Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mencintai Rasulullah adalah wajib dan termasuk bagian dari iman.
Semua orang Islam mengimani bahwa Rasulullah adalah hamba Allah dan
utusan-Nya. Makna mengimani ajaran Rasulullah SAW adalah menjalankan
ajarannya, menaati perintahnya dan berhukum dengannya. Mencintai
Rasulullah SAW dan mengagungkannya sebagaimana para sahabat beliau
mencintai beliau lebih dari kecintaan mereka kepada diri mereka sendiri dan
keluarga mereka, sebagimana sabda Rasulullah saw, yang artinya, ” Tidak
beriman salah seorang diantara kamu, sehingga aku lebih dicintai olehnya
daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya dan manusia semuanya,” (HR.
Bukhari Muslim).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan akhlak kepada Rasulullah?
b. Apa yang dimaksud dengan mengikuti dan menaati Rasulullah ?
c. Apa yang dimaksud dengan menghidupkan sunnah kepada Rasulullah ?
d. Apa yang dimaksud dengan membaca shalawat dan salam kepada
Rasulullah ?
e. Apa yang dimaksud dengan mencintai nabi dan berziarah?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui akhlak kepada Rasulullah
b. Untuk mengetahui cara mengikuti dan menaati Rasulullah
c. Untuk mengetahui cara menghidupkan sunnah kepada Rasulullah
d. Untuk mengetahui cara bershalawat dan salam kepada Rasulullah
e. Untuk mengetahui cara mencintai nabi dan berziarah

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian akhlak kepada Rasulullah

Secara terminology “Akhlak“ adalah sifat yang tertanam dalam jiwa


yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Jadi pengertian akhlak
seorang muslim terhadap Rasulullah adalah tingkah laku atau perbuatan yang
dilakukan oleh seorang muslim untuk meneladani sifat-sifat Rasulullah dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari agar selalu mengamalkan
akhlak terpuji dalam kehidupannya.
Adapun sikap dan perilaku tersebut antara lain adalah:
1. Memuliakan yang Lebih Tua serta Menyayangi yang Kecil
Salah satu sikap mulia yang di anjurkan Rasulullah saw.
Terhadap umatnya adalah menghormati orang yang lebih tuaserta
menyayangi yang kecil. Dengan bersikap seperti ini maka bangunan
masyarakat akan semakin kokoh serta jalinan hubungan kasih saying
antar masing-masing individu didalamnya akan semakin erat.Tentang
hal ini Rasulullah bersabda yang artinya “Tidak termasuk golongan
kami orang yang tidak menghormati yang tua, menyayangi yang
muda,menyeru kepada yang makruf,serta mencegah terjadinya
kemungkaran”.
2. Bersikap Amanah
Sikap amanah ini dimiliki oleh Rasulullah dan dikenal di
kalangan anggotanya kaumnya sebelum predikat tersebut di sematkan
oleh Allah Swt. di dada beliau. Melihat urgensi amanah yang sangat
besar dalam kehidupan bermasyarakat Rasulullah Saw. Seringkali
berwasiat pada umatnya untuk memegang teguh sifat ini. Beliau

2
bahkan menggolongkan orang-orang yang tidak dapat menjaga
amanah yang di pikulkan kepadanya sebagai orang munafik.
3. Keadilan
Rasulullah adalah orang yang paling adil,paling mampu
menahan diri, paling jujur perkataannya, dan paling besar amanatnya.
Sebelum diangkat sebagai seorang nabi beliau sudah dijuluki
masyarakat dengan Al-Amin (orang yang terpercaya). Sebelum Islam,
pada zaman jahiliyah beliau di tunjuk sebagai pengadil.
4. Ketawaduan (Bersikap Rendah Hati)
Kesombongan adalah merupakan salah satu sifat yang paling
dibenci oleh islam,sebaliknya sikap rendah hati adalah salah satu yang
paling disukai. Rasulullah adalah orang yang suka merendah diri tidak
gila hormat dan juga jabatan. Dalam sebuah hadist Qudsi Rasulullah
bersabda, Allah Azza Wa jalla berfirman:
“ Kesombongan adalah selendang-Ku dan keangkuhan merupakan
pakaian-Ku. Oleh karna itu, siapa yang merenggut salah satunya dari
sisi-Ku maka akan Aku lemparkan ke dalam neraka”. (HR, Abu
Dawud)
5. Kasih Sayang
Rasulullah saw adalah pelopor utama dalam hal kasih sayang
dan cinta kasih. Beliau sama sekali tidak pernah mencela atau
menghina orang lain. Mempersatukan para sahabat dan tidak pernah
mencela mereka. Karna kasih sayangnya yang luar biasanya kepada
umatnya,maka tidak sedikit para sahabat yang senang berdekatan
dengan beliau.Beliau juga senantiasa menanyakan apa yang terjadi
diantara manusia,membaguskan yang bagus dan membenarkannya.

6. Berakhlak Baik/Terpuji
Sifat terpuji merupakan kepribadian seseorang muslim.
Rasulullah saw, menasehatkan kita untuk menghiasi diri dengan

3
akhlak yang mulia dalam pergaulan dengan siapa pun. Rasulullah saw
bersabda, Allah swt.:
“Allah menyayangi orang yang bersikap lapang dada (toleran), baik
ketika menjual,membeli,atau menagih sesuatu (kepada orang lain)”
(HR. Bukhari).
Anas bin Malik r.a berkata, “Rasulullah saw berkata, “Rasulullah saw.
Merupakan manusia paling baik akhlaknya.” (HR. Muslim).

7. Memelihara Silaturahmi/Persaudaraan

Rasulullah saw mewasiatkan kepada umatnya untuk menjaga


persaudaraan.Sebab permasalahan social yang timbul itu bersumber
dari perselisihan pribadi di antara individu yang menimbulkan rasa
marah, dendam dan permusuhan. Dengan adanya memelihara tali
persaudaraan tersebut maka semua permasalahan dapat dibicarakan
dan dicarikan solusi yang baik. Sesuai dengan sabda beliau yang
artinya “muslim yang lain adalah saudara bagi masing-masing kalian.”
Oleh karna itu, berbuat baiklah untuk mereka, damaikanlah apabila ada
perselisihan di antara mereka, minta tolonglah terhadap mereka dalam
hal-hal yang tidak dapat kalian hadapi, serta bantulah mereka dalam
menghadapi hal-hal yang tidak mampu mereka atasi.” (HR.Ahmad)

8. Menunjukan Wajah Berseri-seri

Islam sangat menaruh perhatian terhadap masalah pergaulan


antar manusia. Islam menginginkan antar hubungan di antara manusia
berlangsung dengan baik dan penuh rasa kasih sayang. Contohnya
apabila bertemu dengan temannya di perjalanan maka menyapanya
dengan sikap ramah, wajah berseri-seri, serta senyum yang merekah di
bibir. Tentang anjuran seperti ini Rasulullah bersabda, “Setiap
perbuatan baik merupakan sedekah.Termasuk dalam kategori sedekah

4
sikapmu menunjukan wajah yang berseri-seri ketika bertemu dengan
saudaramu sesame muslim serta memberikan memberikan air didalam
bejanamu kepadanya.” (HR. Tirmidzi)

9. Suka Memaafkan

Sikap suka memaafkan merupakan akhlak yang terpuji.


Apabila orang lain telah menyakiti kita jangan terlalu lama kita
memendam rasa marah tersebut maafkanlah orang yang bersalah
tersebut. Sebab dengan kita member maaf Allah akan menambah
kemuliaan bagi orang tersebut. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw.
“Tidak akan berkurang harta karena bersedekah dan tidak ada
seorangpun yang di zalimi kemudian member maaf melainkan allah
akan menambah kemuliaan dirinya.” (HR. Ahmad)

10. Gemar Berinfak

Derajat kedermawaan yang tertingi adalah sikap iitsar, yaitu


tidak segan-segan berinfak kepada orang lain meski dirinya sendiri
sebetulnya membutuhkannya. Sikap iitsar dikatakan sebagai puncak
kedermawaan karna biasanya yang disebut dengan kedermawaan
sesunguhnya adalah menafkahkan harta yang tidak dibutuhkan. Hal ini
tidak begitu berat dibandingkan dengan sikap menafkahkan sesuatu
kepada orang lain di saat dirinya sendiri sebenarnya sangat
membutuhkannya. Berinfak merupakan sarana untuk
mensucikan badan maupun jiwa. Itulah sebab nasihat Rasulullah saw.
dalam hal tersebut. Diantaranya sabda beliau, :Berusaha keraslah
menghindari api neraka meski hanya dengan (menyedekahkan) sebutir
kurma.” (HR. Bukhari)

5
2.1.1 Mengikuti dan menaati Rasulullah
Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak
bagi orang-orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu
bagian penting dari akhlak kepada Rasulullah, bahkan Allah Swt akan
menempatkan orang yang mentaati Allah dan Rasul ke dalam derajat yang
tinggi dan mulia, hal ini terdapat dalam firman Allah yang artinya:
“ Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasulullah, mereka itu
akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh
Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang yang benar, orang-orang yang mati
syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-
baiknya ” (QS. An-Nisaa : 69).

Keharusan yang kita tunjukkan dalam akhlaq yang baik kepada


Rasulullah SAW menurut Dr. shalih dalam bukunya kitab tauhid 3 yaitu
dengan mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada Allah SWT. Sebab
beliau adalah orang yang menyeru kepada Allah SWT, yang
mengenalkan kepada-Nya, yang menyampaikan syariat- Nya dan yang
menjelaskan hukum-hukum-Nya. Karena itu kebaikan yang diperoleh
mu’minin, baik dunia maupun akhirat adalah dari usaha Rasulullah
SAW. Dan tidaklah seorang masuk surge kecuali dengan menaati dan
mengikuti Rasulullah SAW. Dalam suatu hadits disebutkan:

“Ada tiga perkara yang jika seseorang memilikinya akan merasakan


manisnya iman, yaitu bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari pada
selain keduanya, dan tidak mencintai seseorang karena Allah serta benci
kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan daripadanya,
sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke neraka.” (Muttafaq ‘alaih).
Manakala manusia telah menunjukkan akhlaknya yang mulia
kepada Rasul dengan mentaatinya, maka ketaatan itu berarti telah

6
disamakan dengan ketaatan kepada Allah Swt. Dengan demikian, ketaatan
kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi seperti dua sisi yang tidak bisa
pisahkan.
Allah berfirman yang artinya: Barangsiapa mentaati rasul
sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling
(dari ketaatan itu), maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka (QS An Nisaa : 80).

2.1.2 Menghidupkan sunnah kepada Rasulullah

Sunnah dalam bahasa arab artinya jalan . Sunnah Nabi adalah jalan
Nabi .Jadi pada hakekatnya sunnah Nabi adalah agama islam itu sendiri ,
bukan yang lain. Jadi mengikuti sunnah berarti mengikuti agama islam
yang murni yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadist, dengan pemahaman para
sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

Selain itu, Rasulullah juga mengingatkan umatnya agar waspada


terhadap bid’ah dengan segala bahayanya, beliau bersabda

Sesungguhnya, siapa yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak


pertentangan. Oleh karena itu,. Kamu semua agar berpegang teguh kepada
sunnahku dan sunnah para penggantiku. Berpegang teguhlah kepada
petunjuk-petunjuk tersebut dan waspadalah kamu kepada sesuatu yang
baru, karena setiap yang baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat, dan
setiap kesesatan itu di neraka (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah,
Hakim, Baihaki dan Tirmidzi).

Dengan demikian, menghidupkan sunnah Rasul menjadi sesuatu yang


amat penting sehingga begitu ditekankan oleh Rasulullah Saw.

7
2.1.3 Membaca shalawat dan salam

Secara harfiyah, shalawat berasal dari kata ash shalah yang berarti
do’a, istighfar dan rahmah. Kalau Allah bershalawat kepada Nabi, itu
berarti Allah memberi ampunan dan rahmat kepada Nabi, inilah salah satu
makna dari firman Allah yang artinya: Sesungguhnya Allah dan para
Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan Ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya (QS. Al – Ahzab : 56).

Adapun, bila kita bershalawat kepada Nabi hal itu justru akan
membawa keberuntungan bagi kita sendiri, hal ini disabdakan oleh
Rasulullah Saw:

“ Barangsiapa bershalawat untukku satu kali, maka dengan


shalawatnya itu Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali “ (HR.
Ahmad).

Manakala seseorang telah menunjukkan akhlaknya kepada Nabi


dengan banyak mengucapkan shalawat, maka orang tersebut akan
dinyatakan oleh Rasulullah sebagai orang yang paling utama kepadanya
pada hari kiamat, beliau bersabda:

“ Sesungguhnya orang yang paling utama kepadaku nanti pada hari


kiamat adalah siapa yang paling banyak bershalawat kepadaku “ (HR.
Tirmidzi).

Adapun orang yang tidak mau bershalawat kepada Rasul dianggap


sebagai orang yang kikir atau bakhil, hal ini dinyatakan oleh Rasul Saw:

“ Yang benar-benar bakhil adalah orang yang ketika disebut namaku


dihadapannya, ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku “ (HR. Tirmidzi
dan Ahmad).

8
2.1.4 Mencintai nabi dan berziarah

Cara mewujudkan kecintaan kepada nabi :

a. Mendahulukan ucapan beliau di atas ucapan siapapun, entah itu


ucapan Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali, Imam Abu Hanifah, Imam
Syafi’I dan imam-imam yang lain, sampai ucapan kita sendiri, kalau
itu memang menyelisihi ucapan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.

b. Menuntut ilmu dan sunnah beliau dan menerapkan sunnah-sunnah dan


ajaran-ajaran beliau itu dalam diri sendiri.

c. Berusaha menolong sunnah beliau dengan harta dan jiwa kita, dengan
cara menghidupkan dan mendakwahkannya kepada orang lain.

d. Tidak mengubah agamanya, dengan membuat atau melakukan ibadah-


ibadah yang baru (perbuatan bid’ah) atau menguranginya, karena ini
berarti dia menganggap bahwa apa yang disampaikan oleh Rasulullah
masih kurang sehingga perlu ditambah.

Berziarah ke makam Rasulullah SAW adalah termasuk ibadah mulia.


Maka hendaknya seseorang sugguh-sungguh merencanakan dan tidak
melewatkan kesempatan tersebut, lebih-lebih setelah melaksanakan ibadah
haji. Jasa Rasulullah SAW atas umat Islam amatlah besar. Bahkan
seandainya seseorang mengunjungi beliau dengan berjalan melata di atas
kepala atau matanya dan dari tempat yang sangat jauh, yang seperti itupun
belumlah menunaikan hak Rasulullah SAW atasnya.
Dalam hadits Ibnu Umar disebutkan :
“Barang siapa yang menziarahi kuburku setelah wafatku maka seakan-
akan menziarahiku saat aku masih hidup” (HS. Ibnu Umar)

9
Sedangkan mengenai hadits riwayat Abu Hurairah dimana Rasulullah
SAW memperingatkan agar umat Islam tidak menjadikan kubur beliau
sebagai Hari Raya atau berhala, yaitu :

“Janganlah kalian menjadikan kuburku sebagai hari raya dan jangan


kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan. Di mana saja kalian berada
bacalah shalawat kepadaku, karena shalawat kalian itu sampai padaku.”
(HS. Abu Hurairah).

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berakhlak kepada Rasulullah adalah sikap dan perilaku terhadap nabi
Muhammad sebagai Rasulullah, yang membawa ajaran islam dimuka bumi ini.
Cara mengikuti dan menaati Rasulullah SAW yaitu melakukan segala aspek
kehidupan sesuai dengan aturan kehidupan yang dibawa oleh Rasulullah SAW,
yang ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah.Yang apabila selalu dipegang teguh agar
kita tidak akan tersesat ke jalan yang lain.
Ada beberapa akhlak yang dapat di teladani dari Rasulullah Saw, antara lain :

1. Memuliakan yang lebih tua serta menyayangi yang kecil


2. Bersikap Amanah
3. Keadilan
4. Ketawaduan (Bersikap Rendah Hati)
6. Berakhlak Baik/Terpuji
7. Memelihara Silaturahmi/Persaudaraan
8. Menunjukan Wajah Berseri-seri
9. Suka Memaafkan
10. Gemar Berinfak

Jika Rasulullah bersikap kasih sayang, keras dalam mempertahankan prinsip,


dan seterusnya maka manusia juga harus demikian. Allah berfirman yang artinya :
“ Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan
dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka, kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-
Nya.” (QS Al - Fath 29).
Perintah taat kepada Rasul disebutkan secara eksplisit seperti perintah taat
kepada Allah, sementara perintah taat kepada ulil amri hanya diikutkan kepada

11
perintah sebelumnya. Artinya, kepatuhan kepada ulil amri terkait dengan
kepatuhan ulil amri itu sendiri, kepada Allah dan Rasul-Nya
Orang-orang yang selalu ruku’ adalah simbol kepatuhan secara mutlak kepada
Allah dan Rasul-Nya yang secara konkret dimanifestasikan dengan menjadi
seorang muslim yang kaffah (total), baik dalam aspek aqidah, ibadah, akhlak
maupun mu’amalat. Aqidahnya benar (bertauhid secara murni dengan segala
konsekuensinya, bebas dari segala bentuk kemusyrikan), ibadahnya tertib dan
sesuai tuntunan Nabi, akhlaknya terpuji (shiddiq, amanah, adil, istiqamah dan
sifat-sifat mulia lainnya) dan muamalatnya (dalam seluruh aspek kehidupan) tidak
bertentangan dengan syari’at Islam.

12

Anda mungkin juga menyukai