Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

JENIS DAN FUNGSI MIKROORGANIISME TANAH


“MIKROBA PEMFIKSASI NITROGEN”

DOSEN PENGAMPU :
Lufita Nur Alfiah, SP., M.Si

Kelompok I

Angggiat Manalu 2027002


Arisco Yuza Winanda 2027030
Emilia Rosita 2027001
Muhammad Saleh 2027015
Popi Anisa Akbar 2027045
Rejeki Franciskus Simbolon 2027003
Riswandi 2027049

UNIVERSITA PASIR PENGARAIAN


FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
PEMBAHASAN

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang


berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
melainkan dengan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut
sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun
jasad renik.
Mikrobiologi penting sekali dan terkait erat dengan kehidupan manusia,
karena mikroba (jasad renik) tersebar merata di seluruh belahan bumi dan ada di
mana-mana. Mikroba ada di udara, ada di air, di tanah, lantai, meja, kulit dan
dimana pun. Oleh karena itu mikroba memiliki korelasi yang erat dan peranan
yang penting dengan kehidupan manusia, yang dapat memberikan pengaruh
merugikan maupun menguntungkan.
Mikroorganisme tersebar merata diseluruh permukaan bumi diantaranya
adalah pada tanah. Bila dibandingkan dengan luas bumi secara keseluruhan,
maka tanah pada permukaan bumi hanya merupakan lapisan tipis. Tetapi,
lapisan tipis dari tanah ini sangat penting karena menyediakan berbagai sumber
daya yang berguna bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya
seperti mikroorganisme.
Di tanah terdapat milyaran mikrobia misalnya bakteri, fungi, alga,
protozoa, dan virus. Tanah merupakan lingkungan hidup yang amat kompleks.
Kotoran dan jasad hewan serta jaringan tumbuhan akan terkubur dalam tanah.
Semuanya memberi konstribusi dalam menyuburkan tanah. Proses penyuburan
tanah ini dibantu oleh mikrobia. Mikroorganisme yang hidup pada tanah dapat
ditemukan dalam dua bentuk yaitu ada yang pathogen ( berbahaya) pada
manusia dan hewan dan apathogen (tidak berbahaya). Tanpa mikrobia, semua
jasad tidak akan hancur. mikrobia tanah mampu menyeimbangkan kelangsungan
hidup di bumi. Jumlah dan jenis mikrobia dalam tanah bergantung pada jumlah
dan jenis, kelembaban, tingkat aerasi, suhu, pH, dan pengolahan dapat
menambah jumlah mikrobia tanah.
Baik secara langsung maupun tidak langsung, bahan buangan dan jasad
dari manusia dan hewan, serta jaringan tumbuh-tumbuhan di buang atau di
kubur dalam tanah. Setelah beberapa lama, bahan-bahan tersebut akan
diuraikan menjadi komponen organik dan beberapa komponen anorganik tanah,
penguraian tersebut dilakukan oleh mikroorganisme yaitu penguraian bahan
organik menjadi substansi yang menyediakan nutrien bagi dunia tumbuhan.
Tanpa aktifitas mikroorganisme tersebut segala ativitas di muka bumi ini lambat
laun akan terhambat. Untuk itu, hal inilah yang melatarbelakangi pembuatan
makalah ini yaitu untuk menyajikan apa saja jenis dan bagaimana peranan
mikroorganisme tanah tersebut.
Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof yang dapat
mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya. Selain itu,
tumbuhan tingkat tinggi juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik dari
lingkungan sekitarnya. Hara mineral diabsorpsi dari tanah oleh akar dan akan
bergabung dengan senyawa organik yang esensial untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Penggabungan hara mineral dengan senyawa organik
membentuk pigmen, kofaktor enzim, lipid, asam nukleat dan asam amino. Proses
inilah yang disebut dengan asimilasi hara mineral.
Nitrogen merupakan unsur mineral yang dibutuhkan tumbuhan dalam
jumlah besar. Nitrogen menyediakan unsur pokok pada banyak komponen sel
tumbuhan yaitu asam-asam amino dan asam nukleat. Selain itu, unsur yang sama
pentingnya adalah karbon, hidrogen, dan oksigen sebagai penyusun protein,
asam nukleat, hormon-hormon pertumbuhan, vitamin dan lain-lain. Nitrogen di
dalam tumbuhan berada dalam bentuk asam amino, protein, amida, klorofil,
alkaloid, dan basa nitrogen.

A. Pengertian Tanah
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak
bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranan-
nya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan
tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.
Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar
untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme.

Di setiap tempat seperti dalam tanah, udara maupun air selalu dijumpai
mikroba. Umumnya jumlah mikroba dalam tanah lebih banyak daripada dalam
air ataupun udara. Umumnya bahan organik dan senyawa anorganik lebih tinggi
dalam tanah sehingga cocok untuk pertumbuhan mikroba heterotrof maupun
autotrof. Didalam tanah juga terjadi interaksi antara tumbuhan dan mikroba
yang dapat merugikan atau menguntungkan tumbuhan. Beberapa
mikroorganisme tanah bersifat patogenik terhadap tumbuhan dan menyebabkan
penyakit pada perakaran sehingga menjadi layu dan busuk. Banyak tumbuhan
bersimbiosis dengan jamur bernama mikoriza. Mikoriza meningkatkan
kemampuan tumbuhan untuk menyerap nutrisi dan air. Interaksi antara
mikroorganisme tanah dan akar tumbuhan banyak dikaji dalam ilmu mikrobiologi
tanah. Mikroorganisme tanah juga bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah
satunya adalah bakteri actinomycetes yang menghasilkan antibiotik.
Tanah adalah tempat hidup bakteri-bakteri penting. Mikroorganisme
tanah dapat menguraikan zat beracun yang berasal dari polusi. Hal ini menjadi
dasar bioremediasi, yaitu penggunaan mikroorganisme untuk mendetoksifikasi
dan menguraikan zat berbahaya dalam lingkungan atau setruktur tanah
ketersediaan hara, dan menahan kapasitas air semuanya dipengaruhi oleh, atau
tergantung pada, mikroorganisme tanah. Semua mikroorganisme tersebut
adalah biota tanah yang berfungsi di ekosistem bawah tanah di akar tumbuhan
dan sampah sebagai sumber makanan.
Namun jika di dalam tanah mengandung mineral, elemen-elemen yang
ada di dalam tanah dapat berbentuk ion-ion dan ion-ion mempengaruhi
keasaman atau kebasaan dalam tanah. Biasanya keasaman atau kebasaan tanah
itu dinyatakan dengan pH (konsentrasi ion-ion H +); pH 7 berarti netral, pH kurang
dari pada 7 merupakan asam dan lebih dari pada 7 merupakan basa. Air kapur
adalah basa, dan air yang banyak mengandung sampah-sampah biasanya bersifat
asam.
Penyinaran (radiasi) dari matahari berpengaruh besar terhadap
kehidupan mikroorganisme di dalam tanah. Partikel tanah, elemen-elemen, pH,
udara, air, sinar adalah komponen-komponen anorganik, mereka merupakan
faktor-faktor alam. Di dalam tanah terdapat juga hancuran dari sisa makhluk
hidup, yang mana bagian-bagian ini merupakan komponen-komponen organik.
Tanah yang mempunyai nilai produktivitas yang tinggi, tidak hanya terdiri
dari bagian padat, cair dan udara saja, tetapi harus ada jasad hidup yang
merupakan organisme hidup. Sebaliknya aktivitas organisme tanah dipengaruhi
oleh 3 faktor yaitu :
a) Iklim organisme tanah lebih banyak ditemui jumlah (populasi) nya dan
keragamannya pada tanah didaerah yang mempunyai curah hujan dan
temperatur yang tinggi dibandingkan di daerah yang mempunyai curah hujan
dan temperatur rendah.
b) Tanah tingkat kemasaman, kandungan hara dan umur tanah dapat
mempengaruhi organisme dalam tanah. Bakteri lebih banyak ditemui pada
daerah yang berkemasaman sedang (normal), sedangkan jamur/cendawan
lebih banyak pada tanah yang kemasaman rendah (masam). Tanah-tanah
yang diberi kapur dan pupuk, umumnya lebih banyak populasi organismenya.
Pada tanah perawan, populasi dan keragaman organisme-nya lebih banyak
dibandingkan pada tanah-tanah tua.
c) Vegetasi à pada lokasi tanah-tanah hutan ditemui organisme yang lebih
banyak dan lebih beragam dibandingkan pada lokasi padang rumput.
Di permukaan tanah terdapat mikroorganisme dalam jumlah dan variasi
yang banyak. Hal tersebut karena permukaan tanah mengandung banyak sumber
makanan dari tumbuhan dan hewan. Biota tanah membentuk sistem
berdasarkan energi dan nutrisi yang dihasilkan dari proses dekomposisi
tumbuhan dan hewan. Dekomposer primer adalah bakteri dan jamur.
Mikroorganisme seperti alga dan lumut kerak adalah koloni yang
menghuni permukaan batu. Kolonisasi organisme ini merupakan proses awal
pembentukan tanah yang diperlukan oleh tumbuhan tingkat tinggi melalui
proses dekomposisi oleh decomposer..
Dekomposer mengurai, mendaur ulang energi, karbon, dan nutrisi dalam
tumbuhan dan hewan mati menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan. Oleh karena itu, mikroorganisme memegang peran penting dalam
proses kehidupan di bumi. Perubahan bentuk elemen dalam proses dekomposisi
dijabarkan pada siklus elemen.

B. Mikrobiologi Tanah
Mikrobiologi tanah adalah bagian disiplin mikrobiologi yang
mempelajari kehidupan, aktivitas, dan peranan mikroorganisme di dalam tanah.
Tanah merupakan lingkungan kompleks yang ditempati mikroorganisme
beraneka ragam. Ciri-ciri lingkungan tanah bervariasi menurut letak dan iklimnya.
Tanah juga memiliki kedalaman, sifat-sifat fisik, komposisi kimiawi dan asal yang
berbeda. Komposisi tanah terdiri dari materi nonorganik 45% ( Si, Al, Fe, Ca, Mg,
K, Na, P, dan lain-lain), materi organik 5 % (karbohidrat, protein, lipid, dan lain-
lain), air (25 %) dan udara (25 %). sementara organisme di tanah terdiri dari
vertebrata, invertebrata,dan mikroorganisme.
Golongan-golongan utama yang menyusun populasi mikroorganisme
tanah terdiri atas prokariotik (bakteri dan actinomycetes, fungi, algae),
mikrofauna (protozoa dan archezoa), mezofauna (nemathoda) makrofauna
(semut, cacing tanah, dan lainnya), dan mikrobiota (mycoplasma, virus, viroid
dan prion). Tetapi mikrobiologi tanah memfokuskan pada bakteri, jamur, dan
virus yang terdapat pada tanah.
Mikroba tanah juga menghasilkan metabolit yang mempunyai efek
sebagai zat pengatur tumbuh. Bakteri Azotobacter selain dapat menambat N
juga menghasilkan thiamin, riboflavin, nicotin indol acetic acid dan giberelin yang
dapat mempercepat perkecambahan bila diaplikasikan pada benih dan
merangsang regenerasi bulu-bulu akar sehingga penyerapan unsur hara melalui
akar menjadi optimal. Metabolit mikroba yang bersifat antagonis bagi mikroba
lainnya seperti antibiotik dapat pula dimanfaatkan untuk menekan mikroba
patogen tular tanah disekitar perakaran tanaman. Untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya mikroba tanah melakukan immobilisasi berbagai unsur hara sehingga
dapat mengurangi hilangnya unsur hara melalui pencucian. Unsur hara yang
diimobilisasi diubah sebagai massa sel mikroba dan akan kembali lagi tersedia
untuk tanaman setelah terjadi mineralisasi yaitu apabila mikroba mati.
C. Jenis-Jenis Mikroorganisme Tanah

1. Bakteri

Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok


organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Beberapa kelompok bakteri
dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok
lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara,
dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen),
bahkan dalam tubuh manusia. Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu
bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
Bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu autotroph dan heterotroph.
Autotroph yaitu bakteri yang menghasilkan makanannya sendiri dari bahan
anorganik, misalnya melalui proses photosintesis. Heterotroph yaitu bakteri yang
mendapatkan makanannya dari bahan organik yang telah ada. Beberapa jenis
bakteri dalam tanah seperti Azotobacter, Pseudomonas, Rhizobium,
Bradyrhizobium, Agrobacterium, Nitrosomonas, Nitrobacter.
2. Jamur

Jamur adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat


heterotrof. Beberapa jamur yang biasa ditemukan pada tanah diantaranya
adalah Penicillium sp., Trichoderma harzianum., Rhizopus sp., Humicola sp.,
Fusarium sp., Phytophthora infestans., dan Aspergillus sp. Jamur tanah
merupakan salah satu mikroorganisme yang paling banyak ditemui di tanah.
Kebanyakan jamur pathogen terhadap tanaman. Spesies Aspergillus merupakan
jamur yang umum ditemukan di tanah. Meskipun terdapat lebih dari 100 spesies,
jenis yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia ialah Aspergillus flavus,
Aspergillus niger, dan Aspergillus fumigatus yang semuanya menular dengan
transmisi inhalasi. Umumnya Aspergillus akan menginfeksi paru-paru. Aspergillus
dapat menyebabkan banyak penyakit pada manusia, bisa jadi akibat reaksi
hipersensitivitas atau invasi langsung. Penyakit yang ditimbulkan diantaranya
adalah aflatoxicosis, aspergillosis, dan aspergillosis.

Peran ekologi jamur yaitu berperan dalam dinamika air/drainase, siklus


hara dan pengendalian penyakit, bersama dengan bakteri, jamur berperan
penting dalam proses dekomposisi pada rantai makanan tanah, jamur dapat
mengkonversi bahan aorganik menjadi bahan yang dapat dimanfaatkan oleh
organisme lain, hifa jamur secara fisik berfungsi sebagai perekat pada agregat
tanah sehingga dapat memperbaiki stabilitas agregat tanah yang dapat
meningkatkan infiltrasi dan kapasitas menahan air. Patogen atau parasit dari
jamur yaitu menyebabkan produksi tanaman menurun atau mati jika mengkoloni
akar dan dapat menyebabkan kematian pada organisme lain, peran positifnya
dapat mengeliminir hama tanaman tertentu sehingga dapat dipakai untuk
pengendalian hama dan penyakit secara biologi.

3. Alga

Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak

memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga mempunyai klorofil
dan terdiri dari green algae, blue green algae, yellow green algae, dan diatomae.
Berkembang biak pada tanah yang subur. Pada tanaman padi sawah alga
membantu mempertahankan jumlah N dalam tanah dengan mengikat N yang
ada di udara. Ganggang tanah dibagi menjadi tiga golongan umum:
 Hijau-biru

 Hijau

 Diatome

4. Protozoa

Protozoa merupakan hewan bersel satu yang memakan bakteri, sehingga


dapat menghambat daur ulang unsur hara atau menghambat berbagai proses
dalam tanah yang melibatkan bakteri. Habitatnya lingkungan berair/kelembaban
tinggi, paling banyak dijumpai pada tanah terutama pada tanah dengan tekstur
kasar dan kandungan liat yg tinggi. Peranannya dalam kesuburan tanah
merupakan pensuply nitrogen (di rizosfer) dalam tanah, mengatur/menstimulir
populasi bakteri “dekomposisi dan agregasi tanah dan organisme pathogen.
Fungsi Protozoa:
1. Protozoa membantu mengisikan dgn mineral nutrisi, yang membuat mereka
tersedia untuk digunakan oleh tanaman dan organisme tanah yang lain.
2. Protozoa mengatur populasi bakteri saat mereka merumput di bakteri dan
tampaknya untuk merangsang pertumbuhan populasi bakteri.
3. Protozoa merupakan sumber makanan bagi organisme tanah yang lain.

4. Mereka membantu untuk menekan penyakit dengan memberi makan pada


patogen.

D. Peranan Mikroorganisme Tanah

Mikroorganisme terdapat pada tanah yang subur. Mengapa sampai


mikroorganisme berperan dalam menentukan tanah yang subur? Alasannya
adalah karena:
1. Mikroorganisme berperan dalam siklus energi.

2. Mikroorganisme berperan dalam siklus hara

3. Mikroorganisme berperan dalam pembentukan agregat tanah

4. Menentukan kesehatan tanah (suppressive/conducive). Tanah dikatakan


subur bila mempunyai kandungan dan keragaman biologi yang tinggi
Mikroorganisme tanah ada yang menguntungkan ada yang merugikan.
Contoh peran yang menguntungkan adalah dalam siklus biogeokimia dan
mikoriza. Sedangkan peran merugikan diantaranya sebagai patogen pada
manusia, hewan, dan tumbuhan.
Peran mikroorganisme tanah yang menguntungkan contohnya dalam
proses biokimia sebagai berikut :
a. Siklus karbon

Pada siklus karbon, mikroorganisme mengubah sisa-sisa jasad tumbuhan


dan hewan menjadi karbon dioksida dan bahan organik tanah yang disebut
humus. Humus meningkatkan kapasitas tanah untuk menampung air,
menyediakan nutrisi bagi tumbuhan, dan mendukung pembentukan tanah.
Tahap pertama dalam siklus karbon (fotosintesis) CO bergabung didalam
senyawa-senyawa organic oleh jasad fotoautrotrof seperti tumbuhan hijau,
algae, dan bakteri. Tahap berikutnya pada siklus ini, kemoautotrof yang
menggunakan senyawa-senyawa organic. Hewan-hewan memakan jasad
fotoautotrof terutama tumbuhan hijau dan binatang lain, sehingga dengan
peristiwa makan memakan inilah terjadi transfer karbon dioksida dari jasad yang
satu ke jasad yang lain. Bakteri yang berperan dalam siklus ini yaitu Metylococcus
yang menoksidasi metan menjadi karbon.

b. Siklus Nitrogen

Nitrogen merupakan salah satu unsure yang diperlukan oleh semua jasad
hidup unutk sintesis. Pada siklus nitrogen terjadi beberapa reaksi/proses yaitu:1)
amonifikasi, 2) nitrifikasi 3) denitrifikasi, 4) fiksasi nitrogen. Mikroorganisme yang
berperan dalam proses fiksasi nitrogen seperti Azotobact,. er, Clostridium,
Enterobacter, Bacillus, Rhodospirillum, Chlorobium, Cyanobacteria. Populasi
tertinggi ditemukan adalah Rhizobium sp. Mikroorganisme tanah berperan dalam
siklus nitrogen. Atmosfer mengandung 80% nitrogen (N2), yaitu bentuk nitrogen
yang hanya dapat digunakan oleh tumbuhan jika diubah dalam bentuk amonia
(NH3). Perubahan bentuk menjadi amonia dilakukan oleh bakteri tanah melalui
proses fiksasi N2 atau oleh manusia (dengan menggunakan pupuk). Hampir
semua nitrogen yang terdapat dalam tanah berada dalam molekul-molekul
organic, terutama dalam molekul-molekul protein. Yang terkandung dalam jasad
hidup. Jika jasad hidup mati maka terjadi proses perombakan molekul protein
menjadi asam-asam amino. Bakteri tanah juga terlibat dalam proses denitrifikasi
yang mengembalikan oksigen ke atmosfer dengan mengubah NO3 menjadi N2
atau gas N2O.
Contoh dari bakteri denitrifikasi antara lain Streptomyces dan Rizhobium.

Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti urea,


protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti ammonia,
nitrit, dan nitrat.

1. Tahap pertama

Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah.


Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke
dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara
biologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan
polong-polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau
biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen.

2. Tahap kedua

Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen (tumbuhan)
diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati,
mahluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak (NH3) dan garam
ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut dengan amonifikasi.
Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dan senyawa ammonium menjadi
nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan
cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses
yang disebut denitrifikasi.
Berikut pula peran mikroorganisme tanah yang menguntungkan
contohnya mikoriza. Simbiosis antara hifa jamur dengan akar tumbuhan terdapat
2 tipe:
a. Ektomikoriza: hifa menutupi ujung akar (mantel hifa), masuk ke ruang anatar
sel (kortek).
b. Endomikoriza: (vesicular-arbuscular mikoriza): hifa membentuk matel yang
tidak jelas masuk ke sel-sel akar.
Mikroriza menguntungkan baik untuk kehidupan jamur maupun
tumbuhan. Peran jamur membantu penyerapan nutrien akar dari tanah,
terutama nutrien yang tidak mobile seperti fosfor. Peran tumbuhan terhadap
kehidupan jamur mendapatkan nutrien dari tumbuhan (karbohidrat, asam
amino, vitamin, dll).
Berikut beberapa peran mikroorganisme tanah yang merugikan
diantaranya sebagai patogen pada manusia dan hewan adalah sebagai berikut:
1. Bacilus anthracis. Kuman anthrak bersifat zoonosis, biasanya menginfeksi
ternak lembu, kambing, domba dan babi. Kuman dikeluarkan melalui feses,
urin dan saliva binatang yang terinfeksi dan bertahan hidup di tanah dalam
bentuk spora untuk waktu yang lama sekali yaitu sekitar 10 tahun. Pada
manusia kuman anthrax dapat menyebabkan infeksi kulit, yang dapat
berkembang menjadi toksemia. Selain itu B. anthtracis juga bisa
menyebabkan infeksi selaput otak setelah bakteremia dan infeksi pada usus,
khususnya infeksi pada usus halus yang disertai dengan gangren. Sebabnya
adalah karena makan daging yang terinfeksi anthrax.
2. Clostridium tetani. Bakteri ini banyak ditemukan di tanah, kotoran manusia
dan hewan peliharaan dan di daerah pertanian. Umumnya, spora bakteri ini
terdistribusi pada tanah dan saluran penceranaan serta feses dari kuda,
domba, anjing, kucing, tikus, babi, dan ayam. Ketika bakteri tersebut berada di
dalam tubuh, ia akan menghasilkan neurotoksin (sejenis protein yang
bertindak sebagai racun yang menyerang bagian sistem saraf). C. tetani
menghasilkan dua buah eksotoksin, yaitu tetanolysin dan tetanospasmin.
Fungsi dari tetanoysin tidak diketahui dengan pasti, namun juga dapat
memengaruhi tetanus. Tetanospasmin merupakan toksin yang cukup kuat.
3. Clostridium botulinum. C. botulinum ditemukan dimana-mana, dalam tanah,
sedimen didasar laut, usus dan kotoran binatang. Mikroorganisme ini dapat
menyebabkan gangguan pencernaan akut yang diikuti oleh pusing-pusing dan
muntah-muntah, bisa juga diare, lelah, pening dan sakit kepala. Gejala lanjut
konstipasi, kesulitan menelan dan berbicara, lidah bisa membengkak dan
tertutup, beberapa otot lumpuh, dan kelumpuhan bisa menyebar kehati dan
saluran pernafasan.
4. Clostridium perfringens. C. perfringens secara luas dapat ditemukan dalam
tanah dan merupakan flora normal dari saluran usus manusia dan hewan-
hewan tertentu. Bakteri ini dapat tumbuh cepat pada makanan yang telah
dimasak dan menghasilkan enterotoksin yang dapat mengakibatkan penyakit
diare.
Berikut mikroorganisme tanah yang patogen bagi tumbuhan:

1. Fungi paling banyak, dapat tumbuh pada kelembaban yang rendah. Contoh
rebah kecambah dan busuk akar (Rhizocnolia solani), penyakit karat daun
yang disebabkan oleh jamur karat (uredenales).
2. Bakteri menyerang akar.

E. Pengertian Afiksasi Nitrogen

Fiksasi nitrogen adalah proses biologis, abiotik, atau sintetis dimana


nitrogen (N2 di atmosfer diubah menjadi amonia NH3). Nitrogen Atmosfer atau
nitrogen unsur (N2 adalah relatif inert: itu tidak mudah bereaksi dengan bahan
kimia lain untuk membentuk senyawa baru. Proses fiksasi membebaskan atom
nitrogen dari bentuk diatomik mereka (N 2 yang akan digunakan dengan cara lain.
Fiksasi nitrogen, alami dan sintetis, sangat penting bagi semua bentuk kehidupan
karena nitrogen diperlukan untuk biosynthesize blok bangunan dasar dari
tanaman, hewan dan bentuk kehidupan lain, misalnya, nukleotida untuk DNA
dan RNA dan asam amino untuk protein . Oleh karena fiksasi nitrogen adalah
penting untuk pertanian dan pembuatan pupuk. Ini juga merupakan proses
penting dalam pembuatan bahan peledak (misalnya mesiu, dinamit, TNT, dll)
fiksasi nitrogen terjadi secara alami di udara dengan cara kilat.
Fiksasi nitrogen juga mengacu pada konversi biologis lainnya nitrogen,
seperti konversi kepada nitrogen dioksida . Mikroorganisme yang memperbaiki
nitrogen adalah bakteri yang disebut diazotrophs . Beberapa tanaman yang lebih
tinggi, dan beberapa binatang ( rayap ), telah membentuk asosiasi ( simbiosis )
dengan diazotrophs. Fiksasi nitrogen biologis ditemukan oleh ahli agronomi
Jerman Hermann Hellriegel dan Belanda mikrobiologi Martinus Beijerinck .
Pada umumnya derivat nitrogen sangat penting bagi kebutuhan dasar
nutrisi, tetapi dalam kenyataannya substansi nitrogen adalah hal yang menarik
sebagai polutan di lingkungan. Terjadinya perubahan global di lingkungan oleh
adanya interaksi antara nitrogen oksida dengan ozon di zona atmosfir. Juga
adanya perlakuan pemupukan (fertilization treatment) yang berlebihan dapat
mempengaruhi air tanah (soil water), sehingga dapat mempengaruhi kondisi air
minum bagi manusia.
Bentuk atau komponen N di atmosfir dapat berbentuk ammonia (NH3),
molekul nitrogen (N2), dinitrit oksida (N2O), nitrogen oksida (NO), nitrogen
dioksida (NO2), asam nitrit (HNO2), asam nitrat (HNO3), basa amino (R3-N) dan
lain-lain dalam bentuk proksisilnitri (Soderlund dan Rosswall, 1980). Dalam
telaah kesuburan tanah proses pengubahan nitrogen dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu mineralisasi senyawa nitrogen komplek, amonifikasi,
nitrifikasi, denitrifikasi, dan volatilisasi ammonium. Nitrogen organik diubah
menjadi mineral N-amonium oleh mikroorganisasi dan beberapa hewan yang
dapat memproduksi mineral tersebut seperti : protozoa, nematoda, dan cacing
tanah. Serangga tanah, cacing tanah, jamur, bakteri dan aktinbimesetes
merupakan biang penting tahap pertama penguraian senyawa N-organik dalam
bahan organic dan senyawa N-kompleks lainnya.
Semua mikroorganisme mampu melakukan fiksasi nitrogen, dan berasosiasi
dengan N-bebas yang berasal dari tumbuhan. Nitrogen dari proses fiksasi
merupakan sesuatu yang penting dan ekonomis yang dilakukan oleh bakteri
genus Rhizobium dengan tumbuhan Leguminosa termasuk Trifollum spp,
Gylicene max (soybean), Viciafaba (brand bean), Vigna sinensis (cow-
pea), Piscera sativam (chick-pea), danMedicago sativa (lucerna).
Rhizobium merupakan bakteri gram negatif, berbentuk bulat memanjang,
yang secara normal mampu memfiksasi nitrogen dari atmosfer. Umumnya
bakteri ini ditemukan pada nodul akar tanaman leguminosae. Morfologi
Rhizobium dikenal sebagai bakteroid. Rhizobium menginfeksi akar leguminoceae
melalui ujung-ujung bulu akar yang tidak berselulose, karena bakteri Rhizobium
tidak dapat menghidrolisis selulose. Rhizobium yang tumbuh dalam bintil akar
leguminoceae mengambil nitrogen langsung dari udara dengan aktifitas bersama
sel tanaman dan bakteri, nitrogen itu disusun menjadi senyawaan nitrogen
seperti asam-asam amino dan polipeptida yang ditemukan dalam tumbuh-
tumbuhan, bakteri dan tanak disekitarnya. Baik bakteri maupun legum tidak
dapat menambat nitrogen secara mandiri, bila Rhizobium tidak ada dan nitrogen
tidak terdapat dalam tanah legum tersebut akan mati.
Fiksasi nitrogen adalah proses alami atau industri yang menyebabkan
nitrogen bebas (N2), merupakan gas yang relatif inert dan berlimpah di udara,
untuk bergabung secara kimia dengan unsur-unsur lain untuk membentuk
senyawa nitrogen yang lebih reaktif seperti amonia, nitrat, atau nitrit. Dalam
kondisi biasa, nitrogen tidak bereaksi dengan unsur lainnya.
Namun senyawa nitrogen yang ditemukan di semua tanah yang subur, di
semua makhluk hidup, dalam banyak bahan makanan, batubara, dan seperti
bahan kimia alami natrium nitrat (sendawa) dan amonia. Nitrogen juga
ditemukan dalam inti setiap sel hidup sebagai salah satu komponen kimia DNA.
Fiksasi nitrogen dilakukan secara alami oleh sejumlah prokariota berbeda,
termasuk bakteri. Banyak tanaman yang lebih tinggi, dan beberapa binatang
(rayap), telah membentuk asosiasi simbiosis dengan mikroorganisme ini.
Sebagian besar spesies kacang-kacangan, misalnya, menyediakan habitat bagi
bakteri pengikat nitrogen, dan menerima bentuk nitrogen yang dapat digunakan
sebagai manfaat.
Manusia telah berkontribusi terhadap fiksasi nitrogen, yang mengekspresikan
kreativitas mereka dengan mengkonversi N2 ke NH3, menggunakan bahan bakar
fosil sebagai energi. Namun, penggunaan seperti nitrogen yang diproduksi dalam
pupuk kimia dan amunisi juga telah meningkatkan polusi (seperti eutrofikasi
danau dari limpasan pupuk berlebih) dan korban perang.
Nitrogen Fiksasi secara Biologis (BNF) terjadi ketika nitrogen yang di atmosfer
diubah menjadi amonia oleh enzim bakteri yang disebut nitrogenase.
Mikroorganisme yang memperbaiki nitrogen disebut Diazotrof. Rumus untuk
BNF adalah:
N2 +8H+ + 8e-+16 ATP → 2NH3 + H2 + 16ADP + 16 Pi

Meskipun amonia (NH3) adalah produk langsung dari reaksi ini, maka dengan
cepat terionisasi ke amonium (NH4). Dalam Diazotrof yang hidup bebas,
amonium nitrogenase-yang dihasilkan berasimilasi ke dalam glutamat melalui
sintetase glutamin / jalur sintase glutamat. Fiksasi nitrogen secara biologis
ditemukan oleh ahli mikrobiologi Belanda Martinus Beijerinck.

Siklus Penyediaan Nitrogen di Alam

Fiksasi nitrogen berarti kombinasi nitrogen molekul atau dinitrogen


dengan oksigen atau hidrogen untuk menghasilkan oksida atau amonium yang
dapat dimasukkan ke dalam biosfer. Nitrogen molekuler, yang merupakan
komponen utama atmosfer, inert dan tidak langsung dapat digunakan oleh
sebagian besar makhluk hidup. Fiksasi nitrogen dapat terjadi abiotik (tanpa
campur tangan makhluk hidup) atau oleh mikroorganisme (fiksasi nitrogen
biologis). Fiksasi secara umum menyiratkan penggabungan ke dalam biosfer
sejumlah besar nitrogen, yang secara global dapat mencapai sekitar 250 juta ton
per tahun, 150 di antaranya sesuai dengan fiksasi biologis.
Fiksasi nitrogen abiotik

Fiksasi nitrogen abiotik terjadi dalam kondisi alami sebagai akibat dari
kejutan listrik atau proses pembakaran dan air hujan bertanggung jawab untuk
menyeret senyawa yang terbentuk ke tanah. Fiksasi nitrogen abiotik juga berasal
dari sintesis kimia pupuk dengan konsumsi energi yang tinggi.
Fiksasi nitrogen biologis (FBN)

Reduksi nitrogen menjadi ammonium dilakukan oleh bakteri yang hidup


bebas atau dalam simbiosis dengan beberapa spesies tumbuhan (polongan dan
beberapa kayu non-polongan), dikenal sebagai fiksasi nitrogen biologis (FBN).
Organisme yang mampu memperbaiki nitrogen dikenal sebagai diazotrof.
Properti ini terbatas hanya untuk prokariota dan didistribusikan secara luas di
antara berbagai kelompok bakteri dan beberapa archaea. Ini adalah proses yang
menghabiskan banyak energi yang terjadi dengan mediasi enzim nitrogenase
sesuai dengan persamaan berikut:
Amonia, senyawa stabil pertama dalam proses, diasimilasi dengan fiksatif
bebas atau dipindahkan ke inang yang sesuai dalam kasus hubungan dengan
tumbuhan. Meskipun amonia (NH3) adalah produk langsung dari reaksi ini,
amonia dengan cepat terionisasi menjadi amonia (NH4). Dalam diazotrof yang
hidup bebas, nitrogenase amonium diasimilasi menjadi glutamat melalui siklus
sintesis glutamin sintetase / glutamat.
Nitrogenase, yang terdiri dari dua metalloprotein, ferroprotein dan
molyboferroprotein, dikonservasi dengan baik di semua mikroorganisme
pengikat. Ia memiliki jangkauan aktivitas yang luas terhadap molekul-molekul
lain yang mengandung ikatan rangkap tiga, yang telah memunculkan metode
praktis untuk pendeteksian dan pengukuran kapasitas fiksatif, dan untuk
memikirkan kemungkinan peran detoksifikasi enzim ini di lingkungan asli Bumi.
Pada banyak bakteri, nitrogenase sangat rentan terhadap kerusakan oleh oksigen
(banyak bakteri berhenti memproduksi nitrogen fix di hadapan oksigen).
Ketegangan oksigen rendah dieksploitasi oleh bakteri berbeda yang hidup dalam
anaerobiosis, menghirup oksigen dalam kadar rendah, atau memperoleh oksigen
dengan protein (misalnya leghemoglobin).
Fiksasi nitrogen menghadirkan minat ekonomi dan ekologis yang besar.
Faktanya, dan sebagai contoh, produksi kedelai yang tinggi di seluruh dunia
disebabkan oleh proses ini melalui penerapan inokulan mikroba berkualitas. Ini
terjadi di semua habitat dan menyeimbangkan siklus biogeokimia nitrogen
dengan memulihkan biosfer yang hilang karena denitrifikasi.
Keterlibatan dalam fiksasi simbiosis tumbuhan sama pentingnya dalam
pemberian makanan manusia dan hewan seperti kacang-kacangan, dan
kemungkinan memperluas properti ini ke spesies tumbuhan lain yang memiliki
kepentingan pertanian, dengan konsekuensi penghapusan kebutuhan untuk
menggunakan pupuk nitrogen, telah membuat FBN menjadi topik penelitian
intensif selama bertahun-tahun.
Fiksasi nitrogen industri

Bahan nitrogen telah lama digunakan dalam pertanian sebagai pupuk,


dan pada abad ke 19 pentingnya nitrogen tetap untuk menanam tanaman
semakin dipahami. Karenanya, amonia yang dilepaskan dalam membuat kokas
dari batu bara ditemukan kembali dan digunakan sebagai pupuk, seperti halnya
deposito natrium nitrat (saltpetre) dari Chili. Di mana pun pertanian intensif
dipraktikkan, muncul permintaan untuk senyawa nitrogen untuk menambah
pasokan alami di tanah. Pada saat yang sama, meningkatnya kuantitas garam
Chili yang digunakan untuk membuat mesiu menyebabkan pencarian di seluruh
dunia untuk deposit alami dari senyawa nitrogen ini. Pada akhir abad ke-19,
sudah jelas bahwa pemulihan dari industri karbonisasi batubara dan impor nitrat
Chili tidak dapat memenuhi permintaan di masa depan. Selain itu, disadari
bahwa, jika terjadi perang besar, sebuah negara yang terputus dari pasokan Chili
akan segera tidak dapat memproduksi amunisi dalam jumlah yang memadai.
Selama dekade pertama abad ke-20, upaya penelitian intensif memuncak
dalam pengembangan beberapa proses fiksasi nitrogen komersial. Tiga
pendekatan yang paling produktif adalah kombinasi langsung nitrogen dengan oksigen,
reaksi nitrogen dengan kalsium karbida, dan kombinasi langsung nitrogen dengan
hidrogen. Pada pendekatan pertama, udara atau campuran oksigen dan nitrogen yang
tidak terkombinasi lainnya dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi, dan sebagian
kecil campuran bereaksi untuk membentuk gas nitrat oksida. Nitrit oksida kemudian
secara kimia dikonversi menjadi nitrat untuk digunakan sebagai pupuk. Pada tahun
1902 generator listrik digunakan di Niagara Falls, New York, untuk menggabungkan
nitrogen dan oksigen dalam suhu tinggi busur listrik. Usaha ini gagal secara komersial,
tetapi pada tahun 1904 Christian Birkeland dan Samuel Eyde dari Norwegia
menggunakan metode busur di pabrik kecil yang merupakan cikal bakal beberapa
pabrik besar yang sukses secara komersial yang dibangun di Norwegia dan negara-
negara lain.
Proses busur, bagaimanapun, adalah mahal dan secara inheren tidak
efisien dalam penggunaan energinya, dan segera ditinggalkan untuk proses yang
lebih baik. Salah satu metode tersebut menggunakan reaksi nitrogen dengan
kalsium karbida pada suhu tinggi untuk membentuk kalsium sianamida, yang
terhidrolisis menjadi amonia dan urea. Proses sianamid digunakan dalam skala
besar oleh beberapa negara sebelum dan selama Perang Dunia I, tetapi juga
intensif energi, dan pada tahun 1918 proses Haber-Bosch telah membuatnya
usang.
Proses Haber-Bosch secara langsung mensintesis amonia dari nitrogen
dan hidrogen dan merupakan proses fiksasi nitrogen yang paling ekonomis.
Sekitar tahun 1909 ahli kimia Jerman Fritz Haber memastikan bahwa nitrogen
dari udara dapat dikombinasikan dengan hidrogen di bawah tekanan yang sangat
tinggi dan suhu yang cukup tinggi di hadapan katalis aktif untuk menghasilkan
proporsi amonia yang sangat tinggi, yang merupakan titik awal untuk produksi
dari berbagai senyawa nitrogen. Proses ini, yang dibuat layak secara komersial
oleh Carl Bosch, kemudian disebut proses Haber-Bosch atau proses amonia
sintetis. Ketergantungan Jerman yang sukses pada proses ini selama Perang
Dunia I menyebabkan ekspansi cepat industri dan pembangunan pabrik serupa di
banyak negara lain setelah perang. Metode Haber-Bosch sekarang merupakan
salah satu proses industri kimia terbesar dan paling mendasar di seluruh dunia.
Proses Haber

Metode produksi amonia yang paling umum adalah proses Haber.


Produksi pupuk sekarang merupakan sumber nitrogen tetap terbesar yang
diproduksi manusia di ekosistem terestrial. Amonia adalah prekursor yang
diperlukan untuk pupuk, bahan peledak, dan produk lainnya. Proses Haber
membutuhkan tekanan tinggi (sekitar 200 atm) dan suhu tinggi (setidaknya 400 °
C), yang merupakan kondisi rutin untuk katalisis industri. Proses ini
menggunakan gas alam sebagai sumber hidrogen dan udara sebagai sumber
nitrogen.
Banyak penelitian telah dilakukan pada penemuan katalis untuk fiksasi
nitrogen, seringkali dengan tujuan mengurangi kebutuhan energi. Namun,
penelitian tersebut sejauh ini gagal untuk mendekati efisiensi dan kemudahan
proses Haber. Banyak senyawa bereaksi dengan nitrogen atmosferik untuk
menghasilkan kompleks dinitrogen. Kompleks dinitrogen pertama yang
dilaporkan adalah Ru (NH3)5 (N2) 2 +.

F. Pengertian Nitrogen Secara Umum

Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfer (78% gas di


atmosfer adalah nitrogen). Meskipun demikian, penggunaan nitrogen pada
bidang biologis sangatlah terbatas. Nitrogen merupakan unsur yang tidak reaktif
(sulit bereaksi dengan unsur lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada
makhluk hidup diperlukan berbagai proses, yaitu diantaranya: fiksasi nitrogen,
mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi. Siklus nitrogen sendiri adalah suatu proses
konversi senyawa yang mengandung unsur nitrogen menjadi berbagai macam
bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun
non-biologis. Siklus nitrogen secara khusus sangat dibutuhkan dalam ekologi
karena ketersediaan nitrogen dapat mempengaruhi tingkat proses ekosistem
kunci, termasuk produksi primer dan dekomposisi. Aktivitas manusia seperti
pembakaran bahan bakar fosil, penggunaan pupuk nitrogen buatan, dan
pelepasan nitrogen dalam air limbah telah secara dramatis mengubah siklus
nitrogen global.
Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti urea,
protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti ammonia,
nitrit, dan nitrat. Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam
tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen
ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen.

G. Mekanisme kerja afiksasi nitrogen

Fiksasi nitrogen merupakan pembentukan nitrogen dalam bentuk terikat,


terjadi di dalam tanah oleh bakteri. Jenis bakteri pengikat nitrogen terefisien
bersifat simbiotik, dapat mengikat protein jika bekerjasama dengan akar
tumbuhan polong dan rumpun tropik. Fiksasi nitrogen berlangsung dengan
bantuan kompleks enzim nitrogenase. Reaksinya adalah sebagai berikut:
N2 + 6e – → 2NH3 (DG’0 = +150 kkal/mol = +630 kJ/mol)

Fiksasi N dilakukan oleh beberapa bakteri yang hidup bebas maupun


bersimbiosis dengan akar tanaman, misal: Clostridium pasteuranium, Klebisella,
Rhodobacter, Rhizobium. Fiksasi N diatur oleh sistem operon gen yang rumit,
termasuk gen nif. Fiksasi berlangsung apabila di lingkungan konsentrasi ammonia
menurun/rendah. Proses reduksi N2 menjadi NH4+ disebut fiksasi (penambatan)
nitrogen yang hanya dilakukan oleh mikroorganisme prokariota. Pemfiksasi N 2
utama adalah bakteri tanha yang hidup bebas, cyanobakteri (ganggang hijau-
biru) yang bebas hidup pada permukaan tanah atau dalam air, cyanobakteri
dalam asosiasi simbiosi dengan jamur dalam lumut kerak atau dengan paku,
lumut hati dan lumut jantung serta bakteri atau mikroba lain yang berasosiasi
secara simbiosis dengan akar terutama tumbuhan polong-polongan.
Pada polong-polongan yang berperan adalah spesies bakteri dari
Rhizobium . Satu spesies Rhizobium tertentu biasanya efektif hanya pada satu
spesies polong-polongan. Rhizobuim adalah bakteri aerob yang bertahn sebagai
saprofit dalam tanah hingga menginfeksi akar rambut atau merusak sel
epidermis (lihat gambar dibawah). Respon rambut akar oleh invasi Rhizobium
biasanya adalah mengelilingi bakteri dengan struktur seperti benang yang
disebut benang infeksi, walaupun benang sperti itu tidak terdeteksi pada
beberapa potong-potongan.
Benang infeksi terdiri atas perlengkungan dan pemanjangan membran
plasma sel yang diinvasi, bersama-sama dengan selulosa yang baru dibentuk
pada bagian sebelah dalam membran tersebut. Bakteri termultiplikasi dalam
benang yang memanjang kearah dalam dan menembus melalui dan diantara sel-
sel korteks. Dalam sel-sel korteks bagian dalam bakteri dilepaskan kedalam
sitoplasma dan memacu beberapa sel (terutama sel-sel tetraploid) untuk
membelah. Pembelahan ini menyebabkan jaringan-jaringan berpoliferasi
akhirnya membentuk bintil akar matang yang terutama terbentuk darii sel-sel
tetraploid yang mengandung bakteri dan beberapa sel diploid tanpa bakteri.
Setiap bakteri yang membesar dan tidak membesar disebut bakteroid. Biasanya
bakteroid terdapat dalam kelompok didalam sitoplasma., setiap kelompok
dikelilingi membran yang disebut membran peribakteroid. Antara membran
peribakteroid dan kelompok bakteroid terdapat satu daerah yang disebut ruang
peribakteroid. Disebelah luar ruang peribakteroid dlam sitoplasma tumbuhan
terdapat protein yang disebut leghemoglobin.

H. Simpulan

Tanah merupakan suatu sistem kehidupan yang kompleks yang


mengandung berbagai jenis organisme dengan beragam fungsi untuk
menjalankan berbagai proses vital bagi kehidupan terestrial. Mikroba bersama-
sama fauna tanah melaksanakan berbagai metabolisme yang secara umum
disebut aktivitas biologi tanah. Mikrobiologi tanah adalah bagian disiplin
mikrobiologi yang mempelajari kehidupan, aktivitas, dan peranan
mikroorganisme di dalam tanah. Ada beberapa jenis-jenis mikroorganisme tanah
yaitu bakteri, jamur, alga, protozoa. Mikroorganisme tanah ada yang
menguntungkan ada yang merugikan. Contoh peran yang menguntungkan
adalah dalam siklus biogeokimia dan mikoriza. Sedangkan peran merugikan
diantaranya sebagai patogen pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Fiksasi nitrogen adalah proses di mana nitrogen molekul di udara diubah
menjadi amonia ( NH 3 ) atau senyawa nitrogen terkait dalam tanah. Afiksasi
nitrogen sangat penting bagi kehidupan karena senyawa nitrogen anorganik
tetap diperlukan untuk biosintesis semua senyawa organik yang mengandumg
nitrogen, seperti asam amino dan protein, trifosfat nukloisida dan asam nukleat.
Afiksasi nitrogen dilakukan secara alami di tanah oleh mikroorganisme yang
disebut diozotrof yang mencakup bakteri seperti Ozotobacter dan archea.
DAFTAR PUSTAKA

Adriyani, Yunilda 2008. Ilmu Tanah. Gramedia. Jakarta.

Ahira, Ane. 2007. Mikrobiologi Tanah Bagi Kehidupan. http// AnneAhira.com.


(Diakses pada 14 Februari 2015).
Hanafiah, Kemas, Ali. dkk. 2003. Ekologi Dan Mikrobiologi Tanah. Rajawali Perss.

Jakarta.

Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi. Yrama Widya. Bandung.

J. Pelczar Michael dan Chan E.C.S. 2009, Dasar Dasar Mikrobiologi. Universitas
Indonesia. Jakarta.
List of Bacterial names with Standing in Nomenclature (LBSN). (2004)

Pelczar, Michael J.1988.Dasar-dasar Mikrobiologi.Jakarta:Universitas Indonesia.


Salisbury,Frank B,dkk.1992.Fisiologi tumbuhan JILID 2. Bandung: ITB.
Sastramihardja & Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Depdiknas. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai