KELOMPOK 8
Aby Hanhan UAK | 1304619024 | Afrilisa Nur Rosifa G | 1304619004
Adinda Maulidia | 3415162051 | Olivia Kinanti | 1304619066
Priscila sindy | 1304619007
AIR
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet
lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun
kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar
terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan
puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan,
hujan, sungai, danau, uap air, dan lautan es.
Sifat Fisika Air
• Tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau
• Memiliki 3 fasa yang berbeda : cair, gas, dan padat pada
temperatur normal di bumi. Air di bumi selalu berinteraksi,
berubah, dan bergerak.
• Dapat menyerap sejumlah kalor karena memiliki kalor jenis yang tinggi.
• Mempunyai tegangan permukaan yang sangat tinggi. Tegangan
permukan tersebut berguna untuk gaya kapilaritas air.
• Air adalah pelarut yang baik karena kepolarannya, konstanta dielektrik
yang tinggi dan ukurannya yang kecil, terutama untuk senyawa ionik
dan garam yang polar.
• Air mempunyai titik didih yang tinggi.
(Sumbono, 2019)
4
Sifat Kimia Air
• Molekul air berbentuk seperti huruf V disebabkan karena:
(Sumbono, 2019)
9
Struktur Kimia Air
• Air merupakan senyawa yang paling melimpah di muka bumi memiliki
rumus kimia H2O. Sebuah molekul air tersusun atas dua atom
hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen.
• Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur
273,15 K (0 °C)
• Air merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan
untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
• Dalam hal ini, jenis ikatan kimia yang mempunyai karakteristik berupa
pasangan elektron dalam satu atom oksigen. Di dalam struktur molekul
air, atom oksigen dalam elektron ikatan jauh lebih kuat dibandingkan
dengan atom hidrogen. Ini menyebabkan jumlah muatan positif di dalam
dua atom hidrogen juga jumlah muatan negatif di dalam atom oksigen.
• Fungsi air bagi manusia guna untuk keperluan rumah tangga. Misalnya air
digunakan untuk minum, mandi, mencuci, dan lain sebainya.
• Fungsi air untuk keperluan industry misalnya digunakan sebagai bahan baku
minuman kemasan, selain itu air juga digunakan untuk pembangkit tenaga listrik
yang sangat dibutuhkan oleh sektor industri.
• Untuk keperluan rekreasi dan olahraga. Ada beberapa cabang olahraga yang
memanfaatkan air sebagai sarananya. Misalnya saja olahraga renang, selancar,
dayung, dan lain sebagainya.
• Untuk keperluan pertanian dan peternakan. Para petani sangat membutuhkan air
dalam jumlah yang cukup banyak guna mengairi sawah dan lahan pertaniannya.
Begitu juga para peternak juga sangat membutuhkan air untuk mengairi sawah dan
lahan pertaniannya. Para peternak juga sangat membutuhkan air untuk memelihara
ternaknya. (Susana, 2003)
Peran Air Bagi Hewan
Air sangat dibutuhkan dalam berbagai keperluan seperti pengaturan suhu tubuh,
membantu proses pencernaaan dan zat. Hewan juga membutuhkan air seperti
manusia dan tumbuhan. Inilah fungsi air bagi hewan:
Fungsi air untuk hewan yang pertama adalah untuk minum. Sebagai makhluk
hidup, hewan juga memerlukan air guna metabolisme dalam tubuhnya.
Fungsi air untuk memproduksi susu. Beberapa hewan ada yang menyusui seperti
kambing dan sapi. Oleh karena itu, fungsi air sangat berperan dalam produksi
susunya.
Sebagai tempat hidup. Ada beberapa hewan yang hidup di air seperti berbagai jenis
ikan, udang, dan lain sebagainya.
Hewan juga membutuhkan air untuk membersihkan tubuhnya misalnya saja kerbau.
Biasanya kerbau membersihkan tubuhnya dengan cara masuk ke dalam air.
Fungsi air bagi hewan untuk berlindung. Seperti hewan kuda nil yang
menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam air. Hal ini berfungsi agar kuda
nil bisa menghindari panas terik di siang hari. (Susana, 2003)
Peran Air Bagi Tumbuhan
Tumbuhan juga sangat membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Jika
tumbuhan kekurangan air, maka akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil,
perkembangannya menjadi tidak normal. Kalau kekurangan secara terus-menerus,
maka selama pertumbuhannya akan menyebabkan tanaman tersebut mati. Ini beberapa
fungsi air bagi tumbuhan:
• Fungsi air untuk tempat tumbuhan hidup. Ada beberapa jenis tumbuhan yang
hidupnya di air. Misalnya saja eceng gondok, teratai, dan pandan air.
• Menjadi pelarut bagi zat hara yang diperlukan tumbuhan. Zat hara ini yang ada di
dalam tumbuhan, dilarutkan oleh air dan kemudian diedarkan ke seluruh bagian
tumbuhan.
• Menjadi alat transportasi untuk memindahkan zat hara. Bahan yang diangkat dapat
berupa bahan mineral dari dalam tanah, bahan-bahan organik hasil fotosintesis, dan
olahan sel lainnya.
• Fungsi air yang terbesar bagi tumbuhan adalah sebagai bahan dasar pada fotosintesis.
Tanpa adanya air maka fotosintesis tidak dapat berlangsung. (Susana, 2003)
Mineral
Yang dimaksud dengan mineral dalam bidang ilmu biokimia atau ilmu-ilmu lanjutannya ialah
semua unsur kimia yang terdapat di dalam jaringan hidup kecuali karbon, hydrogen, oksigen
dan nitrogen.
Jika misalnya bahan biologi dibakar, semua persenyawaan-persenyawaan organik menjadi
rusak, karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO2), hydrogen menjadi uap air dan
nitrogen menjadi uap nitrogen (N2). Kebanyakan dari mineral akan tinggal dalam abu sebagai
persenyawaan organic yang sederhana dimana terjadi penggabungan sesamanya yaitu metal
dengan non metal ataupun penggabungan dengna oksigen sehingga terbentuklah garm
organic.
Karena itu untuk mineral diberikan juga nama bahan abu atau bahan anorganik.
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di
samping karbo- hidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu.
PENGGOLONGAN MINERAL
(Wibawa, 2016)
MINERAL ESENSIAL
Mineral ini biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim untuk proses
metabolisme tubuh, yaitu kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na),
klorin (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn),
mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se).
MINERAL NONESENSIAL
Mineral nonesensial adalah golongan logam yang tidak berguna, atau belum
diketahui kegunaannya dalam tubuh hewan, sehingga hadirnya unsur tersebut
lebih dari normal dapat menyebabkan keracunan. Logam tersebut bahkan sangat
berbahaya bagi makhluk hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As),
kadmium (Cd), dan aluminium (Al).
(Gartenberg et al. 1990; Darmono 1995; Spears 1999).
MINERAL MAKRO
Mineral makro diperlukan atau terdapat dalam jumlah relatif besar,
meliputi Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg.
MINERAL MIKRO
Mineral mikro ialah mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan
umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil, yaitu Fe, Mo, Cu,
Zn, Mn, Co, I, dan Se.
• Komponen Protein
• Penyeimbang asam-basa
MINERAL MIKRO
• K -> mengatur keseimbangan elektrolit cairan tubuh, • Se ->antioksidan, memperlambat proses penuaan
mengatur ritme jantung,Fungsi otot dan syaraf jaringan
• Cl -> Memelihara keseimbangan asam basa, elektrolit, • F -> kesehatan gigi dan tulang
dan tekanan osmosis • Mn -> sebagai katalisator dari berbagai reaksi
• S -> pembentuk kuku, rambut dan kulit metabolisme pada metabolisme protein karbohidrat
• Mg -> membantu kerja enzim, proses metabolisme, • Cr -> menurunkan kadar trigliserid dan kelebihan
pembentukan tulang dan gigi, pengendoran otot total kolesterol darah, sekaligus memperbaiki rasio
LDL (kolesterol jahat) dan HDL (kolesterol baik).
Daftar Pustaka
Huskisson, etc. (2007). The Role of Vitamins and Minerals in Energy Metabolism and Well-
Being. The Journal of International Medical Research 35: 277 – 289.
Lanka, K. E. (2014). The Importance of Macro Minerals: Sulfur. The Agri-King Advantage Agi-
King's Newsflash Publication.
http://www.agriking.com/uploads/2013/12/Advantage_Jan2014.pdf (Diakses 19 April 2020).
Novotny, Janet A. (2011). Molybdenum Nutriture in Humans. Journal of Evidence-Based
Complementary & Alternative Medicine 16(3) 164-168
Nururrozi, etc. (2016). Peran Makromineral pada Reproduksi Ruminansia. JSV 34 (2).
Susana, T. (2003). Air sebagai sumber kehidupan. Jurnal Oseana, 17(3), 17-25.
Sumbono, A. (2019). Biomolekul. Deepublish.
Wibawa, P.P. (2016). Metabolisme Mineral dan Air. Bahan Ajar Biokimia, Universitas Udayana
Arifin, Zainal. (2008). Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro Dalam Sistem Biologi dan
Metode Analisisnya. Jurnal Litbang Pertanian, 27(3).