Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Pendidikan Agama Islam

Tentang
Akhlak

Disusun oleh :
1. Hafsah Fahirah (23077008)
2. Cerlly ambarwati (23077004)
3.Dhea Agustiana (23077005)
4. Fadillah Ramadhani (23077007)

Dosen pengampu : Dr. SALMADANIS,M.Ag

D3 Tata Busana
Fakultas pariwisata dan perhotelan
Universitas negeri padang
2023
Kata pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Swt. atas ridho-Nya saya dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Adapun judul makalah Akhlak.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Tidak dapat disangkal bahwa butuh usaha yang keras dalam penyelesaian pengerjaan
makalah ini. Namun, makalah ini tidak akan selesai tanpa orang-orang tercinta di
sekeliling saya yang mendukung dan membantu. Terima kasih saya sampaikan
kepada Dr. Salmadanis, M.A. selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan berbagai pengalaman kepada penulis dan semua pihak yang telah
membantu dan tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapat berkah dari Allah
Swt. dan akhirnya saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
karena keterbatasan ilmu yang saya miliki. Untuk itu saya dengan kerendahan hati
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak demi
makalah yang jauh lebih baik lagi.

Padang, 4 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………… 1


KATA PENGANTAR ………………………………… 2
DAFTAR ISI …………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………… 4


1.1. Latar Belakang ………………………………………….. 4
1.2. Tujuan Penulisan Makalah……………………………………….. 5
1.3. Rumusan Masalah ……………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………… 6


2.1. Konsep akhlak ……………………………….. 7
2.2.Rasulullah sebagai uswatun hasanah………………..…. 8
2.3 akhlak sebagai penuntun karakter bangsa……..……........................10
2.4 implementasi akhlak…………………………………............11

BAB III PENUTUP ………………………………………… 13


3.1. Kesimpulan ………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………. 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang penulis makalah

Akhlak mempunyai pengaruh besar terhadap individu manusia dan terhadap suatu
bangsa. Ajaran-ajaran akhlak sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw
dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang terdapat di beberapa ayat al-Qur’an yang
menjelaskan tentang akhlak mulia Rasulullah. Sebagaimana yang terdapat dalam Q.S.
Al-Aḥzāb:21 yang artinya “ Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu, bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”.1 Dari ayat tersebut mengindikasikan perlu adanya akhlak mulia,
baik dikehidupan agama maupun kehidupan beragama.
Upaya dalam meningkatkan akhlak peserta didik sangatlah penting, Karena salah
satu faktor penyebab kegagalan Pendidikan Agama Islam selama ini adalah rendahnya
akhlak mulia peserta didik, kelemahan Pendidikan Agama Islam di Indonesia
disebabkan karena pendidikan selama ini hanya menekankan kepada proses
pentransferan ilmu kepada siswa saja, belum ada proses transformasi nilai-nilai luhur
keagamaan kepada peserta didik untuk membimbingnya agar menjadi manusia yang
berkepribadian kuat dan berakhlak mulia.4 Dalam kenyataannya memang persoalan
akhlak selalu mewarnai kehidupan manusia dari waktu ke waktu.

1.2 Tujuan penulisan


1. Mengetahui macam-macam akhlak yang baik
2. untuk pengetahui cara mengamalkan akhlak dalam kehidupan
3. mengetahui implementasi akhlak

1.3 Rumusan masalah


1. Apa saja macam-macam akhlak yang mulia?
2. Bagaimana cara mengamalkan akhlak dalam kehidupan sehari-hari?
3. bagaimana cara mengimplementasikan akhlak yanh benar?
BAB 2
PEMBAHASAN

a. Konsep akhlak: pengertian, Ruang lingkup,kedudukan


Secara umum akhlak dipahami sebagai sikap, tingkah laku,
dan performance dariseseorang.
Istilah akhlak sering disejajarkan dengan istilah lain seperti etika, moral,
susila, nilai(value), adat, dan lainnya. Namun secara substansi antara
akhlak dengan beberapa istilah tersebut jauh berbeda. Perbedaaan
mendasarnya adalah sumber atau rujukan dari sikap atau tingkah laku
tersebut. Menurut etimologi akhlak berasal dari kata khuluq, yang berarti
prilaku. Kata khuluq berhubungan dengan kata khaliq dan makhluq.
Dipahami bahwa akhlak merupakan perwujudan prilaku yang
menghubungkan makhluk dengan khalik- Nya dan tata nilai dari khalik
terhadap makhluk-Nya.
Akhlak secara terminologi seperti yang dikemukakan oleh Imam al-
Ghazali yang dikutip oleh Yunahar Ilyas, (1999:1) adalah sifat yang
tertanam dalam diri seseorang yang merupakan sumber lahirnya perbuatan
dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan.
karakteristik akhlak yaitu;
1. sifat yang muncul dari jiwa/diri yang dalam,
2. jiwa menjadi sumber munculnya perbuatan,
3. muncul perbuatan secara spontan tanpa pertimbangan dan pemikiran.

Berdasarkan hadist Rasul SAW: “Sesungguhnya aku diutus untuk


menyempurnakan akhlak manusia”.
Akhlaq berbeda dengan moral, etika adat istiadat , moral adalah ide-ide
umum yang diterima oleh kesatuan sosial atau lingkungan tertentu. Etika
memiliki ukuran baik dan buruk berdasarkan akal fkiran. Sedangkan adat
yaitu kebiasaan-kebiasaaan yang terpelihara dan diwariskan ditengah-
tengah masyarakat sedangkan susila dipahami sebagai prinsip-prinsip
tingkah laku dalam kehidupan Sedangkan akhlak memiliki timbangan baik
dan buruk sebuah perbuatan berdasarkan kehendakpencipta (Khaliq) yakni
Allah SWT dan mengacu kepada Al-Quran dan Sunnah.

b. Rasulullah sebagai Uswatun Hasanah


Nama Nabi Muhammad SAW adalah nama yang sangat akrab bagi setiap
muslim, salah satunya nama beliau selalu dikumandangkan daam setiap
azan dan iqomat, kemudian dalam setap khutbah atau ceramah para khatib
tidak lupa untuk mengajak para jamaah untuk menyampaikan sholawt dan
salam kepada beliau, memohon kepada Allah agar nantinya mendapat
syafaat dari Rasulullah SAW.
Kisah perjalanan hidup beliau selalu disebut dalam mata pelajaran agama
atau diceritakan oleh orang tua serta banyak dibahas dalam kajian sirah
nabawiyah.
Bahkan untuk menggambarkan serta mensosialisasikan Rasulullah SAW
beragam media digunakan seperti, media cetak yang berupa buku kisah
perjalanan hidup dan dakwah ataupun dalam buku sirah nabawiyah sendiri,
bahkan sekarang telah ada yang dibuat dalam bentuk film yang
menceritakan kisah-kisah beliau dan para sahabatnya serta bagaimana
perkembangan Islam sejak sebelum beliau diutus samapai akhirnya
beliau wafat meninggalkan warisan berupa ajaran Islam yang telah
sempurna.Sehingga sosok nabi Muhammad SAW diposisikan sebagai
pribadi yang sangat agung dan menafikan bahwa sesungguhnya
Rasullulllah adalah tokoh nyata yang pernah hidup sebagai manusia biasa
seperti umatnya. Hal ini telah ditegaskan Allah dalam firmanNya;
“Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri,
berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-
orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah:
"Cukuplah Allah bagiKu; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya
Aku bertawakkal dan dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang
agung". (QS. At- Taubah 128-129)
Sebagai nabi penutup (khatamul anbiya) Muhammad SAW adalah hamba
dari Allah SWT sebagimana amba yang lain dan memiliki ciri-ciri yang
sama dengan manusia lain, belaiu juga dilahirkan dan wafat, makan dan
minum, mengalami sehat dan sakit, bekerja dan berdakwah, bahkan juga
tidur untuk melepaskan lelah sebagaimana umat manusialainnya.
Rasulullah SAW adalah suri tauladan dalamfirmanNya;
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-
Ahzab:21)
Sebagai Nabi penutup Rasululllah SAW memiliki beberapa sifat dasar
yang agung, diantaranya:

1) Manusia (Al-Basyariyah)
Rasulullah SAW adalah manusia biasa seperti umatnya, perbedaannya, Allah
memberikan wahyu untuk disampaikan kepada umatnya. Dengan keyakinan ini
sebenarnya menghantarkan kepada umat Islam bahwa tidak ada alasan untuk menolak
perintah Rasulullah SAW. Tidak ada alasan tidak mampu apalagi tidak mungkin,
karena rasulullah juga meiliki tanggungan seperti layaknya manusia biasa, bekerja,
memiliki istri, anak bahkan beliau mendapat amanah tambahan yang lebih berat yaitu
mendidik manusia dan memimpin mereka.
2) Terpelihara dari kesalahan (Al-„Ishmah)
3) Benar (Ash-Shidiq)
Orang yang membawa kebenaran tentu ia sendiri harus memiliki sifat shiddiq
sehingga apa yang disampaikannya dapat diterima manusia . oleh karena itu
Rasulullah SAW bersifat Shidiq, bahwa beliau juga tidak berkata berdasarkan hawa
nafsunya, sebaliknya beliau hanya berkata yang baik dan benar serta bermanfaat saja.
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa
nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya)”.
4) Cerdas (Al-Fathanah)
Kecerdasan Rasulullah SAW dapat dilihat dari jawaban yang diberikan kepada para
sahabat maupun orang lain, cara Rasulullah SAW menyelesaikan masalah, ataupun
dalam menyusun strategi dakwah dan siyasat dalam peperangan.“Sesungguhnya
Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan
sebenarnya (yaitu) bahwa Sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil
Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan
mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa
yang tiada kamu ketahui dan dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat”
(QS. Al-Fath:27)
5) Amanah
Amanah secara umum berarti bertanggung jawab terhadap apa yang dibawanya,
menepati janji, melaksanakan perintah, menunaikan keadilan, memberikan hukum
yang sesuai dan dapat menjalankan sesuatu yang telah disepakati.“ Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
Melihat.” (An-Nisa: 58)
6) Menyampaikan (At-Tabligh)
Kewajiban Rasulullah adalah menyampaikan perintah Allah kepada manusia,
kemudian manusia bertanggungjawab dan berkewajiban pula menyampaikan risalah
ini kepada siapapun yang mau menerimanya.
“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika
tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS.
Al-Maidah:67)
7) Komitmen (Al-Iltizam)
Rasulullah SAW dan para sahabat selalu mencontohkan sikap untuk selalu
komitmen terhadap Islam, walaupun diterpa cobaan yang bertubi-tubi. Dengan
adanya iltizam nilah maka nilai-nilai Islam akan selalu terpelihara,
“Dan kalau kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong
sedikit kepada mereka,”(QS. Al-Isra:74) Tanpa adanya iltizam maka godaan syaithan
dan gangguan orang kafir akan mudah menggoncang ummat yang pada gilirannya
akan membawa umat itu kedalam lembah kebinasaan.
c. Akhlak sebagai penuntun karakter Bangsa
1) Akhlak kepada Allah
Akhlak kepada Allah SWT maksudnya sifat yang terdapat dalam diri seseorang
yang diwujudkan dalam kehidupan yang diatur oleh Allah. Secara umum semua
aktivitas yang dilakukan oleh manusia harus merupakan cerminan dari akhlak
kepada Allah karen
secara maksimal dan sesuai dengan aturan-Nya.
b) Tasbih, yaitu mensucikan Allah dari segi nama, sifat da segala sesuatu adalah
fasilitas yang disediakan-Nya, seperti yang dikemukakan oleh Toto Suryana (1996:
148) yaitu:
a) Syukur, yaitu mengungkapkan rasa terima kasih dan menggunakan semua karunia
yang diberikan Allah an segala kekuasaan-Nya dari hal-hal yang bertentangan
dengan hakekat keagungan Tuhan.
c) Istigfar, yaitu meminta ampun kepada Allah atas segala dosa yang dilakukan
dengan cara membaca istigfar dan tidak mengulangi lagi kesalahan yang dilaukan.
d) Takbir, yaitu mengagungkan Allah SWT atas Kekuasaan dan Kemuliaan serta ke-
Maha sempurnaan-Nya yang diiringi dengan kalimattakbir.
e) Do’a, yaitu memohon kepada Allah untuk memperkenankan segala yang
diinginkan untuk kebahagiaan hidup setelah melakukan usaha dengan maksimal.

2) Akhlak kepada diri sendiri


a) Sabar
Sabar maksudnya sikap tahan uji terhadap berbagai tantangan dan cobaan dalam
kehidupan.
b) Syukur
Syukur adalah sikap mampu menerima, dan memanfaatkan segala sesuatu yang
diberikan oleh Allah menurut kehendak-Nya.
c) Tawadhu‟
Maksud Tawadhu’ adalah sifat rendah hati yang terdapat dalam diri seseorang yang
terwujud dalam berbagai aktivitas hidup.
d) Benar
Sifat benar dalam bahasa Arab disebut dengan Shidiq yaitu jujur.
e) Amanah
Amanah artinya sifat berpegang teguh pada kepercayaan yang diberikan
dan menjalankannya dengan penuh tanggung jawab baik dalam bentuk harta benda,
rahasia, maupun tugas dan kewajiban.

3) Akhlak Kepada Keluarga


a) Berbakti Kepada Ibu dan Bapak
b) Adil terhadap saudara
c) Mendidik anak

4) Akhlak Kepada Bangsa dan Negara

5) Akhlak terhadap sesama manusia


a) Akhlak terhadap orang yang lebih tua
b) Akhlak terhadap teman sebaya
c) Akhlak terhadap orang yang lebih muda
d) Akhlak terhadap orang yang berbeda agama

d. Implementasi akhlak (akhlak terpuji dan perilakutercela)


1) Akhlak Terpuji
Akhlak terpuji merupakan terjemahan dari ungkapan bahasa Arab,
akhlaq mahmudah. Akhlak terpuji harus dimiliki oleh setiap orang.
Berikut bentuk- bentuk akhlak yang baik:
1) Bersifat Sabar
Kesabaran dapat dibagi empat kategori yaitu sabar menanggung beratnya
melaksanakan kewajiban, sabar menanggung musibah atau cobaan, sabar
menahan penganiayaan dari orang, sabar menanggung kemiskinan.
2) Bersifat Benar
Rasulullah telah memberikan contoh betapa beraninya berjuang karena beliau
berjalan di atas prinsip-prinsip kebenaran. Benar ialah memberitahukan sesuatu
yang sesuai dengan apa yang terjadi.
3) Memelihara Amanah
Amanah menurut bahasa ialah kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan atau kejujuran.
4) Bersifat Adil

2) Akhlak Tercela
Beberapa akhlak tercela yaitu:
a) Sifat Dengki
Dengki ialah rasa benci dalam hati terhadap kenikmatan orang lain dan disertai
maksud agar nikmat itu hilang atau berpindah kepadanya.
b) Sifat Iri Hati
Kata iri menurut bahasa artinya merasa kurang senang melihat kelebihan orang lain,
kurang senang melihat orang lain beruntung.
c) Sifat angkuh (Sombong)
Sombong yaitu menganggap diri sendiri lebih kaya, lebih hebat, lebih pintar, lebih
mulia dan lebih beruntung dari yang lain.
d) Sifat Riya
Riya yaitu beramal kebaikan karena didasarkan ingin mendapatkan pujian orang
lain, agar dipercaya orang lain, agar dicintai orang lain.

BAB III
PENUTUP

kesimpulan
akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara
spontan tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur
paksaan. Ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama Islam yang berguna
untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia bagaimana cara berbuat
kebaikan dan menghindarkan keburukan akhlak pun memiliki kaitan erat dengan
etika, moral, kesusilaan dan kesopanan.

DAFTAR PUSAKA
Asmaran AS. 1994. Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Rajawali ali
Pers Badri Yatim, 2002, Sejarah Peradaban Islam (Dirasah
Islamiyah II),
Jakarta: Raja Grafindo
Depag RI 1998. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta : CV. Toha
Putra Semarang
Diperta Islam Depag. RI. 2004. Materi Instruksional Pendidikan
Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum
Endang Syaifuddin Ansyari. 1986. Wawasan Islam, Jakarta : CV.
Rajawali Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004. Akhlak Mulia, Jakarta:
Gema Insani Pers Rasyid, Daud, MA. 1998. Islam dalam Berbagai
Dimensi, Gema Insani
Pers, Jakarta
Supan Kusumamiharja. 1978. Studia Islamica, Bogor : Team
Pendidikan Agama Islam IPB
Tim Dosen PAI UNP. 2010. Pendidikan Agama Islam Berbasis Soft
Skills,
Padang: UNP Press
Toto Suryana, dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam, Bandung :
Tiga Mutiara
Zakiah Daradjat, dkk, 1986, Dasar-dasar Agama Islam, Jakarta: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai