Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL

AKHLAK TERHADAP RASULULLAH


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ilmu Akhlaq
Dosen Pengampu : Fahmi Hasan Nugroho, Lc., M.A.

Disusun oleh :

Dikri Abdul Jabar Ahmad (1213060028)


Elsa Aulia Febrianti (1213060029)
Fajar Ichsan Kusuma (1213060033)
Fathiyah (1213060038)

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021
AKHLAK TERHADAP RASULULLAH

Akhlak Rasulullah SAW

Rasulullah Muhammad adalah suri tauladan yang baik dalam berbagai hal.
Rasulullah adalah uswatun hasanah karena low profile dan tidak pernah merasa
selalu benar. Kalau keliru, beliau berbesar hati dan berlapang dada
memperbaikinya. Termasuk dalam perbuatan atau akhlak.

Dalam surat Al – Ahzab ayat 21, Allah berfirman :


Artinya: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al Ahzab: 21)

Secara etimologi, akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk
jamak dari khuluq. Kata tersebut artinya perilaku dan tabiat manusia sejak lahir.
Syaikh Mahmud Al-Mishri dalam Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 1
mengatakan, Ar-Raghib memaknai Al khuluq sebagai kekuatan dan karakter yang
ditemukan dengan mata batin.

Dalam surat Al - Qalam ayat 4, Allah SWT berfirman ;


Artinya: "Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur."
(QS. Al-Qalam: 4)

Diriwayatkan dari Mujahid tentang Firman Allah "Berbudi pekerti yang


luhur", ia berkata, "Yaitu agama." Sementara itu, dari Aisyah ra. ketika ditanya
akhlak Rasulullah SAW, ia menjawab, "Akhlak beliau Al Quran." (HR. Ahmad
dan disahihkan oleh Al-Allamah Al-Albani dalam Shahih Al-Jami')

Berikut akhlak Rasulullah SAW yang patut diteladani umat Islam :


1. Ikhlas
Rasulullah SAW terkenal dengan keikhlasannya, terutama dalam beribadah.
Al-Kafawi mendefinisikan ikhlas sebagai meniatkan ibadah sehingga hanya Allah
semata yang disembah. Pendapat lain menyebutkan, ikhlas adalah membersihkan
hati, ucapan, dan amal.
Ada 3 hal yang harus dilakukan untuk bisa berbuat ikhlas. Pertama, buanglah sifat
tamak. Kedua, jauhi sanjungan dan pujian. Ketiga, lakukan dengan teguh. Setelah
ketiga hal tersebut dilakukan, maka akan keikhlasan akan muncul.

2. Yakin dan Tawakal


Yakin dan tawakal adalah akhlak Rasulullah SAW yang patut dicontoh setiap
umat Islam dalam menjalankan segala urusan. Baik urusan agama maupun urusan
dunia. Bahkan, Allah SWT telah memerintahkan umat manusia untuk bertawakal
kepada-Nya.

3. Jujur
Nabi Muhammad SAW memiliki sifat shidiq (jujur). Kejujuran beliau sudah
diasah sejak kecil, saat ikut berdagang bersama pamannya, Abu Thalib. Kejujuran
adalah salah satu bukti keimanan seseorang. Kejujuran akan mengantarkan hidup
menuju ketenangan.
Setidaknya ada 3 macam kejujuran. Yaitu jujur dalam ucapan, jujur dalam
perbuatan, dan jujur dalam niat.

4. Amanah
Amanah adalah akhlak Rasulullah SAW yang paling menonjol. Beliau dikenal
sebagai sosok yang jujur dan amanah (terpercaya), baik sebelum diutus menjadi
rasul maupun setelahnya. Hal itulah yang menjadikan masyarakat Arab memilih
beliau untuk menjaga barang titipan mereka.

5. Murah Senyum dan Selalu Ceria


Rasulullah SAW adalah sosok yang murah senyum dan selalu ceria. Beliau juga
selalu mengeluarkan perkataan yang baik. Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa
perkataan yang baik akan menaikkan derajat di surga.

Rasulullah SAW bersabda: "Dan yang termasuk mengangkat derajat adalah


perkataan yang baik, menyebarkan salam, memberi makanan, sholat malam saat
manusia dalam keadaan tidur." (HR. Ahmad dan disahihkan oleh Al-Allamah Al-
Albani dalam Shahih Al-Jami')

Orang yang memiliki senyuman hangat, berkata baik, dan selalu ceria adalah
orang yang akan selalu dirindukan dan sangat dicintai. Adapun, buah dari
bermuka ceria adalah menumbuhkan kecintaan terhadap sesama kaum muslimin,
menumbuhkan kenyamanan saat bertemu sesama muslim, mendapat ridha dari
Allah SWT, dan mengikuti Rasulullah SAW. Meneladani akhlak Rasulullah SAW
merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada beliau. Akhlak terpuji adalah cara
paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Berikut lima akhlak mulia yang dicontohkan Baginda Rasulullah:

1. Berpegang teguh kepada kejujuran


Rasulullah SAW dikenal sebagai orang yang sangat jujur sehingga
mendapatkan gelar Al Amin yang artinya dapat dipercaya. Allah SWT pun sangat
menyukai hamba-nya yang berperilaku jujur.

2. Senantiasa berprasangka baik


Rasulullah SAW bersabda: “Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, karena
sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta.” (H.R. Bukhari).

3. Menjaga pandangan dari yang haram


Menjaga pandangan mata dari memandang hal-hal yang diharamkan oleh Allah
merupakan akhlak yang mulia, bahkan Rasulullah SAW menjamin masuk surga
bagi orang-orang yang salah satu dari sifat-sifat mereka dalam menjaga
pandangan.

4. Jangan ikut campur urusan orang lain


Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin
dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka
telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Al-Ahzab: 58)

5. Mengerjakan amal ma‟ruf nahi munkar


Amar makruf nahi mungkar adalah perintah menegakkan yang benar dan
melarang yang salah.

Bentuk Akhlak Terhadap Rasulullah SAW

1. Mencintai Rasulullah SAW


Nabi Muhammad SAW adalah nabi utusan Allah yang terakhir yang harus
dimuliakan oleh umat islam karena kedatangan baliau juga untuk
menyempurnakan akhlak, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :

“ Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak “


(HR. Al - Bukhari, Abu Dawud dan Al - Hakim)

Rasulullah SAW sebagai utusan Allah merupakan rahmat bagi seluruh alam,
pada diri beliau melekat keteladanan bagi umat manusia yang harus ditaati hingga
hari akhir.

2. Mengikuti dan Menaati Rasulullah Saw


Salah satu bukti seseorang yang mencintai Allah SWT pasti akan mengikuti
dan menaati Rasulullah SAW karena menaatirasul berarti menaati Allah SWT
sebagaimana yang talah tercantum didalam Al-Qur‟an surah An-Nissa ayat 80
yang terjemahannya sebagai berikut :
Artinya : “ Barangsiapa yang menaati Rasul, maka sesungguhnya ia telah menaati
allah; dan barangsiapa yang berpaling, maka kami tidak mengutusmu untuk
menjadi pemelihara bagi mereka “

Ketaatan yang diikuti dengan keyakinan yang penuh terhadap Allah dan
rasulnya pasti akan tercermin dalam perbuatannya menaati perintah dan juga
larangannya yang diajarkan oleh Rasulullah saw sebagai konsekuensi dari
kesaksian (syahadat) bahwa beliau utusan Allah SWT sebagaimana Firman Allah
yang tercantum dalam surat An-Nisa ayat 59 :

Artinya : ”Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian,
jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah
(Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

3. Mengucapkan Salawat dan Salam kepada Rasulullah SAW


Mengucapkan salawat dan salam kepada Rasulullah bukan karena Rasulullah
membutuhkannya. Sebab tanpa doa dari siapa pun, beliau sudah pasti akan
selamat dan mendapatkan tempat yang paling mulia dan terhormat di sisi Allah
Swt. ucapan shalawat dan salam dari kaum mukminin, di samping sebagai bukti
penghormatan dan bentuk rasa cinta kepada beliau juga untuk kebaikan kaum
mukminin sendiri.

Sebagaimana Rasulullah bersabda yang artinya :

”Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat
kepadanya sepuluh kali” (HR.Ahmad).

Perlukah Membela Rasulullah ?

Allah SWT. telah menegaskan bahwa dalam QS. Ali Imron (3) : 8, bahwa
para Nabi pernah diambil janjinya untuk percaya dan membela Nabi Muhammad
SAW. Bahkan melalui beberapa haditsnya, beliau memang telah menakdirkan kita
untuk diposisi tersebut. Rasulullah bersabda kepada para sahabatnya.

“ Suatu saat kelak Beliau akan sangat menantikan saat – saat pertemuan
dengan para kekasihnya. Para sahabat bertanya, siapa gerangan para kekasihnya
itu? Bukankah beliau – beliau adalah para shabat terdekat Rasulullah? Baginda
Rasul dengan senyum mengembang menjawab : „ Kekasihku adalah orang – orang
islam yang datang setelahku, yang tidak pernah bertemu denganku tetapi mereka
mengikuti jejakku‟.“

Allah memang mendesak umat Islam untuk mendukung perjuangan


Rasulullah SAW dalam membela Islam melalui perang fisik. Namun, dijaman
sekarang motode untuk memperjuangkan sudah berbeda. Melalui ayat 122 surat
At-Taubah, Allah menekankan pentingnya sebagian umat Islam belajar agama
agar menjadi pembimbing bagi kaumnya. Musuh yang berupa kebodohan
nyatanya tidak lebih kecil dampak buruknya dari musuh nyata. Membangun
keunggulan dalam pendidikan di masyarakat muslim merupakan suatu keharusan.
Oleh karena itu, yang harus dilakukan umat Islam ke depannya adalah
menghimpun dan menyatukan pikiran untuk melaksanakan “jihad” yang benar.

Diperlukan generasi yang siap sedia untuk membela agama-Nya. Itulah


kewajiban dari generasi berikutnya memperdalam paham agama, yaitu agar
dengan pengetahuan mereka tentang agama lebih dalam, mereka dapat
memberikan peringatan dan pengajaran bagi kaum mereka sendiri.

Perlu dijelaskan, kaum muslim bersikap damai terhadap siapapun yang


bersikap damai, dan melancarkan perang melawan siapapun yang melancarkan
perang. Islam hanya memerangi pihak-pihak yang memerangi, berlaku
semenamena, memfitnah agama, melanggar perjanjian ataupun memerangi
penguasa - penguasa yang zhalim. Sementara bagi yang bersikap damai dan tidak
berusaha untuk meyerang, Allah swt sama sekali tidak memberikan jalan bagi
kaum muslimin untuk menyerang mereka.

Jika suatu saat ada suatu media atau apapun yang melakukan penghinaan
terhadap Rasulullah SAW. pastinya akan membuat hati kita sangat geram.
Skandal – skandal yang bisa kita temui didalam internet benar benar menyadarkan
semua umat islam dan mempertebal rasa cinta kasih kita kepadanya. Walaupun
begitu Nabi Muhammad selalu tersenyum menunggu kehadiran kita.
Menyaksikan, siapa yang hanya diam dan siapa yang tidak.

Baginda Rasul sejatinya tidak pernah meninggalkan kita. Meski secara


fisik telah lama tiada, tetapi secara ruhani kita tetap berhubungan dengan beliau.
Terbukti dari shalawat – shalawat yang sering kita baca dalam shalat 5 waktu
yang kita laksanakan, terutama di setiap tahiyyat, kita tak lupa menyampaikan
salam kepadanya dengan sapaan, “Assalamu‟alaika Ayyuhan Nabiyyu Wa
Rahamtullahi Wa Barokaatuhu”, yang artinya “Keselamatan dan Rahmat seta
Berkah Allah untukmu, bukan untuknya, wahai Baginda Nabi”.
Maka dari itu marilah kita membaca shalawat sebanyak – banyaknya
sebagai salah satu bukti rasa cinta dan kasih kita kepadanya. Orang yang benar –
benar beriman pastinya akan bergetar hatinya.
DAFTAR PUSTAKA

Syaikh Mahmud Al-Mishri. (2019). Ensiklopedi Akhlak Rasulullah, Jakarta:


Pustaka Al- Kautsar.

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25393/1/ISNIN%20NA
DRA-FITK.pdf

http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/download/3000/2
185

Anda mungkin juga menyukai