Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PERCOBAAN BIOLOGI

GAS ETILEN

Anggota Kelompok :
Andrew Sebastian XII IPA2/3
Bernadeta Soegiarto XII IPA 2/5
Melisa Putri Harsono XII IPA2/18

SMA Santa Theresia


Jakarta Pusat
2019
I. Judul : Pengaruh Konsentrasi Gas Etilen terhadap Tingkat Kematangan pada Pisang Ambon

II. Tujuan
 Mengetahui fungsi gas etilen
 Membuktikan pengaruh gas etilen terhadap proses pematangan buah

III. Dasar teori


Pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi faktor internal dan
eksternal . gas etilen merupakan salah satu hormone dari 7 fitohormon (hormone
tumbuhan) yang diproduksi tumbuhan yang mempengaruhi secara internal pada faktor
genetika.
Hormon gas etilen ini sendiri bisa dihasilkan oleh jaringan tumbuhan hidup
seperti jaringan xilem dan floem dan jumlah produksinya meningkat saat buah sudah
matang. Buah apel adalah buah yang paling banyak memproduksi gas etilen
Etilen adalah hormon tanaman alami yang penting pengaruhnya terhadap pelayuan
danpemasakan dari buah klimakterik (Utama, 2006). Menurut Kader (1992), buah
klimakterik yaitu buahyang menunjukkan kenaikan produksi karbondioksida dan etilen
yang besar saat penuaan. Contohbuah klimakterik yaitu apel, alpukat, pisang, mangga,
dan tomat. Selama proses pematangan, buahklimakterik menghasilkan lebih banyak
etilen endogen daripada buah nonklimakterik. MenurutHadiwiyoto (1981), etilen
endogen adalah gas etilen yag dihasilkan oleh buah yang telah matangdengan sendirinya
yang dapat memicu pematangan buah lain di sekitarnya.
Proses pematangan buah ialah, ketika buah sudah matang, ia akan mengeluarkan gas
yang akan mensintesiskan enzim, enzim itulah yang membuat buah menjadi matang.
Enzim yang diproduksi hasil sintesis gas etilen ialah: hydrolase, pectinlase, kinase,
amylase yang memiliki fungsi yang berbeda

Gas etilen memiliki fungsi yang bermacam-macam yaitu:

 Sebagai hormon yang berfungsi untuk mempercepat proses pematangan buah. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh gas etilen terhadap pematangn buah yaitu membuat klorofil
pada buah muda menjadi pecah.
 Dengan adanya hal yang seperti ini, maka akan membuat buah tersebut hanya
memiliki karoten dan xantofil, sehingga buah akan berwarna merah dan jingga, atau
berwana yang lainnya sesuai dengan jenis buah tersebut.
 Sebagai hormon yang berfungsi untuk memicu pengguguran bunga dan daun
 Sebagai hormon yang berfungsi untuk membuat batang tumbuh menjadi tebal
 Sebagai hormon yang berfungsi untuk membantu memekarkan bunga
 Sebagai hormon yang berfungsi untuk membantu dalam membentuk akar adventif
IV. Hipotesis
 Konsentrasi gas etilen akan mempengaruhi tingkat kematangan pada pisang ambon

V. Variabel
 Variabel bebas : jumlah pisang yang sudah matang / konsentrasi gas etilen dari pisang
 Variabel terikat : tingkat kematangan pisang ambon
 Variable control : ukuran wadah, plastic wrap, jenis pisang ambon, tingkat
kematangan pisang ambon saat mentah, waktu pengamatan (3 hari), dan peletakan
wadah

VI. Alat dan Bahan


 Pisang ambon mentah 8 buah
 Pisang ambon matang 8 buah
 Wadah / baskom sebanyak 4 buah berukuran sama
 Plastic wrap

VII. Cara kerja


1. Menyiapkan dan memastikan 8 pisang ambon mentah dan 8 pisang ambon matang
dalam kondisi baik (tidak ada kerusakan)
2. Pada baskom 1, memasukkan 2 pisang ambon mentah
3. Pada baskom 2, memasukkan 2 pisang ambon mentah dan 1 pisang ambon matang
4. Pada baskom 3, memasukkan 2 pisang ambon mentah dan 2 pisang ambon matang
5. Pada baskom 4, memasukkan 2 pisang ambon mentah dan 5 pisang ambon matang
6. Menutup masing-masing baskom dengan plastic wrap
7. Memastikan tidak ada lubang pada plastic wrap
8. Meletakan keempat baskom di tempat yang sama

VIII. Data pengamatan


Baskom Jumlah Jumlah Warna pisang Aroma pisang Tekstur pisang
pisang pisang
matang mentah
Baskom 1 5 2 Kuning muda Sangat Sangat lembek
menyengat
Baskom 2 2 2 Kuning-hijau menyengat Lembek
muda
Baskom 3 1 2 Kuning-hijau Aroma tidak Lembek-keras
menyengat
Baskom 4 - 2 Hijau Sedikit Sedikit keras
beraroma
IX. Analisa
Pada hari ketiga, keempat pisang mengalami perubahan kondisi (aroma, warna kulit, dan
tekstur) yang berbeda karena konsentrasi gas etilen yang berbeda pula dari yang memiliki
konsentrasi gas etilen paling banyak yaitu baskom 1, lalu baskom 2, disusul baskom 3 dan
yang memiliki konsentrasi gas etilen paling sedikit yaitu baskom 4.
Perbedaan pertama yang membedakan setiap baskom ialah segi warna kulit, ditunjukan
bahwa pisang pada baskom 1 memiliki kulit berwarna kuning dan pisang pada baskom 4
memiliki kulit berwarna hijau. Peristiwa perbedaan perubahan warna membuktikan bahwa
kadar gas etilen berpengaruh dengan jumlah enzim hydrolase yang diproduksi sehingga jika
semakin tinggi jumlah enzim tersebut maka klorofil pada kulit buah akan lebih cepat
diuraikan oleh enzim hydrolase mejadi anthocyanin (pigmen warna kuning pada pisang).
Sedangkan pada baskom 2 dan 3 berada ditengah-tengah sesuai di kadar gas etilen
Perbedaan kedua ialah segi aroma, ditunjukan bahwa pisang pada baskom 1 memiliki
aroma paling menyengat dibandingkan baskom lainnya, sedangkan pisang pada baskom 4
memiliki aroma paling rendah dibanding baskom lainnya. Peristiwa perbedaan aroma
tersebut membuktikan bahwa semakin banyak etilen yang ada maka semakin banyak pula
enzim hydrolase. Sedangkan pada baskom 2 dan 3 berada ditengah-tengah sesuai di kadar
gas etilen
Enzim hydrolase mempengaruhi perubahan warna kulit dan aroma pada percobaan
pisang.
Perbedaan ketiga ialah segi tekstur, ditunjukan pada data bahwa pisang pada baskom 1
memiliki tesktur paling lembek(menandakan kematangan buah pisang) dibandingkan pisang
pada baskom lainnya, sebaliknya pada baskom 4 tekstur pisang cenderung sedikit keras
dibandingkan pisang pada baskom lainnya. Hal ini menunjukan bahwa terproduksinya enzim
pectinase (yang berfungsi untuk melunakan/melemahkan dinding sel )yang lebih banyak
pada baskom 1 akibat kadar gas etilen yang lebih banyak sehingga proses pelunakan dinding
sel yang terjadi lebih besar , sebaliknya pisang pada baskom 4 memiliki enzim pectinase
paling sedikit sehingga tekstur pisang cenderung keras(menandakan kematangan pisang yang
belum sempurna). Sedangkan pada baskom 2 dan 3 berada ditengah-tengah sesuai di kadar
gas etilen
Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi gas etilen sebanding dengan jumlah
enzim yang diproduksi dan sebanding dengan kecepatan pematangan buah pisang

X. Kesimpulan
Konsentrasi gas etilen mempengaruhi tingkat kematangan pada pisang ambon

XI. Daftar Pustaka


https://dosenbiologi.com/tumbuhan/hormon-gas-etilen
https://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Growth_And_Development7-
Plant_Hormones-Ethylene.htm
XII. Lampiran

Sebelum (atas) dan sesudah (bawah)

Anda mungkin juga menyukai