Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AYAT-AYAT MENGENAI AKHLAK


DOSEN PENGAMPUH: RAHMAD RIDWAN. M.TH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5
SYAHRINAL FAJRI NASUTION (0501222266)

AZLI AZUMAR NASUTION (0501223131)

RISKY AMELIA SIREGAR (0501222227)

SARAH FDHILLAH (0501222142)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji bagi Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Shalawat dan salam
kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa ajaran agama yang suci
menuju kesejahteraan dan kedamaian di dunia dan akhirat

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas yang telah di amanahkan
kepada kami, dan sekaligus sebagai referensi kepada teman-teman semua
yang membutuhkan. Semoga dengan pembuatan makalah ini dapat
menambah wawasan kita terhadap “ayat-ayat tentang akhlak” sekaligus
tafsirnya. Karena akhlak itu sendiri sangat penting bagi kita semua untuk
menjalankan kehidupan di dunia ini

Semoga makalah ini bermanfaat kepada kita semua, kami mohon maaf jika
masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Kepada Allah kami
mohon taufik dan hidayah-Nya. Semoga usaha kami ini dicatatkan sebagai
amal sholeh yang bernilai. Amin

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................................... 4

A. Latar Belakang .............................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

BAB II : PEMBAHASAN .................................................................................................... 5

A. Pengertian Akhlak ......................................................................................... 5


B. Ayat-ayat mengenai akhlak dalam Al-qur’an ................................................. 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 8

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 9

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjunjung
tinggi pentingnya etika, moral dan akhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam
kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at,
perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya
dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Ajaran-ajaran Akhlak sebagaimana

yang dicontohkan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬ dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang

terdapat dalam beberapa ayat al-Qur’an yang terdapat dalam Q.S Al-Ahzab : 21
yang artinya : “Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri tauladan yang

baik bagimu1”. Dan juga dalam hadits Nabi ‫ﷺ‬

" Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah ialah yang paling baik
akhlaknya".
Pada makalah ini kami akan memaparkan pengertian secara umum
pengertian Akhlak, dan ayat-ayat mengenai akhlak dalam Al-qur’an

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Akhlak
2. Ayat-ayat mengenai akhlak dalam al qur’an

1
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, (Banten : forum pelayanan Al-Quran, 2015) hlm,
420 .

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak
Tujuan pokok dari ajaran Islam adalah membentuk Akhlakul Karimah (Akhlak
yang mulia). Kata Akhlak berasal dari kata bahasa Arab yaitu “Akhlaku” bentuk jamak
dari kata “Khalaqa” yang berarti Perangai, Tingkah Laku, Budi Pekerti atau Tabiat yang
terbentuk melalui suatu keyakinan atau ajaran tertentu 2.
Didalam Al-Qur’an makna perangai yang demikian dapat dipahami dari ayat ke 4
surah Al-Qolam sebagai berikut :

ٍ ُ‫َواِنَّ َك لَ َع ٰلى ُخل‬


‫ق َع ِظي ٍْم‬
Artinya : ”Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung 3”.

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin
menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat
memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Sedangkan sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang
tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa
merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari.
Akhlak yang baik akan mengangkat manusia ke derajat yang tinggi dan mulia.
Akhlak yang buruk akan membinasakan seseorang insan dan juga akan membinasakan
ummat manusia. Manusia yang mempunyai akhlak yang buruk senang melakukan sesuatu
yang merugikan orang lain. Senang melakukan kekacauan, senang melakukan perbuatan
yang tercela, yang akan membinasakan diri dan masyarakat seluruhnya.

2
Ali Syamsuddin, Mengukir Sifat Kepribadian Muslim, (Yogyakarta ; Graha Ilmu, 2009) hlm, 225.
3
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, (Banten : forum pelayanan Al-Quran, 2015) hlm,
564

5
B.Ayat-ayat al qur’an mengenai ahklak

Al-qur’an surat adh-Dhuha[9-11]

َ ‫فَأ َ َّما ْاليَ ِت‬


﴾٩ ﴿ ‫يم فَ ََل ت َ ْق َه ْر‬
Artinya: “Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-
wenang.” (Q.S.Adh-Dhuhaa: 9)

Yakni sebagaimana engkau dulu adalah anak yatim, lalu Allah


melindungimu, maka janganlah sewenang-wenang terhadap anak yatim. Yakni
janganlah engkau menghinanya dan jangan menghardiknya serta jangan
merendahkannya. Akan tetapi berbuat baiklah kepadanya, dan perlakukanlah ia
dengan lembut.4 “Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku
sewenang-wenang” Maksudnya, saat engkau yatim, Allah melindungimu, maka
janganlah berlaku sewenang-wenang, jangan menghinanya, jangan membentaknya,
dan jangan merendahkannya, akan tetapi berbuat baiklah padanya dan berlemah
lembutlah kepadanya. Qatadah berkata: Terhadap anak yatim engkau hendaknya
menjadi seorang yang penyayang.

Dalam ayat ini kita sebagai umat Islam tidak hanya diwajibkan untuk saling
menyayangi anak yatim saja namun kita juga harus saling menyayangi satu sama
lain agar dapat terjalin silatuhrahmi yang sesuai syari‟at Islam.

6
3
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri,.2012.Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid
9.(Jakarta:Pustaka Ibnu Katsir)h.6344Al-Hafizh „Imaduddin Abu Al Fida‟ Ismail Ibnu Katsir,.2007.Tafsir
Juz „Amma. Edisi Revisi,( Jakarta: Pustaka Azzam)h.248

َّ ‫َوأ َ َّما ال‬


﴾١٠ ﴿ ‫سائِ َل فَ ََل ت َ ْن َه ْر‬
Artinya : “Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu
menghardiknya.” (Q.S.Adh-Dhuha: 10)

Yakni sebagaimana engkau dulunya bingung hingga Allah memberikan


petunjuk kepadamu, maka janganlah engkau menghardik orang yang meminta
bimbingan dalam masalah ilmu kepadamu.5 “Dan terhadap orang yang minta maka
janganlah kamu menghardiknya” Sebagaimana engkau mengalami kebingungan
lalu Allah memberimu petunjuk maka janganlah engkau menghardik orang yang
minta ilmu sebagai petunjuk hidupnya. Ath-Thabari mengartikan orang yang minta-
minta sebagai orang membutuhkan sesuatu, baik berupa tenaga, informasi, maupun
materi. Ibnu Ishaq berkata: maksudnya, janganlah kita menjadi orang yang
sombong, penindas, buruk sangka dan bersifat keras terhadap hamba-hamba Allah
yang lemah. Qatadah berpendapat: maksudnya adalah bersikap lembut dan kasih
sayang terhadap orang miskin.

ْ ‫َوأ َ َّما بِنِ ْع َم ِة َربِ َك فَ َحد‬


﴾١١ ﴿ ‫ِث‬
Artinya: “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu nyatakan (dengan
bersyukur).”(Q.S.Adh-Dhuhaa:11)
Yakni sebagaimana engkau dahulu adalah orang miskin yang serba
kekurangan, lalu Allah memberikan kecukupan kepadamu, maka sebutlah
(syukurilah) nikmat-nikmat Allah kepadamu. “Dan terhadap nikmat TuhanMu,
maka hendaklah kamu menyebutnya” Maksudnya, perbuatan baik yang telah
engkau lakukan hendaknya disebutkan(diberitahukan) kepada saudara-saudaramu.
Muhammad bin Ishaq berkata: Segala sesuatu yang engkau dapati dari Tuhanmu
berupa nikmat dan kemuliaan, hendaknya kamu sebutkan dan kamu ingatkan.
Muhammad bin Ishaq pada kesempatan ini berkata: Allah menjadikan Rasulullah

7
sebagai orang yang menyebut serta mengingat nikmat Allah yang telah Allah
berikan kepadanya, berupa nikmat kenabian.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari makalah kami diatas dapat sama-sama kita simpulkan bahwasanya,
Tujuan pokok dari ajaran Islam adalah membentuk Akhlakul Karimah (Akhlak
yang mulia).
Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad
Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang
yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih
dahulu. Sedangkan sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu
sifat yang tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia
bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya
sehari-hari.
Kemudian pesan pendidikan akhlak yang dapat diambil dari surat Adh-
Dhuhaa ayat 9-11 adalah: bahwa Islam tidak mengharapkan umatnya menghardik
anak yatim dan tidak mempedulikannya. Akan tetapi Islam mewajibkan umatnya
untuk ikut memberikan perhatian dan santunan kepada mereka. Caranya dengan
mendirikan Panti Asuhan Yatim dan lain sebagainya yang bisa menampung mereka
untuk hidup lebih layak. Kemudian kita dilarang menghardik peminta-minta, tetapi
diharapkan memberikan kontribusi dalam bentuk apapun untuk mengentaskan
peminta minta dari kemiskinan. Merekapun diwajibkan berusaha dan bekerja agar
terbebas dari kemiskinan. Dan Kepada yang diberikan nikmat, hendaknya
menceritakan untuk memotivasi bukan karena riya dan menyalurkan sebagian
hartanya dijalan Allah.

8
DAFTAR PUSTAKA
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, (Banten : forum pelayanan Al-
Quran, 2015)

Ali Syamsuddin, Mengukir Sifat Kepribadian Muslim, (Yogyakarta ; Graha Ilmu, 2009)

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri,.2012.Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid


9.(Jakarta:Pustaka Ibnu Katsir)

Al-Hafizh ,Imaduddin Abu Al Fida‟ Ismail Ibnu Katsir,.2007.Tafsir Juz „Amma. Edisi
Revisi,( Jakarta: Pustaka Azzam)

9
10

Anda mungkin juga menyukai