tentang
Akhlak Mahmudah Dan Akhlak Mazmumah
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Anggota:
WILDA SHABRINA (230702011)
MAHDEVI RISQINA (230702009)
Dari sahabat Ibnu Umar bahwasannya ia berkata: Dahulu aku bersama Rasulullah
maka seseorang dari kaum anshor mendatangi beliau dan mengucapkan salam. Kemudian
berkata: ‘Yaa Rasulullah! Mukmin mana yang paling afdal?’ Rasulullah bersabda: “Yang
paling baik akhlaknya.” Dia berkata lagi, ‘Mukmin mana yang paling cerdas?’ Rasulullah
bersaba: “Yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik mempersiapkan
untuk setelah kematian, mereka itulah yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah. No. 4259)
“sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya milik Allah Tuhan semesta
alam”.
2. Tawakkal
Tawakkal yaitu berpasrah diri kepada Allah SWT. Berpasrah diri disini bukan berarti
pasrah tanpa melakukan usaha, justru tawakkal adalah bentuk kepasrahan diri tanpa
menghilangkan nilai usaha. Tawakkal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada
Allah SWT. Untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudharatan, baik
menyangkut urusan dunia maupun akhirat. Sebagaimana Allah SWT berfirman pada surah
At-Taghabun: 13
“(Dialah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mukmin
bertawakkal kepada Allah saja”.
3. Sabar
Sabar diartikan sebagai sifat tabah dalam menghadapi segala macam bentuk
cobaan hidup dan masalah yang menimpa. Sifat sabar memang sangat berat
kecuali bagi orang-orang yang memiliki pondasi hati yang kuat. Allah SWT
berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 45:
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan sesungguhnya hal
itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”.
4.Syukur
Syukur diartikan sebagai wujud dari rasa berterima kasih kepada Allah SWT atas
segala rahmat dan nikmat yang Dia berikan dengan menjalankan semua perintah-
Nya dan menjauhi larangan-Nya. Wujud rasa syukur diungkap kan dengan perkataan,
perbuatan, dan hati. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 152:
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”.
5.Zuhud
Zuhud ialah mengutamakan kepentingan akhirat diatas kepentingan dunia. Orang-
orang yang zuhud adalah orang-orang yang enggan berurusan dengan urusan dunia
kecuali urusan dunia yang bisa mendukung urusan akhirat, seolah-olah mereka tidak peduli
atas macam kemewahan dunia yang bersifat semu, sertamenghabiskan segenap waktu
dengan beribadah, berdzikir, bermunajah, dan lain-lain.
Seperti yang sudah kita ketahui, makna zuhud hukan berarti meninggalkan usaha dan
kerja mencari penghidupan, bukan berarti meninggalkan sebab sebab dan tidak
mengambilnya, atau lari dari tanggung jawab individual dan sosial. Sebab Islam sangat
peduli terhadap kehidupan dunia dan menaruh perhatian yang amat besar, sesuai dengan
fungsinya untuk mempertahankan kemaslahatan individual dan sosial Karena itulah Islam
memerintahkan orang Muslim untuk mengambil bagiannya dari dunia, sebagaimana firman-
Nya dalam surah Al-Qashash: 77
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan”.
6.Haya’ atau Malu
Maksud “malu” disini adalah memiliki sifat malu untuk melakukan sebuah
keburukan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Orang yang
mempunyai malu tidak hanya dari hati saja, tetapi juga ditunjukkan dari perkataan dan
perbuatan. Sifat haya’ atau malu merupakan salah satu ciri 99 cabang iman:
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya
kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai
setinggi gunung”.
4. Kibir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kibir adalah menganggap dirinya lebih
(kuat dan sebagainya); takabur, sombong, angkuh. Menurut istilah, kibir adalah sikap
angkuh, merasa dirinya lebih dari pada orang lain, memandang remeh orang lain serta tidak
mau taat/tunduk kepada Allah Swt.
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”.
3.2. Saran
Demikianlah makalah ini penulis susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan dan kesalahan
sehingga kami mengharapkan saran dan kritik untuk menyempurnakan makalah kami ini.
Daftar pustaka
Amin, S. M., 2022. Ilmu Akhlak. In: D. Ulmila, ed. Jakarta: Amzah, p. 292.
Hanbal, I. A. b., 2020. Zuhud Cahaya Qalbu. In: s.l.:Darul Falah, p. 462.
Sari, M., 2016. Sabar dan Syukur. In: A. Zirzis, ed. Jakarta: Amzah JI., p. 274.
Suhadi, R., 2020. Akhlak Madzmumah Dan Cara Pencegahannya. In: M. Busiri, ed. Yogyakarta:
Deepublish, p. 228.
Ubaid, U. A., 2022. Sabar dan Syukur. In: A. Zirzis, ed. Jakarta: Amzah, p. 229.