Anda di halaman 1dari 10

IKHTIAR, TAWAKAL, DAN RIDHA

(SALIMUL AQIDAH)

Sumber :
• Mensucikan Jiwa - Said Hawwa
• Makna Syahadatain
• Tawakal yang Sebenarnya – Muhammad Abduh Tuasikal
Pohon yang baik dan yang buruk
• ―Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah
membuat perumpamaan kalimat yang baik (kalimat
tauhid) seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan
cabangnya menjulang ke langit,
• Pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu
dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat
perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu
ingat.
• Dan perumpamaan kalimat yang buruk (kesyirikan)
seperti pohon yang telah dicabut akar-akarnya dari
permukaan bumi; tidak dapat tegak sedikit pun.‖
• QS Ibrahim (14) : 24 - 26
Mensucikan Jiwa
1. Membersihkan diri dari penyakit yang menentang fitrah
manusia. Fitrah manusia adalah ‗ubudiyah kepada Allah
atau menerima dakwah para Nabi (tauhid).
2. Buah dari ‗ubudiyah kepada Allah swt dan ma‘rifatullah.
o Ikhlas
o Shiddiq kepada Allah
o Zuhud
o Tawakkal
o Mahabbatullah; Takut & harap; Taqwa & wara; Syukur; Sabar,
Taslim, Ridha; Muraqabah & Musyahadah; Taubat terus-menerus
3. Berakhlak dengan nama (sifat) Allah swt dan
meneladani Rasulullah saw.
Tawakal
• Adalah buah dari tauhid
• ―kepada Allah, hendaklah orang-orang beriman
bertawakal.‖ (QS at-Taubah : 5)
• Tawakal terdiri atas ilmu, hal, dan amal.
• Tawakal berasal dari kata wakalah (perwakilan).
Maknanya bersandarnya hati semata-mata kepada wakil.

• Ilustrasi : kuasa hukum dalam perkara di pengadilan.


• Kuasa hukum yang dipilih biasanya adalah yang paling
menguasai perkara, paling kuat, paling fasih, dan paling
empati.
• Analogikan permisalan di atas dengan tawakkal kepada
Allah, yaitu :
• sepenuhnya meyakini Allah—kesempurnaan-Nya,
kekuasaan-Nya, kasih-sayang-Nya.
• Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah.
• Tawakal lahir dari keyakinan dan ketenangan hati.
• Tiga tingkatan tawakal, yaitu :
1. Keyakinan Allah sebagai wakil (diupayakan)
2. Tawakal sebagaimana anak dengan ibunya
3. Tawakal sebagaimana mayit dimandikan
• Tawakal ini tidak mustahil tapi sangat sedikit dan sulit
Ridha
• Merupakan buah dari rasa cinta mukmin kepada Allah swt
• Ridha bermakna menerima semua keinginan dan tuntutan
dari yang dicintai-Nya, yang terkandung di dalam Al
Qur‘an.
• Apa yang Allah kehendaki?
1. Terhadap manusia (alam ghaib, qadha-qadar, tidak
mempertanyakan, mengambil hikmah)
2. Terhadap alam semesta (alam eksperimen,
sunnatullah, mengkaji, memanfaatkan)
3. Terhadap diri kita (alam nyata, syariat, amal yang
dipertanggungjawabkan)
Ikhtiar – Tawakal – Ridha
• Ibnu Rajab menjelaskan hadits no.49 :
• Tawakal adalah benarnya penyandaran hati pada Allah ‘azza
wa jalla untuk meraih berbagai kemaslahatan dan
menghilangkan bahaya baik dalam urusan dunia maupun
akhirat, menyerahkan semua urusan kepada-Nya serta
meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa ‗tidak ada yang
memberi, menghalangi, mendatangkan bahaya, dan
mendatangkan manfaat kecuali Allah semata‗.‖
• Tawakal bukanlah sikap bersandarnya hati kepada Allah
semata, namun juga disertai dengan melakukan usaha.
• Usaha dengan anggota badan untuk meraih sebab
termasuk ketaatan kepada Allah, sedangkan tawakal
dengan hati merupakan keimanan kepada-Nya.
• ―Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa
saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang
ditambat untuk berperang.‖ (QS. Al Anfaal [8]: 60).
• ―Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah‖ (QS. Al
Jumu‘ah [62]: 10).

• Sahl At Tusturi mengatakan, ―Barang siapa mencela


usaha (meninggalkan sebab) maka dia telah
mencela sunnatullah (ketentuan yang Allah tetapkan).
Barang siapa mencela tawakal (tidak mau bersandar
pada Allah) maka dia telah meninggalkan keimanan.
Perumpamaan Burung
• Dari Umar bin Al Khaththab ra berkata, bahwa
Nabi saw bersabda, ―Seandainya kalian betul-betul
bertawakal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan
kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki.
Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan
lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.‖
(HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al Hakim)
• Al Munawi menjelaskan bahwa burung itu pergi pada pagi
hari dalam keadaan lapar dan kembali ketika sore dalam
keadaan kenyang. Namun, usaha (sebab) itu bukanlah
yang memberi rezeki; yang memberi rezeki adalah
Allah ta’ala.
• Tawakal tidak harus meninggalkan sebab. Sebaliknya
dengan melakukan berbagai sebab (usaha) yang akan
mengantarkan pada hasil yang diinginkan.
• Ingatlah bahwa tawakal bukan hanya untuk meraih
manfaat atau menolak bahaya dalam urusan dunia saja.
Hendaknya seseorang juga bertawakal dalam urusan
akhiratnya, untuk meraih apa yang Allah ridhai dan cintai.
Bertawakal juga dilakukan agar teguh dalam keimanan,
dalam dakwah, dan jihad fii sabilillah.

• Al Qurtubi dalam Al Jami’ Liahkamil Qur’an mengatakan,


―Barang siapa menyerahkan urusannya sepenuhnya
kepada Allah, maka Allah akan mencukupi
kebutuhannya.‖

Anda mungkin juga menyukai