Anda di halaman 1dari 17

1

EKOSISTEM TANAH

Tanah bukan semata-mata sebagai benda mati. Tanah mengandung semua


bentuk kehidupan berupa flora dan fauna, sehingga tanah mempunyai ciri-ciri tertentu
sebagai benda hidup. Oleh karena itu tanah tersusun atas komponen abiotik dan biotik
maka tanah pada dasarnya merupakan suatu ekosistem. Keseluruhan masyarakat
hidup tanah dinamakan edafon. Edafon merupakan bagian dari bahan organik tanah.
Penyusun bahan organik tanah yang lain adalah akar tanaman hidup dan mati, sisa
akar dan bagian tumbuhan lain yang sudah terombak dan berubah sebagian, dan zat-
zat organik baru hasil sintesa, baik berasal dari bahan nabati maupun dari bahan
hewani. Bahan organik hasil sintesis ini diberi nama umum humus. Menurut
pengertian konvensional, bahan tumbuhan kasar misalnya akar dengan diameter di
atas 2 cm, mikrofauna, dan hewan vertebrata tidak termasuk bahan organik tanah
(Schroeder, 184).

Humus merupakan bagian terbesar bahan organik tanah mineral. Akar berada
di urutan kedua dan edafon merupakan urutan terkecil. Meskipun jumlahnya sedikit
namun peranan edafon dalam proses-proses tanah sangat besar, khususnya dalam
pelapukan mineral dan dekomposisi bahan organik. Jumlah dan ragam humus
bergantung pada keadaan lingkungan pembentukannya berkenaan dengan suhu,
lengas, aerasi, panjang hari, ketersediaan hara, sifat fisik, kimia dan biologi tanah,
serta timbulan, dan tergantung pada macam vegetasi sebagai sumbernya. Dalam tanah
hutan kadar humus dalam bahan organik kerap kali kurang dari 50% berat bahan
kering. Dalam tanah perumputan kadarnya dapat mencapai 85%. Kadar edafon dalam
bahan organik tanah berentangan 1-10% (maksimum) berat bahan kering. Dalam
tanah perumputan kadarnya sekitar 5%.

Bagian terbesar edafon berupa flora tanah yaitu fungi, algae, bakteri, dan
aktinomicetes, sumbangan populasi flora tanah kepada massa edafon ialah 60-90%
bobot kering, dengan massa fungi dan algae seimbang dengan massa bakteri dan
aktinomicetes. Di kalangan fauna tanah, cacing tanah terdapat paling banyak, yang
2

dalam tanah perumputan dapat mencapai 12% berat bahan kering edafon.
Tanah menyediakan kebutuhan hidup edafon berupa bahan organik sebagai sumber
energi dan hara, bahan mineral sebagai sumber hara, air, oksigen, CO2 sebagai
sumber C dan energi bagi bakteri autotrof, dan bahang (suhu). Tanah juga berfungsi
melindungi hidup edafon dengan jalan membatasi fluktuasi suhu dan kelembaban.
Edafon biasa hidup berasosiasi dengan tumbuhan secara sinergistik. Banyak fungi
yang hidup bersimbiosis dengan akar tumbuhan (mikorisa). Maka edafon lebih
banyak ditemukan dalam risosfer, khususnya bakteri dan fungi. Risosfer ialah volum
tanah beserta air dan udara yang dikandungnya dan bersama dengan organisme yang
berasosiasi, yang menyelimuti langsung perakaran tumbuhan.

Akar mengeluarkan CO2, O2 dan eksudat berupa zat-zat organik sederhana.


CO2 membuat lapisan tanah menjadi agak asam yang melancarkan pelarutan hara
dari rombakan batuan, yang berguna tumbuhan sendiri dan flora tanah. CO2 juga
diperlukan oleh bakteri autotrof sebagi sumber C dan energi. O2 diperlukan oleh flora
tanah aerobik dan fauna tanah. Eksudat agar berguna bagi flora tanah heterotrof
sebagai sumber C, N, dan energi yang mudah dirombak. Kebanyakan bakteri dan
aktinomicetes tanah bersifat aerob. Hasil mineralisasi yang dikerjakan oleh flora
heterotrof-saprofitik berguna untuk bekalan hara tumbuhan. Dengan asosiasi
tumbuhan dengan flora sprofitik daur hara dapat berlangsung. Jasad renik juga
melakukan langkah-langkah yang penting dalam fase-fase padat, cair, dan gas dari
sistem tanah- tumbuhan-atmosfer- hidrosfer. Tanpa proses-proses organik tersebut
berbagai daur energi (O2, CO2, N2, S, P, air, bahang) akan terhenti dan semua
makhluk hidup termasuk manusia akan kehilangan penopang kehidupan.
Ada kaedah biologi bahwa semakin ukuran makhluk, semakin besar jumlah dan
pengaruhnya. Maka tindakan jasad renik dalam tanah jauh luas dan jauh lebih
menentukan daripada tindakan insekta dan hewan vertebrata penghuni tanah.
Peningkatan kegiatan sehubungan dengan kehalusan ukuran jasad dapat juga
dijelaskan dari sudut perluasan permukaan jenis jasad. Pada asasnya reaksi jasad
renik dengan lingkungannya juga berlangsung lewat antarmuka (jerapan, serapan,
3

difusi, eksudasi). Bahan hara (ion, molekul, makro, koloid) cenderung memekat pada
antar muka padatan-cairan. Maka ketersedian permukaan yang dapat dihuni
memainkan peranan utama dalam menentukan pertumbuhan dan agihan jasad renik
dalam habitat semacam itu. Keadaan ini ditemukan dalam tanah. Jasad renik
menduduki permukaan zarah-zarah tanah lewat proses adesi dan jerapan. Sehubungan
dengan peristiwa ini bakteri dapat disebut koloid hidup.

Edafon juga berperan penting sekali karena menghasilkan humus dari bahan
organik. Akar tumbuhan mengalihkan banyak bahan organik ke tanah berupa bahan
sayatan akar sewaktu akar tumbuh menembus tanah dan lendir akar yaitu bahan
granuler dan serabut halus serupa agar-agar menutupi permukaan akar dan rambut
akar. Selama masa tumbuh tumbuhan semusim kira–kira 50% C-organik yang
dialihtempatkan dari trubus (tp, shoot) ke akar dilepaskan ke tanah dalam bentuk C-
organik, dan 20% dilepaskan ke dalam tanah dalam bentuk CO2 lewat pernapasan
akar. Selebihnya yang 30% sampai pada akhir masa pertumbuhan tumbuhan tetap
berupa akar utuh. Bahan-bahan organik ini siap dirombak oleh mikroorganisme
risosfer yang antara lain menghasilkan humus. Risosfer merupakan suatu ekosistem
yang khas dan berbeda jelas dengan ekosistem di luar risosfer.
Reaksi-reaksi biologi dalam tanah yang terpenting sekali berkenaan tanah sebagai
ekosistem ialah:

1. Penyematan N2 udara yang dikerjakan oleh bakteri (Rhizobium) dan


aktinomisetes yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, oleh
bakteri yang hidup bebas dalam tanah (Azotobacter, Beijerinckia, dll) dan
oleh algae Nostoc, Anabaena.
2. Proteolisis (pelepasan N amino dari bahan organik) dan amonifikasi (reduksi
Namino menjadi NH3) yang dikerjakan oleh bagian besar mikroorganisme
tanah.
3. Nitrifikasi yang berlangsung lewat 2 tahap yaitu nitritasi (oksidasi ammonia
menjadi nitrit) oleh Nitrosomonas dan Nitrosolobus, dan nitritasi (oksidasi
nitrit menjadi nitrat) oleh Nitrobacter.
4

4. Denitrifikasi (reduksi nitrit atau nitrat menjadi gas N (NO, N2O2, N2) yang
dapat dikerjakan oleh banyak spesies bakteri tanah.
5. Daur belerang. Mineralisasi fraksi S organik dalam keadaan tumpat air
(water logged) menghasilkan H2S. Dengan ketersediaan Fe sebagian H2S
membentuk FeS atau Fe S2 (pirit). Dalam lingkungan aerob sulfida anorganik
mengalami otoksidasi menjadi sulfat. Dalam lingkungan anaerob H2S
dioksidasi S unsur oleh bakteri fotosintetik dan kemotrofik. Dalam keadaan
aerob S unsur dioksidasi menjadi sulfat oleh bakteri S kemotrofik (Beggiatoa,
Thiotrix, Thiobacillus). Sulfat adalah bentuk S yang dapat diserap tumbuhan.
Dalam keadaan anaerob sulfat kembali direduksi menjadi H2S oleh bakteri
Desulfovibrio.

PERANAN KOMPONEN BIOTIK DALAM EKOSISTEM TANAH

Lingkungan merupakan suatu tempat tinggal makhluk hidup yang didukung


oleh peranan komponen biotik dalam ekosistem tanah yang menjalankan peran dan
fungsinya masing-masing. Dalam ekosistem bumi tersusun oleh satuan makhluk
hidup yaitu meliputi individu, populasi, dan komunitas. Lingkungan sediri
mempunyai cakupan cukup besar dan tersebar di muka bumi. Atmosfer adalah salah
satu bagian bumi yang terdiri dari daratan, lautan, dan udara. Ekosistem juga disusun
oleh dua komponen penting yaitu komponen biotik dan komponen abiotik.

Komponen biotik merupakan semua makhluk hidup yang dapat bergerak yaitu
seperti hewan, dan tumbuhan. Komponen biotik yang menyusun ekosistem
mempunyai peranan masing-masing. Berdasarkan peranannya, komponen biotik
dibagi menjadi tiga kelompok. Berikut ini peranan komponen biotik dalam ekosistem
tanah di antaranya adalah:
5

 Produsen
Produsen merupakan komponen ekosistem yang menghasilkan atau
memasak makanannya sendiri. Produsen adalah semua tumbuhan hijau yang
mempunyai zat hijau atau klorofil yang menjadi bahan untuk proses fotosintesis
di daun dengan bantuan dari sinar matahari.

 Konsumen
Konsumen merupakan makhluk hidup yang tidak mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan makanan sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan
makanan, konsumen mengandalkan produsen.

 Pengurai
Pengurai adalah kelompok komponen yang bertuga untuk menguraikan
makhluk hidup yang telah mati menjadi suatu zat.

Komponen biotik pada ekosistem dapat mengalami perubahan. Namun,


perubahan tersebut selalu terjadi dengan teratur sehingga perbandingan jumlah dari
tiap-tiap komponen selalu seimbang. Sehingga setiap peranan komponen biotik dalam
ekosistem tanah tetap berjalan sesuai alurnya. Seperti misalnya perubahan jumlah
terjadi pada produsen, maka perubahan jumlah juga akan terjadi pada konsumen I,
konsumen II, konsumen III, dan konsumen-konsumen berikutnya. Hal ini sering
disebut fluktasi populasi.

Dalam lingkaran ekosistem tidak hanya dipengaruhi oleh peranan komponen


biotik dalam ekosistem tanah saja tapi juga ada komponen abiotik. Komponen
abiaotik ini adalah komponen yang tak bernyawa seperti:

 Tanah
 Udara
 Air
 Topografi
6

 Serta iklim.

Antara ekosistem biotik dan abiotik saling ketergantungan, hal tersebut dapat
terlihat ketika tumbuhan sebagai produsen membutuhkan tanah untuk tempat tumbuh.

Tipe-Tipe Ekosistem

- Terestrial (darat)

Penentuan zona yang terjadi pada ekosistem terestrial ditentukan


dengan temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial atau ekosistem darat
dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat berperan penting untuk
menentukan mengapa pada suatu ekosistem terestrial berada pada tempat
tertentu. Pola ekosistem tersebut dapat berubah akibat berbagai gangguan
misal seperti petir, kebakaran, penebanganan pohon, dan sebagainya.

- Hutan hujan tropis

Hutan hujan tropis terdapat pada daerah tropik dan subtropik. Hutan
hujan tropis memiliki ciri-ciri curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies
pepohonan relatif cukup banyak dan jenisnya berbeda tergantung letak
geografisnya. Dalam hutan hujan tropis terdapat tumbuhan khas, yaitu liana
atau rotan dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, burung, kera,
badak, harimau, dan burung hantu.

- Sabana

Sabana dari daerah tropik terdapat pada wilayah yang memiliki curah
hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temperatur serta kelembaban masih
tergantung terhadap musim. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga
serta mamalia seperti zebra, hyena, dan singa.
7

- Padang rumput

Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik


ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah memiliki curah hujan sekitar 25-
30 cm per tahun, hujan turun secara tidak teratur, porositas atau peresapan air
yang tinggi, dan drainase aliran air yang cepat. Tumbuhan yang terdapat pada
padang rumput terdiri atas tumbuhan terna dan rumput. Hewannya antara lain:
bison, serigala, anjing liar, zebra, gajah, jerapah, serangga, dan sebagainya.

- Gurun

Gurun terdapat pada daerah tropik yang berbatasan dengan padang


rumput. Ekosistem gurun memiliki ciri-ciri gersang dan curah hujan rendah
sekitar 25 cm/tahun. Perbedaan suhu yang terjadi antara siang dan malam
sangat besar. Dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti kaktus atau
tak berdaun dan memiliki akar yang cukup panjang serta mempunyai jaringan
yang dapat menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun seperti ular,
kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lainnya.

- Hutan gugur

Hutan gugur terdapat pada daerah beriklim sedang yang memiliki 4


musim dan memiliki ciri-ciri curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon
dalam ekosistem hutan gugur sedikit dan tidak terlalu rapat. Hewan yang
terdapat di ekosistem hutan gugur antara lain rusa, rubah, beruang, dan rakun.

- Taiga

Taiga terdapat dibelahan bumi sebelah utara dan pegunungan daerah


tropik. Taiga memiliki ciri-ciri suhu di musim dingin yang rendah. Hutan
taiga seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Hewan yang hidup di taiga antara
8

lain moose, beruang hitam, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan


pada saat musim gugur.

- Tundra

Tundra terdapat pada belahan bumi sebelah utara dalam lingkaran


kutub utara serta terdapat di puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di
daerah tundra hanya sekitar 60 hari. Contoh tumbuhan pada ekosistem tundra
yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan perdu, dan rumput alang-
alang.

- Karst (batu gamping /gua)

Karst berawal dari nama kawasan batu gamping yang terdapat pada
wilayah Yugoslavia. Karst memiliki ciri-ciri tanahnya kurang subur untuk
pertanian, mudah longsor, sensitif terhadapt erosi.

- Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan sendiri oleh


manusia untuk memenuhi kebutuhan. Contoh ekosistem buatan adalah:

 Bendungan

 Hutan tanaman produksi seperti jati serta pinus

 Agroekosistem yang berupa sawah tadah hujan

 Sawah irigasi

 Perkebunan sawit
9

FUNGSI TANAH DALAM EKOSISTEM SEBAGAI HABITAT


UNTUK ORGANISME TANAH
Organisme tanah atau disebut juga biota tanah merupakan semua makhluk
hidup baik hewan (fauna) maupun tumbuhan (flora) yang seluruh atau sebagian dari
fase hidupnya berada dalam sistem tanah. Ada beberapa jenis organisme tanah,
diantaranya adalah:
- Pemecah bahan organik seperti slaters (spesies Isopoda), tungau (mites),
kumbang, dan collembola yang memecah-mecah bahan organic yang besar
menjadi bagian-bagian kecil.
- Pembusuk (decomposer) bahan organik seperti jamur dan bakteri yang
memecahkan bahan-bahan cellular.
Organisme bersimbiosis hidup pada/di dalam akar tanaman dan membantu
tanaman untuk mendapatkan hara dari dalam tanah. Mycorrhiza bersimbiosis dengan
tanaman dan membantu tanaman untuk mendapatkan hara posfor, sedangkan
rhizobium membantu tanaman untuk mendapatkan nitrogen.
Pengikat hara yang hidup bebas seperti alga dan azotobakter mengikat hara di
dalam tanah. Pembangun struktur tanah seperti akar tanaman, cacing tanah, ulat-ulat,
dan jamur semuanya membantu mengikat partikel-partikel tanah sehingga struktur
tanah menjadi stabil dan tahan terhadap erosi. Patogen seperti jenis jamur tertentu,
bakteri dan nematoda dapat menyerang jaringan tanaman.
Predator atau pemangsa, termasuk protozoa, nematoda parasite dan jenis jamur
tertentu, semuanya memangsa organisme tanah yang lain sebsagai sumber makanan
mereka.
Occupant / penghuni adalah jenis organisme tanah yang menggunakan tanah
sebagai tempat tinggal sementara pada tahap siklus hidup tertentu, seperti ulat
(larvae) dan telur cacing.
10

Berdasarkan peranannya, organisme tanah dibagi menjadi tiga kelompok,


yaitu: organisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, organisme yang merugikan tanaman, dan organisme yang tidak
menguntungkan dan tidak merugikan.
Pentingnya organisme tanah diantaranya adalah: Pertama Mendaur ulang
bahan organik tanah. Organisme tanah mendaur ulang (recycle) bahan organik
dengan cara memakan bahan tanaman dan hewan yang mati, kotoran hewan dan
organisme tanah yang lain. Mereka memecah bahan organik menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil sehingga dapat dibusukkan oleh jasad renik seperti jamur dan
bakteri. Ketika mereka memakan bahan organik, sisa makanan dan kotoran mereka
dapat membantu perbaikan struktur dan kesuburan tanah.
Organisme tanah membantu meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman.
Ketika organisme tanah memakan bahan organik atau makanan yang lain, sebagian
hara yang tersedia disimpan didalam tubuh mereka dan hara yang tidak diperlukan,
dikeluarkan didalam kotoran mereka (sebagai contoh, phosphor dan nitrogen). Hara
di dalam kotoran orgnisma tanah ini dapat diserap oleh akar tanaman. Sebagian
organisme tanah membina hubungan simbiosis dengan akar tanaman dan dapat
membantu akar tanaman menyerap lebih banyak unsur hara dibandingkan kalau tidak
ada kerjasama dengan organisme tanah. Sebagai contoh adalah mycorrhiza, yang
membantu tanaman untuk menyerap lebih banyak posfor, sedangkan rhizobia
membantu tanaman untuk menyerap lebih banyak nitrogen.
Organisme tanah memperbaiki struktur tanah Bahan sekresi dari organisme
tanah dapat mengikat partikel-partikel tanah menjadi agregate yang lebih besar.
Contohnya, bakteri mengeluarkan kotoran yang berbentuk dan bersifat seperti perekat
(organic gum). Jamur-jamuran memproduksi bahan berupa benang-benang halus
yang disebut hifa. Zat perekat dari bakteri dan hifa jamur dapat mengikat partikel-
partikel tanah secara kuat sehingga agregate tanah yang besar pun tidak mudah pecah
walaupun basah. Agregate tanah yang besar tersebut dapat menyimpan air tanah
dalam pori-pori halus di antara partikel-partikel tanah untuk digunakan oleh tanaman.
Dalam keadaan air berlebihan, air dapat dengan mudah mengalir keluar melalui pori-
11

pori besar diantara agregate–agregate tanah yang besar. Organisme tanah yang lebih
besar dapat memperbaiki struktur tanah dengan cara membuat saluran-saluran
(lubang-lubang) di dalam tanah (contohnya lubang cacing), dan membantu
mengaduk-aduk dan mencampur baurkan partikel-partikel tanah, sehingga aerasi
(aliran udara) tanah menjadi lebih baik. Pembuatan saluran-saluran dan lubang-
lubang ini memperbaiki infiltrasi dan pergerakan air didalam tanah, serta drainase
Organisme tanah dapat membantu pengendalian serangan hama dan penyakit.
Organisme tanah yang memakan organisme lain yang lebih kecil dapat menekan
serangan hama penyakit dengan cara mengontrol jenis dan jumlah orgnisme di dalam
tanah.
Ada beberapa masalah yang berkaitan dengan organisme yang terdapat di
dalam tanah ini diantaranya adalah: Lahan padi sawah. Tanah padi sawah biasanya
diolah sampai menjadi lumpur, memiliki lapisan bajak yang sangat padat, dan harus
terendam air, jadi bukanlah habitat yang sesuai bagi organisme tanah, kecuali bagi
yang dapat hidup di dalam air seperti alga yang dapat mengikat nitrogen. Ini berarti
bahwa usaha-usaha untuk membangun organisme tanah perlu difokuskan pada daerah
lahan kering.
Drainase system yang tidak memadai di daerah pinggiran pantai. Sebagian
lahan pertanian kering didaerah pantai tidak memiliki drainase system yang baik, jadi
cenderung terendam pada saat musim hujan. Salah satu cara yang mungkin dapat
digunakan untuk meningkatkan organisme tanah di daerah seperti ini adalah dengan
penggunaan bedengan-bedengan yang tingginya melebihi ketinggian air tanah pada
saat banjir. Pembuatan bedengan ini akan memerlukan pengetahuan local dari
penyuluh pertanian atau petani mengenai ketinggian air tanah,
Ketersediaan bahan makanan yang rendah bagi organisme tanah. Tingginya
kelembaban udara dan suhu di daerah tropis (termasuk Aceh) menyebabkan tingginya
pembusukan bahan organic. Konsekuensinya adalah bahwa petani di daerah tropis
perlu lebih sering menambah bahan organik kedalam tanah untuk menjamin makanan
yang cukup bagi tenaga kerja mereka (organisme tanah). Ini khususnya sangat
penting di tanah berpasir daerah pantai Aceh karena tanah pasiran tersebut sangat
12

kekurangan bahan organik dan unsur hara dan juga bukanlah habitat yang baik untuk
organisme.
Penggunaan bahan kimia yang berlebihan. Penggunaan pupuk yang
berlebihan dapat membunuh organisme tanah karena ketidak seimbangan hara.
Penggunaan bahan-bahan kimia yang lain (pestisida, herbisida, dan fungisida) juga
dapat membunuh organisme tanah yang baik, mempengaruhi ketersediaan hara
tertentu, dan menyebabkan serangan hama dan penyakit. Untuk meningkatkan
organisme tanah, sebaiknya penggunaan bahan-bahan kimia harus secara tepat guna
(tidak berlebihan), pupuk sebaiknya diberikan secara bertahap, dan kehidupan
pemangsa-pemangsa (predator) alami harus dibina untuk mengendalikan serangan
hama/serangga tertentu.
Oleh karena itu diperlukan cara-cara untuk memperkaya organisme tanah
melalui cara pengolahan lahan yang baik diantaranya :
- Menyediakan makanan. Petani dapat menyediakan bahan makanan untuk
organisme tanah dengan cara memelihara tanaman penutup tanah dan
menambah bahan organik seperti mulsa, kompos, merang, pupuk hijau, dan
pupuk kandang ke dalam tanah yang mereka kelola.
- Menyediakan cukup oksigen (aerasi tanah yang baik). Seperti mahluk hidup
yang lain, organisme tanah membutuhkan cukup oksigen untuk hidup. Petani
dapat menjamin ketersediaan oksigen yang cukup untuk organisme tanah
dengan cara mencegah pemadatan tanah. Pemadatan tanah dapat mengurangi
pori-pori tanah sehingga ketersedian udara menjadi lebih sedikit. Pemadatan
tanah dapat terjadi apabila tanah diinjak-injak oleh hewan dan manusia atau
dilalui mesin-mesin berat secara berlebihan (trampling), terutama pada saat
tanah sedang basah.
- Menyediakan air, organisme tanah juga membutuhkan air dalam jumlah
tertentu. Tetapi kalau terlalu banyak air (dalam tanah yang jenuh), mereka
bisa mati karena kekurangan oksigen. Petani dapat mengatur ketersediaan air
didalam tanah dengan cara memperbaiki struktur tanah. Aggergate tanah yang
lebih besar dapat menyimpan air di dalam pori-pori halus, dan dapat
13

mengeluarkan kelebihan air melalui pori-pori besar. Drainase yang cukup di


lahan yang banjir juga dapat memperbaiki kondisi tanah untuk habitat
organisme tanah.
- Melindungi habitat biota, petani dapat mendukung kehidupan organisme
tanah dengan cara melindungi habitat mereka. Pemeliharaan tanaman penutup
tanah adalah cara yang terbaik untuk melindungi habitat organisme tanah dari
bahaya kekeringan. Penggunaan mulsa juga dapat melindungi habitat mereka.
Penggunaan mulsa organik dapat juga berfungsi sebagai sumber makanan
bagi organisme tanah. Musa plastik dapat mengurangi resiko penyakit dan
hama tertentu karena mulsa tersebut cenderung meningkatkan suhu
permukaan tanah dan dapat menghambat pergerakan hama dari tanah ke
tanaman. Tetapi mulsa plastik tidak dapat meningkatkan bahan organik tanah
sehingga pendauran ulang unsur hara tidak terjadi. Cara yang lain adalah
dengan pengolahan tanah yang tepat guna. Pengolahan tanah yang berlebihan
dapat merusak pori-pori tanah dimana organisme tanah hidup.

KOMPONEN PEMBENTUK EKOSISTEM

 Abiotik

Abiotik atau komponen tak hidup merupakan komponen fisik dan kimia yang
medium atau substrat sebagai tempat berlangsungnya kehidupan atau lingkungan
tempat hidup. Sebagian besar dari komponen abiotik memiliki beragam variasi dalam
ruang dan waktu. Komponen abiotik berupa bahan organik, senyawa anorganik, serta
faktor yang memengaruhi distribusi organisme, antara lain:

1. Suhu

Proses biologi dipengaruhi juga oleh suhu. Mamalia dan unggas


akan membutuhkan energi untuk dapat meregulasi temperatur dalam
tubuh.

2. Air
14

Ketersediaan air juga dapat memengaruhi distribusi organisme.


Organisme yang terdapat pada gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air
yang ada di gurun tersebut.

3. Garam

Konsentrasi garam juga memengaruhi kesetimbangan air dalam


organisme dengan melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial mampu
untuk dapat beradaptasi di dalam lingkungan dengan kandungan garam
yang tinggi.

4. Cahaya matahari

Intensitas serta kualitas cahaya matahari dapat memengaruhi


proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga yang terjadi pada
lingkungan air, fotosintesis terjadi pada sekitar permukaan yang dapat
dijangkau oleh cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya matahari
yang sangat besar dapat membuat peningkatan suhu, hal ini dapat
mengakibatkan hewan dan tumbuhan tertekan.

5. Tanah dan batu

Karakteristik tanah yang meliputi antara lain struktur fisik,,


komposisi mineral, dan pH membatasi penyebaran organisme yang
berdasarkan kandungan sumber makanan di tanah.

6. Iklim

Iklim adalah kondisi cuaca dalam suatu daerah atau area serta
dalam jangka waktu lama. Iklim makro meliputi iklim global, lokal, dan
regional. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni oleh
beberapa komunitas tertentu.
15

 Biotik

Biotik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu organisme. Komponen
biotik merupakan suatu komponen yang menyusun ekosistem selain komponen
abiotik. Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup sendiri dibedakan menjadi
2, yaitu heterotrof atau konsumen dan dekomposer atau pengurai :

1. Heterotrof / konsumen

Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan


dari bahan-bahan organik yang telah disediakan oleh organisme lain
sebagai sumber makanannya. Komponen heterotrof disebut konsumen
makro atau fagotrof karena makanan yang dimakan berukuran kecil. Yang
tergolong golongan heterotrof adalah manusia, hewan, mikroba, dan
jamur.

2. Pengurai / dekomposer

Pengurai atau dekomposer merupakan organisme yang


menguraikan bahan-bahan organik yang berasal dari organisme yang telah
mati. Pengurai disebut konsumen makro atau sapotrof. Hal ini karena
makanan yang telah dikonsumsi memiliki ukuran yang lebih besar.
Organisme pengurai menyerap sebagian hasil dari penguraian tersebut dan
melepaskan bahan-bahan sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen. Yang tergolong golongan pengurai atau dekomposer adalah
bakteri dan jamur. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:

3. Aerobik : oksigen sebagai penerima elektron atau oksidan

4. Anaerobik : oksigen tidak terlibat dan bahan organik sebagai penerima


elektron atau oksidan
5. Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang sudah teroksidasi
juga sebagai penerima elektron. Komponen tersebut berada di suatu
tempat serta berinteraksi membentuk kesatuan ekosistem yang teratur.
16

PERAN MIKROBA TERHADAP KESUBURAN TANAH

Berkembangnya sistem pertanian organik selain untuk menjaga kelestarian


lingkungan namun juga karena ingin mengkonsumsi hasil pertanian yang bebas dari
bahan kimia yang dapat membawa efek negatif untuk tubuh. Sistem ini dapat
memanfaatkan beberapa mikroba untuk membantu dalam penyediaan hara dan
pengendalian penyakit pada tanaman sehingga didapatkan lah hasil pertanian yang
maksimal.

Mikroba yang terdapat pada biofertilizer bermanfaat untuk meningkatkan


kesuburan tanah, memperkaya tanah akan kandungan mikro-organisme sehingga
dapat menghasilkan nutrisi organik yang berguna untuk tanah. Jika zat yang
didalamnya terkandung mikroorganisme ditambahkan pada tanah, bibit ataupun
permukaan tanaman, dapat mendorong pertumbuhan tanaman dengan cara
meningkatkan hara sebagai nutrisi untuk tanaman utama. Mikroorganisme digunakan
karena beberapa alasan, yaitu:

1. Berperan dalam siklus energi.


2. Mempunyai peran dalam siklus hara.
3. Pembentukan agregat tanah.
4. Penentu kesehatan tanah karena kandungan biologi tinggi.

Cara mikrobiota dalam peranan untuk menyuburkan tanah adalah dengan:

- Memperbaiki struktur tanah. Pembentukan struktur tanah yang mantap


diperlukan juga perekat anorganik (liat, Fe, iksidasi besi, kapur, alumunium)
dengan senyawa organik yang merupakan bentukan dari mikrobia atau hasil
dari dekomposisi bahan organik.
- Memperbaiki atau menambah ketersediaan hara tanaman. Karena mikrobio
dapat mempercepat dekomposisi bahan organik dan juga berfungsi sebagai
17

pemacu tingkat kelarutan dari senyawa anorganik yang tidak ada menjadi
tersedia. Hal ini disebabkan terdapatnya metabolok sekunder oleh mikrobia
yang berupa enzim tanah dan senyawa organik yang berfungsi sebagai pelarut.
Contoh mikrobiota yang mempunyai manfaat untuk kesuburan tanah dan
tanaman, diantaranya:

1. Bakteri rhizobium, penyedia hara untuk tanaman terutama ketersediaan nitrogen


untuk tanaman.
2. Azospirillum dapat dikembangkan untuk pupuk hayati. Azospirillum dan
azotobacter dapat meningkatkan penyerapan nitrogen dalam tanah.
3. Bacillus, mikroba pelarut fosfat dari dalam tanah ataupun dari pupuk sehingga
dapat diserap oleh tanaman.
4. Mikoriza untuk meningkatkan terserapnya fosfat oleh akar.
5. Bakteri pereduksi sulfat untuk perombak bahan organik dalam sedimen anaerob
dan mineralisasi sulfur organik.
6. Trichoderma, perombak bahan organik untuk mempercepat proses
pengomposan dan meningkatkan mutu kompos. Percepatan perombakan dari
sisa hasil tanaman dapat meningkatkan ketersediaan hara tanah dan kandungan
bahan organik

Anda mungkin juga menyukai