Disusun oleh:
DANIK SUPRIYANTI
DWI LASMININGSIH
EKO SUGIYONO
UMI NINAATI
Pujisyukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah AIKA tentang macam-macam akhlak.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca,sehingga penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Makalah ini jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan oleh penulis.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Secara historis dan teologis, akhlak dapat memadu perjalan hidup manusia agar selamat
di dunia dan akhirat. Tidakkah berlebihan bila misi utama kerasulan Muhammad SAW.
adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sejarah pun mencatat bahwa faktor
pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang
prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah dalam Al-Quran; Kepada umat manusia,
khususnya yang beriman kepada Allah diminta agar akhlak dan keluhuran budi Nabi
Muhamad SAW. itu dijadikan contoh dalam kehidupan di berbagai bidang. Mereka yang
mematuhi permintaan ini dijamin keselamatan hidupnya di dunia dan akhirat. Setiap muslim
meyakini, bahwa Allah adalah sumber segala sumber dalam kehidupannya. Allah adalah
Pencipta dirinya, pencipta jagad raya dengan segala isinya, Allah adalah pengatur alam
semesta yang demikian luasnya. Allah adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam
kehidupan manusia, dan lain sebagainya. Sehingga manakala hal seperti ini mengakar dalam
diri setiap muslim, maka akan terimplementasikan dalam realita bahwa Allah lah yang
pertama kali harus dijadikan prioritas dalam berakhlak. Jika kita perhatikan, akhlak terhadap
Allah ini merupakan pondasi atau dasar dalam berakhlak terhadap siapapun yang ada di muka
bumi ini. Jika seseorang tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah, maka ia tidak akan
mungkin memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia
memiliki akhlak yang karimah terhadap Allah, maka ini merupakan pintu gerbang untuk
menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang lain.
B .RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah adalah
bagaimana akhlak terhadap Allah dan macam-macam akhlak terhadap Allah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa arab akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, jamanya
khuluqun yang berarti perangai (al-sajiyah), adat kebiasaan (aladat), budi pekerti, tingkah
laku atau tabiat (ath-thabiah), perbedaan yang baik (al-maruah), dan agama (ad-din).
Akhlak adalah suatu istilah agama yang dipakai menilai perbuatan manusia apakah itu
baik, atau buruk. Sedangkan ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang
berguna untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia, bagaimana cara berbuat
kebaikan dan menghindarkan keburukan. Dalam hal ini dapat dikemukakan contohnya:
Perbuatan baik termasuk akhlak, karena membicarakan nilai atau kriteria suatu perbuatan.
Perbuatan itu sesuai dengan petunjuk Ilmu Akhlak; ini termasuk ilmunya, karena
membicarakan ilmu yang telah dipelajari oleh manusia untuk melakukan suatu perbuatan.
Adapun ayat yang menjelaskan tentang akhlak yaitu terdapat dalam (Q.S. al-ahzab,33:21)
Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.
Sedangkan pengertian akhlak secara terminologi dapat dilihat dari beberapa pendapat
para ahli :
Ibnu Maskawaih
Menyebutkan bahwa akhlak yaitu keadaan jiwa yang mendorong atau mengajak
melakukan sesuatu perbuatan tanpa melalui proses berpikir, dan pertimbangan terlebih
dahulu.
Akhlak menurut Prof. Dr. Ahmad Amin yaitu suatu ilmu yang menjelaskan baik dan
buruk, menerangkan yang harus dilakukan, menyatakan tujuan yang harus dituju dan
menunjukkan apa yang harus di perbuat.
Dari definisi berbagai pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa akhlak adalah
keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara spontan tanpa
pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur paksaan. Dorongan
jiwa yang melahirkan perbuatan manusia pada dasarnya bersumber dari kekuatan batin yang
dimiliki oleh setiap manusia, yaitu :
Tabiat (Pembawaan)
Yaitu suatu dorongan jiwa yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan manusia, tetapi
disebabkan oleh naluri(gharizah) dan factor warisan sifat-sifat dari orang tuanya atau
nenek moyangnya.
Akal pikiran
Yaitu dorongan jiwa yang dipengaruhi oleh lingkungan manusia setelah melihat sesuatu,
mendengarkanya, merasakan serta merabanya. Alat kejiwan ini hanya dapat menilai
sesuatu yang lahir (yang nyata)
Hati nurani
Yaitu dorongan jiwa yang hanya berpengaruh oleh alat kejiwaan yang dapat menilai hal-
hal yang sifatnya absrak (yang batin) karena dorongan ini mendapatkan keterangan
(ilham) dari allah swt.
"Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta
alam tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku bagian dari
orang Islam, Ya Allah berilah aku amalan yang terbaik dan akhlak yang paling mulia,
tiada yang bisa memberi yang terbaik selain Engkau, dan lindungilah aku dari amalan
dan akhlak yang buruk, tidak ada yang bisa melindungiku dari hal yang buruk selain
Engkau".
[Sunan An-Nasa'i: Sahih]
Hadist tersebut menjelaskan betapa pentingnya akhlak mulia itu, terutama untuk umat
islam saat ini. Akhlak mulia merupakan cermin seorang muslim, mencerminkan kesucian hati
dan fikirannya, sedangkan akhlak buruk mencerminkaan seseorang yang telah gelap hatinya
sehingga ia tidak bisa menentukan mana yang baik dan buruk baginya karena keburukan itu
telah mendarah daging dalam dirinya.
B. MACAM-MACAM AKHLAK
Menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara
bertutur kata sopan dan lemah lembut.
Mentaati perintah.
Meringankan beban, serta.
Menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.
Berakhlak baik terhadap sesama pada hakikatnya merupakan wujud dari rasa kasih sayang
dan hasil dari keimanan yang benar, sebagaimana sabda Rasulullah saw, Mukmin yang
paling sempurna imanya ialah yang paling baik akhlaknya. Dan yang paling baik diantara
kamu ialah mereka yang paling baik terhadap isterinya. (HR. Ahmad).
Penerapan akhlak sesama manusia yang dan merupakan akhlak yang terpuji adalah sebagai
berikut:
Husnuzan
Berasal dari lafal husnun ( baik ) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka,
perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk
terhadap seseorang . Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah
dan Rasul-Nya antara lain:
Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul-Nya Adalah
untuk kebaikan manusia
Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.
Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada
sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan.
Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang
lain.
Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri
dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur. Rasulullah Saw bersabda :
Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat
derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan
merendahkannya (HR. Ath-Thabrani).
Tasamu
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia.
Allah berfirman, Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (Q.S. Alkafirun/109: 6) Ayat
tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang
diyakini.
Taawun
Taawun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia.
Allah berfirman, dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan(Q.S. Al
Maidah/5:2)
Selain sifat-sifat di atas masih banyak lagi sifat-sifat terpuji lainya yang menjadi patokan
akhlak kita antar sesame.
Beberapa akhlak tercela yang harus kita hindari dalam kaitanya akhlak antar sesama
diantaranya:
Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain
beruntung. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, Janganlah kamu saling membenci dan
janganlah kamu saling mendengki, dan janganlah kamu saling menjatuhkan. Dan hendaklah
kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara dan tidak boleh seorang muslim mendiamkan
saudaranya lebih dari tiga hari. (HR. Anas).
Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan. Allah
berfirman:
Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang
ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah itulah yang terbaik bagi
orang yang sabar (Q.S. An Nahl/16:126)
Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya.
Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan gibah.
Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu
disebut fitnah. Allah berfirman,
sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Tentu kamu merasa jijik (Q.S. Al Hujurat/49:12).
Namimah
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang yang belum
tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi perselisihan antara keduanya. Allah
berfirman,
Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa
suatu berita maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena
kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. (Q.S. Al
Hujurat/49:6
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. AL-Mujadalah : 11).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara spontan
tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur paksaan. ilmu
akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang berguna untuk memberikan
petunjuk-petunjuk kepada manusia, bagaimana cara berbuat kebaikan dan menghindarkan
keburukan Akhlak pun memiliki kaitan erat dengan etika, moral, kesusilaan dan kesopanan.
B. SARAN
Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun
dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-
hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W, setidaknya kita termasuk
kedalam golongan kaumnya.
DAFTAR PUSTAKA