Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Abiotik

Abiotik (bahasa Inggris: Abiotic) adalah salah satu komponen atau faktor


dalam lingkungan. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak
bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi.
Pengertian komponen abiotik yang tepat adalah komponen lingkungan yang
terdiri atas makhluk hidup, komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk
tak hidup, komponen lingkungan yang terdiri atas manusia dan tumbuhan,
serta komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup dan mkhluk tak
hidup.

Faktor-Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor yang berasal dari alam semesta yang tidak hidup,
misalnya udara, air, cahaya, dll. Fungsi-fungsi komponen abiotik dalam
pemenuhan kebutuhan manusia dan yang dapat mempengaruhi ekosistem
antara lain :

1. Tanah
Seperti yang kita ketahui, tempat dimana manusia tinggal dan berpijak adalah
tanah. Manusia dapat beraktifitas, membangun rumah, gedung, bahkan
bercocok tanam. Tanah juga ditempati oleh komponen biotik seperti
tumbuhan dan hewan yang melakukan aktifitasnya setiap hari.

2. Suhu Atau Temperatur


Pada umumnya mahkluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya pada
kisaran suhu 00C–400C. hanya mahkluk hidup tertentu saja yang dapat hidup
dibawah 00C atau diatas 400C. hewan berdarah panas mampu hidup pada
suhu dibawah titik beku karena memiliki bulu dan memiliki suhu tubuh yang
konstan (tetap). Suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk
hidup.
Temperatur lingkungan adalah ukuran dari intensitas panas dalam unit
standar dan biasanya diekspresikan dalam skala derajat celsius. Secara
umum, temperatur udara adalah faktor bioklimat tunggal yang penting dalam
lingkunan fisik ternak. Supaya ternak dapat hidup nyaman dan proses fisiologi
dapat berfungsi normal, dibutuhkan temperatur lingkungan yang sesuai
3. Sinar / Cahaya Matahari
Sinar matahari mempengaruhi sistem secara global, karena sinar matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang
dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
Radiasi matahari dalam suatu lingkungan berasal dari dua sumber utama:

 Temperatur matahari yang tinggi.


 Radiasi termal dari tanah, pohon, awan dan atmosfi

4. Air
Sekitar 80-90 % tubuh mahkluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan
sebagai pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel, dan
mencegah sel dari kekeringan. Air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan,
perkecambahan dan penyebaran biji, bagi hewan dan manusia air diperlukan
untuk minum dan sarana hidup lain seperti transportasi bagi manusia dan
tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain misalnya tanah dan batuan, air
digunakan sebagai pelarut dan pelapuk.

5. UDARA
Selain berperan dalam menentukan kelembaban, angin juga berperan
sebagai penyebaran biji tumbuhan tertentu. angin diturunkan oleh  pola
tekanan yang luas dalam atmosfir yang berhubungan dengan sumber panas 
atau daerah panas dan dingin  pada atmosfir. Kecepatan angin  selalu diukur
pada ketinggian tempat ternak berada. Hal ini penting karena transfer panas
melalui konveksi dan evaporasi di antara ternak dan lingkungannya
dipengaruhi oleh kecepatan angin.
Udara di atmosfer tersusun atas nitrogen (N2, 78 %), oksigen (O2, 21 %),
karbon dioksida (CO2,0,03 %), dan gas lainnya. Jadi gas nitrogen merupakan
penyusun udara terbesar di atmosfer bumi.

 Nitrogen

Unsur Nitrogen merupakan gas yang diperlukan oleh mahkluk hidup untuk
membentuk protein, dan persenyawaan lainnya. Tumbuhan, hewan, dan
manusia tidak mampu memamfaatkan nitrogen yang ada di udara secara
langsung. Ada bakteri yang dapat menangkap nitrogen bebas dari udara
misalnya, bakteri rhizobium yang hidup bersimbiosis diakar tanaman kacang,
atau ganggang biru anabaena yang hidup bersimbiosis dengan azolla
(tumbuhan air). Tumbuhan lainnya memperoleh nitrogen dalam bentuk nitrit
atau nitrat. Nitrit dan nitrat secara alami terbentuk dari nitrogen diudara yang
terkena lecutan petir, secara alami tanah memperoleh nitrit dan nitrat
sehingga menjadi subur.

 Oksigen dan karbon dioksida

Okigen (O2) merupakan gas pembakar dalam proses pernapasan. Makanan,


misalnya karbohidrat yang ada di dalam sel, mengalami pembakaran
(oksidasi) guna mendapatkan energi. Oksidasi tersebut sering disebut
sebagai pernapasan sel. Dalam pernapasan dihasilkan pula karbondioksida
(CO2) dan air (H2O). baik tumbuhan maupun hewan memerlukan oksigen dari
udara bebas untuk pernapasannya dlam rangka mendapatkan energi.

 Angin dan kelembaban

Angin berperan membantu penyerbukan tumbuhan, menyebarkan spora dan


biji tumbuhan. Bebrapa serangga hama tumbuhan dapat diterbangkan oleh
angin ke tempat lain yang jauh.
Kelembaban berperan menjaga organisme agar tidak kehilangan air karena
penguapan. Beberapa mikroorganisme seperti jamur dan bakteri hidup di
tempat-tempat yang lembab. Mikroorganisme tersebut tidak dapat hidup
ditempat-tempat kering. Kelembaban adalah jumlah uap air dalam udara.
Kelembaban udara penting, karena mempengaruhi kecepatan kehilangan
panas dari ternak.
Kelembaban dapat menjadi kontrol dari evaporasi kehilangan panas melalui
kulit dan saluran pernafasan (Chantalakhana dan Skunmun, 2002).
Kelembaban biasanya diekspresikan sebagai kelembaban relatif (Relative
Humidity = RH) dalam persentase yaitu ratio dari mol persen fraksi uap air
dalam volume udara terhadap mol persen fraksi kejenuhan udara pada
temperatur dan tekanan yang sama (Yousef, 1984). Pada saat kelembaban
tinggi, evaporasi terjadi secara lambat, kehilangan panas terbatas dan
dengan demikian mempengaruhi keseimbangan termal ternak
(Chantalakhana dan Skunmun, 2002).
6. Mineral
Mineral yang diperlukan tumbuhan misalnya belerang (S), fosfat (P), kalium
(K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (fe), natrium (Na), dan khlor (Cl).
Mineral-mineral itu diperoleh tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang larut
didalam air tanah. Mineral tersebut digunakan untuk berlangsungnya
metabolisme tubuh dan untuk penyusun tubuh. Hewan dan manusia pun
memerlukan mineral untuk penyusun tubuh dan reaksi-reaksi
metabolismenya. Selain itu, mineral juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan asam basa dan mengatur fungsi fsikologi (faal) tubuh.

7. Keasaman [PH]
Keasaman juga berpengaruh terhadap mahkluk hidup. Biasanya mahkluk
hidup memerlukan lingkungan yang memiliki PH netral. Mahkluk hidup tidak
dapat hidup di lingkungan yang terlalu asam atau basa. Sebagai contoh tanah
di Kalimantan yang umumnya bersifat asam memiliki keanekaragaman yang
rendah dibandingkan dengan didaerah lain yang tanahnya netral.
Tanah yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan diberikan bubuk kapur.
Tanah berhumus seringkali bersifat asam. Tanah berkapur seringkali bersifat
basa. Tanah bersifat basa dapat dinetralkan dengan diberi bubuk belerang.

8. Kadar Garam [Salinitas]


Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya akan
mematikan tumbuhan itu. Didaerah yang berkadar garam tinggi hanya hidup
tumbuhan tertentu. Misalnya pohon bakau di pantai yang tahan terhadap
lingkungan berkadar garam tinggi.

9. Topografi
Topografi artinya keadaan naik turunnya permukaan bumi disuatu daerah.
Topografi berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu, serta keadaan tanah
disuatu daerah. Interaksi berbagai faktor itu membentuk lingkungan yang
khas. Sebagai contoh keanekaragaman hayati di daerah perbukitan berbeda
dengan didaerah datar. Organisme yang hidup di daerah berbukit berbeda
dengan daerah datar. Topografi juga mempengaruhi penyebaran mahkluk
hidup.

10. Garis Lintang


Garis lintang yang berbeda menunjukan kondisi lingkungan yang berbeda
pula. Garis lintang secara tidak langsung menyebabkan perbedaan distribusi
organisme dipermukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis
lintang tertentu saja.
Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa dan di antara dua benua,
memiliki curah hujan yang cukup tinggi, rata-rata 200-225 cm/tahun. Dengan
curah hujan yang tinggi dan merata, cahaya matahari sepanjang tahun, dan
suhu yang cukup hangat dengan suhu rata-rata 27 0 C, Indonesia memiliki
keaneka ragaman flora dan fauna yang tingggi.

Komponen Abiotik
Abiotik merupakan lawan kata dari biotik. Komponen abiotik adalah
komponen- komponen yang tidak hidup atau benda mati. Yang termasuk
komponen abiotik adalah tanah, batu dan iklim, hujan, suhu, kelembaban,
udara, serta matahari.

a. Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil
pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.
1. CO2
Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya
kadar CO2 di udara. Karbon dioksida itu berasal dari pabrik, mesin-mesin
yang menggunakan bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi), juga dari
mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar
CO2 di udara tidak segera diubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena
banyak hutan di seluruh dunia yang ditebang. Sebagaimana diuraikan diatas,
hal demikian dapat mengakibatkan efek rumah kaca.
2. CO
Di lingkungan rumah dapat pula terjadi pencemaran. Misalnya, menghidupkan
mesin mobil di dalam garasi tertutup. Jika proses pembakaran di mesin tidak
sempurna, maka proses pembakaran itu menghasilkan gas CO (karbon
monoksida) yang keluar memenuhi ruangan. Hal ini dapat membahayakan
orang yang ada di garasi tersebut. Selain itu, menghidupkan AC ketika tidur di
dalam mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran gas CO dari
knalpot akan masuk ke dalam mobil, sehingga dapat menyebabkan kamatian.
3. CFC
Pencemara dara yang berbahaya lainnya adalah gas khloro fluoro karbon
(disingkat CFC). Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak
beraksi, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berbahaya. Gas ini dapat
digunakan misalnya untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC
(freon), pendingin pada almari es, dan penyemprot rambut (hair spray)
4. SO, SO2
Gas belerang oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkan oleh pembakaran
fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat beraksi dengan gas nitrogen
oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam. Maka
terjadilah hujan asam.
Hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati.
Produksi pertanian merosot. Besi dan logam mudah berkarat. Bangunan-
bangunan kuno, seperti candi, menjadi cepat aus dan rusak. Demikian pula
bangunan gedungdan jembatan.
5. Asap Rokok
Polutan udara yang lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap rokok.
Asap rokok mengandung berbagai bahan pencemar yang dapat
menyababkan batuk kronis, kanker patu-paru, mempengaruhi janin dalam
kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.
Perokok dapat di bedakan menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok
pasif. Perokok aktif adalah mereka yang merokok. Perokok pasif adalah
orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok di suatu ruangan.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara antara lain :

 Terganggu kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit pernapasan


(bronkhitis, emfisema, dan kemungkinan kanker paru-paru.
 Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan
memudarnya warna
 Terganggunya oertumbuhan tananam, seperti menguningnya daun atau
kerdilnya tanaman akibat konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang
bersifat
 Adanya peristiwa efek rumah kaca (green house effect) yang dapat
menaikkan suhu udara secara global serta dapat mengubah pola iklim
bumi dan mencairkan es di kutub. Bila es meleleh maka permukaan laut
akan naik sehingga mempengaruhi keseimbangan ekologi
 Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida
nitrogen

b. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau
komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu.
Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna.
Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat
dibedakan antara lain :

1. Limbah Pertanian Limbah pertanian dapat mengandung polutan


insektisida atau pupuk

Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati
kemudian dimakan hewan atau           manusia orang yang memakannya
akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida
yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat
biodegradabel obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air
dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi,
ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian
akan mengancam kelestarian bendungan- bemdungan akan cepat dangkal
dan biota air akan mati karenanya.

2. Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari
limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa
sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air
got/parit, kemudian ikut aliran Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik,
alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air.
Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan
pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa
bibit penyakit, bakteri, dan jamur Bahan organik yang larut dalam air akan
mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air
turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik
meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan
bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator)
parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman.

3. Limbah Industri

Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan


yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan
organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau
mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk),
atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan
untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya, limbah
industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak
terjadi pencemaran.

4. Penangkapan Ikan Menggunakan racun

Sebagia penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari
tumbuhan atau potas (racun)untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan
juga semua biota air.
Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan
pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan.
Akibat yang dtimbulkan oleh pencemaran air antara lain :

1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya


kandungan oksigen.
2. Terjadinya ledakan   populasi   ganggang    dan   tumbuhan   air
(eutrofikasi, dan
3. Pendangkalan Dasar
4. Punahnya biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan serangga
5. Munculnya banjir akibat got tersumbat
6. Menjalarnya wabah muntaber.

c. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah-sampah rumah tangga,
pasar, industri, kegiatan pertanian, dan peternakan.
Sampah dapat dihancurkan oleh jasad-jasad renik menjadi mineral, gas, dan
air, sehingga terbentuklah humus. Sampah organik itu misalnya dedaunan,
jaringan hewan, kertas, dan kulit. Sampah-sampah tersebut tergolong
sampah yang mudah terurai. Sedangkan sampah anorganik seperti besi,
alumunium, kaca, dan bahan sintetik seperti plastik, sulit atau tidak dapat
diuraikan. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan
datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan
mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun
kemudian.
Baik pendaurulangan maupun penggunaulangan dapat mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan. Keuntungannya, beban lingkungan menjadi
berkurang. Kita tahu bahwa pencemaran tidak mungkin dihilangkan. Yang
dapat kita lakukan adalah mencegah dampak negatifnya atau
mengendalikannya.
Selain penggunaulangan dan pendaurulangan, masih ada lagi upaya untuk
mencegah pencemaran, yaitu melakukan pengurangan bahan/ penghematan
(reduce), dan melakukan pemeliharaan (repair). Di negara maju, slogan-
slogan reuse, reduce, dan repair, banyak diedarkan ke masyarakat. Akibat
yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah antara lain :

1. Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme dalam


tanah).
2. Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik untuk
pertumbuhan tanaman, dan
3. Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi.

Peralatan Mengamati Gejala Alam Biotik dan Abiotik


Berikut ini beberapa peralatan yang digunakan untuk mengamati gejala alam
biotik atau abiotik antara lain sebagai berikut:

 Teropong/Binokuler
Dengan menggunakan alat tersebut kita bisa melihat dengan jelas
benda-benda yang letaknya jauh. Hal ini sangat berguna ketika
mengamati sesuatu yang tidak memungkinkan untuk melakukannya
dari dekat, misalnya dengan mengamati burung yang hinggap dipohon,
binatang buas, gunung meletus, antena parabola dipuncak menara dan
sebagainya.

 Kamera
Alat ini berguna untuk mengambil gambar objek-objek yang tidak
memungkinkan dibawa ke laboratorium untuk dikaji lebih mendalam
atau untuk mengabadikan kegiatan maupun hasil kegiatan yang
dilakukan. Seperti untuk mengambil gambar batuan disungai yang
besar, pagar berkarat, hewan/tumbuhan langka atau bagian-bagiannya
yang ada dikawasan konservasi dan sebagainya.

 Berbagai alat ukur


Ketika mengamati objek biotik maupun abiotik maka harus
medeskripsikan ukurannya seperti panjang, luas, volume, berat dan
sebagainya. Karena itu penggunaan alat ukur yang tepat sangat
diperlukan. Contohnya, rol meter sangat cocok untuk mengukur lebar
lapangan, penggaris sesuai untuk mengukur panjang buku, sedangkan
mengukur diameter sekrup lebih tepat menggunakan jangka sorong
atau micrometer. Untuk mengukur volume bisa digunakan labu ukur
atau gelas ukur. Untuk mengukur berat digunakan timbangan atau
neraca. Untuk mengukur suhu benda maupun lingkungan digunakan
termometer, sedangkan untuk mengukur waktu dapat dengan
menggunakan alat stopwatch.

 Lup
Alat ini merupakan sebuah lensa cembung yang berguna untuk
mengamati benda-benda kecil supaya tampak lebih besar, contohnya
untuk mengamati permukaan batu apung, lumut kerak, dan sebagainya.

 Mikroskop
Alat ini digunakan untuk mengamati benda-benda renik seperti bakteri,
irisan penampang melintang daun, permukaan kristal garam dapur dan
sebagainya. Untuk menggunakan mikroskop kita dituntut memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang cukup.

 pH meter
pH meter merupakan alat untuk mengetahui derajat keasaman suatu
objek atau lingkungan disekitar objek.
 Kompas
Pada jarum kompas selalu menunjuk ke arah utara-selatan medan
magnet bumi, oleh karena itu kompas cukup berguna sebagai penunjuk
arah ketika melakukan pengamatan di alam. Selain kompas saat ini
tersedia teknologi penentu lokasi yang menggunakan satelit sehingga
labih akurat, seperti GPS ( Global Positioning System ) selain tersedia
dalam sebuah alat, teknologi GPS juga telah diadopsi dalam
Handphone.

 Barometer dan Altimeter


Alat ini merupakan untuk mengukur tekanan udara. Biasanya pada
barometer sekaligus terdapat altimeter yakni alat untuk menentukan
ketinggian tempat dari permukaan air laut. Namun demikian ada pula
barometer dan altimeter yang terpisah, barometer dan altimeter
terutama berguna ketika melakukan pengamatan objek di alam.

Anda mungkin juga menyukai