DOSEN PEMBIMBING:
Dr. TEUKU MUTTAQIN MANSUR
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Agama Islam dengan
judul “Akhlak Seorang Muslim (erhadap Allah SWT,Rasulullah SAW,Orang tua dan
Lingkungan). Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini. supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.
2
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Akhlak?
2. Bagaimana hubungan akhlah kepada Allah SWT?
3. Bagaimana hubungan akhlak kepada manusia?
4. Bagaimana hubungan akhlak kepada alam semesta?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui alasan mengapa seorang muslim harus berakhlak kepada
Allah SWT,Rasulullah SAW
2. Untuk mengetahui alsan mengapa seorang muslim harus berakhlak kepada orang
tua dan lingkungannya
3
3. Untuk mengetahui bagaimana seharusnya seorang muslim berakhlak terhadap
Allah SWT,Rasulullah SAW,orang tua dan lingkungannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKHLAK
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Maka bila sifat itu memunculkan perbuatan baik dan terpuji menurut akal
dan syariat maka sifat itu disebut akhlak yang baik, dan bila yang muncul dari sifat itu
perbuatan-perbuatan buruk maka disebut akhlak yang buruk. Didalam islam pengertian
akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia diatas bumi
yang didasarkan kepada Al-Qur’an dan al-Hadist.
Secara bahasa, akhlak berasal dari kata khalaqa yang berarti ciptaan atau
perbuatan. Melihat asal katanya akhlak mengandung arti perbuatan manusia, tetapi kata
akhlak biasanya dikaitkan dengan perbuatan yang bernilai baik atau buruk. Karena itu
objek yang dikaji dalam pembahasan akhlak adalah aspek tingkah laku manusia dari
segi nilai baik atau buruk. Dilihat dari struktur agama islam yang terdiri dari aqidah,
syariah, dan akhlak, maka akhlak dapat dinyatakan sebagai perilaku yang tampak ketika
seseorang telah melaksanakan syariat berdasarkan aqidah islam. Karena itu, secara
4
sruktual akhlak dapat diartikan sebagai perilakun yang telah berkonotasi baik. Akan
tetapi dalam realita sehari hari terdapat akhlak yang baik ( akhlaq al karimah) dan buruk
(akhlak al mazmumah). Akhlak yang baik adalah perilaku yang sesuai dengan norma
ajaran islam, sedangkan akhlak yang buruk adalah perilaku yang tidak sesuai dengan
norma ajaran islam.
Secara etimologi akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku dan tabi’at. Sinonim kata akhlak adalah budi pekerti, tata
krama, sopan santun, moral dan etic.
5
timbangannya seseorang dapat menilai perbuatan baik / burk untuk kemudian memilih
melakukan / meninggalkannya.
Dari beberapa pengertian tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa akhlak /
khuluq itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia sehingga dia akan muncul
secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran / pertimbangan
terlebih dahulu serta tidak memerlukan dorongan dari luar.
Sifat spontanitas dari akhlak tersebut ccontohnya adalah apabila ada seseorang
yang menyumbang dalam jumlah besar untuk pembangunan mesjid setelah mendapat
dorongan dari seorang da’i (yang mengemukakan ayat-ayat dan hadist-hadist tentang
keutamaan membangun mesjid di dunia), maka orang tadi belum bisa dikatakan
mempunyai sifat pemurah, karena kemurahannya itu lahir setelah mendapat dorongan
dari luar dan belum tentu muncul lagi pada kesempatan yang lain.
Boleh jadi tanpa dorongan seperti itu, dia tida akan menyumbang. Dari keterangan
di atas jelaslah bagi kita bahwa akhlak itu brsifat spontan dan tidak memerlukan
pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar.
Menurut terminologi, filosofis akhlak Islam yang terpengaruh oleh filsafat Yunani
ia memberikan defenisi akhlak yaitu suatu keadaan bagi jiwa yang mendorong ia
melakukan tindakan. Dari keadaan itu tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan.
Keadaan ini terbagi 2 ada yang berasal dari tabiat aslinya ada pula yang diperoleh dari
kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh jadi tindakan itu pda mulanya hanya melalui
pemikiran dan pertimbangan, kemudian dilakukan terus menerus maka jadilah suatu
bakat dan akhlak.
Di samping istilah akhlak juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu
sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Akhlak itu
ada yang bersifat tabrat / alami, maksudnya bersifat fitrah sebagai pembawaan sejak
lahir, misalnya sabar, penyayang, malu, sebagaimana di dalam hadist Abdil Qais
disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW berkata kepadaku “sesungguhnya pada diri
kamu ada dua tabiat yang di sukai Allah”, Aku berkata “Apa yang dua itu ya
Rasulullah?”, rasulullah SAW menjawab “Sabar dan malu”.
Akhlak kepada Allah dilakukan dengan cara berhubungan dengan Allah melalui
media-media yang telah disediakan Allah, yaitu ibadah yang langsung kepada Allah
seperti sholat, puasa dan haji. Pelaksanaan ibadah- ibadah itu secara benar menurut
ketentuan syariat serta dilakukan dengan ikhlas mengharap ridho allah Saw, merupakan
akhlak yang baik terhadap-Nya.
6
Berakhlak kepada Allah diajarkan pula oleh Rasul dengan bertahmid, takbir,
tasbih, dan tahlil. Takmid adalah membaca hamdallah yang merupakan tanda
terimakasih kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan-Nya. Takbir adalah
mengucap Allahu Akbar yang merupakan ungkapan pengakuan akan kemahabesaran
Allah yang tiada taranya. Tasbih adalah menbaca subhanallah sebagai ungkapan
kekaguman atas kekuasaan Allah yang tak terbatas yang ditampakkan dalam seluruh
ciptaan-Nya. Tahlil adalah membaca la ilaaha illa llahu yaitu suatu ungkapan pengakuan
dan janji seorang muslim yang hanya mengakui Allah sebagai sutu- satunya Tuhan.
Berakhlak terhadap Allah diungkapkan pula melalui berdo’a. Berdo’a merupakan bukti
ketakberdayaan manusia dihadapan Allah, karena itu orang yang tidak pernah berdo’a
dipandang sebagai oran yang sombong.
Manusia sebagai hamba Allah sepantasnya mempunyai akhlak yang baik kepada
Allah. Hanya Allah–lah yang patut disembah. Selama hidup, apa saja yang diterima dari
Allah sungguh tidak dapat dihitung. Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap
atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk Tuhan
sebagai khalik.
Berkenaan dengan akhlak kepada Allah dilakukan dengan cara memuji-Nya,
yakni menjadikan Tuhan sebagai satu- satunya yang menguasai dirinya. Oleh sebab itu,
manusia sebagai hamba Allah mempunyai cara-cara yang tepat untuk mendekatkan diri.
Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada
Allah:
a. Pertama, karena Allah-lah yang mencipatakan manusia. Dia yang menciptakan
manusia dari air yang ditumpahkan keluar dari tulang punggung dan tulang rusuk
hal ini sebagai mana di firmankan oleh Allah dalam surat at-Thariq ayat 5-7.sebagai
berikut
)٧(وال********ترائب الص********لب بين من يخ********رج )٦(دافق م********اء من خلق )٥(خلق مم فلينظراالنس********ان
Artinya :(5) "Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?,
(6). Dia tercipta dari air yang terpancar,(7). yang terpancar dari tulang sulbi dan
tulang dada. (at-Tariq:5-7)
b. Kedua, karena Allah-lah yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa
pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan
7
yang kokoh dan sempurna kepada manusia. Firman Allah dalam surat, an-Nahl
ayat, 78.
**النح ( تشكرون لعلكم فئدة واال بصار واال السمع لكم وجعل شيئا تعلمون ال تكم امها بطون من اخرجكم وهللا
)٧٨ :ل
Artinya:"Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan,
dan hati, agar kamu bersyukur. ( Q.S an-Nahal : 78)
c. Ketiga, karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah dalam
surat al-Jatsiyah ayat 12-13.
)١٢( تشكرون *ولعلكم فضله من ولتبتغوا بامره فيه الفلك لتجري البحر سخرلكم الذي هللا
)١٣-١٢ :ثية يتفكن(الجا لقوم اليت ذلك في ان منه جميعا االرض في وما السموات في ما سخرلكم و
Artinya:(12) "Allah-lah yang menundukkan lautan untuk kamu supaya kapal-kapal
dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, supaya kamu dapat mencari sebagian
dari karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur.(13), "Dan Dia
menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) dari pada Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang berpikir.(Q.S al-Jatsiyah :
12-13 ).
d. Keempat, Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya
kemampuan, daratan dan lautan. Firman Allah dalam surat Al-Israa' ayat, 70.
خلقنا كثيرممن على وفضلنهم طيبت من ورزقنهم والبحر البر في وحملنهم ادم بني كرمنا ولقد تف
)٧٠ض**************************************************************************يال(االس**************************************************************************را
Artinya: "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami
angkut mereka dari daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki yang baik-baik
dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan. (Q.S al-Israa : 70).
Ada macam-cacam akhlak kepada Allah SWT dan pelaksanaannya dalam
KehidupanSehari-Hari
a. Cinta dan ridha kepada Allah SWT.
8
b. Cinta adalah kesadaran diri, perasaan jiwa, dan dorongan hati yang
menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada yang dicintainya dengan penuh
semangat dan kasih saying. Bagi seorang mukmin sejati cinta pertama dan utama
adalah cinta kepada Allah swt. Allah lebih dicintai dari segalanya.
c. Ridha adalah menerima dengan sepenuh hati tanpa penolakan sedikitpun segala
sesuatu yang dating dari Allah swt, baik berupa perintah, larangan, ataupun
petunjuk-petunjuk-Nya dengan senang hati.Dengan cinta kita mendapatkan
ridhaNya dan dengan bersikap ridha terhadap apa yang Allah swt
berikan/tentukan kita mengharapkan cintaNya.
d. Berbaik sangka kepada Allah SWT.
e. Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan buruk) dari Allah SWT.
f. Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.
g. Taubat kepada Allah swt
h. Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta adalah
Taubat.Taubat secara bahasa berarti kembali pada kebenaran.Secara istilah
adalah meninggalkan sifat dan kelakuan yang tidak baik,salah atau dosa dengan
penuh penyesalan dan berniat serta berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan
yang serupa.Dengan kata lain,taubat mengandung arti kembali kepada
sikap,perbuatan atau pendirian yang baik dan benar serta menyesali perbuatan
dosa yang sudah terlanjur dikerjakan.
9
masyarakat pers, masyarakat pendidikan, masyarakat ekonomi, masyarakat politik dan
sebagainya, juga ada masyarakat etnik dan masyarakat bangsa.
Dalam perspektif ini kita mengenal ungkapan yang mengatakan bahwa seorang
pemimpin adalah anak zaman, artinya kualitas masyarakat seperti apa akan melahirkan
pemimpin seperti apa. Seorang penulis juga anak dari zamannya, artinya pemikiran
yang muncul dari seorang penulis mencerminkan keadaan masyarakat zamannya. Bagi
orang yang sadar akan makna dirinya sebagai makhluk sosial maka ia bukan hanya
dibentuk oleh masyarakatnya, tetapi secara sadar berusaha membangun masyarakat
sesuai dengan konsep yang dimilikinya.
Secara berencana ia membangun institusi-institusi yang akan menjadi pilar
terbangunnya masyarakat yang diimpikan, satu pekerjaan yang sering disebut dengan
istilah rekayasa sosial, social enginering. Islam mengajarkan bahwa antara individu
dengan individu yang lain bagaikan struktur bangunan (ka al bun yan), yang satu
memperkuat yang lain. Masyarakat yang ideal adalah yang berinteraksi secara dinamis
tetapi harmonis, seperti yang diumpamakan oleh Nabi bagaikan satu tubuh (ka al jasad
al wahid), jika satu organ tubuh menderita sakit maka organ yang lain ikut
merasakannya dan keseluruhan organ tubuh melakukan solidaritas.
Dari sudut tanggung jawab anggota masyarakat, suatu masyarakat itu
diibaratkan Nabi dengan penumpang perahu, jika ada seorang penumpang di bagian
bawah melubangi kapal karena ingin cepat memperoleh air, maka penumpang yang di
bagian atas harus mencegahnya, sebab jika tidak, yang tenggelam bukan hanya
penumpang yang di bawah, tetapi keseluruhan penumpang perahu, yang bersalah dan
yang tidak.
Jadi disamping setiap individu memiliki HAM yang perlu dilindungi, dan setiap
keluarga memiliki kehidupan privasi yang perlu dihormati, maka suatu masyarakat juga
memiliki norma-norma dan tatanan sosial yang harus dipelihara bersama. Pelanggaran
atas norma-norma sosial akan berakibat terjadinya kegoncangan sosial yang dampaknya
akan dirasakan oleh setiap keluarga dan setiap individu. Akhlak terhadap masyarakat
adalah bertujuan memelihara keharmonisan tatanan masyarakat agar sebagai lembaga
yang dibutuhkan oleh semua anggauta masyarakat ia berfungsi optimal.
10
Di dalam lingkungan masyarakat yang baik, suatu keluarga akan berkembang
secara wajar, dan kepribadian individu akan tumbuh secara sehat. Akhlak terhadap
manusia dapat dirinci menjadi:
a. Akhlak terhadap rasulullah (Nabi Muhammad), antara lain:
Mencintai rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.
Menjadikan Rasulullah sebagai idola, suri teladan dalam hidup dan
kehidupan.
Menjadikan apa yang disuruh-Nya, tidak melakukan apa yang dilarang-Nya.
b. Akhlak terhadap orang tua (Birrul Walidain), antara lain:
Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya.
Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih saying
Berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat, mempergunakan kata-kata
lemah lembut.
Berbuat baik kepada ibu bapak dengan sebaik-baiknya, dengan mengikuti
nasihatn baiknya, tidak menyinggung perasaan dan menyakiti hatinya,
membuat ibu bapak ridho.
Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang
atau kedua-duanya telah meninggal dunia.
c. Akhlak terhadap diri sendiri antara lain:
Memelihara kesucian diri.
Menutup aurat
Jujur dalam perkataan dan berbuat ikhlas dan rendah hati.
Malu melakaukan perbuatan jahat
Menjauhi dengki dan dendam.
Berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain
Menjauhi dari segala perkataan dan perbuatan sia-sia.
d. Akhlak terhadap keluarga karib kerabat antara lain:
Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga
Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak
Berbakti kepada ibu bapak
Mendidik anak-anak dengan kasih saying
11
Memelihara hubungan silaturahmi dan melanjutkan silaturahmi yang dibina
orang tua yang telah meninggal dunia.
e. Akhlak terhadap tetangga, antara lain :
Saling mengunjungi
Saling bantu diwaktu senang lebih-lebih tatkala susah
Saling beri memberi, saling hormat menghormati
Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan
f. Akhlak terhadap masyarakat, antara lain :
Memuliakan tamu
Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan
Saling menolong dalam melakukan kebajikan dan taqwa
Memberi makanan fakir miskin dan berusaha melapangkan hidup dan
kehidupan
Bermusyawarah dalam segala urusan
Memtaati keputusan yang telah diambil
Menepati janji
12
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah
sebelum matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berati tidak
memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti
manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan, dan
terhadap semua proses yang sedang terjadi, sehingga ia tidak melakukan pengrusakan
atau bahkan dengan kata lain, setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai
sebagai perusakan pada diri manusia sendiri.
Dari Syaddad bin Aus berkata, “Ada dua hal yang aku hapal dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata, ‘Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku
ihsan kepada segala sesuatu.
13
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik
maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Akhlak ini merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah
seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah
S.A.W.
Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: “Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya.”
(HR.Bukhari dan Muslim).
Akhlak merupakan sifat-sifat yang mencerminkan diri manusia. Akhlak dibagi
menjadi 2, yatu akhlak terpuji atau akhlak baik dan akhlak tercelak atau bisa disebut
akhlak yang tidak baik. Manusia di dunia ini adakalanya manusia tersebut perbuatannya
baik, berarti ia mempunyai akhlak yang baik, namun sebaliknya, jika perbiatannya itu
jelek maka ia mempunyai akhlak yang tidak baik atau akhlak tercela.
2. SARAN
Sebaiknya sebagai seorang muslim yang baik kita harus mempunyai akhlak yang
terpuji agar orang-orang lain dapat menghormati dan menghargai kita, dan juga
14
derajat dari orang tersebut akan diangkat oleh Allah SWT.Dengan demikian makalah
yang kami buat semoga dapat bermafaat bagi pembaca, apabila ada saran dan kritik
yang ingin di sampaikan silahkan sampaikan kepada kami.Apabila ada terdapat
kesalahan mohon dapat dimaafkan dan dapat dimaklumi.
DAFTAR PUSTAKA
Hikmatillah, Asep dan Zakky, Ahmad, Akhlak Anak, Bogor: Lini Zikrul Kids, 2010
http://senyumkudakwahku.blogspot.com/2013/12/memahami-ruang-lingkup-
akhlak.html
Hamami, tasman. 2005. Akhlak Tasawuf. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga.
Pendidikan Agama Islam. Didownload, tanggal 30/09/2014 Sumber:
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/agama_islam/bab5-akhlak.pdf
15