Anda di halaman 1dari 20

AKHLAK MAZMUMAH

Disusun OIeh Kelompok 7:

1. Risa Fitriansyah (201200044)


2. Messy Saputri (201200053)
3. Faiza Fadilla Octari (201200049)

Dosen Pengampu : Drs. Constantin, M. Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniannya kepada kita semua, berupa ilmu dan amal. Berkat rahmat dan dan
karunianya pula, kami dapat menyelesaikan makalah AKHLAK MAZMUMAH ini
dengan saksama dan tepat waktu. Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Drs.
Constantin, M. Ag selaku dosen mata kuliah “AKHLAK MAZMUMAH” yang telah
memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau, mungkin
kami tidak akan dapat menyelesaikan sesuai dengan format yang telah ditentukan.

Shalawat serta salam tak lupa kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam hingga
sampai kepada kita. Kami menyadari makalh ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca dari makalah untuk kedepannya.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi peneliti dan pembacanya.

Jambi, 26 Oktober 2022


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari
sifat yang ada itulahterpancar sikap dan tingkah laku seseorang , seperti sifat sabar,
kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki
sehingga memutuskan hubungan silaturahmi. Bagi seorang muslim, akhlak yang
terbaik ialah seperti yang terdapat dalam diri Nabi Muhammad SAW karena sifat-ifat
dan perangai yang terdapat didalam dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan
merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi seluruh umat muslimin.
Allah SWT. sendiri sering memuji akhlak Nabi Muhammad SAW didalam AlQur’an
sebagimana firman-Nya. “Dan sesunggunhnya engkau (Muhammad) benar-benar
berakhlak agung.” Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan
seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasarv itulah kami menyusun
makalah ini agar kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani
hidup dan dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola kita karena sesungguhnya pada
diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik.

B. Rumusan Masalah
Yang menjadi Rumusan Masalah pada Makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan akhlak?
2. Apa yang dimaksud dengan Akhlak Mazmumah?
3. Apa yang dumaksud dengan Sifat Takabur, Hubbudunya, dan Hasab?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pengertian Akhlak
2. untuk mengetahui Pengertian Akhlak Mazmumah
3. untuk mengetahui pengertian dari sifat Takabur, Hubbudunya, dan Hasab
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak
Akhlak adalah kata jamak dari kata khuluq, berasal dari bahasa Arab yang berarti
peraangai, tingkah laku, atau karakter, dan kata tersebut mengandung penyesuaian arti
dengan kata khalqun yang artinya periwtiwa, penciptaan, dan hal-hal yang berhubungan
dengan kata khaliq yang berarti pencipta, serta berhubungan dengan kata makhluk
sebagai sesuatu yang diciptakan. Kata akhlak didefinisikan sebagai perilaku, tetapi
perilaku harus diulangi hanya sekali tidak cukup untuk melakukan perbuatan baik atau
hanya kadang-kadang. Seseorang dapat dikatakan dan jika timbul dengan sendirinya
diposting oleh motivasi yang kuat dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan terutama
piker pertimbangan sering diulang. Jadi teerkesan sebagai suatu keharusan untuk
melakukan. 1
Menurut Bahasa Akhlak berarti sifat atau tabiat, sedangkan menurut istilah aklah
berarti kumpulan sifat yang dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan
buruk. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Akhlak diartikan sebagai budi pekerti,
watak, dan tabiat. 2
Agama islam adalah agama yang ajarannya bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah
Nabi Muhammad SAW. Akhlak ialah sesuatu yang paling pokok dan setiap insan
memiliki hal itu. Sebagaimana penjelasan mengenai akhlak, yaitu kumpulan dari sifat
yang dimiki seseorang dan seseorang itu juga mempunyai perbuatan baik dan buruk.
Akhlak meliputi bentuk ritual keagamaan atau hal yang berhubungan dengan tuhannya
(vertical), berbentuk pergaulan sesame manusia dalam kehidupan sehari-hari (horizontal),
bahkan sifat dan sikap yang terpantul pada senua nakhluk.
Akhlak terbaik dan nomor satu bagi umat muslim adalah akhlak yang dicontohkan
oleh Nabi Muhammad SAW, Karena perilakunya yang baik dan Nabi Muhammad SAW
menjadi contoh atau tauladan yang baik bagi seluruh umat muslim.

‫َو ِاَّنَك َلَع ٰل ى ُخ ُلٍق َع ِظ ْيٍم‬

Artinya : “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur”(Q.S. Al-
Qalam:4)

1
Hamzah Ya’qub, Etika Islam, (Bandung: Dipenogoro, 1993), hlm 11-15.
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka. 1994), hlm 15.
Sumber ajaran akhlak ialah Al-Qur’an dan hadits. Tingka laku nabi Muhammad SAW
merupakan contoh suru Tauladan bagi seluruh umat manusia. Hal ini ditegaskan dalam
Al-Qur’an :

٢١ ‫َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفْي َر ُسْو ِل ِهّٰللا ُاْس َو ٌة َح َس َنٌة ِّلَم ْن َك اَن َيْر ُجوا َهّٰللا َو اْلَيْو َم اٰاْل ِخ َر َو َذ َك َر َهّٰللا َك ِثْيًر ۗا‬
Artinya : “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik
bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah”(Q.S. Al-Ahzab:21)

Mengenai akhlak dan kepribadian Nabi Muhammad SAW juga dijelaskan oleh Aisyah ra.
Berkata: “sesungguhnya akhlak Rasullullah itu adalah Al-Qur’an.” (HR. Muslim). Hadis
Rsullulah SAW meliputi perkataan dan tingkah laku beliau, dan merupakan sumber
akhlak yang kedua setelah AL-Qur’an. Segala ucapan dan perilaku beliau senantiasa
mendapatkan bimbingan dari Allah SWT.

B. Pengertian Akhlak Mazmumah


Akhlak mazmumah adalah akhlak yang tidak dibenarkan oleh agama, golongan
akhlak atau tindakan buruk yang harus dihindari oleh setiap manusia. Akhlak mazmumah
ini harus dijauhi karena dapat mendatangkan kemudharatan bagi diri sendiri maupun
orang lain. Akhlak mazmuah ialah semua perangai manusia, perangai lahir dan batin
yang mungkar, maksiat, dan fahsya’, berdasarkan petunjuk Allah SWT. dalam AlQur’an
dan yang dilarang atau dicela oleh Nabi SAW.3
Akhlak mazmumah adalah perangai atau tingkah laku pada tutur kata yang
tercermin pada diri manusia, cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan
orang lain. Akhlak tidak baik dapat dilihat dari perbuatan tidak bagus, tidak sopan, dan
gerak-gerik yang tidak menyenangkan. Sifat tercela yaitu suatu perbuatan yang dapat
merugikan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ajaran islam, sifat tercela ini
sangat dibenci oleh Allah SWT. Karena sifat tercela sangat hina dan tanda keburukan hati
Allah SWT berfirman :

‫ࣖ ُقْل اَّل َيْسَتِوى اْلَخ ِبْيُث َو الَّطِّيُب َو َلْو َاْع َج َبَك َك ْثَر ُة اْلَخ ِبْيِۚث َفاَّتُقوا َهّٰللا ٰٓيُاوِلى اَاْلْلَباِب َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو َن‬

Artinya : “Katakanlah (Muhammad), “Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik,
meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada
Allah wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat, agar kamu
beruntung.”(Q.S Al-Ma’idah :100)

3
Muh.Ruddin Emang, et al., Pensisikan Agama Islam (Makasaar: Yayasan Fatiyah Makassar, 2002), hlm 97-98.
Pembagian Akhlak Madzmumah (Akhlak Tercela).

Pada dasarnya sifat dan perbuatan yang tercela dapat dibagi menjadi dua

bagian, yaitu:

a. Maksiat Lahir

Maksiat berasal dari bahasa Arab, ma'siyah, artinya "pelanggaran oleh

orang yang berakal balig (mukallaf), karena melakukan perbuatan yang

dilarang, dan meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan oleh syariat islam.

Maksiat lahir dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

1) Maksiat lisan, seperti berkata-kata yang tidak memberikan manfaat,

berlebih-lebihan dalam percakapan, berbicara hal yang batil, berdebat dan

berbantah hanya mencari menangnya sendiri tapa menghormati orang lain,

berkata kotor, mencaci-maki atau melaknat, menghina, menerta wakan, atau

merendahkan orang lain, berkata dusta, dan lain sebagainya.

2) Maksiat telinga,

seperti mendengarkan pembicaran orang lain, mendengarkan nyanyian-nyanyian atau


bunyi-bunyi yang dapat melalaikan ibadah kepada Allah Swt.

3) Maksiat mata, seperti melihat aurat wanita ataupun laki-laki yang bukan

muhrimnya, melihat kemungkaran tapa beramar makruf nahi mungkar.

Maksiat tangan, seperti menggunakan tangan untuk mencuri, dan

menggunakan tangan untuk mengurangi timbangan.

b. Maksiat Batin

Maksiat batin berasal dari dalam hati manusia atau digerakan oleh tabiat

hati. Maksiat batin ini lebih berbahaya dibandingkan dengan maksiat lahir,

karena terkadang tidak terlihat, dan lebih sukar dihilangkan. Selama maksiat

batin belum dilenyapkan, maksiat lahir tidak bisa dihindarkan dari manusia.
Beberapa contoh penyakit batin (akhlak tercela) adalah:

1) Marah (ghadab). Islam menganjurkan orang yang marah agar berwudhu

(menyiram api kemarahan dengan air).

2) Dongkol (hiqd). Rasulullah bersabda, "orang mukmin itu bukanlah orang

yang suka dongkol"

2) Dengki (hasad). Islam melarang bersikap dengki, sebagaimana sabda Nabi,

"Jauhilah olehmu akan dengki, karena sesungguhnya dengki dapat

memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar"

Sombong (takabur). Allah Swt berfirman,

Artinya: Dan Tuhanmu

berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.

Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku

akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina"

Cara Mencegah Akhlak Madzmumah

Cara Mengatasi Akhlak Madzmumah (Akhlak Tercela) Menurut Ahmad Amin ada 2

a. cara untuk mengatasi Ahlak tercela, yaitu:

Perbaikan pergaulan, seperti pendirian pusat pendidikan anak nakal, mencegah

perzinahan, mabuk, dan peredaran obat-obat terlarang.

b. Memberikan hukuman. Dengan adanya hukuman, akan muncul suatu ketakutan

pada diri sendiri karena perbuatannya akan dibalas (dihukum). 7 Hukum ini

pada akhirnya bertujuan untuk mencegah melakukan yang berikutnya, serta

berusaha keras memperbaiki akhlaknya.

C. Kajian tentang takabur, hubbuddunia, dan hasad


1. Kajian tentang Takabur
a. Pengertian Takabur
Takabur herasal dari bahasa Arab takabbara-yatakabbaru yang artinya sombong atau
membanggakan diri. Secara istilah takabur adalah sikap berbangga diri dengan
beranggaan bahwa hanya dirinya beranggapan yang paling heat dan benar dibandingkan
orang lain.
Takabur semakna dengan ta 'azum, yakni menampakan keagungan dan kebesaranya.
Banyak hal yang menyebabkan orang menjadi sombong akibat takabur di antaranya
dalam ilmu pengetahuan, amal dan 1badah, nisab. kecantikan, dan kekavaan. Takabur
termasuk termasuk
sifat yang tercela yang harus di hindari.
Di sisi yang lain disadari atau tidak, terkadang seseorang menampakkan sikap angkuh
dan takaburnya. Apabila sikap takabur ini hanya dilakukan sesekali, barangkali orang
yang di sekelilingnya belum memberikan predikat sebagai orang yang takabur. Predikat
takabur ini biasanya bar diberikan ketika perbuatan takabur it berulang-ulang kali
dilakukan dan ditampakkannya, baik berupa sikap, perkataan, maupun cara bertingkah
laku. Sebagar seorang muslim sudah seharusnya kita menghindarkan diri dari sifat dan
perilaku sombong ini. Teladan seorang muslim adalah Rasulullah SAW.
Behau adalah sook manusia yang bergelimang kemullaan dan kelebihan, namun
beliau tidak pernah sedikitpun merasa lebih. Bahkan para pengikutnya pun dipanggilnya
dengan sebutan "sahabat" Sebutan sahabat in mempuyai makna tersirat yakni kesetaraan.
Jadi, Rasulullah SAW sebagai pemimpin yang mempunyai derajat tinggi, tetapi tidak
menganggap dirinya lebih tinggi dari para pengikutnya yang disebutnya dengan sahabat
itu.

b. Dalil-Dalil Tentang Takabur


- QS.Mukmin[40]:60
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk
neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (OS.Mukmin [401:60)
- QS.Al-Isra'([17]:37
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena
sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu
tidak akan sampai setinggi gunung. (OS.Al-Isra' ([17]:37)

c. Penyebab takabur
1. Imu pengetanuan
Seorang berilmu pengetahuan mudah merasa tingg1 dengan 1lmu pengetahuannya.
merasakan kesempurnaan dan keindahan ilmu yang di milikinya dan merendahkan
orang lain.
la menganggap paling mula dart pada orang lain, ia terlalu merasa lebih mulia untuk
melakukan sesuatu bagi orang lain, ini menyangkut urusan dunia. Sedangkan
menyangkut perkara akhirat, maka kesombongan adalah dengan memandang dirinya
lebih tinggi dan lebih utama di sisi Allah dari pada orang lain. Sehingga mereka
sering menghawatirkan orang lain dari pada menghawatirkan diri mereka sendiri.
Orang ini lebih tepat di sebut orang bodoh dari pada orang berilmu, bahkan ilmu yang
hakiki ialah ilmu yang mengenalkan manusia dengan Tuhan.
Seseorang bertambah ilmu tetapi bertambah pula kesombongannya, hal in1 Karena
mereka menekuni ilmu tetapi bukan ilmu yang hakiki. Serta mereka menggeluti ilmu
dengar batin yang kotor, jiwa yang buruk dan akhlak yang tidak baik. Tidak
memperhatikan jiwanya
dan memperhatikan batinnya.
2. Amal dan ibadah
Orang yang zuhud dan para ahli ibadah tidak leas dari nistanya kesombongan,
kepongahan dan tindakan yang memikat hati manusia. Kesombongan itu menyelinap
di dalam diri mereka baik menyangkut urusan dunia dan akhirat. Dalam urusan dunia,
memandang orang lain lebih patut untuk menziarahi dirinya dar1 pada 1a menziarahi
orans
lain. Sedangkan dalam urusan agama, a memandang binasa orang lain dan dirinya
yang selamat. Padahal dengan pandangannya tersebut justru memastikan dirinya lah
yang binasa.
3. Nasab keturunan
Orang vang mempunya1 nasab keturunan vang mulla menganggap hina orang vang
yang tidak memiliki nasab tersebut, sekalipun lebih tinggi ilmu da amalnya. Kadang
kadang, sebagian dar1 mere Sehingga mengakibatkan a enggan bergaul dan duduk
bersama mereka. Akibatnya dalam lisan 1alah membanggakan nasab
Keturunannya.in1 merupakan hal vang sangat mngakar dalam jiwa, tidak dapat
terlepas darinya orang yang berketurunan mulia, sekalipun ia orang yang shalih atau
berakal sehat. Hanya saja hal itu tidak mengimbas kepadanya jika tetap dalam kondisi
yang baik. Jika emosi telah mendominasinya maka hal itu akan memadamkan
cahaya bashirah-nya dan mengimbas kepadanya.
Rasulullah saw bersabda :
"Hendaklah orang-orang meninggalkan kehanggaan terhadap nenek moyang mereka
yang telah menjadi batu bara di neraka jahanam atau (jika tidak) mereka akan menjai
lebih hina di sisi Allah dari kumbang yang hidungnya mengeluarkan kotoran.”
4. Kecantikan
Hal in kebanvakan teriadi di kalangan kaum wanita dan menimbulkan cacian
gunjingan dan menyebabkan aib aib orang. Diantaranya, apa yang diriwayatkan
dari Aisyah ra dalam sebuah hadist "ada seorang wanita mau menemu1 nab1
Muhammad saw. lalu aku berkata dengan tanganku begini, yakni a pendek, lalu ia
nabi saw bersabda "kamu sungguh ttelah menggunjingnya" pangkal timbulnuya
hal in adalah terselubungnya kesombongan, karena seandainya aisyah juga
pendek niscaya ia tak kan menyebutnya pendek. Seolah-olah aisyah ujub dengan
postur tubuhnya dan menganggap pendek wanita itu dibandingkan dengan
dirinya, lalu a mengatakan apa yang telah di katakannya.
5. Harta kekayaan
Hal ini biasanya di kalangan raja yang membanggakan harta simpanan mereka,
para saudagar yang membanggakan barang dagangannya, para tuan tanah yang
membangga banggakan tanal mereka, atau para pesolek vang membanggakan
pakalan, Kuda dan kendaraan mereka. Sehingga orang yang kaya merendahkan
orang yang miskin dan menyombongkan diri.
Secara umum, segala nikmat yang bisa di yakini sebagai kesempurnaan
menimbulkan kesombongan. Demikian pula orang yang fasiq, terkadang ia
membanggakan dirinya dengan dengan hal hal buruk, seperti minum khamer dan
berbuat mesum dengan para wanita.
Menvombongkan dir1 dengan perbuatan perbuatan Ken in1 Karena 1 mengira
bahwa ha tersebut merpaan salan. N1 N1 mum para hamba untuk
menyombongkan diri atas orang orang yang tidak memilikiya atau atas orang
orang yang memiliki tapi menurut anggapannya masih di bawah tingkatannya.
yang memiliki tapi menurut anggapannya masih di bawah tingkatannya.

Akibat Takabur
Diantara sebab timbulnya rasa takabur adalah melupakan akan akibat buruknya.
1[4]
Akibat Buruk dari Takabbur:
1. Terhalang dari memperhatikan dan mengambil pelajaran terhadap sesuatu.
Hal ini disebabkan orang yang takabur merasa lebih tinggi dari hamba-hamba
Allah yang lain. Maka secara sadar atau tidak sadar a telah melampaui batas
hingga menempati kedudukan Illahi. Orang seperti ini sudah barang tentu
akan terkena sangsi dan sangsi atau hukuman yang pertama ialah terhalang
dari memperhatikan dan mengambil pelajaran terhadap sesuatu. Sebagaimana
firman Allah yang artinya: "Dan betapa banyak tanda-tanda di langit dan
dibumi yang mereka lewati, ta pi mereka berpaling dari padanya." (Yusuf:
105)
2. Kegoncangan Jiwa
Orang yang takabur dan merasa lebih tinggi dari pada orang lain,
berkeinginan agar orang lain menundukkan kepala kepadanya. Tetapi harga
dir manusia sudah barang tentu tidak mau berbuat demikian dan memang pada
dasarnya mereka tidak disiapkan untuk hal itu. Karena keengganan orang lain
untuk menundukkan diri kepadanya, berarti ia gagal memasuki keinginannya.
Maka sebagai akibatnya timbullah kegoncangan dalam jiwanya. Allah
berfirman yang artinya: "Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit." (Thaha: 124)
"Dan barang siapa berpaling dari peringatan Tuhannya, Than akan
memberinya siksaan yang berat" (Al-Jin:17).
3. Selalu dalam keadaan a1b dan Kekurangan
Hal in disebabkan orang yang sombong mengira dirinya telah sempurna dalam
segala hal, maka iatidak mau intropeksi diri sehingga ia tidak mau menerima
nasehat, pengarahan dan bimbingan dari orang lain Sebagaimana finnan Allah
yang artinya: "(Bukan demikian), vang benar, barangsiapa berbuat dosa dan ia
telah meliputi oleh dosanya,mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya." (Al-Baqarah:81)

2. Kajian tentang Hubud Dunya


a. Pengertian Hubud Dunya
Hubud dunva memiliki pengertian sangat mencintai dunia dan melupakan akhirat
(hamba dunia), sikap materialistik atau hedonistik. Bersikap " machievelis",
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan (memperoleh
jabatan/kedudukan, dan harta kekayaan).1 Hubud dunya adalah seseorang yang
menganggap bahwa tujuan kebahagiaan hidup hanya terletak pada duniawi saja
bersifat materil harta benda seperti, uang, dan sebagainya orang yang hubud
dunya akan sangat mengejar dunia baginya harta, jabatan merupakan tujuan
utamanya untuk mencapaikebahagiaan tanpa memperdulikan lagi ajaran-ajaran
agama dan mementingkan kebendaan semata di atas segalanya.
Hubbu ad-Dunya berarti cinta dunia, yaitu menganggap harta benda adalah
segalanya. Penyakit Hubbu ad-Dunya (cinta pada dunia) berawal dari penyakit
iman, yang berakar pada persepsi yang salah bahwa dunia ini adalah tujuan akhir
kehidupan, sehingga akhirat dilupakan. Akhirnya, jabatan dan harta dipandang
sebagai tujuan, bukan sebagai alat untuk meraih keridhaan Allah Swt, berikut
hadis yang berkenaan dengan hubud dunya: "Akan datang suatu masa umat lain
akan memperebutkan kamu ibarat orang-orang lapar memperebutkan makanan
dalam hidangan." Sahabat bertanya, "Apakah lantaran pada waktu itu jumlah
kami hanya sedikit Ya Rasulullah?" Dijawab oleh beliau, "Bukan, bahkan
sesungguhnya jumlah kamu pada waktu itu banyak, tetapi kualitas kamu ibarat
buih yang terapung-apung di atas laut, dan dalam jiwamu tertanam kelemahan
jiwa. "Sahabat bertanya, "Apa yang dimaksud kelemahan jiwa, Ya Rasulullah?"
Beliau menjawab, "Cinta dunia dan takut mati!". (H.R. Abu Daud).
Jadi dalam hadis berikut dan beberapa pengertian hubud dunya di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwasanya hubud dunya adalah cinta dunia dan melupakan
akhirat dunia dijadikan tujuan hidup dan dianggap sumber kebahagiaan yang
kekal sehingganya orang yang hubud dunya akan merasa takut mati penyakit
hubud dunya ini mengatas namakan dunia diatas segalanya tujuan hidupnya hanya
harta benda jabatan dan lain-lain itu semua merupakan tujuan hidupnya bukan
dijadikan sarana untuk meraih ridha Allah Swt.
Jadi sudah jelas bahwasanya orang yang hubbud dunya adalah orang yang cinta
kepada dunia secara berlebihan sampai sudah tidak memikirkan lagi kehidupanya
nanti di akhirat dunia harta benda, jabatan dan lainya adalah tujuan hidupnya,
mereka menghalalkan segala cara agar mendapatkan ambisinya tentang
keduniawian tidak peduli lagi kaidah norma agama dan lain lainya karena jiwa
mereka yang telah gelap dengan ambisi dan maksiat yang telah ia lakukan.
Terdapat beberapa ciri-ciri orang yang mempunyai penyakit hubbub dunya:
1. Menganggap dunia sebagai tujuan utama, bukan sebagai sarana mencapai
kebahagiaan akhirat.
2. Suka mengumpulkan harta benda dengan menghalalkan segala cara tapa
memperhatikan halal dan haramnya Bermegah-megahan telah melalaikan
kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. (QS. At-Takasur: 1-2)
3. Kikir, tidak rela sediki pun hartanya lepas atau berkurang. Jangankan untuk
sedekah, zakat yang memang wajib saja dia tidak mau. Pada puncaknya a juga
akan kikir kepada dirinya, sehingga ketika dia sakit tidak mau berobat karena
khawatir hartanya berkurang.
4. Serakah dan rakus serta tamak. la tidak puas dengan apa yang telah ia miliki
sehingga ia akan berusaha menambah perbendaharaan hartanya.
5. Tidak mensyukuri nikmat yang sedikit. Maunya nikmat-nikmat yang besar,
banyak dan melimpah.

B. Rung Lingkup Hubud Dunya


Hubud dunya adalah perbuatan yang sangat berbahaya, hal tersebut telah
dijelaskan firman Allah Swt. (Surah Al-Hadid: 20) yang artinya "ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia tu hanyalah permainan dan sesuatu yang
melalaikan. Dan kehidupan dunia ini tidak lain adalah kesenangan yang menipu.
Duniaitu memiliki tiga tingkatan, memungkinkan menjadi ruang dimana vang
cinta bersemayam diantara tingkatan tersebut ialah:
1. Dunia Yang Mendatangkan Pahala
Yaitu dunia yang menjadi perantara kamu untuk berfikir, mencapai kebaikan
dan menjadi perantara selamat dari kejahatan yang ada didunia. Dunia yang
mendatangkan pahala akan mengarahkan umat muslim sehingga berlomba-
lomba menanamkan kebaikan yang hasilnya kita petik diakhirat, serta didunia
ini hanya diperoleh dengan hukum kehalalan.
2. Dunia Yang Mendatangkan Hisab (Yang Lama)
lalah dunia yang dalam mencarinya menyita waktu yang melebihi waktu yang
harus digunakan makhluk dengan khaliknya. Hal ini menyebabkan hisab yang
lama. Biasanya dimiliki oleh orang kaya, Karena hartanya menjalani sebuah
pemeriksaan yang lama.
3. Dunia Yang Mendatangkan Azab
lalah dunia yang dapat memutuskan pelaksanaan perkara-perkara yang
dilarang.
Bisa juga rung lingkup cinta dunia berupa ciri-ciri
dari orangnya:
1. Senang membicarakan apa yang ia miliki atau lakukan (duniawiyah).
Sikap tersebut ialah mengarah pada Riya. Riya adalah (kecenderungan
perilaku manusia mencari kemegahan atau kedudukan pada hati manusia,
dengan memperlihatkan kepada mereka, hal-hal kebajikan baik dalam hal
ibadah atau perbuatan yang disengaja), sombong (perilaku yang
membesarkan diri baik pada jiwanya dan juga pada perilakunya dimana
seseorang cenderung merasa senang ketika dirinya dilihat oleh orang lain),
ujub (perilaku dimana seseorang atau membanggakan dirinya).
2. Tidak merasa tenang karena dunia telah menguasai hatinya, perasaan tidak
puas dan was-was. Sebagai sikap yang menjadi kodratnya manusia yaitu
tidak pernah merasa puas akan apa saja yang mereka miliki. Pada
hakikatnya hampir seluruh manusia memiliki sifat tersebut akan tetapi
tidak menutup kemungkinan bahwasanya sebagian manusia tidak
memiliki sifat tersebut, vaitu manusia yang bertaqwa kepada Allah yang
maha Esa. Seseorang yang bertaqwa maka dihatinya akan timbul sikap
takut dan malu dengan segala perbuatan yang tercela. Orang yang
bertaqwa senantiasa selalu bersyukur kepada Allah Swt walaupun didalam
kehidupanya penh dengan kesederhanaan, namun selalu berkecukupan
karena hikmat dari pada bentuk syukur kepada yang Esa.
3. Timbulnya penyakit hati berupa sombong, dengki, serakah dan
sebagainya. Sombong adalah salah satu penyakit hati dimana seseorang
merasa dirinya lebih baik ketimbang orang lain serta memandang orang
lain rendah. Selanjutnya dengki meupakan penyakit hati yang menjadikan
seseorang tidak suka dengan orang disaat orang lain sedang berbahagia
serta Perilaku tamak ini dapat dilihat dari beberapa hal, pertama merasa
tidak puas dengan apa yang sudah dimilikinya, bahkan dapat
menimbulkan perilaku meminta-minta. Sifat tamak juga dapat dilihat dari
perilaku berlebih-lebihan dalam mencari harta sehingga lupa kepada Allah
Swt. dan lain-lain.
c. Dalil Tentang Hubbud Dunyaa
Ats-Tsauban radhiyallâhu"anhu, salah seorang sahabat Nabi (Muhammad) Saw,
menyatakan bahwa beliau (Nabi Muhammad Saw) pernah bersabda: "Hampir saja
bangsa-bangsa berkumpul menyerang kalian sebagaimana mereka berkumpul
untuk menyantap makanan di nampan. Salah seorang sahabat bertanya: "Apakah
karena sedikitnya jumlah kami pada sat itu?" Beliau menjawab: "Bahkan pada
saat itu jumlah kalian banyak, tetapi kalian seperti buih, buih di atas lautan
Sungguh Allah benar-benar akan mencabut rasa takut pada hati musuh kalian dan
sungguh Allah benar-benar akan menghujamkan pada hati kalian rasa wahn."
Kemudian seseorang bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah wahn itu?" Beliau
menjawab: "Cinta (kepada) dumia dan takut mati." (Hadits Riwayat Abu Dawud
dari Ats-Tsauban radhiyallâhu 'anhu, Sunan Abì Dâwud, juz IV, hal. 111, hadits
no. 4297)
Hadits in menggambarkan prediksi (ramalan) Rasulullah Saw bahwa pada suatu
saat 'nanti', umat Islam akan terjangkiti suatu virus yang sangat berbahaya. Virus
ini pula yang menjadi penyebab umat Islam menjadi bulan-bulanan umat lain. Di
mana kehidupan kaum muslimin saat itu sangat jauh dari nilai-nilai yang telah
digariskan oleh Allah dan rasul-Nya. Dari hadits di atas tergambar bahwa tidak
ada seorang pun sahabat yang menyangkal apa yang dikatakan Rasulullah
shallallâhu 'alaihi wa sallam. Mereka justeru menanyakan lebih lanjut perihal
kondisi umat Islam yang pada suatu masa, mereka tidak lagi dipandang
(dihormati), tetapi menjadi objek pelecehan dan tindak kebrutalan. Bukan karena
jumlah umat Islam yang sediki. Virus atau penyakit yang bernama al-Wahn-lah
penyebabnya, vaitu: "kecintaan pada dunia secara berlebilan dan takut akan
kematian."
Di mana kecintaan yang berlebih terhadap dunia membuat seseorang takut
berpisah dari kehidupan dunia atau bahkan melupakan kematian yang merupakan
suatu kepastian dari Allah Swt. Hal ini telah difirmankan
oleh-Nya dalam al-Qur'an :5
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari
Kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh in telah beruntung. Kehidupan dunia
itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memerdayakan." (QS Äli 'Imrân: 185).
D. Bahaya Sikap Cinta Dunia
Dari berbagai penjelasan dari berbagai sumber baik dalam hadits maupun dalam Al-
Quran serta perkataan para Ulama yang mendasari bahayanya sikap cinta dunia yang
akan menimbulakan dampak negative dimana sikap cinta dunia akan memalingkan
seseorang dengan kewajibannya yakni beribadah, terlalu mencintai dunia yang dapat
disebabkan karena lemahnya iman dan iwa mebutakan diri seseorang akan kewajibannya
sehingga akan nampak untuk cenderung malas dalam beribadah.
Selain dari pada itu dampak dan bahaya cinta dunia yang akhirnya akan menurunkan
pada sikap tamak dan rakus yang kemudian akan melahirkan sebuah kerusakan yang
nyata, kerusakan baik pada kehidupan dunia in dengan terciptannya ketidak harmonisan
dalam kehidupan seseorang yang telah dibutakan dengan kecintaan terhadap dunia akan
mampu melakukan segala macam tindakan dan upaya menghalalkan segala macam cara
untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
E. Cara Menghindari Sikap Hubbud Dunyaa
Menurut Imam Al-Ghazali, cinta dunia adalah pangkal segala dosa. Gemerlap dunia
seringkali membuat orang tersest sehingga lupa pada tujuan hidupnya sebagai musafir
menuju alam akhirat. Cinta dunia adalah segala sesuatu yang membuat kita lupa kepada
Allah Swt. Misalnya, shalat, puasa atau sedekah, jika niatnya ingin dipuji makhluk,
hingga hati menjadi lupa terhadap allah, maka aktifitas tersebut tetap dikatakan sebagai
urusan dunia. Jika orang sudah cinta dunia, maka akan datang berbagai penyakit hati.&
Ada yang menjadi sombong, dengki, serakah dan cenderung melelahkan diri sendiri
memikirkan sesuatu yang tidak ada. Bahkan, bisa berbuat keji untuk mendapatkan dunia
yang dinginkannya. Pikirannya selalu dunia, pontang-panting sing malam mengejar dunia
untuk kepentingan dirinya. Janganlah mati-matian terhadap sesuatu yang tidak dibawa
mati. Untuk menjaga amal kebaikan agar tidak terkena penyakit cinta dunia ini tidak lain
adalah ke-zuhud-an kita kepada dunia, yang mana Rasulullah Saw telah mengajarkan kita
ummatnya untuk berlaku zuhud. Rasulullah Saw bersabda:
"zuhudlah di dunia maka Allah akan mencintai kalian, dan zuhudlah atas apa-apa yang
ada di sebagian manusia, maka kamu akan dicintai oleh mereka" (HR.Ibnu Majah dalam
kitab Zuhud)9
Adapun Cara Untuk Bisa Zuhud Terhadap Dunia:
1. Mengingatkehidupan di dunia itu hanya sementara,
2. Perbanyak mengingat kematian,
3. Takut akan hari Penghisaban dan Penyaksian anggota tubuh kita.
4. Qanaah, artinya rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta
menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang yang berlebihan.
5. Zikir, merupakan metode yang paling efektif untuk membersihkan hati dan meraih
kehadiran Mahi.
6. Kuatnya iman seseorang dan menerapkan kesadaran bahwa Allah selalu melihat dan
mengawasi kita dalam segala keadaan.

3. Kajian tentang Hasad

a. Pengertian Hasad
Hasad adalah perasaan tidak suka apabila orana lain mendapat nikmat dari Allah. Kata
hasad sendiri berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti iri atau dengki. Iri adalah
perasaan kurang senang dan munculnya rasa cemburu apabila melihat orang lain
memdapatkan keberuntungan atau mendapatkan suatu kebanagiaan atau kesenangan. Iri
ini juga merupakan salah satu penyakit hati dan mental, karena apabila semakin sering
melihat orang lain mendapatkan nikmat atau kesenangan, maka hatinya pun semakin
gelisah. Atau seperti istilah SMS yaitu Susah Melihat Orang Senang, dan Senang Melihat
Orang Susah. Sedangkan Dengki adalah sifat iri yang telah melampaui batas.
Rasulullah SAW menjelasakan larangan bersikap hasad dalam sebuah hadistnya, yang
artinya : "Jagalah dirimu dari Hasad, karena sesungguhnya hasad itu dapat merusak
kebaikan. Seperti api memakan kayu bakar". Hadist Riwayat. Abu Daud No. 4257 dari
Abu Hurairah).
b. HAKEKAT HASAD
Menurut Asy-Sya'rawi eksistensi hasad adalah benar adanya karena hasad telah
disebutkan dalam Al-Qur°'an. Hasad adalah kejahatan dari energi tersembunyi yang dapat
membahayakan manusia.
Hasad dapat dianalogikan sebagai berikut: suatu benda yang tidak terlihat secara kasat
mata justru terkadang memiliki pengaruh dan dampak yang lebih besar serta bahaya yang
lebih ganas dibandingkan dengan sesuatu yang dapat terlihat mata. Sebagai contoh
bakteri yang sangat kecil justru paling membahayakan bagi tubuh dan mengancam
kesehatan. Oleh karena itu, bukan berarti hasad yang tidak terlihat secara kasat mata tidak
mempunyai pengaruh apapun. Dengan kemajuan teknologi seperti sekarang in ditemukan
sinar laser yang sering digunakan untuk pembedahan, meskipun hanya sebatas sinar
tetapi manfaatnya sangat bear dan tingkat keakuratannya sangat tinggi. Hanya dengan
bantuan sinar tapa pisau operasi sekalipun dan tapa keluar darah setetes pun sinar ini
dapat membakar bakteri yang paling kecil dan paling sulit dibasmi. Ilmu kedokteran
kontemporer sat ini mulai memanfaatkan sinar laser dalam banyak kasus, meskipun
begitu pasien yang sedang melakukan operasi tidak dapat merasakan sinar laser masuk ke
dalam tubuhnya, efek sinar tersebut lebih bear dari pada pisau operasi. Energi yang
keluar dari mata hasid dapat dianalogikan dengan sinar laser, energi tersebut keluar dari
mata hasid dan kemudian mask ke dalam tubuh mahsud tapa disadari.
c. LAFADZ HASAD DALAM AL-QUR'AN DAN HADITS
Lafadz hasad disebutkan pada banyak tempt dalam Al-Qur'an baik secara sharih (jelas)
maupun kinayah (metonimi). Lafadz hasad secara shark disebutkan lima kali pada empat
surat dalam Al-Qur'an,yaitu:
1. Surat al-Baqarah ayat 109:
2. Surat an-Nisa ayat 54:
3. Surat al-Fath ayat 15:
4. Surat al-Falaq ayat 5:
d. . PENYEBAB HASAD
Al-Ghazâlì dalam ihva® 'ulüm ad-din menyebutkan 6 penyebab hasad, antara lain:
1. Permusuhan dan kebencian (al- 'Adawah wa al-Baghdhà)
Permusuhan dan kebencian adalah penyebab hasad yang paling parah, karena hasad
yang disebabkan oleh permusuhan dan kebencian dapat menimbulkan perselisihan,
saling membunuh, menghabiskan umur untuk menghilangkan nikmat yang dimiliki
orang lain dengan menipu, mengadu domba, dan merusak kehormatan.
2. At-Ta'azzuz (Rasa Paling Mulia)
Sifat at-Ta'azzuz adalah merasa keberatan jika orang lain melebihi dirinya.
Contohnya, bila saudaranya memiliki kekuasaan, pengetahuan atau harta, ia khawatir
jikalau saudaranya itu akan menyombongkan diri atau mengunggulinya, dia tidak rela
dengan ketinggian saudaranya terhadap dirinya.
3. Kesombongan(al-Kibr)
Yaitu sifat seseorang yang sombong terhadap orang lain, menganggap remeh orang it
kemudian digunakanlah tenaganya, dia memanfaatkan orang itu agar mengikuti
segala maksudnya. Maka apabila orang itu memperoleh nikmat maka si sombong
takut karena orang itu tidak akan path lagi kepadanya dan akan berbalik sombong
terhadapnya. Hasad yang disebabkan oleh ta 'azzuz dan takabbur adalah hasad yang
banyak dimiliki orang-orang kafir terhadap Rasulullah.
4. At-Ta'ajjub (Merasa takjub dengan kehebatan diri sendiri)
Hasad yang timbul dari sifat ini adalah hasad yang dimiliki umat-umat terdahulu.
Umat-umat terdahulu merasa takjub dan heran bahwa manusia seperti mereka
menyandang pangkat kerasulan, wahyu dan dekat dengan Allah. Oleh sebab it mereka
hasad terhadap rasul-rasul Allah dan menginginkan hilangnya pangkat kenabian dari
para nabi karena mereka khawatir adanya manusia seperti mereka yang derajatnya
lebih tinggi mengungguli diri mereka.
5. Ketakutan mendapat saingan dalam mencapai suatu tujuan (al-khauf min füt al-
maqâshid)
Jenis hasad yang disebabkan faktor ini hanya khusus bagi orang-orang yang sedang
bersaing untuk mencapai satu tujuan tertentu, contohnya saling hasad antara sesama
wanita untuk memperebutkan calon suami, saling hasad antara sesama saudara
kandung dalam persaingan mendapatkan tempt di hati orang tua untuk tujuan harta,
dan sebagainya.
6. Hubb ar-Rivâsah (Ambisi Kedudukan)
Contoh hasad yang disebabkan faktor ini adalah seseorang yang dipuja dan dipuji
karena tidak ada yang menyamainya baik dalam hal materi, ilmu, pangkat atau
lainnya, jika suatu sat ia mendengar ada seseorang yang menandinginya maka hal itu
akan membuatnya tidak senang dan menginginkan hilangnya nikmat orang yang
menyainginya tersebut, hasadnya ini tidak lain karena keinginan untuk unggul dari
orang lain. Seperti ulama Yahudi yang mengingkari pengetahuan akan adanya
Rasulullah dan tidak beriman kepadanya karena khawatir kehilangan kepemimpinan
mereka.
7. Sikap Keji dan Kikir Dalam Hal Kebaikan Terhadap Hamba Allah
Keburukan dan kekikiran jiwa terhadap hamba Allah, yaitu seseorang yang tidak
senang melihat nikmat yang dimiliki orang lain dan merasa bahagia melihat
penderitaan orang lain, a selalu kikir atas nikmat yang diberikan Allah kepada orang
lain seakan-akan nikmat tersebut diambil dari dirinya. Hasad yang disebabkan oleh
buruknya watak seperti ini biasanya sulit untuk diobati.'
e. BAHAYA DAN DAMPAK HASAD
Hasad tidak timbul kecuali dari hati yang durhaka atas pembagian nikmat yang diberikan
Allah untuk hamba-Nya. Kesalahan pertama orang yang hasad (hâsid) ialah
penolakannya atas pembagian nikmat yang telah Allah berikan untuk makhluk-Nya, dan
kesalahan kedua adalah akibat dari apa yang dialaminya yaitu terbakarya hati hâsid
bahkan sebelum orang yang ia hasadkan (mahsüd) mendapatkan keburukan darinya. Oleh
sebab itu dikatakan bahwa hasad adalah perbuatan dosa yang akibatnya dirasakan terlebih
dahulu oleh hâsid, semua perbuatan dosa hukumannya akan dirasakan di akhir kecuali
hasad, karena sebelum si hâsid mengaplikasikan rasa hasadnya a sudah merasakan
hukuman atas hasadnya tersebut yaitu terbakar hatinya.
Oleh karena itu menurut asy-Sya°râwì setiap manusia seharusnya membentengi dirinya
agar tidak terjerumus ke dalam lubang hasad di hatinya karena hasad dapat membentuk
perubahan kimia dalam tubuh manusia. Perubahan kimia akibat hasad in menyebabkan
rasa lelah pada diri manusia yang dapat menimbulkan reaksi kimia tertentu yaitu
keluarnya sinar atau energi yang tertuju kepada mahsud hingga dapat membunuhnya.
Contohnya seseorang yang hasad kepada musuhnya akan muncul reaksi dari gejolak
instingnya untuk membeli senjata untuk membunuh musuhnya tersebut.
Dalam Syarh Riyadh ash-Shälihin disebutkan, sesungguhnya hasad adalah
bara api di dalam hati hasid yang akan membakar hatinya setiap kali Allah
memberikan nikmat kepada hamba-Nya, dan membuat hidupnya akan selalu terlihat
dalam kesusahan dan kekhawatiran. Padahal betapapun hasad seseorang terhadap orang
lain tetap tidak dapat menghalangi nikmat yang diberikan Allah kepada hamba-Nya.
Dalam buku Majmú ah Rasâ'il Imam al-Ghazâlì (505 H) menjelaskan bahwa sifat hasad
merupakan cabang dari sifat tamak/rakus, orang rakus adalah orang yang pelit atas
nikmat Allah untuk hamba-Nya. Sifat hasad membebani pelakunya atas segala anugerah
Allah untuk hamba-Nya, baik berupa ilmu, harta, rasa cinta di hati manusia, atau
keberuntungan-keberuntungan lain sehingga membuatnya menginginkan hilangnya
anugerah tersebut dari pemiliknya meskipun dirinya tidak memperoleh apapun dari
nikmat tersebut. Hasad adalah sifat yang menyiksa dan membuat pelakunya selalu
merasakan sika di dunia hingga kematiannya, padahal sika di akhirat akan lebih bear dan
pedih. Seseorang tidak akan sampai kepada hakikat keimanan selama dirinya tidak
menyukai untuk saudaranya apa-apa yang a sukai untuk dirinya sendiri.
f. PENAWAR PENYAKIT HASAD
Adapun amal yang bermanfaat sebagai penawar penyakit hasad adalah melakukan hal
yang berlawanan dengan hasad, contohnya jika hasad menyebabkan hâsid mencela
mahsüd maka hâsid harus memaksakan diri untuk memujinya, jika hasad menyebabkan
hâsid bersikap sombong kepada mahsud maka hasid mengharuskan dirinya bersikap
tawadhu, meskipun sebenarnya hâsid sangat terbebani dengan itu semua akan tetapi jika
mahsûd mengetahui perbuatan baik hâsid padanya otomatis hatinya akan menyayangi
hasid, apabila hasid melihat rasa sayang mahsid padanya maka ia pun akan
menyayanginya, dari rasa sayang ini akan muncul kecocokan dan kenyamanan yang akan
menghilangkan hasad. 13
Selain merugikan rohani hasad juga merugikan jasmani, hasad yang parah dapat
menciptakan banyak penyakit. Menurut dr. Frank Haurk seperti dikutip oleh Sayyid
Mujtaba Musawi Lari mengatakan "Pedihnya perasaan psikologis hasid dapat
memperlambat peredaran darah, melemahkan sistem syaraf, menghalangi kegiatan
jasmani dan rohani, merintangi orang mencapai tujuan dan harapan- harapan hidup, serta
merendahkan tingkat pemikiran manusia."I*
Pada hakikatnya sikap hasid lebih rendah dari hewan, karena manusia yang diberi akal
shat tidak mungkin merasa bahagia di atas penderitaan orang lain.
pikiran negatif yang timbul dari hasid dapat dihilangkan dengan mengarahkannya
kepada pikiran positif dengan cara memikirkan kebahagiaan hidup. Pikiran negatif tidak
akan membawa kepada kehidupan yang positif.
Ibn Qayyim (w. 751 H) dalam tafsirnya menyebutkan bahwa obat penyakit hasad yang
sangat penting adalah surat Al-Falaq, karena surat ini mencakup tawakkal kepada Allah
dan mencari perlindungan kepada-Nya dari si hasid nikmat. In Qayyim juga
menyebutkan 10 perkara yang dapat menolak kejahatan penyakit hasad, diantaranya:
berlindung kepada Allah dari kejahatan hasad, bertaqwa kepada Allah dengan senantiasa
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, bersabar terhadap hasid
dengan tidak memusuhinya, bertawakkal kepada Allah, mengosongkan hati dari pikiran
dari hasad, selalu mengingat Allah dan ikhlas kepada-Nya, menyerahkan taubat si hasid
kepada Allah atas dosa dosa yang diperbuatnya terhadap mahsid, memperbanyak
bersedekah dan berbuat kebaikan sesuai kemampuan, memadamkan api hâsid dengan
berbuat baik padanya, dan perkara terakhir adalah beriman kepada Allah serta
menyerahkan segala sesuatu kepada Allah karena Dialah sang penyebab terjadinya segala
sesuatu.
Menurut asy-Sya'râwì manusia sangat mungkin terjangkit penyakit hasad,apabila
ditemukan hasad dalam dir seseorang kemudian ia ingin menghilangkannya maka
hendaklah mengembalikan segala sesuatu kepada Allah, jika segala sesuatu telah
dipasrahkan kepada Allah maka dirinya telah membentengi dir agar tidak menjadi
seorang hasid, dan melindungi orang lain serta nikmat yang dimilikinya agar tidak
menjadi mahsid.
Jika seseorang terkena keburukan yang diakibatkan penyakit hasad dari orang lain maka
hendaklah a membaca istirja' yaitu mengucapkan inna lillähi wa inn ilaihi râji'ún, dan
yakin bahwa keburukan yang menimpanya adalah baik

Anda mungkin juga menyukai