Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“Pengaktualisasian Akhlak Dalam Kehidupan Sehari-Hari Manusia”

DISUSUN OLEH:
Putri Syujazalfa Alamsyah 220810480
Intan Octavia Mustika Putri 220810471
Sahrani br sembiring 220810492
Tiara Dwi Karlita 220810497
Nur Rahmadaniah 220810502
Laisya Puspita Wulan Anjani 220810493

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbillalamin, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Berkat rahmatNya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah tentang "Akhlak'.
Kami berterimah kasih kepada Bapak Haeraul Ahyar, S. Pd., M. Pd.Selaku dosen mata
kuliah Pendidikan Agama Islam dan teman-teman sekalian yang telah ikut membantu
selesainya
makalah ini.
Dengan selesainya makalah yang kami buat diharapkan dapat memberikan
masukan yang menambah pengetahuan pembaca. Semoga pembaca dapat memanfaatkan
makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Karena makalah ini jauh dari kata sempurna, kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca untuk memperbaiki penyusunan makalah yang berikutnya. Akhimnya kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Agama Islam mengatur berbagai aspek dalam kehidupan, antara lain :
akhlaq, etika, moral dan lain-lain. Semua tercantum dalam qur’an dan hadist.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah
pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Dalam kehidupan sehari-hari,
terutama dalam pergaulan, kita mampu menilai perilaku seseorang, apakah itu baik
atau buruk. Hal tersebut dapat terlihat dari cara bertutur kata dan bertingkah laku.
Akhlak, moral, dan etika masingmasing individu berbeda-beda, hal tersebut
dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal tiap-tiap individu.
Akhlak dalam Islam menjadi sesuatu yang penting dan berguna bagi
umatnya. Akhlak menjadi suatu yang akan membuat seseorang mendapatkan
kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Islam adalah agama yang sempurna yang
mengatur sedetail-detailnya segala sesuatu. Islam adalah agama yang selamat dan
juga menyelamatkan. Islam adalah agama yang sempurna dan agama yang
mengatatkan bagi siapa yang mengikuti ajarannya dengan benar sesuai yang
diperintahkan Allah dan Rasulnya. Islam sendiri berarti istislam penyerahan diri
kepada yang pemberi selamat, dan Islam juga berati salâm yang berarti
keselamatan. Keselamatan yang diberikan Allah kepada umat Islam bukan hanya
sekedar keselamatan di dunia semata akan tetapi keselamatan yang kekal abadi
juga Allah berikan kepada umat Islam, yaitu keselamatan di akhirat. Islam bukan
hanya sekedar penyerahan diri dan tunduk saja, tapi Islam juga memiliki
konsekwensi yang harus dilaksanakan oleh pemeluknya.1
Pendidikan adalah salah satu sarana untuk membentuk kepribadian
manusia, sebagaimana tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia. Dengan
kata lain, manusia adalah khalifah di muka bumi ini yang memiliki tanggung jawab
untuk memakmurkan bumi dan menjadi makhluk yang sebaik-baiknya. Pada
dasarnya pendidikan akhlak adalah pendidikan yang berusaha meluruskan naluri
dan kecenderungan fitrah seseorang yang membahayakan masyarakat, dan
1
Ishom ad-Din, Dalilal-FalihinLi at-thuruqi Riyad as-Sholihin, (Kairo: Dar al-Hadist, 1998), vol. 1, hlm. 183-
184.
membentuk kasih sayang mendalam yang akan menjadikan seseorang merasa
terikat untuk melakukan amalan yang baik dan menjauhi amalan yang buruk.2
Pembahasan tentang pendidikan akhlak ternyata sudah jauh-jauh hari
dibahas oleh para cendikiawan muslim. Imam Abu Hamid al-Ghazali termasuk
salah satunya yang membahas tentang akhlak ini. Beliau mengatakaan bahwa
akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri seseorang, sifatnya spontan dan
tanpa berpikir panjang ketika akan melakukannya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang maslah diatas, maka muncullah rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari Akhlak?
2. Apa macam-macam akhlak?
3. Kedudukan Akhlak Dalam Islam
4. Hubungan Akhlak dengan Iman dan Ihsan
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam dari akhlak
2. Untuk mengetahui aktualisasi akhlak dalam kehidupan manusia.

2
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 81.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab “khuluqun” yang menurut lughat berarti
budi pekerti atau perangai, tingkah laku atau tabi’at. Selanjutnya definisi akhlak
yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai atau tingkah laku dan tabiaat
atau watak dilahirkan karena hasil perbuatan yang diulang-ulang sehingga menjadi
biasa. Dari pengertian diatas menunjukan bahwa akhlak adalah kebiasaan atau
sikap yang mendalam dalam jiwa manusia dimana timbul perbuatan dengan mudah
dan gampang tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu yang dilakukan
berulangulang hingga menjadi kebiasaan dan perbuatan itu bisa mengarah pada
perbuatan yang baik atau buruk.3
Kesadaran bahwa manusia dalam hidupnya membutuhkan manusia lainnya
menimbulkan perasaan bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk berbuat
yang terbaik bagi orang lain, karena Islam mengajarkan bahwa sebaikbaik manusia
adalah yang banyak mendatangkan kebaikan bagi orang lain. Dan kesadaran
manusia untuk berbuat baik sebanyak mungkin tersebut akan melahirkan sikap
peduli kepada orang lain karena Islam mengajarkan untuk berbuat baik dalam
segala hal dan melarang perbuatan yang jahat atau tercela. Karena pada dasarnya
baik atau buruknya perbuatan seseorang akan kembali kepada dirinya masing-
masing.
Adapun pengertian akhlak menurut para ahli:
 Menurut Abu Hamid Al Ghazali : Akhlak ialah sifat yang terpatri
dalam jiwa manusia yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang
dilakukan dengan senang        dan mudah tanpa memikirkan dirinya
serta tanpa adanya renungan terlebih dahulu.
 Menurut Ahmad bin Mushthafa : Akhlak merupakan sebuah ilmu
yang darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan, dimana
keutamaan itu ialah terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan
yakni kekuatan berpikir, marah dan syahwat
3
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 81.
B. Macam-Macam Akhlak
Adapaun macam-macam akhlak, yakni:
1. Akhlak Kepada Allah SWT
a. Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk
menyembahNya sesuai dengan perintah-Nya.
b. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan
kondisi,baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada
Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
c. Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a
merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan
dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan
Allah terhadap segala sesuatu
d. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan
menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
e. Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui
bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa.
2. Akhlak Kepada Rasulullah SAW
Akhlak terhadap Rasulullah adalah cara kita berinteraksi secara tidak
langsung kepada Rasulullah SAW yang meliputi tata cara bersikap kepada
beliau dan tata cara berinteraksi dengan segala sesuat yang di bawanya. Contoh
akhlak terhadap Rasulullah antara lain :
 Mencintai dan memuliakannya . Mencintai Rasulullah juga berarti
mencintai orang-orang yang di cintai oleh beliau dan membenci orang-
orang yang di bencinya.Lebih khusus mencintai keluarga dan sahabat-
sahabatnya.
 Menghormati dan memuliakan Rasulullah. Bentuk penghormatan dan
pemuliaan terhadap beliau adalah tidak boleh mendahului beliau dalam
mengambil keputusan atau menjawab pertanyaan. Bentuk lain
menghormati Rasulullah dapat di teruskan oleh umatnya yaitu dengan
tidak mengeraskan suara di hadapan para ulama pewaris nabi.
 Mengikuti dan menaati segala yang di ajarkan kepada kita. Mengikuti
Rasuullah adalah bukti kecintaan seorang hamba terhadap Allah SWT.
 Mengucapkan sholawat dan salam untuk Rasulullah. Perintah untuk
bersholawat menunjukkan betapa mulia dan terhormatnya kedudukan
Rasulullah di sisi Allah. Di samping bukti penghormatan kepada beliau
juga untuk kebaikan kita sendiri.
3. Akhlak Kepada Diri Sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya
baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri
kita, dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak
baik atau bahkan membahayakan jiwa.Sesuatu yang dapat membahayakan diri
kita itu bisa bersifat psikis. Misalkan iri, dengki, munafik dan lain sebagainya.
Itu semua dapat membahayakan jiwa kita, semua itu merupakan penyakit hati
yang harus kita hindari.
C. Kedudukan Akhlak Dalam Islam
Untuk mengetahui kedudukan akhlaq dalam Islam, maka perlu diuraikan bahwa
ada tiga macam sendi Islam, yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
yang lainnya sehingga kualitas seorang muslim selalu dapat diukur dengan
pelaksanaannya terhadap ketiga macam sendi tersebut, yang mencakup:

1. Masalah Aqidah : yang meliputi keenam macam rukun Iman, dengan


kewajiban beriman kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, Kitab-kitabnya,
Rasul-rasulnya, hari akhiratNya dan Qadar baik dan buruk yang telah
ditentukanNya.

2. Masalah syar'ah : yang meliputi pengabdian hamba terhadap TuhanNya,yang


dapat dilihat pada rukun Islam yang lima. Dan mua'amalah juga termasuk
masalah syari'ah.

3. Masalah Ihsan : yang meliputi hubungan baik terhadap seluruh Allah SWT

terhadap sesama manusia serta terhadap seluruh makhluk di dunia ini.

C.
Dari sinilah kita mengetahui kedudukan Akhlak dalam Islam, yang
merupakan sendi yang ketiga dengan fungsi yang selalu mewarnai sikap dan
prilaku manusia dalam memanifestasikan keimanannya, ibadahnyaserta
mu'amalahnya terhadap sesama manusia.
Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting dan istimewa dalam
agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan berikut ini :
1. Rasulullah menempatkan penyempurnaan Akhlak yang mulia sebagai
misi pokok risalah Islam.
2. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
3. Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan kebaikan
seseorang nanti pada hari kiamat.
4. Rasulullah t menjadikan baik buruknya Akhlak seseorang sebagai ukuran
kualitas imannya.
5. Islam menjadikan Akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah
kepada Allah SWT.
6. Nabi Muhammad selalu berdoa agar Allah SWT membaikkan Akhlak
Beliau.
7. Di dalam Al-Qur'an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan
Akhlak.
D. Hubungan Akblak dengan Iman dan Ihsan
a) Hubungan Akhlak dengan Iman
Iman dan Akhlak Adalah dua hal yang memiliki kedudukan penting
dalam Islam dan memiliki pengertian berbeda. Meskipun ada perbedaan defenisi
diantara keduanya, Iman dan Akhlak sama-sama penting dan memiliki korelasi
satu sama lain.
Iman yang secara bahasa ialah Percaya atau mempercayai. Dan secara
istilah adalah mempercayai dalam hati, mengucabkan dengan lisan, serta
membuktikannya dengan perbuatans.
* Yunahar Ilyas, Kaliah akhlak, (Yogyakarta : LPPI, 2007) , him. 6-1 1.
5 K.H. Muhammad Sholikhin, Filsafat dan metafisika dalam islam, (Yogyakarta : PT.Buku
Kita,
2008) hlm, 226.

Ada hubungan yang erat antara Akhlak dan Iman dalam Islam. Dan

hubungan diantara keduanya harus diketahui oleh setiap orang islam. Hubungan

antara Iman dan Akhlak antara lain sebagai berikut :

1. Akhlak menyempurnakan Iman

Seseorang belum dikatakan benar-benar beriman jika ia belum

memiliki Akhlak yang baik. Misalnya saja jika seseorang yang beriman

dan banyak beribadah namun ia sering menyakiti orang lain atau bersikap

sombong dan berbuat buruk maka imannya belum dikatakan sempurna.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits :

"'Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah orang yang

paling baik diantara mereka Akhlaknya". (HR. Tirmidzi)

2. Akhlak terpuji setara dengan Puasa dan Shalat Malam

Seseorang yang memiliki Akhlak mulia disamakan dengan orang

yang gemar berpuasa dan sholat malam, mskipun demikian tidaklah berarti

bahwa seseorang dapat meninggalkan puasa atau sholat malam jika ia telah

memiliki akhlak atau budi pekerti yang mulia. Dari Aisyah rha. Rasulullah

mengejar derajat orang yang selalu berpuasa dan selalu sholat malam ".

b) Hubungan Akhlak dengan Ihsan

Ihsan adalah kata Verbal (Masdar) yang mengacu kepada apa yanfg

seharusnya dilakukan seseorang dengan cara yang sebaik-baiknya. Dari tinjauan

Syari'at, kata ini berarti beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya,
dan apabila kau tidak melihatnya, sesungguhnya dia yang melihatmus.

6 Syeh Muhammad Hisyam Kabbani, Tasauf dan Ihsan, (Jakarta : PT.Serambi IImu
Semesta,

2007), hlm 38.

Pendekatan Ihsan dan Akhlak sama-sama mencari yang terbaik, terpuji

dan termulia. Ihsan Adalah melakukan yang terbaik dalam beribadah kepada

Allah SWT, baik ibadah Madhah maupun ibadah ghairu madhah. Sementara

Akhlak adalah melakukan yang terbaik terhadap Allah SWT, Rasulullah ,

pribadi, keluarga, bermasyarakat dan bernegara.

Tetapi jika ingin membedakannya, maka Ihsan melampaui Akhlak.

Misalnya Adil, Adil adalah salah satu Akhlak mulia, tetapi Ihsan bisa lebih tinggi

dari adil. Menahan marah dan memafkan kesalahan orang lain adalah Akhlak

yang mulia, tetapi membalas perilaku buruk seseorang dengan kebaikan adalah

Ihsan.

Apabila Iman tertanam kuat dalam diri seseorang, maka ia akan menjadi

muslim yang baik, yang akan menjalankan ajaran Islam dalam seluruh aspek

kehidupanya, tidak hanya ritual semata. Hasilnya, pengalaman itu akan

melahirkan Akhlak yang mulia dan terpuji , dan puncaknya melahirkan sikap

Ihsan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena

akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter

manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau

dengan sesama makhluk.

Moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.

Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu

perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik,

buruk, layak atau tidak layak,patut maupun tidak patut.

Sedangkan Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang

menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal

perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Mengamalkan rukun
iman dalam kehidupan sehari-hari, inilah cara menghasilkan Ihsan.
DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)

Ishom ad-Din, Dalilal-FalihinLi at-thuruqi Riyad as-Sholihin, (Kairo: Dar al-Hadist,


1998), vol. 1,

Depertemen Agama RI, 2015, Al-Qur'an dan terjemahannya, Banten : forum pelayanan

Al-Quran

Syeh, Kabbani, Hisyam Muhammad, 2007. Tasauf dan Ihsan, Jakarta : PT.Serambi Ilmu

Semesta.

Ilyas, Yunahar ,2007, Kuliah akhlak, Yogyakarta : LPPI.

Sholikhin, Muhammad, 2008, Filsafat dan metafisika dalam Islam, Yogyakarta :

PT.Buku Kita

Syamsuddin, Ali, 2009, Mengukir Sifat Kepribadian Muslim, Yogyakarta ; Graha IImu

Anda mungkin juga menyukai