Anda di halaman 1dari 20

Iman

kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala
 
‫ َأنْ ُتْؤ ِمنَ ِباَهَّلل ِ َو َماَل ِئ َك ِت ِه َو ُك ُت ِب ِه‬:َ‫ َقال‬.‫ان‬ ِ ‫اِإْلي َم‬
‫ َو ُتْؤ ِمنَ ِبا ْل َق َد ِر َخ ْي ِر ِه‬،‫سلِ ِه َوا ْل َي ْو ِم اآْل خ ِِر‬
ُ ‫َو ُر‬
َ ‫َو‬
‫ش ِّر ِه‬
Artinya:" Iman adalah engkau beriman kepada Alloh swt, para
MalaikatNya, Kitab-kitabNya, para Rosulnya, Hari Kemudian dan
mengimani takdir yang baik dan yang buruk".
.(HR. Muslim: 1, kitab Al-Iman)
RUKUN IMAN

MALAIKAT TAQDIR

ALLAH
KITAB HARI
AKHIR

NABI
Iman pada Allah
• Kalimat syahadat la ilaha illallah, la haula
wa la quwwata illa billah adalah poros
ketauhidan dalam mengimani Allah
• Iman pada Allah bisa ditempuh dari dua
jalur:
– Mengenal Sifat-sifat Dia dalam al-Qur’an
(Asma al-Husna)
– Menggunakan akal pikiran untuk memeriksa
dan memahami apa yang diciptakan oleh Allah
Iman Qauliyah, Syahadah, Fi’liyah
• Iman Qauliyah
– Perkataan sbg bentuk persaksian akan Ketauhidan dan Kebesaran
Allah bahwa Tidak ada Tuhan kecuali Allah
• Iman Syahadah
– Mengimani Allah dengan persaksian bahwa Allah adalah Tuhan
yang satu, Pencipta, Pemelihara, dan Penguasa Makhluknya
– Persaksian keberadaan dan keesaan Allah ini dengan “melihat”
tanda2 kebesaran Allah di balik penciptaan alam semesta dan
manusia
• Iman Fi’liyah: ada dua ‘ubudiyah dan ‘amaliyah
– ‘Ubudiyah : Mengejawantahkan keyakinan persaksian ketauhidan
Allah dgn memuja dan meyembahnya dengan ritual-ritual
keagamaan yang telah disyari’atkan
– ‘Amaliyah: mengimani Allah dalam bentuk perbuatan, tidak
menyekutukan-Nya, menjalani perintah-Nya dan Menjauhi
larangan-Nya
Beberapa contoh Asma al-Husna

Nama Sifat Allah Arti


Ar Rahman ‫الرحمن‬ Yang Maha Penyayang (Pemurah)
Ar Rahiim ‫الرحيم‬ Yang Maha Pengasih
Al Malik ‫الملك‬ Yang Maha Menguasai
Al Quddus ‫القدوس‬ Yang Maha Suci
As Salaam ‫السالم‬ Yang Masa Selamat
Al Afuww ‫العفو‬ Yang Maha Memaafkan
Al Hakiim ‫الحكيم‬ Yang Maha Bijaksana
Al `Adl ‫العدل‬ Yang Maha Adil
Implikasi bagi Pengimannya dalam Hidup Sehari-hari

Ar Rahman ‫الرحمن‬ Berusaha selalu berbuat baik dan menyayangi


semua manusia dan makhluk tanpa melihat
perbedaan latarbelakang
Ar Rahiim ‫الرحيم‬ Berusaha selalu berbuat baik dan menyayangi
orang-orang yang meyenangkan dan
membahagiakan kita
Al Malik ‫الملك‬ Berusaha menjadikan diri kemampuan yang
otoritatifprofesional di bidangnya
Al Quddus ‫القدوس‬ Berusaha selalu berbuat yang menyucikan diri dan
menghindari perbuatan yg tercela
As Salaam ‫السالم‬ Menjaga keselamatan diri dan orang Lain
Al Afuww ‫العفو‬ Berusaha menjadi orang yang pemaaf
Al Hakiim ‫الحكيم‬ Berperilau bijaksana
Al `Adl ‫العدل‬ Berperilaku adil
IMAN KEPADA ALLAH
• Syahadah bahwa Allah adalah satu
• Allah adalah Khãliq
• Allah adalah asal dan kembalinya semua
makhluq
• Allah adalah tempat bergantung
• Allah tidak berketurunan
• Keberadaan Allah jauh lebih besar dari
perkiraan manusia, dan hanya bisa dikenali
melalui sifat-sifat-Nya yang superlatif spt
tercermin dalam Asma’ul Husna
Tuhan Ada
• Tuhan ada bisa diketahui :
– Melalui Teks Suci Agama Islam (al-Qur’an-as-Sunnah)
– Melalui Pemikiran dan Pengalaman Manusia:
• Dalil Ontologis
Bukti keberadaan Allah dari pemikiran tentang ada.
(The logic of finding the Great Being)
• Dalil Kosmologis
Bukti keberadaan Allah dari penciptaan alam semesta
(The logic of finding the First Cause)
• Dalil Teleologis
Bukti keberadaan Allah dari keharmonian alam
(The logic of finding the Great Designer)
• Dalil Pengalaman Moral
Bukti adanya Allah dari pengalaman moral manusia
The logic of finding the Great Goodness
Dalil Ontologis
– Manusia memiliki keterbatasan, karenanya memiliki
sifat ada yang terbatas (tidak sempurna)
– Ide manusia yang tidak sempurna ada dalam pikiran
dan dalam kenyataan
– Adanya ide ada terbatas memunculkan ide dalam
pikiran manusia ide tentang Ada yang tak terbatas
– Ide manusia tentang ide Ada yang Sempurna ada
dalam pikiran manusia
– Ada yang Sempurna pasti tidak mungkin hanya ada
dalam pikiran manusia tetapi juga ada dalam
“kenyataan”nya
Dalil Kosmologis
• segala sesuatu pasti mempunyai awal permulaan dan
setiap awal permulaan memiliki sebab. Pembuktian ini
didasarkan atas keharusan adanya causa efficiens:
– Setiap sesuatu pasti bergerak
– Setiap yang bergerak pasti ada penggeraknya
– Dalam rentetan yang bergerak dan penggeraknya pasti ada
Penggerak yang Tidak Digerakkan (unmoved mover) atau yang
juga sering disebut sebagai Sebab Pertama (causa prima). Jika
tidak ada Sebab Pertama maka kausalitas (hukum sebab-
akibat) tidak akan ada ujungnya dan sulit diterima oleh nalar.
• Alam adalah suatu kenyataan yang tersusun secara
sempurna.
• Ia ditata dengan rancangan yang sangat ketat,
didasarkan atas hukum-hukum yang sangat pasti dan
suatu perhitungan yang sangat tepat.
• Dengan demikian tata tertib dan kemajuan dalam alam
menunjukkan suatu rancangan yang bertujuan dari Sang
Perancang Agung (The Great Designer)
• The Great Designer itu adalah Allah
Dalil Pengalaman Moral
• Jika tidak ada Tuhan, maka tidak akan
ada kewajiban-kewajiban moral yang
mengikat secara objektif,
• Faktanya, ada kewajiban-kewajiban moral
yang mengikat secara objektif dalam hidup
ini,
• Oleh karena itu, pasti ada Tuhan.
HIKMAH IMAN PADA ALLAH
• Membuahkan kebajikan dan kebahagiaan
• Membebaskan diri dari penguasaan orang lain
• Membesarkan hati dan menumbuhkan keberanian
• Menenangkan hati dan menentramkan jiwa
• Menumbuhkan harapan dan optimisme
• Menumbuhkan perasaan harga diri
• Memelihara kebersihan diri dan mempertinggi nilai-nilai
moral
• Menumbuhkan rasa dekat dengan Allah
Hikmah Iman Pada Allah
• Membuahkan kebajikan dan kebahagiaan
– Iman yang telah merasuk ke dalam hati dan menjadi jiwa dalam diri
membuahkan kebajikan bagi pemiliknya. mereka yang menghayati dan
mengalaminya insya Allah merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada
yang dapat diungkapkan dengan kata-kata
• Membebaskan diri dari penguasaan orang lain
– Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan
tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu
berbuat (yang demikian), itu, Maka Sesungguhnya kamu kalau begitu
termasuk orang-orang yang zalim". (106) Jika Allah menimpakan sesuatu
kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya
kecuali Dia. dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, Maka tak ada
yang dapat menolak kurniaNya. dia memberikan kebaikan itu kepada siapa
yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (107). (QS Yunus/10:106-107)
– Orang yang telah lepas dari penguasaan orang lain akan merasa bebas
menentukan langkah menuju cita-cita yang luhur tanpa merasa terhalang
meski aral terbentang di hadapannya.
lanjutan hikmah iman pada Allah...

• Membesarkan hati dan menumbuhkan keberanian


– Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari
daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui
kamu, Kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu dia beritakan
kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan". (QS
Al-Jumu’ah/62:8)

– Iman pada Allah menumbuhkan keberanian dan kebesaran hati.


Orang beriman tidak takut berjuang menegakkan kebenaran,
jika dia mati dalam perjuangan, dia yakin memperoleh ridha
Allah
lanjutan hikmah iman pada Allah...

• Menenangkan hati dan menentramkan jiwa


– Dia-lah yang Telah menurunkan ketenangan ke dalam hati
orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di
samping keimanan mereka (yang Telah ada). dan kepunyaan
Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS Al-Fath/48:4)
– Ketabahan dan kemantapan ibu Musa as menghanyutkan buah
hatinya di atas sungai atas petunjuk Allah, karena yakin buah
hatinya akan dikembalikan kepadanya (QS al-Qashash/28:7-13)
• Menumbuhkan harapan dan optimisme
– Sesungguhnya bersama kesulitab ada kemudahan. Maka
sesungguhnya bersama kesulitab ada kemudahan. (QS Al-
Insyirah/94:5-6)
– Orang beriman percaya bahwa Rahmat dan pertolongan Allah
akan datang setiap waktu, dalam setiap perjuangan dan usaha.
lanjutan hikmah iman pada Allah...

• Menumbuhkan perasaan harga diri


– Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar,
dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. Ali
Imran/3: 110)

– Harga diri mencegah orang beriman melakukan praktek hidup


rendah di bawah kekuasan hawa nafsu dan pengaruh kebendaan.
Ia punya tujuan yang jauh, tak berhenti karena kematian.

– Bilal pernah dicampakkan ke pasir yang panar membakar dan


ditindih batu besar dan dibiarkan mati. Bilal hanya berkata “Ahad,
Ahad, hanyalah Dia yang tunggal. Ia tidak gentar terhadap para
pembesar Quraisy, tidak pula menghiraukan paksaan mereka untuk
meninggalkan iman
lanjutan hikmah iman pada Allah...

• Memelihara kebersihan diri dan mempertinggi nilai-nilai


moral
– Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada pembicaraan
rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada
(pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya.
dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu
atau lebih banyak, melainkan dia berada bersama mereka di
manapun mereka berada. Kemudian dia akan memberitahukan
kepada mereka pada hari kiamat apa yang Telah mereka kerjakan.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-
Mujadilah/58:7)

– Orang mukmin sadar bahwa segala perbuatan yang ia kerjakan


tidak akan hilang ditelan masa, tetapi tercatat dalam Kitab Amal,
buku catatan Malaikat.
lanjutan hikmah iman pada Allah...

• Menumbuhkan rasa dekat dengan Allah


– Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku,
Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku,
agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS Al-Baqarah/2:
186)

– Karena Allah dekat, maka orang mukmin merasakah hubungan


erat dengan Allah. Karena itu pula ia tidak pernah lupa menyebut-
nyebut-Nya (dzikir) dan selalu berbisik padaNya setiap waktu,
dengan beribadah padaNYa dan beramal hanya untukNya

Anda mungkin juga menyukai