Anda di halaman 1dari 8

Saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik

Jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di hutan hujan tropis biasanya berbeda
dengan jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di gurun. Jenis tumbuhan dan
hewan yang hidup di daerah beriklim panas biasanya berbeda dengan tumbuhan
dan hewan yang hidup di lingkungan beriklim dingin. Begitu juga dengan jenis
hewan yang hidup di air tawar berbeda dengan jenis hewan yang hidup di laut.
Kenyataaan tersebut terjadi karena antara daerah yang satu dengan daerah yang
lainnya mempunyai komponen abiotik yang berbeda. Dalam ekosistem, kadangkadang komponen abiotik sangat besar pengaruhnya terhadap makhluk hidup.
Komponen abiotik dapat memengaruhi komponen biotik. Begitu juga komponen
biotik

a.

dapat

Pengaruh

memengaruhi

komponen

komponen

abiotik

abiotik

dalam

terhadap

komponen

ekosistem.

biotik

Air merupakan salah satu contoh komponen abiotik dalam ekosistem. Air sangat
berguna bagi makhluk hidup. Tumbuhan sangat memerlukan air, misalnya untuk
bahan baku fotosintetis. Akar tumbuhan menembus ke dalam tanah untuk
menyerap air dan zat-zat hara. Jika tanah mengandung cukup air maka tumbuhan
akan tumbuh subur. Sebaliknya, jika kekurangan air, tumbuhan tidak akan tumbuh
dengan baik. Selain berguna bagi tumbuhan, air juga berguna bagi hewan dan
manusia. Hewan memerlukan air untuk minum. Bagi hewan air seperti udang,
ikan dan ketam; air merupakan tempat tinggal bagi mereka. manusia memerlukan
air untuk berbagai keperluan, seperti minum, memasak, mandi dan mencuci.

Contoh lain komponen abiotik yang berpengaruh terhadap komponen biotik


adalah udara. Di dalam udara terdapat gas oksigen dan karbon dioksida. Oksigen
merupakan gas yang diperlukan untuk pernapasan, baik manusia, hewan maupun
tumbuhan. Adapun karbon dioksida merupakan gas yang menjadi salah satu bahan
baku

b.

fotosintetis

Pengaruh

komponen

tumbuhan

biotik

terhadap

komponen

hijau

abiotik

Tumbuhan sangat berpengaruh terhadap tanah tempat hidupnya contohnya dalam

kegiatan penghijauan. Penghijauan biasanya dilakukan pada lahan yang krisis


dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi tanah tersebut. Adanya pohon-pohon
penghijauan diharapkan dapat memengaruhi tanah sebagai komponen biotiknya
dengan cara mengubah struktur tanah dan mengurangi erosi. Sisa-sisa tumbuhan
yang berupa daun kering yang gugur dan jatuh ke tanah akan mencegah cucuran
air hujan yang jatuh langsung ke permukaan tanah. Tanpa ada daun itu, tanah akan
terpadatkan oleh air hujan sehingga daya serapnya berkurang. Jika daun-daun
tersebut membusuk dan bercampur dengan tanah maka akan membentuk humus,
yaitu lapisan tanah yang sangat subur untuk pertanian. Disamping itu, akar-akar
tumbuhan

juga

dapat

menahan

partikel-partikel

tanah

dari

erosi.

Contoh lainnya adalah pengaruh cacing tanah terhadap tanah. Cacing tanah dapat
menjadikan tanah berongga-rongga sehingga dapat memperkaya kandungan udara
di dalamnya. Udara di dalam tanah sangat berperan bagi pernapasan akar
tumbuhan. Selain itu juga membantu proses penyerapan zat-zat hara oleh akar
tanaman dan dapat mendukung hidupnya mikroorganisme tertentu yang
menguntungkan tanaman. Jadi, cacing tanah sebagai komponen biotik dapat
mempengaruhi komponen abiotiknya.

A. Komponen Biotik dan Abiotik Saling Mempengaruhi


Dalam pembahasan kali ini akan diuraikan pengaruh komponen biotik terhadap
komponen abiotik. Beberapa contoh peristiwa alam yang saling mempengaruhi,
antara lain sebagai berikut.
1.

Kacang tanah menyuburkan tanah

Kacang tanah memiliki bintil-bintil akar yang mengandung bakteri rhizoboium.


Mampu menangkap nitrogen dari udara. Tanah yang telah ditanami kacang tanah
banyak mengandung nitrogen. Nitrogen tersebut diperlukan oleh tumbuhan untuk
pertumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa komponen biotik mempengaruhi
komponen abiotik.
2.

Cacing tanah menyuburkan tanah

Cacing tanah adalah detritivor yang memakan serpihan bahan organik yang ada
dalam tanah. Ketika cacing memakan bahan organik tersebut, tanah ikut tertelan.
Kotoran yang dikeluarkan cacing tanah dapat menggemburkand an menyuburkan
tanah, jadi, cacing tanah berperan dalam menyuburkan tanah.
3.

Manusia mempengaruhi lingkungan Abiotik

Pengaruh terhadap lingkungan abiotik itu ada yang negatif ada pula yang positif.
Pengaruh negatifnya misalnya penebangan pohon yang kemudian dapat
menimbulkan erosi dan banjir. Membuang sampah di sembarangan tempat
sehingga dapat menyumbat selokan, menyebabkan banjir, dan membahayakan
lingkungan.
Coba kamu cari informasi tentang pengaruh positifnya.

B. Saling Keteragantungan antar Komponen Biotik


Saling keteragantungan itu dibedakan menjadi saling keteragantungan antara
individu satu spesies (sejenis) dan saling keteragantungan antara individu berbeda
spesies.

1.

Saling ketergantungan antar individu satu spesies

Antarindividu satu spesies (sejenis) terdapat saling ketergantungan, antara lain


dalam memperoleh makanan. Membuat sarang, dan berkembang biak.
a.

Memperoleh makanan

Pada hewan yang hidup berkelompok terlihat jelas adanya saling ketergantungan
dalam memperoleh makanan. Misalnya, seekor semut yang menemukan makanan
membawa sebagian makanan itu dan menginformasikan adanya makanan tersebut
kepada sesamanya. Hewan yang masih muda juga masih bergantung pada
induknya untuk memperoleh makanan.
b.

Berkembang biak

Untuk melakukan perkawinan, hewanh jantan memerlukan hewan betina.


Demikian pula sebaliknya, hewan betina memerlukan hewan jantan. Hewan jantan
memiliki warna yang lebih menarik, suara yang khas, atau tingkah laku tertentu
untuk menarik hewan betina. Sebaliknya, hewan betina mengeluarkan zat kimia
(feromon) yang dapat dibaui oleh hewan jantan sehingga hewan jantan
mendatanginya.
Contoh hewan yang dapat menghasilkan feromon adalah anjing dan kupu-kupu.
Hewan jantan yang berada jauh sekalipun dapat mencium bau feromon tersebut.
Kemudian, hewan jantan datang untuk mengawini hewan betina tersebut.

C. Habitat dan Nisia


Didalam ekosistem, habitat atau tempat hidup organisme sangat erat hubungannya
dengan nisia (nichea ataru relung). Untuk mengetahui hubungan keduanya dengan
lebih jelas, perhatikan uraian berikut ini.
1.

Habitat

Suatu organisme mempunyai kebutuhan yang berbeda dengan organisme lainnya.


Tempat hidup alami organisme disebut habitat. Habitat menyediakan makanan
dan tempat berlindung bagi makhluk hidup.

2.

Nisia (Relung)

Di dalam habitatnya, setiap makhluk hidup memiliki peranan tertentu, yaitu


melakukan hal yang dapat dilakukan oleh makhluk hidup di habitatnya.

Contohnya, di bawah semak-semak yang sama, semut mencari sisa-sisa bahan


organik, sedangkan kadal mencari serangga.
Peranan makhluk hidup di habitatnya tersebut disebut Nisia. Nisia terbentuk untuk
menghindari persaingan (kompetisi) antarpsesies. Misalnya, di puncak tanaman
hidup kutu daun dan ulat.
Dari uraian itu dapat dikatakan bahwa habitat itu merupakan alamat organisme,
sedangkan nisia merupakan pekerjaan organisme.

D. Komponen Penyusun Ekosistem


Suatu ekosistem tersusun atas komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup
(abiotik). Komponen biotik dan abiotik berinteraksi dan saling mempengaruhi.
1.

Komponen Biotik

Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup di dalam ekosistem dapat


dibedakan menjadi tiga macam, yaitu produser, konsumer, dan dekomposer.
a.

Produser

Produser adalah makhluk hidup yang mampu menghasilkan bahan organik dari
bahan anorganik. Proses tersebut hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan yang
berklorofil dengan cara fotosintesis.
Tumbuhan melakukan fotosintesis dengan bantuan energi cahaya. Hasil
fotosintesis adalah gula. Kemudian, gula diubah menjadi zat tepung (karbohidrat).
Selain itu, gula juga diubah menjadi bahan organik yang lain, seperti lemak,
protein, selulosa, dan vitamin. Karbohidrat, proteinb, dan lemak merupakan bahan
makanan yang kaya energi.
b.

Konsumer

Konsumer berarti pemakan. Semua hewan dan tumbuhan yang tak berklorofil
misalnya tali putri, termasuk konsumer. Jadi, konsumer sangat tergantung pada
produser karena konsumer tidak mampu mengubah zat anorganik menjadi zat
organik. Didalam tubuh konsumer, zat organik itu dirombah disusun kembali
menjadi zat organik lain yang sesuai.
Hewan yang memakan tumbuhan secara langsung (herbivora) disebut konsumer
primer atau konsumer tingkat permata (konsumer I). Contoh konsumer I adalah

hewan pemakan rumput, seperti belalang, sapi, dan kambing. Hewan yang
memakan konsumer primer disebut konsumer sekunder (konsumer tingkat kedua
= konsumer II), misalnya burunhg pemakan ulat. Hewan yang memakan
konsumer sekunder disebut konsumer tersier (konsumen tingkat ketiga =
konsumer III), misalnya burung alap-alap yang memangsa burung pemakan ulat.
Konsumer terakhir tersebut dinamakan konsumer puncak. Bisanya, konsumer
puncak dalam ekosistem merupakan konsumer tingkat keempat (konsumer IV).
Manusia tergolong konsumer yang berada di semua tingkatan.
c.

Dekomposer

Sampah atau bangkai membusuk karena adanya proses pembusukan dan


penguraian oleh dekomposer. Organisme yang tergolong dekomposer adalah
bakteri pembusuk dan jamur. Bakteri pembusuk dan jamur menguraikan bahan
organik menjadi bahan anorganik, air, dan gas. Selanjutnya, hasil penguraian
tersebut dimanfaatkan lagi oleh produser.
Daur Materi di dalam Ekosistem
Di dalam ekosistem berlangsung proses makan dan dimakan. Jika mati, baik
produser, konsumer I, konsumer II, konsumer III, dan seterusnya. Diuraikan oleh
pengurai dinamakan membentuk suatu daur ulang yang tidak berhenti.
Oleh karena itu, proses daur ulang harus dijaga kelestariannya.
Penggolongan komponen biotik berdasar peranannya dalam ekosistem
Produser : penghasil bahan organik
Konsumer I : pemakan tingkat I, langsung memakan produser
Konsumer II : memakan konsumer I
Konsumer III : memakan konsumer II
Konsumer puncak : konsumer tingkat terakhir
Dekomposer (pengurai) menguraikan bahan organik menjadi anorganik

2.

Komponen Abiotik

Di dalam suatu ekosistem, komponen abiotik sangat mempengaruhi kehidupan


komponen biotik.
a.

Gas Karbon Dioksida dan Oksigen

Jumlah gas karbon dioksida di udara sekitar 0,3%, sedangkan gas oksigen
menjcapai 21%. Gas karbon dioksida diperlukan tumbuhan untuk berfotosintesis.
Di dalam ekosistem terjadi daur oksigen dan karbon dioksida melalui proses
pernafasan dan fotosintesi.
b.

Air

Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Jika tidak ada air, tumbuhan hijau
tidak berfotosintesis, tubuhnya layu, dan akhirnya mati.
c.

Tanah

Tanah sangat penting untuk kehidupan. Tanah menyediakan habitat dan sumber
makanan bagi tumbuhan dna hewan.
Tanah mengandung air tanah, udara tanah, garam mineral dan humus.
Tanah yang subur akan dihuni oleh beraneka ragam organisme. Sebaliknya, tanah
yang tandus mempunyai keanekaragaman organisme rendah. Dengan demikian,
tanah berpengaruh terhadap keanekaragaman organisme.
d.

Suhu

Suhu di permukaan bumi dipengaruhi oleh cahaya matahari yang jatuh di


permukaannya. Suhu lingkungan berpengaruhi terhadap jenis makhluk hidup yang
menghuni lingkungan tersebut.
e.

Kelembapan

Daerah pegunungan memiliki kelembapan udara yang lebih tinggi dibandingkan


dengan daerah dataranr endah. Di daerah pegunungan banyak terdapat tumbuhan
epifit. Misalnya, paku, anggrek, dan lumut. Sebaliknya, di daerah dataran rendah
jarang terdapat tumbuhan epifit. Hal ini karena tmbuhan epifit memerlukan
kelembapan udara yang tinggi untuk dapat hidup.
f.

Cahaya Matahari

Cahaya matahari adalah sumber energi ekosistem. Cahaya matahari diperlukan


oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Tumbuhan dan hewan tidak dapat hidup tanpa
cahaya. Ada hewan yang aktif di siang hari (diurnal). Ada pula hewan yang aktif
di malam hari (nokturnal).
Ruangan
g.

Ruangan

Ruangan yang cukup memungkinkan makhluk hidup untuk mendapatkan


makanan, tumbuh, bergerak, dan berkembang biak. Demikian pula gajah,
harimau, rusa, kera dan burung. Misalnya, sering datang ke perkampungan
penduduk kaerna habitat dan ruang geraknya semakin terbatas. Aktivitas manusia
seperti penebangan hutan mengurangi ruang hidup atau habitat mereka.

Anda mungkin juga menyukai