Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENYEHATAN TANAH PENGELOLAHAN

SAMPAH
“BIOLOGI TANAH”

Disusun Oleh Kelompok 8 :

Anggun fortuna dewi


Azizah berlianti
Hisyam fadhlurahman
Windy alviani

Kelas 2 DIV B

PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA
II
Jalan Hang Jebat III/F3. KebayoranBaru
Jakarta Selatan
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Didalam tanah hidup berbagai jenis organisme yang dapat dibedakan
menjadi jenis hewan (fauna) dan tumbuhan (flora), baik yang berukuran mikro
(tidak dapat dilihat dengan mata telanjang) maupun makro. Organisme yang
hidup dalam tanah ini ada yang bermanfaat, ada yang mengganggu, dan ada
pula yang tidak bermanfaat tetapi juga tidak mengganggu. Beberapa jenis
organisme yang mengganggu pertumbuhan tanaman antara lain tikus, nematoda
parasit, Pythium (penyebab penyakit akar), fusarium (penyakit layu pada buah-
buahan dan sayur-mayur). Organisme yang bermanfaat antara lain cacing tanah,
bakteri pengubah CO yang beracun menjadi CO2, atau mengikat N dari udara;
algae dapat meningkatkan kadar bahan organik tanah dan mengikat N udara;
Actinomycetes dapat menghasilkan antibiotik dan sebagainya. Perubahan
bahan organik kasar menjadi humus hanya dapat terjadi berkat adaya organisme
hidup di dalam tanah baik hewan maupun tumbuhan, makro maupun mikro.
Semua makhluk hidup didalam atau di atas tanah, hubungannya satu sama lain
serta hubungannya dengan faktor lingkungannya, secara khusus dinyatakan
sebagai suatu ekologi tanah.
Dalam proses pembentukan humus maka tumbuhan yang mampu
mengambil energi dan CO2 dari udara melalui photosintesis disebut produsen
primer. Sisa-sisa dari tumbuhan ini dapat merupakan makanan bagi berbagai
jenis fauna dan mikroflora dimana kotoran dan sisa-sisa tumbuhan bila mati
bersama dengan sisa-sisa tanaman yang telah dihancurkan tersebut dapat
menjadi humus. Konsumen primer ini dapat menjadi makanan bagiorganisme
yang lain yang disebut konsumen sekunder, sedang konsumen sekunder dapat
menjadi sumber makanan bagi konsumen tertier, yang kesemuanya bila mati
dan membusuk, bersama kotoran dan bahan organik yang dihancurkan akan
menjadi humus. Proses pembentukan humus sebenarnya bukan hanya sekedar
proses penghancuran bahan organik kasar menjadi bahan organik halus
(degradasi), tetapi juga merupakan proses pembentukan senyawa-senyawa baru
(sintesis) dari hasil dekomposisi bahan organik tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dan peranan biologi tanah?
2. Apa saja jenis mikroorganisme tanah?
3. Apa saja jenis fungi tanah?
4. Apa saja jenis jamur tanah?
5. Apa saja jenis cacing tanah?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dan peranan biologi tanah
2. Untuk mengetahui jenis mikroorganisme tanah
3. Untuk mengetahui jenis jamur tanah
4. Untuk mengetahui jenis cacing tanah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Peranan Biologi Tanah

Mikroorganisme adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat disebut mikroba atau jasad
renik. Tanah yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroorganisme per gram tanah.
Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroorganisme tersebut.
Sebagian besar mikroorganisme tanah memiliki peranan yang menguntungkan,
yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organik, siklus hara tanaman, fiksasi
nitrogen, pelarut posfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen, dan membantu
penyerapan unsur hara. Mikroorganisme tanah merupakan salah satu faktor utama
yang mempengaruhi kesuburan tanah. Sebagian besar pertumbuhan tanaman tidak lepas dari
peran mikroorganisme tanah. Mikroorganisme tanah dapat di golongkan menjadi tujuh
golongan utama yaitu bakteri, Actinomyces,candawan, alga, protozoa, bacteriofag, dan
virus.
Mikroorganisme perombak bahan organik terdiri atas fungi dan bakteri.
Pada kondisi aerob, mikroorganisme perombak bahan organik terdiri atas fungi,
sedangkan pada kondisi anaerob sebagian besar perombak bahan organik adalah bakteri.
Organisme tanah berperan penting dalam mempercepat penyediaan hara dan juga
sebagai sumber bahan organik tanah. Penambahan bahan organik dalam tanah akan
menyebabkan aktivitas dan populasi mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang
berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Mikroorganisme
tanah sangat nyata perannya dalam hal dekomposisi bahan organik pada tanaman tingkat tinggi.
Dalam proses dekomposisi sisa tumbuhan dihancurkan atau dirombak menjadi unsur yang dapat
digunakan tanaman untuk tumbuh.
Organisme perombak bahan organik atau biodekomposer dapat diartikan sebagai
organisme pengurai nitrogen dan karbon dari bahan organik (sisa-sisa organik dari
jaringan tumbuhan atau hewan yang telah mati) yaitu bakteri, fungi, dan
aktinomisetes. Di samping mikroorganisme tanah, fauna tanah juga berperan dalam
dekomposi bahan organik antara lain yang tergolong dalam protozoa, nematoda, Collembola,
dan cacing tanah. Fauna tanah ini berperan dalam proses humifikasi dan mineralisasi atau
pelepasan hara, dan juga terhadap pemeliharaan struktur tanah. Mikroflora dan
fauna tanah ini saling berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan organik, karena bahan
organik menyediakan energi untuk tumbuh dan bahan organik memberikan karbon sebagai
sumber energi. Dan penambahan bahan organik terdapat pengaruhnya pada pertumbuhan
tanaman. Terdapat senyawa yang mempunyai pengaruh terhadap aktivitas biologis
yang ditemukan di dalam tanah adalah senyawa perangsang tumbuh (auxin), dan vitamin.
Senyawa-senyawa ini di dalam tanah berasal dari eksudat tanaman, pupuk kandang,
kompos, sisa tanaman dan juga berasal dari hasil aktivitas mikrobia dalam tanah.
Di samping itu, diindikasikan asam organik dengan berat molekul rendah, terutama
bikarbonat (seperti suksinat, ciannamat, fumarat) hasil dekomposisi bahan organik, dalam
konsentrasi rendah dapat mempunyai sifat seperti senyawa perangsang tumbuh,
sehingga berpengaruh positip terhadap pertumbuhan tanaman. Ciri dan kandungan
bahan organik tanah merupakan ciri penting suatu tanah, karena bahan organik
tanah mempengaruhi sifat-sifat tanah melalui berbagai cara. Hasil perombakan
bahan organik mampu mempercepat proses pelapukan bahan-bahan mineral tanah;
distribusi bahan organik di dalam tanah berpengaruh terhadap pemilahan (differentiation)
horison.

2.2 Mikroorganisme Tanah


Yang termasuk ke dalam mikroorganisme tanah adalah bakteri, jamur,
aktinomisetes, alga dan protozoa. Pada sistem pengklasifikasian yang lama,
mikroorganisme dikelompokkan atas bakteri, jamur, protozoa, aktinomisetes, dan
alga. Pada sistem pengklasifikasian mikroorganisme terbaru yang disadari oleh
kesamaan material genetik, maka mikroorganisme digolongkan atas tiga domain,
yaitu bacteria, archae, dan eukariotik. Bakteri dan aktinomisetes pada sistem lama
masuk ke dalam domain bacteria, beberapa bakteri masuk ke dalam archaea.
Sementara jamur, alga dan protozoa ke dalam domain eukariotik. Prokariotik
merupakan organisme yang tidak memiliki dinding membran, sementara eukariotik
merupakan bakteri yang memiliki dinding plasma.
Pola pertumbuhan tiap organisme hampir sama dimana pada saat jumlah
makanan cukup tersedia dan faktor pembatas sedikit maka perkembangbiakan lebih
cepat. Sejalan dengan waktu populasi organisme bertambah dan jumlah makanan
semakin berkurang, serta akan berkurang juga jika faktor pembatas semakin
bertambah. Pertumbuhan mikroba sangat penting pada ekosistem tanah. Serupa
halnya dengan makro dan mesofauna, pertumbuhan mikroba dalam tanah tidak
kekal dan tergantung pada ketersediaan hara dan kondisi fisikokimia yang sesuai.
Skenario pertumbuhan akan berbeda tergantung pada hara yang tersedia, sebagai
contoh pada tanah yang kering, maka bahan-bahan yang dapat didekomposisi
(kotoran hewan, sisa tanaman) mungkin akan terakumulasi karena tidak cukup air
untuk mendukung aktivitas mikroba. Saat air tersedia, maka akan terjadi ledakan
pertumbuhan mikroba yang cepat pada daerah tersebut. Sementara pada daerah
rhizosfer dimana hara konsisten tersedia atau dengan bahan organik dalam bentuk
kurang stabil yang banyak atau humus sehingga organisme yang tumbuh hanyalah
yang mampu menghasilkan enzim yang dapat menggunakan bahan tersebut.
Pertumbuhan mikroba tanah memiliki beberapa fase dengan syarat kondisi
lingkungan menguntungkan dengan makanan tidak terbatas pada awal
pertumbuhan. Setelah fase adiptif atau lag phase (a), organisme masuk ke fase
pertumbuhan yang tidak terbatas (b), akhirnya hara menjadi terbatas, metabolit
bersifat racun terakumulasi dan pertumbuhan menjadi lambat (c), akhirnya
pertumbuhan terhenti (d), dan diikuti dengan kematian sel (e).
2.3 Fungi Tanah
Fungi, cendawan, atau jamur merupakanorganisme heterotop dengan
ukuran dan struktur tumbuh yang sangat bervariasi ukuran jamur dari mikroskopis
sampai berukuran makro yang dapat dilihat oleh mata telanjang. Jamur dicirikan
oleh pertumbuhan awal atau berkecambahan dari spora dan membentuk struktur
seperti serabut benang-benang (hifa) yang disebut dengan miselium. Penyerapan
hara dari dalam tanah dan kelanjutan kehidupan jamur dijalankan oleh miselium.
Benang miselium memiliki diameter rata-rata 5um, sekitar 5-10 kali lebih besar dari
bakteri. Untuk memperkirakan biomassa jamur per gram tanah lebih susah karena
miselium mudah sekali terfragmentasi (hancur), walaupun demikian diprediksi
bahwa dalam 1 g tanah mengandung 10-1000 m fragmen miselium. Berdasarkan
perhitungan ini, berat jaringan hidup jamur dalam tanah serupa dengan bakteri.
Jamur dapat bertahan hidup pada tanah dengan kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan dalam bentuk spora, dan akan tumbuh berkembang lagi jika
kondisi menguntungkan. Sehingga jamur yang bersifat patogen seperti Fusarium
sangat susah untuk dibinasakan dari dalam tanah. Kebanyakan jamur yang dijumpai
didalam tanah adalah kapang dan cendawan. Miselium kapang sering juga dijumpai
tumbuh diatas roti, baju dan pada benda-benda yang menggunakan bahan dasar
kulit. Rhizopus salah satu dari kapang yang tumbuh di atas roti dan di dalam tanah.
Jamur ini memiliki struktur yang berbentuk seperti akar dan mampu menyerap hara
dari dalam roti dan tanah, seperti akar pada tanaman.
Beberapa kapang tumbuh di daun tanaman dan memproduksi koloni
berwarna putih kapas dan akan mengakibatkan penyakit yang disebut dengan
embun tepung (downy mildew), jamur cendawan (mushroom) akan menghasilkan
tumbuh didalam tanah yang menyerap hara dan air, dan pada tubuh buah dihasilkan
spora reproduktif. Jamur juga dapat hidup berasosiasi mutualisme dengan tanaman,
hidup pada bagian akar tanaman. Jamur tersebut dikenal dengan nama mikoriza.
Pada beberapa asosiasi mikoriza jamur hidup pada permukaan akar (ectotrophik)
dan beberapa jenis lainnya masuk ke dalam bagian dalam akar (endotropik).
Hubungan jamur dan tanaman ini saling menguntungkan, dimana jamur
mendapatkan karbon dari tanaman, sedangkan tanaman mendapatkan hara dan air
dari hubungan tersebut. Jamur memiliki peranan yang penting didalam tanah.
Tingkat toleransi jamur terhadap kemasaman mengakibatkan jamur memiliki
peranan yang cukup berarti pada ekosistem tanah huan masam. Jaringan tanaman
berkayu di lantai hutan merupakan makanan untuk jamur yang efektif
mendekomposisi lignin.

2.4 Jamur Tanah

Sumber. teknik.com

Jamur tanah adalah mikroorganisme eukariotik yang berbentuk


filamen.Cendawan biasanya terdapat pada tempat-tempat yang banyak
mengandung substrat organik. Jamur tidak dapat membuat makanan sendiri.
Dengan demikian, jamur memiliki sifat hetetotrof. Kisaran PH optimal untuk
jamur terletak antara 4,5 sampal 6,5. Mereka juga hadir di tanah netral dan alkali
dan beberapa bahkan dapat mentolerir PH melampaul 9.0.

Jamur dapat memperoleh makanan dari materiorganik atau yang telah


mati. Caranya dengan hidup secara parasit, simbiotik, dansaprofit. Jamur
tersusun dari benang-benang halus yang disebut hifa. Hifa memiliki fungsi
tertentu yaitu untuk menyerap makanan yang telah dicerna terlebih dahulu
secara ekstraseluler dengan bantuan enzim.

Jamur tanah adalah mikroorganisme eukariotik yang berbentuk


filamen.Cendawan biasanya terdapat pada tempat-tempat yang banyak
mengandungsubstrat organik. Jamur tidak dapat membuat makanan sendiri.
Dengan demikian, jamur memiliki sifat hetetotrof. Jamur dapat memperoleh
makanan dari materiorganik atau yang telah mati. Caranya dengan hidup secara
parasit, simbiotik, dansaprofit. Jamur tersusun dari benang-benang halus yang
disebut hifa. Hifamemiliki fungsi tertentu yaitu untuk menyerap makanan yang
telah dicernaterlebih dahulu secara ekstraseluler dengan bantuan enzim. Di
antara spesies-spesies jamur tanah, ada yang menguntungkan tanaman dan ada
yang berperansebagai penyakit tanaman.

Jamur dalam fungsi tanah bersama dengan bakteri untuk melakukan


peran penting dalam tanah. Contoh fungsi ini termasuk penekanan penyakit
dandinamika air. menurut U.S.D.A Layanan Konservasi Sumber Daya Alam, ada
tiga kelompok jamur dikategorikan berdasarkan bagaimana mereka
mendapatkanenergi mereka. Dekomposer mengubah bahan organik mati ke
dalam bentuk yangdapat digunakan oleh organisme lain. Bakteri ini penting
dalam mendekomposisi polutan. Mutualists membantu membawa nutrisi tanah
bagi tanaman. kelompok lain dari jamur terdiri dari parasit atau patogen. 'eberapa
menyebabkan kerugian pertanian, sementara yang lain makan nematoda dan
serangga.

Morfologi Jamur tanah

Struktur tubuh jamur terdiri dari uniseluler atau bersel satu


danmultiseluler atau bersel banyak. Dinding sel jamur terdiri dari kitin. Bukan
selulosa seperti yang ada pada sel tumbuhan. Selain itu, jamur tidak memiliki
kloroplas. Jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yangmultiseluler
membentuk tubuh buah, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari
komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut
miselium. Miselium menyusun jalinan- jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa
adalah struktur menyerupai benangyang tersusun dari dinding berbentuk pipa.
Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organ eleukariotik.

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa


mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadang kala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifayang
tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh
pembelahan inti sel berkalikali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalamimodifikasi menjadi
haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat) haustoria
dapat menembus jaringan substrat.

2.5 Cacing Tanah


Cacing tanah termasuk ke dalam organisme yang bermanfaat, cacing tanah
meru pakan organisme hermafrodit (organisme dengan 2 kelamin, yaitu jantan dan
betina). Cacing tanah memakan akar tanaman yang mati, atau bagian tanaman
lainnya yang telah mati maupun kotoran hewan x Tanaman yang mati atau kotoran
hewan ini akan mengalami pelapukan selama dalam saluran pencernaan cacing
tanah dan akhirnya akan dilepaskan pada permukaan tanah maupun di bawah
pemukaan tanah pada lubang tanah tempat cacing berjalan. Kotoran cacing ini
merupakan campuran antara bahan organik dan mineral tanah yang kaya akan hara
serta memiliki struktur yang sangat stabil. Kotoran cacing disebut dengan kasting.
Kasting ini mengandung hara lebih banyak dibandingkan pada tanah disekitarnya,
baik dalam hal jumlah maupun dalam bentuk yang tersedia, Di samping itu, kasting
juga memiliki populasi mikroba yang menguntungkan lebih banyak juga. Populasi
mikroba yang merugikan bagi manusia dan tanaman pada kasting cacing tanah
dapat diabaikan, hal ini disebabkan cacing tanah memproduksi zat antimikroba.
Sehingga tidak mengherankan cacing tanah juga dapat dikonsumsi manusia sebagai
obat. Populasi cacing tanah Sangat dipengaruhi oleh penggunaan lahan maupun
tindakan terhadap tanah, pengolahan tanah mampu mengurangi populasi cacing
tanah secara drastis.
Berdasarkan ekologinya, cacing tanah dibagi atas tiga grup yaitu i). Epigeic,
ii). Anecic dan iii). Endogeic. Cacing epigeic merupakan cacing yang hidup pada
permukaan tanah yang kaya akan sisa tanaman, berkembang dan tumbuh dengan
cepat contohnya Lumbricus rubellus, Dendrobaena octaedra, dan Lumbricus
castaneus. Cacing Anecic merupakan cacing tanah pada permukaan tanah yang
membentuk terowongan/lubang vertikal permanen dan semipermanen di dalam
tanah untuk tempat lalunya mengambil mineral pada horizon dan ke permukaan
untuk mendapatkan sisa tanaman dan dedaunan, contohnya Lumbricus terestris,
Allolobophora longa dan Nicodrilus longus. Cacing endogeic merupakan cacing
tanah yang hidup didalam tanah, mengkonsumsi tanah mineral lebih banyak
dibandingkan anecic dan epigeic. Cacing ini membentuk lubang terowongan
horizontal contohnya Pontoscolex corethrurus.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Organisme tanah memainkan peranan sangat penting dan selalu sangat


kompleks dalam siklus hara. Namun organisme tanah sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor biotik dan abiotik yang dapat memengaruhi organisme tersebut
dalam menghasilkan potensial metabolismenya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6925830/MIKROORGANISME_TANAH
https://id.wikipedia.org/wiki/Biologi_tanah
https://www.academia.edu/36092513/Makalah_Jamur_Tanah.doc

Anda mungkin juga menyukai