Disusun oleh :
Rasulullah Muhammad adalah suri tauladan yang baik dalam berbagai hal.
Rasulullah adalah uswatun hasanah karena low profile dan tidak pernah merasa
selalu benar. Kalau keliru, beliau berbesar hati dan berlapang dada
memperbaikinya. Termasuk dalam perbuatan atau akhlak.
Secara etimologi, akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk
jamak dari khuluq. Kata tersebut artinya perilaku dan tabiat manusia sejak lahir.
Syaikh Mahmud Al-Mishri dalam Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 1
mengatakan, Ar-Raghib memaknai Al khuluq sebagai kekuatan dan karakter yang
ditemukan dengan mata batin.
3. Jujur
Nabi Muhammad SAW memiliki sifat shidiq (jujur). Kejujuran beliau sudah
diasah sejak kecil, saat ikut berdagang bersama pamannya, Abu Thalib. Kejujuran
adalah salah satu bukti keimanan seseorang. Kejujuran akan mengantarkan hidup
menuju ketenangan.
Setidaknya ada 3 macam kejujuran. Yaitu jujur dalam ucapan, jujur dalam
perbuatan, dan jujur dalam niat.
4. Amanah
Amanah adalah akhlak Rasulullah SAW yang paling menonjol. Beliau dikenal
sebagai sosok yang jujur dan amanah (terpercaya), baik sebelum diutus menjadi
rasul maupun setelahnya. Hal itulah yang menjadikan masyarakat Arab memilih
beliau untuk menjaga barang titipan mereka.
Orang yang memiliki senyuman hangat, berkata baik, dan selalu ceria adalah
orang yang akan selalu dirindukan dan sangat dicintai. Adapun, buah dari
bermuka ceria adalah menumbuhkan kecintaan terhadap sesama kaum muslimin,
menumbuhkan kenyamanan saat bertemu sesama muslim, mendapat ridha dari
Allah SWT, dan mengikuti Rasulullah SAW. Meneladani akhlak Rasulullah SAW
merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada beliau. Akhlak terpuji adalah cara
paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW sebagai utusan Allah merupakan rahmat bagi seluruh alam,
pada diri beliau melekat keteladanan bagi umat manusia yang harus ditaati hingga
hari akhir.
Ketaatan yang diikuti dengan keyakinan yang penuh terhadap Allah dan
rasulnya pasti akan tercermin dalam perbuatannya menaati perintah dan juga
larangannya yang diajarkan oleh Rasulullah saw sebagai konsekuensi dari
kesaksian (syahadat) bahwa beliau utusan Allah SWT sebagaimana Firman Allah
yang tercantum dalam surat An-Nisa ayat 59 :
Artinya : ”Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian,
jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah
(Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
”Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat
kepadanya sepuluh kali” (HR.Ahmad).
Allah SWT. telah menegaskan bahwa dalam QS. Ali Imron (3) : 8, bahwa
para Nabi pernah diambil janjinya untuk percaya dan membela Nabi Muhammad
SAW. Bahkan melalui beberapa haditsnya, beliau memang telah menakdirkan kita
untuk diposisi tersebut. Rasulullah bersabda kepada para sahabatnya.
“ Suatu saat kelak Beliau akan sangat menantikan saat – saat pertemuan
dengan para kekasihnya. Para sahabat bertanya, siapa gerangan para kekasihnya
itu? Bukankah beliau – beliau adalah para shabat terdekat Rasulullah? Baginda
Rasul dengan senyum mengembang menjawab : „ Kekasihku adalah orang – orang
islam yang datang setelahku, yang tidak pernah bertemu denganku tetapi mereka
mengikuti jejakku‟.“
Jika suatu saat ada suatu media atau apapun yang melakukan penghinaan
terhadap Rasulullah SAW. pastinya akan membuat hati kita sangat geram.
Skandal – skandal yang bisa kita temui didalam internet benar benar menyadarkan
semua umat islam dan mempertebal rasa cinta kasih kita kepadanya. Walaupun
begitu Nabi Muhammad selalu tersenyum menunggu kehadiran kita.
Menyaksikan, siapa yang hanya diam dan siapa yang tidak.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25393/1/ISNIN%20NA
DRA-FITK.pdf
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/download/3000/2
185