Tanah
Kelas :B
Nama Penyaji : 1. Anastasia Bacas BR Napitupulu (1806541046)
2. Sinta Sulvia Ningtyas (1806541069)
3. Rainhard Sianturi (1806541085)
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan Karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Rhizosfer dan Peranannya Terhadap Jasad Hidup Tanah. Selain itu tujuan dari
penyusanan makalah ini juga untuk membuka wawasan secara meluas.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan Makalah selanjutnya
menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis
ini bermanfaat bagi para pembaca.
PENDAHULUAN
Sistem akar tanaman yang lebih tinggi tidak hanya terkait dengan lingkungan tanah
yang terdiri dari bahan anorganik dan organic, namun juga dengan komunitas mikroorganisme
metabolism yang luas. Sebaai tanaman hidup menciptakan habitat unik disekitar akar, populasi
mikroba di dan sekitar akar jauh lebih tinggi daripada lingkungan tanah bebas akar dan
perbedaanya mungkin bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Istilah “Rhizosfer” diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh ilmuwan jerman yaitu
Hiltner (1904) untuk menunjukan bahwa daerah tanah yang menjadi sasaran akar tanaman.
Konsep “Fenomena Rhizosfer” yang menunjukkan interaksi timbal balik akar dan
mikroorganisme muncul bersamaan karya Starkey dkk (1938) dan Clark (1949).
Starkey dkk (1938) meneliti daerah rhizosfer dari beberapa spesies tanaman dan
menunjukkan efek eksudat akar terhadap dominasi populasi bakteri pada khususnya dan
mikroorganisme tanah lainnya secara umum di wilayah rhizosfer. Dengan demikian dia
mengemukakan konsep “Efek/Fenomena Rhizosfer”
PEMBAHASAN
Rhizosfer adalah selapis tanah yang menyelimuti permukaan akar tanaman yang masih
di pengaruhi oleh aktivitas akar. Permukaan akar tanaman disebut rhizoplane. Jadi, rhizosfer
adalah selapis tanah yang menyelimuti rhizoplane yang masih dipengaruhi oleh aktivitas akar
dan merupakan habitat yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroba oleh karenaakar tanaman
menyediakan berbagai bahan organik yang umumnya menstimulir pertumbuhn mikroba.
Rhizosfer digunakan untuk menunjukkan bagian tanah yang dipegaruhi oleh perakaran
tanaman yang di cirikan oleh lebih banyaknya kegiatan mikrobiologis di bandingkan kegiatan
di dalam tanah yang jauh dari perakaran tanah. Laju kegiatan metabolik mikroorganisme
rhizosfer berbeda dengan laju kegiatan metabolik mikroorganisme dalam tanah non-rhizosfer.
Rhizosfer juga merupakan habitat yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroba oleh
karena akar tanaman menyediakan berbagai bahan organik yang umumnya menstimulir
pertumbuhan mikroba. Bahan organik yang dikeluarkan oleh akar dapat berupa:
1. Eksudat akar: bahan yang dikeluarkan dari aktivitas sel akar hidup seperti gula, asam
amino, asam organik, asam lemak dan sterol, faktor tumbuh, nukleotida, flavonon,
enzim, dan miscellaneous.
2. Sekresi akar: bahan yang dipompakan secara aktif keluar dari akar.
3. Lisat akar: bahan yang dikeluarkan secara pasif saat autolisis sel akar.
4. Musigel: bahan sekresi akar, sisa sel epidermis, sel tudung akar yang bercampur
dengan sisa sel mikroba, produk metabolit, koloid organik dan koloid anorganik.
Enzim utama yang dihasilkan oleh akar adalah oksidoreduktase, hidrolase, liase,
dan transferase. Sedangkan enzim yang dihasilkan oleh mikroba di rhizosfer adalah
selulase, dehidrogenase, urease, fosfatase dan sulfatase. Adanya berbagai senyawa
yang menstimulir pertumbuhan mikroba menyebabkan jumlah mikroba di lingkungan
rhizosfer sangat tinggi. Perbandingan jumlah mikroba dalam rhizosfer (R) dengan tanah
bukan rhizosfer (S) yang disebut nisbah R/S, sering digunakan sebagai indeks
kesuburan tanah. Semakin subur tanah, maka indeks R/S semakin kecil, yang
menandakan nutrisi dalam tanah bukan rhizosfer juga tercukupi (subur). Sebaliknya
semakin tidak subur tanah, maka indeks R/S semakin besar, yang menandakan nutrisi
cukup hanya di lingkungan rhizosfer yang berasal dari bahan organik yang dikeluarkan
akar, sedang di tanah non-rhizosfer nutrisi tidak mencukupi (tidak subur). Nilai R/S
umumnya berkisar antara 5-20 (Soemarno, 2010)
Beberapa keuntungan yang di peroleh dari mikroba rhizosfer yaitu mikroba dapat
melarutkan dan menyediakan mineral,menghasilkan vitamin, asam amino, auksin dan giberelin
yang dapat menstimulir pertumbuhan tanaman seperti Pseudomonas.
Mikroba juga dapat menghasilkan antibiotik.
Akar rambut mengabrorpsi hara dan air juga berfungsi sebagai organ sekresi
tanaman. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh akar tanaman disebut eksudat akar
yang bervariasi dalam jumlah maupun macam tanaman.
Peranan jazad adalah sangat penting dalam bahan organik. Bila bahan organik tidak diuraikan
oleh mikroorganisme tanah, tidak akan banyak perannya/manfaatnya bagi
agregasi tanah. Sebaliknya mikroorganisme tanpa adanya bahan organik tidak banyak perannya
dalam agregasi.
Peranan jazad adalah sangat penting dalam bahan organik. Bila bahan organik tidak
diuraikan oleh mikroorganisme tanah, tidak akan banyak perannya/manfaatnya bagi
agregasi tanah. Sebaliknya mikroorganisme tanpa adanya bahan organik tidak banyak
Sruktur Tanah
ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk
agregat dari hasil proses pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara di
mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah
dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregatagregat
(gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar
antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman
untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong
yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa
secara langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan
laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi
dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada
tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak
dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah
berstruktur berat.
Perlu diketahui bahwa bahan organik baru berfungsi sebagai tanah setelah
mengalami dekompoisi. Proses dekomposisi sapat terjadi jika terdapat jazad mikro
tanah. Dengan demikian walaupun terdapat banyak bahan organik, tetapi tidak ada
mikroorganisme, maka bahan organik tidak banyak gunanya bagi struktur tanah.
Jazad mikro yang berperan dalam mebantu agregasi tanah adalah jamur,
actinomycetes dan bakteri. Ada dua cara jazad mikro mengikat butir-butir tanah
menjadi agregat :
a. Pertama secara langsung yaitu dengan ikatan mekanis oleh sel-sel dan filamen
b. Kedua denga cara tidak langsung, yaitu dengan melalui ikatan yang digunakan
oleh hasil sintese jazad mikro dan ikatan yang dilakukan oleh hasil peruraian
bahan organik.
pengikatan butir-butir tanah adalah 50 % dari bahan yang dihasikannya, sedang untuk
berasal dari bahan yang dihasilkannya ( seperti polisakarida). Makin cepat bahan
memperbanyak diri dan aktif membantu penyediaan unsur hara bagi tanaman
melalui proses simbiosis dengan jalan melepaskan unsur hara yang “terikat” menjadi
bentuk yang tersedia bagi akar tanaman. Mikroba tanah ini juga mempunyai peran
menjadi agregate yang lebih besar. Contohnya, bakteri mengeluarkan kotoran yang
bahan berupa benang-benang halus yang disebut hifa. Zat perekat dari bakteri dan
hifa jamur dapat mengikat partikel-partikel tanah secara kuat sehingga agregate tanah
yang besar pun tidak mudah pecah walaupun basah. Agregate tanah yang besar
tersebut dapat menyimpan air tanah dalam pori-pori halus di antara partikel-partikel
tanah untuk digunakan oleh tanaman. Dalam keadaan air berlebihan, air dapat dengan
mudah mengalir keluar melalui pori-pori besar diantara agregate–agregate tanah yang
besar.
Organisme tanah yang lebih besar dapat memperbaiki struktur tanah dengan cara
membuat saluran-saluran (lubang-lubang) di dalam tanah (contohnya lubang cacing),
sehingga aerasi (aliran udara) tanah menjadi lebih baik. Pembuatan saluran-saluran
dan lubang-lubang ini memperbaiki infiltrasi dan pergerakan air didalam tanah, serta
drainase.
Bab III
PENUTUP
KESIMPULAN
Semakin banyak senyawa didalam rhizospere Maka semakin bertambahnya jumlah mikroba
didalam rhizospere
Semakin subur tanah maka indeks R/S semakin kecil yang menandakan nutrisi dalam tanah
bukan rhizosfer juga tercukupi,semakin tidak subur tanah maka indeks R/S semakin besar
Peranan jazad adalah sangat penting dalam bahan organik. Bila bahan organik tidak
agregasi tanah. Sebaliknya mikroorganisme tanpa adanya bahan organik tidak banyak
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/52a6065b5b2bfeccd7d6ee5ca2
309990.pdf
file:///C:/Users/Anastasia%20Napitupulu/Downloads/2013_Rhizospheredanpelarutfos
fat_USU_MEDAN.pdf
https://www.scribd.com/doc/199582444/biologi-tanah
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/450aa2088a4ee3f8604e6a40
16ba2966.pdf
https://tipspetani.com/konsep-rhizosfer-dan-latar-belakang-sejarahnya/