Anda di halaman 1dari 9

DITULIS OLEH :

MAKALAH
“AKHLAK KEPADA RASULULLAH”

NAMA : ANTO WIHARTO


NPM : 2101211064
MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DOSEN : EUIS AMILIA, SP., S.Pd.I., M.I.L.

Selain berakhlak kepada Allah SWT, kita juga sebagai umat muslim harus
mempunyai akhlak kepada Nabi SAW. Untuk itu salah satu tanda kesempurnaan akhlak
seorang muslim terhadap Allah SWT adalah juga memelihara akhlak yang baik dengan
Rasulullah SAW, seorang muslim mesti mempelajari sirah Nabi, prinsip ajaran beliau,
mengetahui sifat-sifat dan akhlak beliau serta adab beliau dalam bertindak. Jika kedua akhlak
ini tersemat dengan baik pada diri seseorang maka kepribadiannya akan sempurna, demikian
juga dengan keimanan, keyakinan, serta ketakwaannya akan tumbuh kuat.

A. Pengertian Akhlak Kepada Rasulullah SAW

Pengertian akhlak seorang muslim terhadap rasul adalah tingkah laku atau perbuatan
yang dilakukan oleh seorang muslim untuk meneladani sifat-sifat Rasul dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita sebagai orang muslim diharuskan
berakhlak kepada Rasulullah sebab dari beliaulah kita dapat mendapatkan warisan yaitu Al-
Quran dan As-Sunnah. Orang yang berpegang teguh pada keduanya dipastikan tidak akan
tersesat dalam hidupnya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda yang menerangkan
bahwa, kita sebagai umat muslim diperintahkan untuk menghidupkan sunah-sunah yang telah
beliau wariskan. “Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahKu,
kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala
orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun.”
(HR Ibnu Majah). Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi : “Barang siapa
menghidupkan salah satu sunnahku yang telah dimatikan, sesudahku (sesudah aku meninggal
dunia), maka bagi orang tersebut pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya, tanpa
dikurangi sedikit pun dari pahala mereka.” (HR. At-Tirmidzi).

B. Contoh Ahklak Rasulullah

Ada beberapa akhlak yang dapat diteladani dari Rasulullah SAW yaitu antara lain :

1. Memuliakan yang lebih tua serta menyayangi yang kecil.


Salah satu sikap mulia yang di anjurkan Rasulullah SAW Terhadap umatnya adalah
menghormati orang yang lebih tua serta menyayangi yang kecil. Dengan bersikap seperti ini
maka bangunan masyarakat akan semakin kokoh serta jalinan hubungan kasih saying antar
masing-masing individu di dalamnya akan semakin erat. Tentang hal ini Rasulullah bersabda
yang artinya : “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua,
menyayangi yang muda, menyeru kepada yang makruf serta mencegah terjadinya
kemungkaran.”

2. Bersikap Amanah
Rasulullah SAW seringkali berwasiat pada umatnya untuk memegang teguh sifat ini.
beliau bahkan menggolongkan orang-orang yang tidak dapat menjaga amanah yang diberikan
kepadanya sebagai orang munafik.

3. Keadilan
Rasulullah adalah orang yang paling adil, paling mampu menahan diri, paling jujur
perkataannya, dan paling besar amanatnya. Sebelum diangkat sebagai seorang nabi, beliau
sudah dijuluki masyarakat dengan Al-Amin (orang yang terpercaya). Sebelum Islam, pada
zaman jahiliyah beliau di tunjuk sebagai pengadil.

4. Ketawaduan (Bersikap Rendah Hati)


Kesombongan adalah merupakan salah satu sifat yang paling dibenci oleh Islam,
sebaliknya sikap rendah hati adalah salah satu yang paling disukai. Rasulullah adalah orang
yang suka merendah diri tidak gila hormat dan juga jabatan. Dalam sebuah hadist Qudsi
Rasulullah bersabda, Allah SWT berfirman : “kesombongan adalah selendang-Ku dan
keangkuhan merupakan pakaian-Ku. Oleh karna itu, siapa yang merenggut salah satunya dari
sisi-Ku maka akan Aku lemparkan ke dalam neraka.” (HR, Abu Dawud)
5. Kasih Sayang
Rasulullah SAW adalah pelopor utama dalam hal kasih sayang dan cinta kasih. Beliau
sama sekali tidak pernah mencela atau menghina orang lain, mempersatukan para sahabat dan
tidak pernah mencela mereka.

6. Berakhlak Baik/Terpuji
Sifat terpuji merupakan kepribadian seseorang muslim. Rasulullah saw, menasehatkan
kita untuk menghiasi diri dengan akhlak yang mulia dalam pergaulan dengan siapa pun.
Rasulullah saw bersabda, Allah swt.: “Allah menyayangi orang yang bersikap lapang dada
(toleran), baik ketika menjual, membeli, atau menagih sesuatu (kepada orang lain)” (HR.
Bukhari). Anas bin Malik R.A berkata : “Rasulullah SAW merupakan manusia paling baik
akhlaknya.” (HR. Muslim)

7. Memelihara Silaturahmi/Persaudaraan
Rasulullah saw mewasiatkan kepada umatnya untuk menjaga persaudaraan.Sebab
permasalahan social yang timbul itu bersumber dari perselisihan pribadi di antara individu
yang menimbulkan rasa marah, dendam dan permusuhan. Dengan memelihara tali
persaudaraan tersebut maka semua permasalahan dapat dibicarakan dan dicarikan solusi yang
baik. Sesuai dengan sabda beliau yang artinya : “muslim yang lain adalah saudara bagi
masing-masing kalian, oleh karna itu berbuat baiklah untuk mereka, damaikanlah apabila ada
perselisihan di antara mereka, minta tolonglah terhadap mereka dalam hal-hal yang tidak
dapat kalian hadapi, serta bantulah mereka dalam menghadapi hal-hal yang tidak mampu
mereka atasi.” (HR.Ahmad)

8. Menunjukan Wajah Berseri-seri


Tentang anjuran seperti ini Rasulullah bersabda, “Setiap perbuatan baik merupakan
sedekah.Termasuk dalam kategori sedekah sikapmu menunjukan wajah yang berseri-seri
ketika bertemu dengan saudaramu sesame muslim serta memberikan memberikan air didalam
bejanamu kepadanya.” (HR. Tirmidzi)

9. Suka Memaafkan
Sikap suka memaafkan merupakan akhlak yang terpuji. Apabila orang lain telah
menyakiti kita jangan terlalu lama kita memendam rasa marah tersebut maafkanlah orang
yang bersalah tersebut. Sebab dengan kita memberi maaf, Allah akan menambah kemuliaan
bagi orang tersebut. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. “Tidak akan berkurang harta
karena bersedekah dan tidak ada seorangpun yang dizalimi kemudian memberi maaf
melainkan Allah akan menambah kemuliaan dirinya.” (HR. Ahmad)

10. Gemar Berinfak


Derajat kedermawaan yang tertingi adalah sikap iitsar, yaitu tidak segan-segan
berinfak kepada orang lain meski dirinya sendiri sebetulnya membutuhkannya. Sikap iitsar
dikatakan sebagai puncak kedermawaan karna biasanya yang disebut dengan kedermawaan
sesunguhnya adalah menafkahkan harta yang tidak dibutuhkan. Hal ini tidak begitu berat
dibandingkan dengan sikap menafkahkan sesuatu kepada orang lain di saat dirinya sendiri
sebenarnya sangat membutuhkannya. Berinfak merupakan sarana untuk mensucikan badan
maupun jiwa. Itulah sebab nasihat Rasulullah saw. dalam hal tersebut. Diantaranya sabda
beliau, :Berusaha keraslah menghindari api neraka meski hanya dengan (menyedekahkan)
sebutir kurma.” (HR. Bukhari)

C. Cara Berakhlak Kepada Rasulullah

Adapun diantara akhlak kita kepada Rasulullah salah satunya yaitu beriman kepada
Rasul. Beriman kepada Rasul inilah sesuatu yang harus kita nyatakan sebagaimana hadist
Nabi Muhammad SAW : “Aku ridho kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan
Muhammad sebagai Nabi dan Rasul.” Beriman kepada Nabi dan Rasul berarti bahwa kita
beriman kepada para Rasul itu sebagai utusan Tuhan kepada umat manusia, kita mengakui
kerasulannya dan menerima segala ajaran yang disampaikannya.
Banyak cara yang dilakukan dalam berkhlak kepada Rasulullah SAW diantaranya
adalah sebagai berikut :

1. Mengikuti dan mentaati Rasulullah SAW


Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-
orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak kepada
Rasul, bahkan Allah SWT akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan Rasul ke dalam
derajat yang tinggi dan mulia. Hal ini terdapat dalam firman Allah yang artinya : “Dan barang
siapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang
yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang yang benar, orang-orang
yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”
(QS 4:69)
Disamping itu, manakala kita telah mengikuti dan mentaati Rasulullah SAW, Allah
SWT akan mencintai kita yang membuat kita begitu mudah mendapatkan ampunan dari Allah
manakala kita melakukan kesalahan, Allah berfirman yang artinya : “Katakanlah, jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kamu dan
mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.” (QS 3:31)
Manakala manusia telah menunjukkan akhlaknya yang mulia kepada Rasul dengan
mentaatinya, maka ketaatan itu berarti telah disamakan dengan ketaatan kepada Allah Swt.
Dengan demikian, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi seperti dua sisi mata uang
yang tidak boleh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Allah berfirman, artinya : “Barangsiapa
menaati Rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari
ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS
4:80)

2. Mencintai dan memuliakan Rasulullah


Penegasan bahwa urutan kecintaan kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah
disebutkan dalam firman Allah, artinya : “Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-
saudara, isteri-isteri, keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih
kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik.” (QS 9:24)

3. Mengucapkan sholawat dan salam kepada Rasulullah


Mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai tanda ucapan
terimakasih dan sukses dalam perjuangannya. Secara harfiyah, shalawat berasal dari kata ash
shalah yang berarti do’a, istighfar dan rahmah. Kalau Allah bershalawat kepada Nabi, itu
berarti Allah memberi ampunan dan rahmat kepada Nabi. Firman Allah SWT, Rasulullah
SAW dalam sabdanya menyatakan sebagai berikut : Artinya: “Orang yang kikir ialah orang
yang menyebut namaku didekatnya, tetapin ia tidak bersholawat kepadaku.” (H.R Ahmad)
Artinya: Siapa yang bersholawat kepadaku satu kali, Allah akan bersholawat kepadanya
sepuluh kali sholawat. (H.R Ahmad). Artinya: Sesungguhnya orang yang paling dekat
denganku pada hari kiamat, ialah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku. (H.R
Turmudzi).

4. Mencontoh Akhlak Rasulullah.


Allah berfirman, artinya : “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang
bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka, kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya.” (QS
al-Fath 29)

5. Melanjutkan Misi Rasulullah.


Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas yang
mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah wafat dan Allah tidak
akan mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian, menyampaikan nilai-nilai harus
dengan kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dari
Rasulullah Saw. Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini ditegaskan oleh sabda Rasulullah
SAW : “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani Israil
tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka hendaklah ia
mempersiapkan tempat duduknya di neraka..” (HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu
Umar).

6. Menghormati Pewaris Rasul


Berakhlak baik kepada Rasul SAW juga berarti harus menghormati para pewarisnya,
yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam, yakni yang
takut kepada Allah SWT dengan sebab ilmu yang dimilikinya. Firman Allah yang artinya :
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS 35:28)
Kedudukan ulama sebagai pewaris Nabi dinyatakan oleh sabda Rasulullah SAW :
“Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan uang
dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmu kepada mereka, maka
barangsiapa yang telah mendapatkannya berarti telah mengambil bagian yang besar.” (HR.
Abu Daud dan Tirmidzi).
Karena ulama disebut pewaris Nabi,maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak
hanya memahami tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan kepribadian
sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti inilah yang harus kita
hormati.

7. Menghidupkan Sunnah Rasul


Kepada umatnya, Rasulullah SAW mewariskan Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum
muslimin yang berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan
Sunnah (hadits) agar tidak sesat. Beliau bersabda :”Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka,
kamu tidak akan tersesat selamanya bila berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah
dan SunnahKu.” (HR. Hakim). Selain itu, Rasul SAW juga mengingatkan umatnya agar
waspada terhadap bid’ah dengan segala bahayanya, beliau bersabda: “Sesungguhnya, siapa
yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak pertentangan. Oleh karena itu,kamu semua agar
berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para penggantiku. Berpegang teguhlah kepada
petunjuk-petunjuk tersebut dan waspadalah kamu kepada sesuatu yang baru, karena setiap
yang baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka.” (HR.
Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim, Baihaki dan Tirmidzi). Dengan demikian,
menghidupkan sunnah Rasul menjadi sesuatu yang amat penting sehingga begitu ditekankan
oleh Rasulullah Saw.
DAFTAR PUSTAKA

Muhamad Abdu Yamani, Bagaimana Mengajari Anak Anda Mencintai


Rasulullah, (Bandung:Mizan,1998), Hlm. 9

Muhamad Abdu Yamani, Bagaimana Mengajari Anak Anda Mencintai


Rasulullah, (Bandung:Mizan,1998), Hlm. 10

Shaleh Ahmad Asy-syamsi, Berakhlak dan Beradab Mulia, (Jakarta:Gema Insani


Press,2005),
hal 2

Nur Hidayat, Akidah Akhlak Dan Pembelajarannya, (Yogyakarta:Ombak,2015), Hlm. 164-


165

Drs. Moh, Mansyur, , Akidah Akhlak II. (Penerbit Ditjen Binbaga Islam, Jakarta,1997) hlm
176.

Anda mungkin juga menyukai