Anda di halaman 1dari 15

KONSEP ETIKA DAN ESTETIKA ISLAMI

DALAM
PENGEMBANGANGAN BUDAYA DAN
SAINTEK
KELOMPOK 7
MUHAMMAD RIZQI WINDARTO (1304620037)
REYHAN DAFFA FADHIL (1304620084)
TAUFIK ISMAIL FADILLAH (1304620018)
Pendahuluan
Dalam era saat ini di mana kecanggihan teknologi membuat informasi sangat mudah terjalin dan terbentuk,
menjadikan budaya selalu berkembang dan saintek semakin menjadi luas. Dengan begitu pula antara budaya dan
saintek sebenarnya juga dapat saling mempengaruhi. Oleh karena itu, peran Islam seharusnya sangat dibutuhkan
dalam perkembangan ini. Karena pada dasarnya keilmuan harus terus berkembang dan perkembangannya diharapakan
akan ke arah yang benar.
Konsep akhlak sangat dibutuhkan untuk kemudian menjadi fondasi berkembangnya kebudayaan dan saintek. Akhlak
dapat diartikan sebagai sifat dasar yang dimiliki setiap individu yang mana diharapkan akhlak akan memunculkan
perbuatan baik dengan otomatis. Dalam membangun akhlak yang baik diperlukan juga perhatian lebih pada sikap
seperti tidak menyakiti orang lain hingga menjaga etika berbicara. Dalam akhlak Islam tentunya tidak hanya sekedar
berbicara tentang perbuatan baik, sejatinya konsep akhlak Islam masih banyak berhubungan dengan konsep lainnya.
Selain itu, keilmuan juga membutuhkan akhlak karena dalam ilmu sendiri terdapat keterikatan akan sebuah nilai
teologis. Oleh karena itu agar ilmu tidak menyimpang dari nilai tersebut, konsep akhlak sangat dibutuhkan.
Pendahuluan
Dalam perkembangannya, budaya dan saintek sejatinya telah ditemani oleh para ilmuwan Islam.
Kontribusi para ilmuwan Islam untuk kemajuan teknologi dan budaya bukan tidak mungkin adanya.
Bahkan boleh jadi kontribusi para ilmuwan Islam banyak yang telah menjadi bagian dari sejarah
berkembangnya keilmuan. Oleh karena itu tugas umat Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan
secara tidak langsung menjadi sangat masif. Kontribusi umat Islam sangat dibutuhkan dalam
perkembangan bidang keilmuan.
Makna Akhlak (Etika) Islami
Akhlak berasal dari bahasa Arab khuluqun, jamaknya “akhlak” yang memiliki arti sayiyyiatun,
tabi’atun, atau ‘adatun, yang artinya karakter, tab’at atau adat kebiasaan.
Akhlak secara Islami adalah akhlak yang bersumber pada ajaran Allah dan Rasul-Nya, dan menjadi
indicator seseorang apakah seorang muslim baik atau buruk.
Akhlak yang secara kebahasaan (etimologi) berarti budi pekerti, perangi atau disebut juga sikap
hidup, adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk yang ukurannya adalah wahyu.
Makna Akhlak (Etika) Islami
Secara termonologis akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara yang baik dan yang buruk, terpuji atau tercela,
menyangkut perkataan dan perbuatan manusia lahir dan batin.
Para ulama ilmu akhlak merumuskan defenisinya dengan berbagai ungkapan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Ibu Miskawaih mengatakan, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-
perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
2. Al Gazali, megatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan
mudah tanpa memerlukan pertimbangan pikiran.
3. Sidi Gazalba mengatakan akhlak adalah sikap kepribadian yang melahirkan perbuatan manusia terhatap Tuhan dan manusia,
diri sendiri dan makhluk lain sesuai dengan suruhan dan larangan serta petunjuk al-Qur’an dan Hadis.
4. Ahmad Amin; akhlak adalah kebiasaan baik dan buruk, segala sesuatu yang kehendak yang terbiasa dilakukan.
5. Al-Jurjani; akhlak merupakan sesuatu yang sifatnya (baik atau buruk) tertanam kuat dalam diri manusia yang darinyalah
terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa berpikir dan direnungkan
Makna Akhlak (Etika) Islami
Definisi akhlak secara substansi tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam
perbuatan akhlak yaitu;
1.Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi
keperibadiannya.
2.Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini berarti bahwa saat
melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan normal atau sadar dan tidak dibuatbuat.
3.Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada
paksaan atau tekanan dari luar, perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan.
4.Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena
bersandiwara.
5.Kelima, sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan
karena keikhlasan semata-mata karena Allah, bukan karena dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian
Makna Akhlak (Etika) Islami
Kemudian ada juga yang disebut akhlak yang buruk, lawan dari akhlak yang baik (akhlak
mahmudah). Akhlak yang buruk berarti akhlak yang tercela, (akhlak mazmumah); yaitu segala bentuk
perbuatan manusia, baik keyakinan,, ucapan dan perbuatan yang dapat mendatangkan kemudharatan
bagi diri sendiri dan orang lain. Menurut Ibnu Arabi, hati manusia bisa jelek dan rusak dan juga bisa
baik dan suci adalah karena nafsu yang ada dalam dirinya. Di dalam diri manusia itu ada nafsu, nafsu
itu sendiri pada dasarnya fitrah yang bisa baik dan buruk, atau taat dan maksiat. Ia akan menjadi baik
dengan amal salih dan menjadi buruk dengan perbuatan tercela. Karena itu, nafsu bisa membuat orang
berpikir, mengindetifikasi, tenang, gelisah, lapar, dahaga, dengki, tamak, ridha, dan qana’ah, serta
pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan lainnya.
KONSEP SENI ESTETIKA ISLAM
• Estetika dalam islam berbentuk physical menuju hakikat dalam bentuk makna yang lebih
substantif. Dalam tasawuf ahli hikmah dsebut dengan ahli cinta dan ahli filsafat, keindahan dalam
islam terkait dengan cinta maka relative dengan hikmah. Menurut Seyyed H. Nasr memberikan
pendapat mengenai ciri-ciri seni dalam islam, yaitu
1. Seni islam merupakan hasil dari Ke-esaan pada bidang keanekaragaman yang merefleksikan Ke-
Esaan Illahi, .
2. Kebergantungan keanekaragaman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Kesementaraan dunia dan kualitas-kualitas positif dari eksistensi kosmos atau makhluk
sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an (Nasr, 1993:18).
KONSEP SENI ESTETIKA ISLAM
• Di samping beberapa pendapat yang telah mencoba menggambarkan seni Islam, berikut akan
dikemukakan pandangan dari M. Quraish Shihab sebagai berikut:
• Kesenian kesenian Islam tidak harus berbicara tentang Islam, ia tidak harus berupa nasihat
langsung, atau anjuran berbuat kebajikan, bukan juga abstrak tentang akidah.
• Seni yang Islami adalah seni yang dapat menggambarkan wujud ini, dengan ‘bahasa’ yang indah
serta sesuai dengan cetusan fitrah (Nanang Rizali, 2012:3).
KONSEP SENI ESTETIKA ISLAM
• Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa konsep seni islam ada sesuatu yang membuat kita
terkagum akan keesaan allah. Dengan adanya seni islam membuat kita menjadi merasa lebih dekat
dengan Allah contohnya bangunan masjid. Bangunan masjid memiliki seni yang membuat kita
nyaman berada di dalamnya. Dalam seni islam semua tertuju kepada hal-hal yang positif. Jika
suatu seni indah namun terdapat kemungkaran seperti memunculkan syahwat itu tidak bisa
dikatakan seni islam. Selain itu seni islam tulisan yaitu kaligrafi. Dengan kita menulis kaligrafi
Allah atau nabi Muhammad maka selain terlihat indah tulisan tersebut memiliki makna yang
sangat dalam.
• Para ahli sufi membagi keindahan menjadi dua, yaitu keindahan yang bersifat zawahir atau
fenomena dan keindahan yang bersifat ferenial atau sejati. Keindahan yang ada di Allah bersifat
sejati, sedangkan yang wujud yaitu fenomena yang nampak. Keindahan estetis dalam sufi ada fase-
fasenya, keindahan yang paling rendah itu keindahan yang bersifat physical atau dapat dijangkau
oleh indra, sedangkan yang sejati itu batiniah.
KONSEP SENI ESTETIKA ISLAM
• Para ulama menjelaskan keindahan itu wujudnya terrefleksi dari akhlakul karimah dan secara
batiniah ada sikap wisdom (kearifan). Local wisdom adalah ekspresi dari keindahan yang
tercermin dalam aturan norma, moral, etik yang ada di suatu masyarakat.
• Misalnya local wisdom dalam konteks nusantara, ajaran-ajaran martabat dalam tarekat syatariah,
cara penyampaiannya selain dengan dzikir dll juga dirumuskan dalam suatu tembang yang ada
dalam suluk linglung karya Sunan Kalijaga. Jadi, sebetulnya local wisdom adalah pertemuan
antara dimensi-dimensi kearifan yang diyakini oleh masyarakat yang relative dan kompetitif
dengan nilai-nilai yang religius.
KONSEP SENI ESTETIKA ISLAM
• Dari pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa estetika islam dibatasi dengan ketentuanketentuan
yang telah di cantumkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunah. Namun, estetika islam masih dapat di
nikmati keindahannya. Karena manusia lebih menikmati karunia Allah SWT disamping keindahan
itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa islam menghendaki hal-hal yang baik atau indah sehingga
memberikan motivasi atau kegairahan dalam hidup. Dengan tujuan untuk mencapai suasana yang
tenteram, indah, damai, dan bahagia dalam kehidupan di dunia sampai keindahan dan kebahagiaan
di akhirat (surga). Itu lah konsep seni yang sesungguhnya, tidak hanya menyejukan mata
melainkan hati yang dapat menuntun kita berbuat kebaikan
Peran Seni Dalam Mengembangkan Harmoni
• Islam adalah agama yang sangat cocok untuk semua orang dan selalu mempertahankan budaya
yang timbul ditengah masyarakat. Islam sendiri sebagai agama yang memiliki materi ajaran yang
integral dan komprehensif, disamping mengandung ajaran utama sebagai syari'ah, juga memotivasi
umat Islam untuk mengembangkan seni budaya Islam, yaitu seni budaya yang mencerminkan nilai-
nilai Islam.
Manfaat dari peran seni dalam keharmonisan
• Mengimplementasikan seni bagi sesama umat manusia juga merupakan media untuk menjembatani
rasa sikap/suasana yang harmonis untuk lebih bersikap toleran dan terbuka terhadap sesama atau
budaya yang lainnya. Beberapa manfaat dari peran seni untuk mengembangkan sikap/suasana yang
harmonis, yaitu:
1. Seni bermanfaat untuk menanamkan kesadaran multikultural dalam masyarakat plural, membantu
masyarakat keragaman (diversiti) sebagai kenyataan yang tidak dapat ditolak sehingga membawa
pengaruh lahirnya sikap toleran, menjadi sarana kritik sosial melalui parodi dan seni peristiwa
(happening art) terhadap situasi dan kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya, untuk transformasi
yang lebih besar, memelihara masyarakat pendukungnya sehingga proses transmisi seni dapat terus
berlangsung, menciptakan semacam filter dari pengaruh negatif budaya populer yang dibawa arus
globalisasi, serta membuka peluang terciptanya invasi dan kreatifitas yang orisinal.
Manfaat peran seni dalam keharmonisan
2. Pendayagunaan dan pendidikan estetika untuk keluhuran dan kehalusan budi pekerti (alakhlaqul karimah).
Pendidikan estetika bukan sekedar menyampaikan ajaran atau konsep tentang keindahan, lebih dari itu
adalah proses penerimaan yang mengedepankan arti, makna (meaning) dan kualitas sebuah obyek, yang
meliputi unsur-unsur inderawi baik penglihatan maupun pendengarant, cita rasa maupun getaran sebuah
obyek penerimaan.
3. Seni adalah alat intuisi intelektual untuk mencerdaskan emosi dan menyampaikan pesan sapiensial
(bijaksana) yang mentransendensikan individu dan jiwa kolektif dunia kepada Allah. Kecerdasan sebagai
alat dan perhatian utama. Jalan sapiensial tidak dapat dipisahkan dari keindahan karena keburukan tidak
bisa diterima oleh akal. Seni juga terbukti dapat menciptakan equilibrium atau keseimbangan pada
instrumen kecerdasan manusia, tidak semata mengandalkan aspek intelektual, namun juga aspek
emosional-spiritual. Kecerdasan emosional membuat kecerdasan intelektual lebih bermakna dan
memberikan kekuatan inspiratif menuju kematangan moral-spiritual dan empati sosial yang altruistik.

Anda mungkin juga menyukai