OLEH:
SADDAM NUR
NIM: 1527012
DOSEN PEMBIMBING :
RYAN BUDI SETIAWAN, SP., M.Si.,Apt
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya ucapkan kepada tuhan yang maha kuasa karena atas
petunjuk serta kemudahan yang di berikan oleh-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang sederhana ini tanpa hambatan yang berarti. Dimana
dalam makalah Botani Umum ini penulis akan membahas dan menjelaskan
tentang Mikoriza dan Bakteri Pelarut Fosfat (BPF).
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Botani
Umum, yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, referensi dan berita.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Penulis sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah
kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
Pasir Pengaraian, Mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB 1...............................................................................................................
Pendahuluan.................................................................................................
1.1.Latar Belakang..................................................................................
1.2.Rumusan Masalah.............................................................................
1.3.Tujuan Penulisan...............................................................................
BAB II..............................................................................................................
2.1.Definisi Mikoriza..............................................................................
2.2.Ekologi Mikoriza dan simbiosisnya dengan tanaman.......................
2.3.pengelompokan Mikoriza..................................................................
2.4.Identifikasi dan Klasifikasi Genus Cendawan Mikoriza...................
2.5.Manfaat Mikoriza..............................................................................
2.6.Peranan Mikoriza..............................................................................
2.7.Definisi Bakteri Pelarut Fosfat..........................................................
2.8.Mekanisme Bakteri Pelarut Fosfat....................................................
2.9 .Pengaruh Mikroba Pelarut Terhadap Tanaman................................
BAB III............................................................................................................
Penutup.........................................................................................................
Kesimpulan..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi iklim di Indonesia seperti curah hujan dan suhu yang
tinggi, khususnya Indonesia bagian barat, menyebabkan tanahtanah di Indonesia didominasi oleh tanah berpelapukan lanjut
seperti Ultisol dan Oxisols. Tanahtanah ini secara alamiah
tergolong tanah marginal dan rapuh serta mudah terdegradasi
menjadi lahan kritis. Namun, degradasi lahan lebih banyak
disebabkan karena adanya pengaruh intervensi manusia dengan
pengelolaan yang tidak mempertimbangkan kemampuan dan
kesesuain lahan. Kemampuan tanah untuk mendukung kegiatan
usaha pertanian atau pemanfaatan tertentu bervariasi menurut
jenis tanah, tanaman dan faktor lingkungan. Oleh karenanya
npemanfaatan tanah ini harus hati-hati dan disesuaikan dengan
kemampuannya,
agar
tanah
dapat
dimanfaatkan
secara
berkelanjutan.
Data dari Direktorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan
Lahan tahun 1993 dalam Zaini et al (1996) menunjukkan bahwa
di Indonesia saat ini terdapat sekitar 7,5 juta ha lahan yang
tergolong potensial kritis, 6,0 juta ha semi kritis dan 4,9 juta ha
tergolong kritis. Data ini merupakan indikasi bahwa tingkat
pengelolaan lahan di Indonesia tergolong buruk.
Lingkungan tanah merupakan lingkungan yang terdiri dari
gabungan antara lingkungan abiotik dan lingkungan biotik.
gabungan dari kedua lingkungan ini menghasilkan suatu wilayah
yang dapat dijadikan sebagai tempat tinggal bagi beberapa jenis
makhluk hidup, salah satunya adalah mesofauna tanah. Tanah
dapat didefinisikan sebagai medium alami untuk pertumbuhan
tanaman yang tersusun atas mineral, bahan organik, dan
metabolisme
mikroba
dalam
tanah
berperan
dalam
pupuk
untuk
meningkatkan
produksi
tanaman.
cendawan
(Aspergillus,
Penicillium,
Culvularia,
mengetahuibagaimana pengaruh
terhadap tanaman.
mikroba
pelarut
BAB II
PEMBAHASAN
MIKORIZA
2.1. Definisi Mikoriza
Istilah Mikoriza berasal dari kata Miko (Mykes = cendawan)
dan Riza yang berarti Akar tanaman jadi secara harifiah mikoriza
memiliki arti akar jamur atau akar yang diliputi oleh jamur.
Asosiasi simbiotik antara jamur dengan akar tanaman yang
membentuk jalinan interaksi yang kompleks dikenal dengan
mikoriza yang biasa disebut juga akar jamur. Struktur yang
terbentuk dari asosiasi ini tersusun secara beraturan dan
inang,
Mikoriza
merupakan
mencerminkan
jenis
cendawan
suatu
adanya
maupun
struktur
interaksi
penyebarannya.
yang
fungsional
khas
yang
yang
saling
tersebut
terus
berlangsung
sampai
tidak
dan
lingkungan
keragaman
mulai
dari
mikoriza.
Akumulasi
penebangan
hutan,
perubahan
pembakaran,
umum
mikoriza
digolongkan
menjadi
tipe
pseudoparenkimatis.
Masing-masing
cabang
akar
hanya
tinggal
di
lapisan
sel-sel
korteks
luar
untuk
Basidiomycetes
Amanitaceae,
Boletaceae,
Tricholomataceae,
yang
meliputi
Cortinariaceae,
Rhizopogonaceae
dan
famili-famili
Russulaceae,
Sclerodermataceae.
dan
Cenococcum.
Pinaceae,
Terdapat
Salicaceae,
pula
ektomikoriza
Betulaceae,
Fagaceae,
pada
famili
Juglandaceae,
yang
menginfeksi
tidak
menyebabkan
(Zygomycetes)
Glominae
dan
yang
Gigasporinae.
terbagi
Tipe
ke
dalam
cendawan
ini
subordo
wilayah
berasosiasi
dengan
berbagai
tanaman
pertanian,
dari cendawan
bentuk
2.4.
Identifikasi
Dan
Klasifikasi
Genus
Cendawan
Mikorhiza
Jamur
pembentuk
Basidiomycetesdiantaranya
ektomikorhiza
dari
generaAmanita,
biasanya
Boletus,
Glomus sporocarps
P.McGee
2. Sclerocystis
Perkembangan antara spora Sclerocystis sama dengan
spora
Glomus
yaitu
dari
ujung
hifa
yang
mengalami
spora
yang
terbentuk
biasanya
globose,
akhirnya
terbentuk
bulatan
kecil
yang
terus-menerus
terdapat
germinationshield,
dan
pada
saat
terbentuk
di
tanah,
memiliki
bentuk
globose,
bukanlah
dari
hifa.
Pada
awalnya
terjadi
6. Enterophospora
Proses pembentukkan spora Enterophospora hampir sama
dengan proses pembentukkan spora pada Acaulospora. Yang
membedakan keduanya adalah pada proses perkembangan
azygospora berada di dalam, sehingga akan terbentuk dua
lubang yang simetris pada spora yang telah matang.
2.5. Manfaat Mikoriza
Sedikitnya
ada
lima
hal
yang
dapat
membantu
dapat
berperan
sebagai
penghalang
biologi
Manfaat
tersebut
yaitu
mikoriza
sebagai
biofertilizer
bagi
Mikoriza
sebagai
Biofertilizer
bagi
Tanaman
Kehutanan
Para peneliti telah banyak membuktikan bahwa cendawan
ini mampu meningkatkan penyerapan unsur hara (terutama
fosfat) dan beberapa hara mikro. Kebanyakan akar tanaman
yang berasosiasi dengan cendawan yang membentuk mikoriza
dan sebagai simbiosis diketahui meningkatkan hara fosfat
tanaman. Cendawan mikorizaarbuskula (CMA) yang menginfeksi
sistem perakaran tanaman inang akan memproduksi jalinan hifa
secara intensif sehingga tanaman bermikoriza akan mampu
meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap unsur hara dan air.
Fosfat adalah unsur hara utama yang mampu diserap oleh
tanaman bermikoriza. Selain itu dapat juga menyerap NH dan
juga unsur-unsur mikro seperti Cu, Zn, dan Mo.
2.5.2. Mikoriza sebagai Biokontrol Tanaman Terhadap
Kekeringan
Asosiasi
cendawan
arbuskular-veskularmikoriza
(VAM)
dan
hampir
eksudat
semua
lainnya,
kelebihan
sehingga
tercipta
dapat
diinfeksi
oleh
cendawan
patogen
untuk
metabolisme
cendawan
mikoriza
yang
berupa
tidak
menyebabkan
pencemaran
lingkungan
dengan
pH
rendah,
merahabilitas
atau
Bakteri
pelarut
fosfat
(BPF)
merupakan
kelompok
sehingga
dapat
diserap
tanaman.
Mikroorganisme
bakteri,
ternyata
genus
Pseudomonas
dan
Bacillus
Bacillus polymyxa
Pseudomonas
merupakan
bakteri
berbentuk
batang
dengan ukuran sel 0.5 1.0 x 1.5 5.0 m, motil dengan satu
atau lebih flagella, gram negatif, aerob , tidak membentuk spora
dan katalase positif, menggunakan H2, atau karbon sebagai
sumber energinya, beberapa spesies bersifat patogen bagai
tanaman, kebanyakan tidak dapat tumbuh pada kondisi masam
(pH 4.5) (Holt et al., 1994). Karakteristik P. Fluorescens yang
merupakan salah satu spesies dari Genus Pseudomonas dengan
taksonomi sbb :
Kingdom: Bacteria
Phylum: Proteobacteria
Class: Gamma Proteobacteria
Order: Pseudomonadales
Family: Pseudomonadaceae
Genus: Pseudomonas
Species: P. Fluorescens
aktivitas
mikroba
yang
mempunyai
kemampuan
sendiri
untuk
pertumbuhan
dan
perkembangannya,
Ada
berperan
beberapa
penting
indikasi
dalam
menunjukkan
interaksi
antara
bahwa
akar
bakteri
dan
AMF
AMF
(Toro
et
al.
1997)Berdasarkan
penelitian
manajemen
berkelanjutan
dalam
kesuburan
PENGARUH
MIKROBA
3. Jamur yang
dapat
PELARUT
TERHADAP
TANAMAN
Beberapa tanaman yang pernah digunakan sebagai bahan
percobaan untuk menguji pengaruh mikroba pelarut fosfat anatar
lain adalah gandum, bit gula, kubis, tomat, barlei, jagung,
kentan, padi, kedelai, kacang panjang dan tebu. (Ahmad dan
Jha(1982)
mencoba
B.megaterium
dan
B,.
circulans
pada
Kundu
dan
Gaur
(1980)
pada
atamnan
gandum,
3.1 Kesimpulan
Mikoriza
merupakan
suatu
struktur
yang
khas
yang
Secara
umum
mikoriza
digolongkan
menjadi
tipe
inang
Ektendomikoriza.
Bakteri pelarut
Eksomikoriza,
fosfat
(BPF)
Endomikoriza
merupakan
dan
kelompok
banyak
dikaitkan
dengan
aktivitas
mikroba
yang
DAFTAR PUSTAKA
Anas,
Iswandi.
Laboratorium
1993.
Pupuk
Biologi
Hayati
Tanah,
(Biofertilizer).
Jurusan
Tanah,
Bogor:
Fakultas
Dewi
.I.R.
2007.
Bakteri
Pelarut
Fosfat
(BPF).
http://makalah_bakteri_pelarut
_fosfat.pdf. Diakses tanggal 6 Mei 2016
Mieke R. Setiawati . 2005. Pupuk Biologis Dari Mikroba Pelarut
Fosfat.
http://www.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 6 mei 2016
Munawir. 2008. Sebaran Infeksi Mikoriza pada Akar Macodessp di
Kawasan Panaruban Subang Jawa Barat. Laporan Kerja
Praktek. Jatinangor: Jurusan Biologi, Universitas Padjadjaran.
Pujiyanto. 2001. Pemanfatan Jasad Mikro, Jamu Mikoriza dan
Bakteri Dalam Sistem Pertanian Berkelanjutan Di Indonesia:
Tinjauan Dari Perspektif Falsafah Sains. Makalah Falsafah
Sains Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor
Rao, N.S Subba.1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan
Tanaman. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Santosa, Dwi Andreas. 1989. Teknik dan Metode Penelitian
MikorisaVesikular-Arbuskular.