Pendahuluan
A. Latar belakang
Ajaran Islam yang bersifat universal harus bisa diaktualisasikan dalam kehidupan individu,
masyarakat, berbangsa dan bernegara secara maksimal. Aktualisasi tersebut tentu terkait
dengan pelaksanaan hak dan krwajibannya seseorang kepada Tuhan, rasulNya, manusia dan
lingkungannya. Khusus aktualisasi akhlak ( hak dan kewajiban ) seorang hamba kepada
Tuhannya terlihat dari pengetahuan, sikap, prilaku dan gaya hidup yang dipenuhi dengan
kesadaran tauhid kepada Allah SWT, Hal itu bisa dibuktikan dengan berbagai perbuatan amal
shaleh, ketaqwaan, ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT secara ikhlas. Untuk itulah dalam
menata kehidupan, diperlukan norma dan nilai, diperlukan standard an ukuran untuk
menentukan secara obyektif apakah perbuatan dan tindakan yang dipilih itu baik atau tidak,
benar atau salah, sehingga yang dilihat bukan hanya kepentingan diri sendiri, melainkan juga
kepentingan orang lain, kepentingan bersama, kepentingan umat anusia secara keseluruhan.
Dan untuk itulah setiap individu dituntut memiliki komitmen moral, yaitu spiritual pada norma
kebajikan dan kebaikan.
B. rumusan masalah.
1. Apa itu akhlak kepada Allah dan rasulnya?
2. Mengapa manusia harus berakhlak kepada Allah SWT?
3. Apa saja bentuk akhlak kepada Allah SWT dan rasulnya?
C. Tujuan penulisan.
1. Untuk Mengetahui apa itu berakhlak kepada Allah SWT dan rasulnya
2. Mengetahui alasan manusia harus berakhlak kepa Allah SWT dan rasulnya
3. Mengetahui bentuk akhlak terhadap Allah SWT dan rasulnya
Bab II
Pembahasan
1
QS. An-Nisa: 65
2
HR. Abi Ashim al-syaibani
3
HR. Muslim
Apa lagi terkadang sebagai seorang manusia,pengetahuan atau pandangan kita terhadap
sesuatu sangat terbatas. Sehingga bisa jadi, sesuatu yang kita anggap baik justru buruk,
sementara sesuatu yang dipandang buruk ternyata malah memiliki kebaikan bagi diri kita.
4. Senantiasa bertaubat kepada-Nya
Sebagai seorang manusia biasa,kita juga tidak akan pernah luput dari sifat lalai dan lupa.
Karena hal ini memang merupakan tabiat manusia. Oleh karena itulah,etika kita kepada
Allah SWT,manakala sedang terjerumu sdalam “kelupaan” sehingga berbuat kemaksiatan
kepada-Nya adalah dengan segera bertaubat kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Allah
berfirman:
صرُّ وْ ا ع َٰلى َما فَ َعلُوْ ا هّٰللا هّٰللا
َ ْ اَوْ ظَلَ ُم ْٓوا اَ ْنفُ َسهُ ْم َذ َكرُوا َ فَا ْستَ ْغفَرُوْ ا لِ ُذنُوْ بِ ِه ۗ ْم َو َم ْن يَّ ْغفِ ُر ال ُّذنُوFًَوالَّ ِذ ْينَ اِ َذا فَ َعلُوْ ا فَا ِح َشة
ِ ُب اِاَّل ُ ۗ َولَ ْم ي
ََوهُ ْم يَ ْعلَ ُموْ ن
”Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
mereka sendiri,mereka ingatakan Allah,lalu memohon ampun terhadap dosa- dosa mereka.
Dan siapakah yang dapat mengampuni dosa selain Allah dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali-Imran: 135).4
5. Obsesinya adalah keridhaan Illahi
Seseorang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT akan memiliki obsesi dan orientasi
dalam segala aktivitasnya hanya kepada Allah SWT. Dia tidak beramal dan beraktivitas
untuk mencari keridhaan atau pujian atau apapun dari manusia. Bahkan terkadang untuk
mencapai keridhaan Allah tersebut,terpaksa harus mendapatkan ketidaksukaan dari
paramanusia lainnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW pernah menggambarkan kepada
kita:
“Barang siapa yang mencari keridhaan Allah dengan adanya kemurkaan manusia, maka
Allah akan memberikan keridhaan manusia juga.Dan barang siapa yang mencari keridhaan
manusia dengan cara kemurkaan Allah, maka Allah akan mewakilkan kebencian-Nya
pada manusia.”(HR.Tirmidzi, Al-Qadha dan Ibnu Asakir).
Dan hal seperti ini sekaligus merupakan bukti keimanan yang terdapat dalam dirinya. Karena
orang yang tidak memiliki kesungguhan iman,orientasi yang dicarinya tentulah hanya
keridhaan manusia. Ia tidak akan peduli,apakah Allah SWT menyukai tindakannya atau
tidak. Yang penting ia dipuji oleh orang lain
6. Merealisasikan ibadah kepada-Nya
Akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah SWT adalah
merealisasikan segala ibadah kepada Allah SWT. Baik ibadah yang bersifat mahdhah
ataupun ibadah yang ghairumahdhah. Karena pada hakikatnya, seluruh aktiivitas sehari-hari
adalah ibadah kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an
Allah SWT berfirman:
َ ت ْال ِج َّن َوااْل ِ ْن
س اِاَّل لِيَ ْعبُ ُدوْ ِن ُ َو َما َخلَ ْق
Yang artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”(QS.Adh-Dhariyat:56)
D. contoh akhlak kepada Allah SWT 5
1. Takwa kepada Allah SWT
4
QS. Ali-Imran: 135
Definisi takwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-
Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Cara bertakwa secara maksimalkepada Allah SWT
yaitu dengan melakukan islamisasi seluruh aspek dan ruang lingkup kehidupan
(islamiyahhal-hayah), karena bagaimana mungkin seseorang dapat mati sebagai Muslim
kalau dia tidak selalu menjadi Muslim sepanjang hidupnya.
Kualitas ketakwaan seseorang menentukan tingkat kemuliannya disisi Allah SWT. Semakin
maksimal takwanya semakin mulia dia.Buah dari takwa kepada Allah SWT adalah:
1. Mendapatkan sikap furqan, yaitu sikap tegas membedakan antara hak dan batil, benar
dan salah, halal dan haram, serta terpuji dan tercela.
2. Mendapatkan limpahan berkah dari langitdan bumi
3. Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan
4. Mendapatkan rezeki tanpa diduga-duga
5. Mendapatkan kemudahan dalam urusannya
6. Menerima penghapusan dan pengampunan dosa serta mendapatkan pahala yang besar
2. Cinta kepada Allah SWT
Definisi cinta yaitu kesadaran diri,perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan
seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan rasa
kasih sayang. Sejalan dengan cintanya kepada Allah SWT, seorang mukmin akan mencintai
Rasul dan jihad pada jalan-Nya. Inilah yang disebut dengan cint autama .Sedangkan cinta
kepada orangtua,anak-anak, sanaksaudara, harta benda, kedudukan dan segala macamnya
adalah cinta menengah yang harus berada dibawah cinta utama.
Bila seseorang mencintai Allah SWT tentu dia akan selalu berusaha melakukan segala
sesuatu yang dicintai-Nya, dan meninggalkan segala sesuatu yang tidak disukai dan dibenci-
Nya.
3. Iklas
Secara terminologis yang dimaksud dengan ikhlas adalah semata-mata mengharap ridha
Allah SWT. Jadi segala apa yang kita lakukan itu semata- mata hanya mengharap ridha Allah
SWT. 6Tiga unsur keikhlasan adalah:
1. Niat yang ikhlas
2. Beramal dengan sebaik-baiknya
3. Pemanfaatan hasil usaha dengan tepat
4. Khauf yaitu kegalauan hati membayangkan sesuatu yang tidak disukai yang akan
menimpanya, atau membayangkan hilangnya sesuatu yang disukainya. Menurut Sayyid
Sabiq,ada dua sebab mengapa seseorang takut kepada Allah SWT:
1. Karena dia mengenal Allah SWT (ma’rifatullah). Takut seperti ini dinamai dengan khauf
al-Arifin.
2. Karena dosa-dosa yang dilakukannya,dia takut akan azab Allah SWT.
Selanjutnya menurut Sayyid Sabiq ada dua dampak positif dari khauf:
5
Dr. Marzuki, M.Ag, op. cit. Hlm 178
6
M. Zein Yusuf ( 1993 ). Akhlak Tasawuf, Semarang : al-Husnah, hal : 7.
a. Melahirkan keberanian untuk menyatakan kebenaran dan memberantas
kemungkaran secara tegas tanpa ada rasa takut pada makhluk yang
menghambatnya.
b. Menyadarkan manusia untuk tidak meneruskan kemaksiatan yang telah
dilakukannya dan menjauhkannya dari segala macam bentuk kefasikan dan hal-hal
yang diharamkan oleh Allah SWT.
Raja’atau harap adalah memautkan hati kepada sesuatu yang disukai pada masa
yang akan datang. Raja‟harus didahului oleh usaha yang sungguh-sungguh. Barang siapa
yang harapan dan penantiannya menjadikannya berbuat ketaatan dan mencegahnya
dari kemaksiatan, berarti harapannya benar.
Seorang mukmin haruslah memiliki sikap raja‟.Bila beribadah dan beramal,dia penuh
harap ibadah dan semua amalannya akan diterimadan dibalas oleh AllahSWT dengan
balasan yang berlipat ganda. Akhirnya sekali lagi kita katakan bahwa kedua sikap itu,
khau f dan raja’ harus berlangsung sejalan dan seimbang dalam diri seorang Muslim.
Yaitu sikap berprasangka baik terhadap Allah SWT. Tidak jarang Allah akan memberikan
apa yang tidak di inginkan oleh umatNya. Hal ini menandakan bahwa Allah lebih tahu
apa yang terbaik buat umatNya, oleh karena itu ketika kita diberi cobaan hendaknya kita
harus berhuznudzan kepada Allah SWT. Hal ini juga dinyatakan oleh Allah dalam
firmanNya pada surat Al-Baqarah ayat 218 yaitu :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan
Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
5. Tawakal dan Ikhtiar
Tawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan
menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepada-Nya. Tawakal adalah salah satu buah
keimanan.
Tawakal harus diawali dengan kerja keras dan usaha maksimal (ikhtiar). Tidaklah dinamai
tawakal jika hanya pasrah menunggu nasib sambil berpangku tangan tanpa melakukan apa-
apa.
Sikap tawakal memberikan ketenangan dan kepercayaan diri kepada seseorang untuk
menghadapi masadepan. Dia akan menghadapi masa depan dengan segala kemungkinannya
tanpa rasa takut dan cemas. Yang penting berusaha sekuat tenaga, hasilnya Allah SWT yang
menentukan.Dan yang lebih penting lagi orang bertawakal akan dilindungi oleh Allah SWT.
6. Sabar
Sabar, merupakan sikap dari ketahanan mental atas apa yang sedang dihadapi oleh
manusia. Seseorang yang memiliki sikap ini tidak akan mudah putus asa atas setiap cobaan
yang diberikan oleh Allah SWT. Allah juga berfiman dalam QS Al-Baqarah ayat 153 :Artinya :
”Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
7. Syukur
Syukur ialah memuji sang Pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya. Syukur
seorang hamba berkisar atas tiga hal,yang apabila ketiganya tidak berkumpul,maka tidaklah
dinamakan bersyukur,yaitu: mengakui nikmat dalam batin, membicarakannya secara lahir,
dan menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah SWT.
Tiga dimensi syukur yaitu hati, lisan dan jawariah (anggotabadan). Orang yang bersyukur
kepada Allah akan mendapatkan banyak keutamaan dan manfaat, diantaranya:
Mendapatkan tambahan nikmat dari Allah SWT
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS. Ibrahim:7)
Selamat dari siksaan Allah SWT Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
Artinya: Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah
adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.(QS. An-Nisaa:147)
Yang dimaksud Allah SWT mensyukuri hamba-hamba- Nya ialah Allah SWT memberi pahala
terhadap amal-amal hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahannya, menambah nikmat-
Nya.
Mendapatkan pahala yang besar Hal ini berdasarkan firman Allah Ta‟ala:
Terjemah Arti: Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu
sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke
belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat
mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur.(QS. Ali-Imran:144)
Bab III
Penutup
1. Simpulan
Seorang muslim itu harus berahlak baik kepada Allah SWT. Karena kita sebagai manusia
yang diciptakan oleh Allah SWT dan untuk menyembah kepada Allah SWT sesuai dengan
firman Allah SWT yang artinya “dan tidaklah Kami (Allah) ciptakan jin dan manusia kecuali
untuk beribadah kepada-Ku.”
Dari uraian-uraian diatas dapat dipahami bahwa akhlak terhadap Allah SWT,manusia
seharusnya selalu mengabdikan dirihanya kepada-Nya semata dengan penuh keikhlasan dan
bersyukur kepada-Nya,sehingga ibadah yang dilakukan ditujukan untuk memperoleh
keridhaan-Nya.
Dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah,terutama melaksanakan
ibadah-ibadah pokok, seperti shalat, zakat, puasa, haji,haruslah menjaga kebersihan badan
dan pakaian,lahir dan batin dengan penuh keikhlasan. Tentu yang tersebut bersumber
kepada Al-Qur'an yang harus dipelajarid an dipelihara kemurniannya dan pelestariannya
oleh umatIslam.
Adapun akhlak kepadaAllah itu antaralain:
1. Taqwa kepada Allah SWT
2. Cinta kepada Allah SWT
3. Ikhlas kepada Allah SWT
4. Khauf dan raja’ terhadap Allah SWT
5. Bersyukur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT
6. Muraqobah
7. Taubat kepadaAllah SWT
8. Berbaik sangka kepada Allah SWT
9. Bertawakal kepadaAllahSWT
10. Senantiasa mengingat Allah SWT
11. Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT
12. Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT
2. Saran
Daftar pustaka
Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY). File PDF: BAB X: KONSEP AKHLAK ISLAM.
29/10/2022: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/
http://alfutuchat.wordpress.com/2022/10/29/2-pengertian-akhlak-menurut-istilah/