Anda di halaman 1dari 11

AKHLAK KEPADA ALLAH SWT DALAM BERIBADAH

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Akhlak Tasawuf

Dosen pengampuh; NURUL AKBAR SYAFITRI,M.M

Oleh;

Kelompok ; 2 PGMI A

ADILA DWI YANTI

DINDA TRIANANDA UTAMA

CINDY AULIA

SALMA ZEA MAYA

CINDY PATIHA

ZAHRA LAILA

MARSELLA PURBA

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

STIT AL HIKMAH TEBING TINGGI

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Kata akhlak sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai muslim kita
mengetahui bahwa akhlak adalah salah satu hal yang harus diperhatikan.akhlaq merujuk
kepada amalan dan tingkah laku tulus yang tidak dibuat-buat yang menjadi kebiasaan.
Manakala menurut istilah Islam, akhlaq ialah sikap keperibadian manusia terhadap Allah,
manusia, diri sendiri dan makhluk lain, sesuai dengan suruhan dan larangan serta petunjuk
Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Ini berarti akhlaq merujuk kepada seluruh perlakuan
manusia sama ada berbentuk lahiriah maupun batiniah yang merangkumi aspek amal
ibadah, percakapan,perbuatan, pergaulan, komunikasi,kasih sayang dan sebagainya.

Sebagai seorang muslim senantiasa dianjurkan menjalankan segala perintahnya dan


menjauhi segala larangannya. Jadi seorang muslim itu hendaknya taat terhadap apa yang
diperintahkan oleh Tuhannya. Sehingga akhlaq orang muslim kepada Allah SWT yaitu
beriman dan taqwa kepada-Nya.

Dalam makalah ini yang dibahas adalah akhlaq seorang muslim kepada Allah SWT dalam
beribadah, yaitu tentang bagaimana seharusnya perilaku seorang muslim tehadap Allah SWT.
Sehingga nantinya seorang muslim akan menjadi seorang yang berakhlaq mulia khususnya
akhlaq kepada Allah SWT dalam beribadah.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian akhlaq terhadap Allah SWT dalam beribadah?

2. Mengapa seorang muslim harus berakhlaq kepada Allah SWT?

3. Bagaimana seharusnya akhlaq seorang muslim kepada Allah SWT?

C.Tujuan

1.untuk memenuhi tugas pada mata kuliah ilmu tasawuf

2.untuk mengetahui bagaimana berakhlaq kepada Allah SWT dalam beribadah

3.untuk memudahkan para mahasiswa PGMI-A dalam menginterpretasikan materi pada


makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKHLAQ KEPADA ALLAH SWT

Di dalam bahasa Arab kata “akhlak” (‫ )أخالق‬adalah bentuk jamak dari kata “khuluq” (‫)خلق‬,
yang berakar dari kata kerja “khalaqa” (‫)خلق‬, yang berarti “menciptakan”. Kata “khuluq”
diartikan dengan sikap, tindakan, dan kelakuan.sehingga,akhlaq adalah daya kekuatan jiwa
yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnung lagi.
Dengan demikian akhlaq pada hakikatnya adalah sikap yang melekat pada diri mausia,
sehingga manusia dapat melakukannnya tanpa berpikir (spontan). Kahar Masyhur akhlaq
kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan
oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan sebagai Khaliq. Sehingga akhlaq kepada Allah
dapat diartikan sebagai segala sikap atau perbuatan manusia yang dilakukan tanpa dengan
berpikir lagi (spontan) yang memang seharusnya ada pada diri manusia (sebagai hamba)
kepada Allah SWT.

Akhlak kepada Allah menuntut kita untuk melaksanakan semua perintahnya dan menjauhi
larangannya seperti yang terdapat di dalam Al Quran dan sunnah.Dan jika kita tidak
melaksanakan perintah tersebut karena kemalasan, maka kita di hukumi sebagai orang yang
tidak berakhlak dan mendapatkan dosa karena menolak perintah Allah.

B. ALASAN MENGAPA SEORANG MUSLIM HARUS BERAKHLAQ KEPADA

ALLAH SWT

Seorang muslim yang baik itu memang diharuskan berakhlaq yang baik kepada
Allah SWT. Karena kita sebagai manusia itu diciptakan atas kehendak-Nya, sehingga
alangkah baiknya kita bersikap santun (berakhlaq) kepada sang Khaliq sebagai rasa
syukur kita.

Menurut Kahar Mashyu sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa

manusia perlubeakhlaq kepada Allah yaitu:

1. Allah SWT-lah yang mencipatakan manusia. Dia yang menciptakan manusia dari air yang
ditumpahkan keluar dari tulang punggung dan tulang rusuk hal ini sebagai mana di firmankan
oleh Allah SWT dalam surat at-Thariq ayat 5-7 yang artinya: “Maka hendaklah manusia
memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia tercipta dari air yang terpancar dari tulang
sulbidan tulang dada.” (at-Tariq: 5-7)
2. Allah SWT-lah hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada
manusia. Firman Allah SWT dalam surah an-Nahl ayat 78 yang artinya: “Dan Allah telah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia
memberi kamupendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS an-Nahl : 78)

3. Allah SWT-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi
kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh- tumbuhan,
air,udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah SWT dalam surah al- Jatsiyah ayat 12-
13 yang artinya “Allah SWT-lah yang menundukkan lautan untuk kamu supaya kapal-kapal
dapat berlayarpadanya dengan seizin-Nya, supaya kamu dapat mencari sebagian dari karunia-
Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada
di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang berpikir.”
(QS al-Jatsiyah : 12-13)

4. Allah SWT-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya


kemampuan,daratan dan lautan. Firman Allah SWT dalam surah Al-Israa‟ ayat 70 yang
artinya:

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami angkut mereka
dari daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.” (QS al-Israa‟: 70)

C. AKHLAQ SEORANG MUSLIM KEPADA ALLAH SWT

Manusia diberikan kesempurnaan dan kelebihan dibandingkan dengan makhluk yang lain.
Manusia juga diberikan akal untuk berpikir, perasaan dan nafsu. Sehingga sudah seharusnya
kita memiliki akhlak yang baik terhadap Allah SWT.Sesuai dengan firman Allah:

'" Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs.
Al-Nahl: 20).

Adapun kewajiban manusia terhadap Allah pada garis besarnya ada dua yaitu
mentauhidkan-Nya dan beribadah kepada-Nya. Dua hal ini juga menjadi kewajiban manusia
kepada Allah. Untuk itu akhlaq kepada Allah itu harus yang baik-baik, jangan akhlaq yang
buruk. Seperti kalau kita sedang diberi nikmat, kita harus bersyukur kepada Allah SWT.

Adapun contoh akhlaq kepada Allah SWT dalam beribadah yaitu :


a. Taqwa kepada Allah SWT

Definisi taqwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Cara bertawqa secara maksimal
kepada Allah SWT yaitu dengan melakukan islamisasi seluruh aspek dan ruang lingkup
kehidupan (islamiyahhal-hayah), karena bagaimana mungkin seseorang dapat mati sebagai
Muslim kalau dia tidak selalumenjadi Muslim sepanjang hidupnya.

Kualitas ketaqwaan seseorang menentukan tingkat kemuliannya di sisi Allah SWT.


Semakin maksimal taqwanya semakin mulia dia. Buah dari taqwa kepada Allah SWT adalah:

1) Mendapatkan sikap furqan, yaitu sikap tegas membedakan antara hak dan batil, benar dan
salah, halal dan haram, sertaterpuji dantercela.

2) Mendapatkan limpahan berkah dari langit dan bumi

3) Mendapatkan jalan keluar darikesulitan

4) Mendapatkan rezekitanpa diduga-duga

5) Mendapatkan kemudahan dalam urusannya

6) Menerima penghapusan dan pengampunan dosa serta mendapatkan pahala yang besar

b. Cinta kepada Allah SWT

Definisi cinta yaitu kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan
seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan rasa
kasih sayang. Sejalan dengan cintanya kepada Allah SWT, seorang mukmin akan
mencintai Rasul dan jihad pada jalan-Nya. Inilah yang disebut dengan cinta utama.
Sedangkan cinta kepada orangtua, anak-anak, sanak saudara, harta benda, kedudukan dan
segala macamnya adalah cinta menengah yang harus berada dibawah cinta utama.

Bila seseorang mencintai Allah SWT tentu dia akan selalu berusaha melakukan segala
sesuatu yang dicintai-Nya, dan meninggalkan segala sesuatu yang tidak disukai dan dibenci-
Nya.

c. Ikhlas
Secara terminologis yang dimaksud dengan ikhlas adalah semata-mata mengharap ridha
Allah SWT. Jadi segala apa yang kita lakukan itu semata-

mata hanya mengharapridha Allah SWT. Tiga unsur keikhlasan adalah:

1) Niat yang ikhlas

2) Beramal dengan sebaik-baiknya

3) Pemanfaatan hasil usaha dengantepat

d. Khauf dan Raja ‟

Khauf yaitu kegalauan hati membayangkan sesuatu yang tidak disukai yang akan
menimpanya, atau membayangkan hilangnya sesuatu yang disukainya. Menurut Sayyid
Sabiq, ada dua sebab mengapa seseorang takut kepada Allah SWT:

1) Karena dia mengenal Allah SWT (ma‟rifatullah). Takut seperti ini dinamai dengankhauf
al-Arifin.

2) Karena dosa-dosa yang dilakukannya, dia takut akan azab Allah SWT.

Selanjutnya menurut Sayyid Sabiq adadua dampak positif dari khauf:

1) Melahirkan keberanian untuk menyatakan kebenaran dan memberantas


kemungkaran secara tegas tanpa ada rasa takut pada makhluk yang menghambatnya.

2) Menyadarkan manusia untuk tidak meneruskan kemaksiatan yang telah dilakukannya dan
menjauhkannya dari segala macam bentuk kefasikan dan hal-hal yangdiharamkan oleh
Allah SWT.

Raja‟ atau harap adalah memautkan hati kepada sesuatu yang disukai pada masa yang
akan datang. Raja‟ harus didahului oleh usaha yang sungguh- sungguh. Barang siapa
yangharapan dan penantiannya menjadikannyaberbuat ketaatan dan mencegahnya
darikemaksiatan, berartiharapannya benar.
Seorang mukmin haruslah memiliki sikap raja‟. Bila beribadah dan beramal, dia penuh
harap ibadah dan semua amalannya akan diterima dan dibalas oleh Allah SWT dengan
balasan yang berlipat ganda. Akhirnya sekali lagi kita katakan bahwa kedua sikap itu, khauf
dan raja‟ harus berlangsung sejalan dan seimbang dalam diri seorang Muslim.

e. Tawakal dan Ikhtiar

Tawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan
menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepada-Nya.Tawakal adalah salah satu buah
keimanan.

Tawakal harus diawali dengan kerja keras dan usaha maksimal (ikhtiar). Tidaklah
dinamai tawakal jika hanya pasrah menunggu nasib sambil berpangku tangantanpamelakukan
apa-apa.

Sikap tawakal memberikan ketenangan dan kepercayaan diri kepada seseorang untuk
menghadapi masa depan. Dia akan menghadapi masa depan dengan segala kemungkinannya
tanpa rasa takut dan cemas. Yang penting berusaha sekuat tenaga, hasilnya Allah SWT
yang menentukan. Dan yang lebih pentinglagi orang bertawakal akan dilindungi oleh Allah
SWT.

f. Syukur

Syukur ialah memuji si Pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya.
Syukurnya seorang hamba berkisar atas tiga hal, yang apabila ketiganya tidak berkumpul,
maka tidaklah dinamakan bersyukur, yaitu: mengakui nikmat dalam batin,
membicarakannya secara lahir, dan menjadikannya sebagai saranauntuk taat kepada
Allah SWT.
Tiga dimensi syukur yaitu hati, lisan dan jawariah (anggota badan). Orang yang
bersyukur kepada Allah akan mendapatkan banyak keutamaan dan manfaat, diantaranya:

1) Mendapatkantambahan nikmat dari Allah SWT

2) Selamat dari siksaan Allah SWT

3) Mendapatkanpahala yang besar

G. Muraqabah

Muraqabah adalah keadaan merasakan kehadiran Allah di dalam segala kondisi.


Muraqabah adalah sifat atau sikap merasa selalu dilihat dan diawasi oleh Allah Swt sehingga
tidak berani melakukan keburukan atau selalu taat pada perintah-Nya.

h. Berbaik sangka kepada Allah

Sebagai seorang muslim sangatlah penting meyakini bahwa apa yang telah Allah Swt
berikan kepada kita tentu ada hikmahnya.ajaran agama islam memerintahkan manusia untuk
berbuat baik kepada sesama, termasuk memiliki sifat berbaik sangka. Berbaik Sangka adalah
sikap berperilaku dan berpikiran positif kepada Allah orang lain dan diri sendiri

Setiap Muslim meyakini, bahwa Allah SWT adalah sumber segala sumber dalam
kehidupannya. Allah SWT adalah pencipta dirinya, pencipta jagad raya dengan segala isinya,
Allah SWT adalah pengatur alam semesta yang demikian luasnya. Allah SWT adalah
pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan manusia, dan lain sebagainya.
Sehingga manakala hal seperti ini mengakar dalam diri setiap Muslim, maka akan
terimplementasikan dalam realita bahwa Allah SWT-lah yang pertama kali harus dijadikan

prioritas dalam berakhlaq. Jika kita perhatikan, akhlaq terhadap Allah SWT ini
merupakan pondasi atau dasar dalam berakhlaq terhadap siapapun dimuka bumi ini. Jika
seseorang tidak memiliki akhlaq positif terhadap Allah, maka ia tidak akan mungkin
memiliki akhlaq positif terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia memiliki akhlaq
yang karimah terhadap Allah SWT, maka ini merupakan pintu gerbang untuk menuju
kesempurnaan akhlaq terhadap orang lain.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Seorang muslim itu harus berahlak baik kepada Allah SWT. Karena kita sebagai
manusia yang diciptakan oleh Allah SWT dan untuk menyembah kepada Allah SWT.dari
uraian-uraian diatas dapat dipahami bahwa akhlak terhadap Allah SWT, manusia
seharusnya selalu mengabdikan diri hanya kepada-Nya semata dengan penuh keikhlasan
dan bersyukur kepada-Nya, sehingga ibadah yang dilakukan ditujukan untuk memperoleh
keridhaan-Nya.

Dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah, terutama melaksanakan


ibadah-ibadah pokok, seperti shalat, zakat, puasa, haji, haruslah menjaga kebersihan badan
dan pakaian, lahir dan batin dengan penuh keikhlasan.

Adapun akhlak kepada Allah itu antara lain:

1. Taqwakepada Allah SWT

2. Cintakepada Allah SWT

3. Ikhlaskepada Allah SWT

4. Khauf dan raja‟ terhadap Allah SWT

5. Bersyukrur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT

6. Muraqobah

7. Berbaik sangka kepada Allah SW

8.Bertawakal kepada Allah SWT

B. KATA PENUTUP

Demikianlah yang dapat kami dapat sampaikan mengenai materi yang menjadi
pembahasan dalam makalah ini. Tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan atau referensi yang kami peroleh.semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.Aamiin
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Yunahar. 2005. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengalaman

Islam (LPPI).

http://hisbulah.blogspot.com/2011/03/akhlak-seorang-muslim-kepada-allah-swt.html(diakses

https://ikapd165.wordpress.com/2013/09/23/keutamaan-bersyukur-kepada-allah/ (diakses
3 April 2015)

H. Ambo Asse, M.Ag. 2003. Al-Akhlak al-Karimah Dar al-Hikmah wa al-Ulum.Makassar:


Berkah Utami

Anwar Rasihun, 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai