu kondisi yang menggabungkan antara ilmu dan iman. Tidak mungkin
seorang hamba tidak membutuhkan tawakal, baik tawakal kepada Allah yang di Tangan-Nya
kekuasaan atas segala sesuatu, atau tawakal kepada sesama makhluk yang lemah seperti dirinya.
Tidak memiliki kuasa memberikan manfaat atau bahaya. Tidak memiliki kekuasaan untuk
mematikan, menghidupkan, dan membangkitkan kembali yang telah mati. Itulah sebuah maqam
yang sama sekali tidak bisa diabaikan begitu saja oleh setiap manusia selama-lamanya.
Dia tinggal memilih, apakah bertawakal kepada Allah atas segala sesuatu, Dia memberi pahala
dan tidak diberi balasan untuk-Nya, ataukah bertawakal kepada makhluk yang pasti lemah
seperti dirinya sendiri.
Amal yang pasti diterima adalah yang dikerjakan dengan ikhlas. Amal hanya karena Allah
semata, dan tidak ada harapan kepada makhluk sedikit pun. Niat ikhlas bisa dilakukan sebelum
amal dilakukan, bisa juga disaat melakukan amal atau setelah amal dilakukan. Salah satu karunia
Allah yang harus disyukuri adalah adanya kesempatan untuk beramal. Menjadi jalan kebaikan
dan memberikan manfaat kepada orang lain. Karenanya, jangan pernah menunda kebaikan ketika
kesempatan itu datang. Lakukan kebaikan semaksimal mungkin dan lupakan jasa yang sudah
dilakukan. Serahkan segalanya hanya kepada Allah.
Melihat pentingnya sikap tawakal dan ikhlas penulis merasa tertarik untuk membuat makalah
ini dengan berjudul tawakal dan ikhlas.

B. PEMBAHASAN
1. TAWAKAL

A . Pengertian Tawakal
Kata tawakal dalam bahasa Arab ‫( تو ُكل‬dibaca Tawakkul) artinya berserah dan bersabar.
Sementara di dalam kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI), kata tawakal artinya
berserah (kepada kehendak Tuhan), dengan sepenuh hati percaya kepada Tuhan terhadap
penderitaan, percobaan dan apa pun yang terjadi di dunia ini.
Beberapa pengertian tawakal:
Di dalam bukunya yang "Pengantar Studi Islam", Amin Syukur menjelaskan tawakal
artinya memasrahkan diri kepada Allah. Sementara Abu Nashr As-Siraj Ath-Thusi seperti
dikutip dari buku "Risalah Qusyairiyyah" karya Imam Qusairi, menyebutkan bahwa
syarat tawakal sebagaimana yang di ungkapkan oleh Abu Turab AnNakhsyabi adalah
melepaskan anggota tubuh dalam penghambaan, menggantungkan hati dengan keutuhan,
dan bersikap merasa cukup. Ketika dia diberikan sesuatu, maka dia akan mengucapkan

1
syukur sebaliknya, jika tidak maka dia bersabar.
Ada juga pendapat yang mendefinisikan tawakal adalah orang yang senantiasa bersandar
kepada Allah SWT bukan kepada yang lain. Orang seperti ini percaya bahwa hanya Allah
yang menanggung rizki dan urusannya.
Sebagai seorang hamba yang beriman, sejatinya seorang muslim haruslah bertawakal
kepada Allah SWT.

B . Hukum Tawakal
Tawakal adalah fitrah manusia. Semua manusia bertawakal kepada kekuatan yang
di yakini mampu menolongnya hanya saja ada yang bertawakal kepada makhluk dan itu
hukumnya syirik. Ada yang tawakal kepada allah dan ini yang di wajibkan.Banyak juga
dalil yang menunjukan tentang wajibnya bertawakal kepada allah.
“….dan hanya kepada allah lah hendaklah kalian bertawakal apabila benar benar orang
beriman”
(qs. Al-maidah:23)
“…dan bertawakallah kepada allah dan sekali kalinya tuhanmu tidak lalai dari apa yang
kamu kerjakan”(qs hud 123)
Perintah bertawakallah kepada allah di atas sangan jelas. Dalam kaidah ushlpiqh bahwa
prinsif dari perinttah adalah waib kecuali ada indikator yang memalingkan.(di ambil dari
indahnya tawakal hal.22)
C . Kondisi di Perintahakan untuk Tawakal
1. Ketika hendak beribadah kepada allah artinya: “maka beribadahlah kepadanya dan
bertawakallah kepada nya dan tuhan mu tidaklah lalai dari apa yang kalia lakukan”
(qs.hud:123)
2. Ketika mengikuti petunjuk wahyu di segala kondisi artinya:”Dan ikutilah apayang di
wahyukan kepada mu dari tuhanmu. Sesungguhnya allah maha mengetahui apa yang
kalian kerjakan dan bertawallah kepada allah dan cukuplah allah sebagai pelindung.”
( qs.al-ahzab :2-3)
3. Ketika berdakwah dan mengikuti tantangan ummat artinya:”jika mereka berpaing
maka katakanlah cukup bagiku allah tidak ada tuhan selain dia. Hanya kepadanya aku
bertawakaldan dia adalah rabb yang memiliki ‘arsy yang agung.” (qs.at-taubah:129)
4. Ketika melaksankan hukum dan peradilan artinya:”Tentang sesuatu apapun kamu
berselisih. Putusannya kepada allah itulah allah tuhanku. Kepadanyalah aku
bertawakal dan aku kembali.” (qs asyura:10)
5. Ketika persiapan dan melaksankan perang artinya:”Dan jika mereka condong pada
perdamaiana maka condongkanlah kepadanya dan bertawakallah kepada allah.
Sesungguhnya dialah yang maha mendengar lagi maha mengetahui.”(qs.al-anfal:61)
6. Ketiika bermusyawarah
7. Ketika mencari rezeki
8. Ketika melakukan perjanjian

2
9. Ketika hijrah
10. Ketika sedang terancam
(di ambil dari indahnya taqwa hal.33)
D . Keutamaan Tawakal
Tawakal adalah satu dari sendi iman kepada Allah, fondasi ibadah kepada Allah,
maka tidak heran jika memiliki banyak keutamaan. Di antara keutamaannya adalah:
1. tawakal yang sempurna mengantarkan seseorang masuk surga tanpa hisab dan
tanpa azab. sebagaimana disebutkan dalam hadits Husain bin ‘Imran.
“Rasulullah mengabarkan bahwa di antara umat beliau ada yang masuk surga
tanpa hisab, tanpa azab, dan mereka adalahyang tidak bertathayyur
(mengaitkan nasib buruk dengan keberadaan burung atau yang lainnya), tidak
mengobati dirinya dengan setrika (api) dan hanya kepada Allah mereka
bertawakal” ( HR. Bukhari No. 5420)
2. tawakal menjadi sebab seseorang mendapatkan rezeki dari Allah SWT dengan
rezeki yang baik. “Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang
besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka
mengikuti keridhaan Allah, dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
(QS. Ali-Imran: 174)
Dengan tawakal Nabi dan para shahabat mereka selamat dari gangguan Abu
Sufyan, bahkan mereka bisa berdagang di tengah perjalanan dan mendapatkan
keuntungan.Dalam hadits dikatakan: “Kalau kalian bertawakal kepada Allah
dengan sebenar-benarnya tawakal, pastilah Dia memberi rezeki kepada
kalian, seperti memberi rezeki kepada burung. Berangkat pagi dalam kondisi
kosong (temboloknya) dan pulang sore dalam kondisi penuh.” (HR. Hakim
No. 2008, Ahmad No. 205, Turmudzi No. 2344)
3. tawakal menjadi penyebab mendapatkan cinta-Nya. Allah sangat menyukai
orang-orang yang beriman dengan-Nya, dengan kekuasaan-Nya, dengan
keluasan ilmu-Nya, dan yakin akan kebaikan segala qadha dan qadarNya.
Allah berfirman:
‫تـو َّكــلْ َع لَــى اللَّــ ِه إِ َّن اللَّــهَ ي ُح ِ ــبُّ ْال ُم تَ ــ َو ِّكلِين‬
َ َ ‫فـ‬
“Maka bertawakallah kepada Allah, sesungguhnya Allah mencintai orang-
orang yang bertawakal.” (QS. Ali-Imran: 159)
4. tawakal menyebabkan tercukupinya apa yang diinginkan, karena Allah sendiri
yang menjadi penjaminnya. Allah berfirman: “Siapa yang bertawakal kepada
Allah Dialah yang mencukupinya.” (QS. at-Thalaq: 4)
5. Allah melindungi orang yang bertawakal kepada-Nya dari apa yang ditakuti,
sebagaimana mencukupi apa yang dinginkan. Orang-orang kafir selalu
menakut-nakuti Nabi dengan tuhan mereka. Maka Allah bertanya dengan
pertanyaan yang argumentatif, Dari Anas bin Malik, sesungguhnya Nabi saw.
bersabda, “Jika seorang laki-laki keluar dari rumahnya membaca, ‘Bismillah
tawakaltu ‘alallah laa haula wala quwwata illaa billaah’, dikatakan ketika

3
itu, ‘Engkau diberi petunjuk, engkau dicukupi, engkau dijaga,’ dan setan
minggir darinya. Dan berkata kepadanya setan yang lainnya, ‘Bagaimana
engkau (bisa menggoda) seorang yang telah diberi petunjuk, dicukupi dan
dijaga?’” (HR. Abu Dawud No. 4431, Turmudzi No. 3348 dan berkata hadits
hasan shahih).(di ambil dari indahnya tawakal hal.54)

E. Aplikasi Tawakal pada Kehidupan sehari-hari


1. selalu bersyukur apabila mendapatkan nikmat keberhasilan dan kesuksesan
dari Allah swt, dan bersabar apabila mendapatkan musibah, tidak berkeluh
kesah dan gelisah ketika berusaha dan beriktiar
2. selalu berusaha dan berikhtiar dengan maksimal,selanjutnya bertawakal
kepada Allah swt
3. tidak mudah berputus asa dalam berusaha
4. menerima segalaketentuan Allah swt dengan rasa ikhlas dan ridha, berusaha
memperoleh sesuatu yang dapat memberikanmanfaat kepada orang lain.

F. Problematika Tawakal
1. Selalu ingin menyerah.
2. Tidak menerima keadaan.
3. Selalu merasa kurang dengan apa yang telah di dapat.
4. Tidak percaya akan pertolongan allah.

2. IKHLAS
A . Pengertian Ikhlas
َ ُ‫ َخل‬yaitu sesuatu yang murni yang tidak tercampur
Ikhlas menurut bahasa diambil dari ‫ص‬
dengan hal-hal yang bisa mencampurinya. Dikatakan bahwa “madu itu murni” jika sama
sekali tidak tercampur dengan campuran dari luar, dan dikatakan “hart aini adalah murni
untukmu” maksudnya adalah tidak ada seorang pun yang bersyarikat bersamamu dalam
memiliki harta tersebut.Allah subhanahu wa ta’ala menggunakan kalimat ٌ‫“ خَ الِص‬khalish”
yang menunjukkan kemurnian, sebagaimana dalam firman-Nya tentang wanita yang
menghadiahkan dirinya untuk Nabi ‫ﷺ‬:

َ‫ص ۭةً لَّكَ ِمن دُو ِن ْٱل ُم ْؤ ِمنِين‬


َ ِ‫ت نَ ْف َسهَا لِلنَّبِ ِّى إِ ْن أَ َرا َد ٱلنَّبِ ُّى أَن يَ ْستَن ِك َحهَا خَال‬
ْ َ‫َوٱ ْم َرأَ ۭةً ُّم ْؤ ِمنَةً إِن َوهَب‬

“Dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau
mengawininya, sbegai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin.”
(QS. Al-Ahzab: 50)

4
Hal ini murni atau khusus untuk Nabi ‫ ﷺ‬dan tidak ada orang lain yang mencampuri atau
menyertainya dalam hukum ini. Demikian juga dalam firman-Nya:
ٍ ۢ ْ‫َوإِ َّن لَ ُك ْم فِى ٱأْل َ ْن َع ٰـ ِم لَ ِع ْب َر ۭةً ۖ نُّ ْسقِي ُكم ِّم َّما فِى بُطُونِِۦه ِم ۢن بَي ِْن فَر‬
ً ۭ ِ‫ث َود ۢ ٍَم لَّبَنًا خَ ال‬
َ‫صا َسآئِ ۭ ًغا لِّل َّش ٰـ ِربِين‬
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
kamu. Kami memberimu minum dari apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu
yang murni atau bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang
yang meminumnya.” (QS. An-Nahl: 66)
Ada juga yang mengatakan bahwa ikhlas “melupakan pandangan manusia dengan selalu
memandang kepada Allah subhanahu wa ta’ala,” yaitu ia lupa bahwa orang-orang
memperhatikannya karena ia selalu memandang kepada Allah subhanahu wa ta’ala, yaitu
seakan-akan ia melihat Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana sabda Nabi
‫ ﷺ‬tentang ihsan “Engkau beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala
seakan-akan engkau melihat-Nya dan jika engkau tidak melihat-Nya maka sesungguhnya
Ia melihatmu.” Barangsiapa yang berhias di hadapan manusia dengan apa yang tidak ia
miliki (dzahih-nya tidak sesuai dengan batinnya) maka ia jatuh dari pandangan Allah
subhanahu wa ta’ala, dan barangsiapa yang jatuh dari pandangan Allah subhanahu wa
ta’ala maka apalagi yang bermanfaat baginya? Hendaknya engkau takut bila jauh dari
pandangan Allah, karena jika engkau jauh dari pandangan-Nya maka Allah subhanahu
wa ta’ala tidak akan peduli denganmu di manakah engkau akan binasa. Jika Allah
subhanahu wa ta’ala meninggalkan engkau dan menjadikan engkau bersandar kepada
dirimu sendiri atau kepada makhluk maka berarti engkau telah bersandar kepada sesuatu
yang lemah, dan terlepas darimu pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala, juga tentunya
balasan Allah subhanahu wa ta’ala pada hari akhirat lebih keras dan lebih pedih. (Lihat
Tazkiyatun Nufus karya Ahmad Farid hlm. 13)

B . Tingkatan Ikhlas
1. Ikhlasnya seseorang untuk meraih kebahagiaan duniawi. Dia beramal atau
beribadah dengan harapan Allah memberikan kekayaan di dunia. Seperti orang
yang memperbanyak membaca Surat al-Waqiah agar Allah memberinya rezeki.
Maka ketika berdoa, ia berharap keinginan duniawi semata. Ini adalah tingkatan
ikhlas yang paling rendah. Namun demikian, ini masih lebih baik karena
seseorang hanya meminta kepada Allah saja, dan tidak meminta kepada selain-
Nya.
2. Ikhlasul ‘Aabidiin. Yakni ikhlasnya orang yang ahli ibadah. Dalam
menjalankan ibadah, mereka memang benar sudah ikhlas. Akan tetapi di samping
mereka ikhlas juga masih disertai pamrih atau keinginan-keinginan, diikuti atau
didorong oleh keinginan-keinginan tersebut. Seperti ingin surga, takut neraka,
ingin bahagia dunia akhirat dan lain sebagainya. Dan di samping itu, mereka
masih merasa mempunyai kemampuan dalam beramal atau beribadah. Mereka

5
mengandalkan pada amalnya. Kalau tidak giat ibadah tak akan memperoleh surga
atau tak akan selamat dari neraka atau tak akan bahagia dunia akhirat. Atau
dengan kata lain, keikhlasan mereka masih dipengaruhi atau didorong oleh nafsu
ingin mendapatkan pahala dan menghindar dari ancaman siksa.
3. Ikhlasul Muhibbin. Yakni ikhlasnya orang-orang yang mencintai Allah. Mereka
beramal semata-mata karena Allah. Mengagungkan, memuliakan, dan
menghormati Allah, melakukan segala amalan dengan di niatkan untuk allah saja.

C. Aplikasi Ikhlas pada Kehidupan Sehari-hari


1. Ikhlas dalam beribadah kepada Allah
2. Ikhlas dalam Mengerjakan tugas tugas atau kewajiban.
3. Ikhlas dalam Memberi Pertolongan.

D. Problematika Ikhlas
1. Riya (pamer)
terdapat tiga ciri orang yang riya:
 malas beramal ketika sendirian
 semangat beramal jika banyak orang
 amalnya bertambah banyak jika di puji dan menyedikit jika tidak
di puji
2. Ujub (membanggakan diri)
3. Sum’ah (memperdengar-dengarkan)
4. Hasad
C. PENUTUPAN
Kesimpulan
1. Tawakal adalah sikap berserah kepada allah terhadap apa yang telah terjadi setelah
kita berusaha dan berdo’a.
2. Tawakal kepada allah adalah wajib.
3. Kita di anjurkan untuk bertawakal ketika
 Hendak bermusyawarah dan hasil permusyawarahan
 Ketika hendak beribadah kepada allah
 Ketika mengikuti petunjuk wahyu
 Ketika berdakwah
 Ketika berperang

6
 Ketika mencari rizki
 Ketika hijrah
4. Buah dari ketawakalan adalah
 Masuk surga tanpa hisab dan adab
 Di mudahkan urusan dan di beri jalan keluar
 Di cintai allah
 Di cukupkan
 Di lindungi
5. Aplikasi kan dalam diri kita untuk senantiasa bersyukur dan menerima segalanya.
6. Hindari sikap putus asa mudah menyerah dan tidak menerima
7. Ikhlas adalah bersih tidak tercampur dengan apa apa yang mencampurinya.
8. Tinggakatan ikhlas ada tiga yaitu yang pemrih untuk mengejar dunia,yang mengejar
akhirat,dan yang murni mencintai allah swt.
9. Aplikasikan ikhlas pada kehidupan sehari hari
10. Hindari sikap riya,ujub,sum’ah dan hasad.

DAFTAR PUSTAKA
Al-quranulkarim.
A.Hasan,bulughul marram.
Al-huseini Muhammad Gatot Aryo. Keajaiban Ikhlas.
Basri, H.Muh.Mu’inudinillah.2008.Indahnya Tawakal. Surakarta. Indiva Pustaka.
Farid Ahmad.2014.Tazkiyatun Nafs.Jakarta Ummul Qura.
Prof.DR Hamka.1939.Tasawuf Modern. Jakarta. Republika Penerbit.

Anda mungkin juga menyukai