DOSEN PEMBIMBING :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp. 021.7397641,
7397643
Puji dan syukur saya mengucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini
tepat pada waktunya. Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah memberikan
penerangan pada umatnya. Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat memenuhi
tugas mata kuliah Mikrobiologi.
Kelompok 3
i
ii
I. Pengertian
Sterilisasi : Setiap proses (kimia atau fisik) yang membunuh semua bentuk hidup
terutama mikroorganisme.
- Cide (sid) : Akhiran untuk menunjukkan bahwa zat (biasanya kimia) yang dipakai,
mampu membunuh misalnya bakterisid; virusid; sporosid. -Statik : Akhiran untuk
menunjukkan bahwa zat ftiasanya kimia) yang dipakai, mampu mencegah
1
pertumbuhan organisme tetapi tidak membunuhnya (spora juga tidak dibunuh)
misalnya bakteriostatik; fungistatik.
4. Waktu (lamanya) desinfeksi harus tepat, alatalat yang desinfeksi jangan diangkat
sebelum waktunya.
5. Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat
mudah menguap sehingga ventilasi ruangan perlu diperhatikan.
6. Pengenceran desinfektan harus sesuai dengan yang dianjurkan, dan setiap kali
harus dibuat pengenceran baru. Desinfektan yang sudah menunjukk an
tanda-tanda pengeruhan atau pengendapan harus diganti dengan yang baru.
2
II. Jenis-Jenis Antiseptik dan Desinfektan
1) Antiseptik kimia
2) Halogen
Halogen meliputi senyawa-senyawa klorin dan Iodium, baik yang organik maupun
inorganik. Kebanyakan senyawa halogen membunuh sel hidup. Mereka membunuh
sel karena mengoksidasi protein, dan dengan demikian merusak membran dan
menginakti{kan enzim-enzim
3) Lodium
Solusi Iodium, baik dalam air maupun dalam alkohol bersifat sangat antiseptik dan
telah dipakai sejak lama sebagai antiseptik kulit sebelum proses pembedahan. Iodium
juga efektif terhadap berbagai protozoa seperti misalnya amuba yang menyebabkan
otttJ"ff konsentrasi yang tepat,Iodium tidak mengganggu kulit, namun penggunaan
tinctura iodii mewarnai jaringan dan menyebabkan iritasi lokal pada kulit, dan
kadang-kadang reaksi alergi.
3
4) Klorin
Klorin bebas memiliki warna khas (hijau) dan bau yang ta1am. Sudah sejak lama
klorin dikenal sebagai deodoran dan desinfektan yang sangat baik, dan dijadikan
standar pengolahan air minum di seluruh lingkungan. Sayangnya kebanyakan
senyawa klorin diinaktifkan oleh bahan-bahan organik dan beberapa katalisator logam.
Solusi hipoklorit paling banyak dipakai untuk maksud-maksud desinfeksi dan
menghilangkan bau, karena bersifat relatif tidak membahayakan jarirngan manusia,
mudah ditangani, tidak berwarna dan tidak mewarnai, meskipun memudarkan warna.
Di kebanyakan rumah sakit dipakai untuk mendesinfeksi ruangan,
permukaan-permukaan serta alat-alat nonbedah. Berbagai derivat klorin organik juga
dipakai untuk desinfeksi air. Ini terutama penting bagi pekemah (campers) yang
kadang-kadang harus mempergunakan air yang dikhawatirkan rercemar. Senyawa
yang sering dipergunakan adalah halazon atau pardsulfone dicbloramidobenzoic acid
yang pada konsentrasi 4-8 mgr/L dapat mendesinfeksi air yang mengandung
Salmonella typbi dalam waktu 30 menit.
5) Alkohol
Alkohol merupakan zat yang paling efektif dan dapat diandalkan untuk sterilisasi dan
desinfeksi. Alkohol mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi, dan juga
merupakan pelarut lemak. Oleh karenanya, membran sel akan dirusak, dan
enzimenzim akan diinaktifkan oleh alkohol. Ada tiga jenis alkohol yang dipergunakan
yaitu metanol, etanol, dan isopropanol menurut ketentuan, Semakin tinggi berat
molekulnya, semakin meningkat pula daya bakterisidnya. Oleh karenanya, di antara
ketiga jenis alkohol tersebut, isopropil alkohol adalah yangterbanyak dipergunakan.
Yang dipergunakan di dalam praktik adalah solusi alkohol 70-80% dalam air.
Konsentrasi di atas 90% atau di bawah 50% biasanya kurang efektif kecuali untuk
isopropil alkohol yang masih tetap efektif sampai konsentrasi 99%. Selama waktu 10
menit sudah cukup untuk membunuh sel vegetatif, tetapi spora tidak. Sendiri atau
dalam bentuk kombinasi, alkohol sering dipakai sebagai desinfektan kulit. Suatu
hapusan dengan alkohol secara cepat, tidak cukup mensterilkan, tetapi hanya
mengurangi jumlah populasi, dan dengan demikian juga mengurangi kemungkinan
timbulnya infeksi. Telah menjadi kebiasaan kita didalam praktik untuk mencelupkan
4
alat-alat seperti gunting, pisau, pinset dan sebagainya kedalam alkohol dan kemudian
membakarnya. Keefektivan cara ini masih dipertanyakan, dan hendaknya jangan
dipakai untuk menggantikan cara-cara sterilisasi yang lebih baik.
6) Fenol
Fenol (asam karbol) untuk peftama kalinya dipergunakan Lister di dalam ruang bedah
sebagai germicide untuk mencegah timbulnya infeksi pasca bedah. Pada konsentrasi
rendah, daya bunuhnya disebabkan karena fenol mempresipitasikan protein secara
aktif, dan selain itu juga merusak membran sel dengan menurunkan tegangan
permukaannya. Fenol merupakan standar pembanding untuk menentukan aktivitas
sesuatu desinfektan. Fenol dan kresol berbau khas dan bersifat korosif terhadap
jaringan.'Walaupun demikian mereka tahan terhadap pemanasan dan pengeringan
serta tidak terpengaruh oleh bahan-bahan organik, tetapi sayangnya mereka kurang
efektif terhadap spora.
7) Peroksida
5
8) Zat warna
Ungu kristal yang merupakan derivat metil dan zat warna rosanilin bersifat
bakteriostatik bagi kuman-kuman positif gram. Ungu kristal dipakai untuk mengobati
kandidiasis dan vaginitis karena trikomonas. Mekanisme kerja senyawa ini terhadap
kuman positif Gram, mirip dengan penisilin yaitu blokade tahap terakhir pada
penyusunan dinding sel.
9) Deterjen
6
Hg, HgCl2
pernah merupakan desinfektan yang populer, tetapi kini sudah dianggap usang dan
tidak bermanfaat oleh karena dapat diinaktifkan oleh bahan organik. Senyawa Hg
organik efektif untuk mengobati lukaluka kecil (ringan) dan sebagai preservatif di
dalam serum dan vaksin.
Ag
As
Arsen pernah terkenal sebagai obat pert^ma untuk sifilis, dan kini masih
dipergunakan dalam pengobatan infeksi oieh Protozoa
Zn
Dalam bentuk pasta, dipakai untuk mengobati infeksi karena kuman atau jamur.
11) Adelhida
7
Cara kerja dari antiseptik dan disinfektan memang sama, yaitu senyawa yang
terkandung di dalamnya akan menembus dinding sel organisme seperti bakteri Pada
umumnya senyawa ini akan mengganggu metabolisme sel atau mengubah
permeabilitas dari dinding sel mikroorganisme
Menurut Pelczar & Chan 1988, dalam Sunarti, 2007 bahwa mekanisme kerja
antibakteri dibagi menjadi empat, yaitu :
Penghambatan terhadap sintesis dinding sel bakteri yaitu dengan cara mencegah
digabungkannya asam N-asetilmuramat ke dalam struktur mukopeptide yang biasanya
membentuk sifat kaku pada dinding sel. Contoh: Basitrasin, sefalosporin, sikloserin,
penisillin, vankomisin.
Antibiotik bekerja dengan cara menghalangi terikatnya RNA pada situs spesifik di
ribosom selama perpanjangan rantai peptida, yang berakibat pada hambatan sintesis
protein. Contoh: kloramfenikol, eritromisin, linkomisin, tetrasiklin, aminoglikosida.
8
IV. Pengertian Sterilisasi
9
V. Cara Sterilisasi
2. Aseptic Processing
1. Metode Radiasi
10
sinar matahari. Sinar matahari banyak mengandung sinar ultaviolet, sehingga
secara langsung dapat dipakai untuk proses sterilisasi (Gabriel, 1996).
Sterilisasi secara kimia tidak dibahas secara terperinci disini, namun lazim
digunakan adalah alkohol 96 %, Aceton tab formalin, sulfur dioxida dan chlorine.
Materi yang akan disuci hamakan dibersihkan terlebih dahulu kemudian direndam
dalam alkohol atau aceton atau tab formalain selama ± 24 jam (Gabriel, 1996).
11
Daftar Pustaka
http://eprints.polsri.ac.id/4080/3/BAB%20II.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2959/antiseptik13.pdf?sequen
ce=1&isAllowed=y
http://www.alatlabor.com/article/detail/283/proses-sterilisasi
12
https://www.academia.edu/12462869/Pengertian_dan_Peranan_Sterilisasi_Dalam_Mi
krobiologi
13