Dosen Pengampu:
Ir. Jaksen M. Amin, M.Si.
Pengusul:
Kelompok 2
Mailanda Saputra
Rahmaida Sari
Kelas : 1 KIJ
TEKNOLOGI KIMIA
INDUSTRI POLITEKNIK
NEGERI SRIWIJAYA
2022/2023
2
RINGKASAN
Tempoyak merupakan makanan tradisional suku melayu yang berasal dari hasil
fermentasi daging durian, yang melibatkan bakteri asam laktat dalam proses pembuatannya.
Bakteri asam laktat akan mengalami fermentasi cepat melalui mitosis (proses membelah diri),
yang akan menurunkan mutu produk dan menghasilkan alkohol serta CO2 sebagai hasil
samping. Hal itu dapat mengakibatkan kerusakan pada tempoyak sehingga umur simpan
pendek.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rakhmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Analisis Kelayakan Proyek dengan
judul “USAHA PEMBUATAN TEMPOYAK KEMASAN MASA KINI” tepat pada
waktunya.
Pembuatan tugas yang dilakukan semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam pembuatan tugas ini dengan
baik. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas ini guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis
Kelayakan Proyek. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa, aspek penulisan, aspek teori,
dan pemaparan materi. Oleh karena itu, kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi perbaikan tugas ini
Penyusun menyadari akan keterbatasan yang ada, maka saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan untuk perkembangan berbagai macam solusi dari setiap
permasalahan.
Penyusun
4
BAB I
PENDAHULUAN
Produksi tempoyak hingga saat ini masih dilakukan secara tradisional, sehingga kualitas
tempoyak yang diperoleh berbeda-beda. Belum adanya standar pembuatan tempoyak
menyebabkan kualitas tempoyak diperoleh bervariasi pada masing-masing pengolahan.
Upaya untuk meningkatkan kualitas tempoyak sebagai makanan tradisional baik secara
fisik, kimia maupun mikrobiologis sangat diperlukan sehingga mempunyai peluang besar
menjadi produk komersial. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wirawati (2002), bahwa
fermentasi asam laktat pada prinsipnya dapat meningkatkan kandungan asam amino esensial.
Sifat awet yang ditunjukkan oleh tempoyak baik untuk kesehatan, karena pengawetan yang
terjadi tidak menggunakan bahan kimia yang akhir-akhir ini dihindari oleh konsumen karena
5
dikahwatirkan dapat menimbulkan efek karsinogenik. Maka dari itu, usaha pembuatan
tempoyak kemasan masa kini adalah usaha yang bertujuan agar tempoyak bisa
disebarluaskan dan bisa dinikmati oleh setiap kalangan karena kualitasnya yang
sudah layak dan terjamin. Dimana konsep usaha ini yaitu dengan memodernisasikan
makanan tradisional agar menjadi tempoyak olahan yang lebih praktis, modern,
higienis dan memiliki daya simpan yang lebih tahan lama dan dapat dipasarkan di
supermarket-supermarket terdekat layaknya makanan dalam kemasan yang lain.
- Mengangkat citra makanan tradisional (tempoyak) agar dikenal masyarakat luas dan
memiliki nilai jual.
- Mendapatkan jenis dan teknik pengemasan yang sesuai untuk memperpanjang umur
simpan tempoyak.
- Memperoleh keuntungan dengan menjual tempoyak dalam kemasan ke pasar yang lebih
luas
6
Fermentasi durian yang mengikuti kebiasaan masyarakat adalah fermentasi spontan yakni
tanpa penambahan starter (Yuliana 2008). Pembuatan tempoyak dengan metode ini dilakukan
dengan cara daging durian ditaburi garam secara homogen sampai wadah atau toples
mendekati penuh, selanjutnya ditutup rapat dan diinkubasi pada suhu ruang selama satu
minggu (Gandjar 2000). Leisner et al. (2001) melaporkan bahwa fermentasi tempoyak secara
spontan pada umumnya berkisar 4 sampai 7 hari. Hal yang harus diperhatikan pada
pengolahan durian secara fermentasi adalah terciptanya kondisi anaerobik sampai sedikit
aerobik, karena fermentasi melibatkan bakteri asam laktat yang bersifat aerofilik (kondisi
sedikit aerobik). Dengan demikian bahan fermentasi harus seimbang dengan wadah fermentasi
sedemikian rupa sehingga hanya tersisa sedikit ruang antara bahan dan tutup wadah. Jika
terlalu penuh, kemungkinan akan terjadi desakan tutup oleh gas yang dihasilkan selama
fermentasi, sedangkan jika terlalu banyak ruang kosong kondisi anaerobik kurang terbentuk
akibatnya terjadi peluang kontaminasi.
8
Penambahan garam pada pembuatan tempoyak di masyarakat sangat bervariasi 1% sampai
5% (b/b). Hasil penelitian Amin et al. (2004) melaporkan bahwa penambahan kadar garam
terbaik untuk tempoyak adalah 2% sampai 3% (b/b). Secara garis besar kandungan garam
yang ditambahkan dapat menghasilkan dua jenis tempoyak yang berbeda yaitu tempoyak asam
jika kandungan garam kurang dari 5% dan tempoyak asin jika diberi penambahan garam lebih
dari 5%. Kandungan garam yang rendah akan lebih mendukung pertumbuhan bakteri asam
laktat sehingga produk akhir mempunyai tingkat keasaman tinggi dalam waktu yang relatif
lebih cepat dibandingkan dengan tempoyak yang diberi garam tinggi. Sedangkan pada
tempoyak yang diberi garam tinggi, hanya bakteri asam laktat selektif yang dapat hidup
sehingga tingkat keasaman berkurang dan secara sensori, rasa asin menjadi dominan.
Penambahan garam pada bahan akan menyebabkan pelepasan cairan dari bahan dasar. Cairan
tersebut mengandung gula, protein terlarut, mineral dan zat-zat lain yang dapat digunakan
sebagai substrat oleh bakteri asam laktat. Yuliana (2008) melaporkan bahwa penambahan
garam bertujuan untuk menarik air dan bahan gizi dari jaringan bahan yang difermentasi, yang
selanjutnya akan digunakan sebagai substrat untuk pertumbuhan bakteri yang terlibat dalam
proses fermentasi.
Mikroba yang aktif selama fermentasi tempoyak adalah genus Lactobacillus yang
merupakan kelompok bakteri asam laktat (Nurmalinda et al. 2013). Ragam bakteri asam laktat
yang dilaporkan beberapa peneliti yang terdapat pada tempoyak adalah L. plantarum, L.
brevis, L. mali, L. fermentum dari tempoyak Malaysia (Leisner et al. 2001). Wirawati (2002)
berhasil mengisolasi L. plantarum, L. casei, dan L. corynebacterium dari tempoyak Indonesia.
Leisner et al. (2002) melaporkan jenis baru bakteri asam laktat Lactobacillus, L. duriansis sp.
yang diisolasi dari tempoyak Malaysia. Yuliana et al. (2004) melaporkan bakteri asam laktat
yang ada pada tempoyak adalah Pediococcus acidilactice dan Weissella mesenteroides.
Sedangkan Yuliana dan Dizon (2011) melaporkan bakteri asam laktat yang terkandung pada
tempoyak jenis L. plantarum, L. sp, Weissella paramesenteroides, dan Pediococcus
acidilactice. Hasanuddin (2010) melaporkan isolat bakteri yang teridentifikasi pada tempoyak
sebanyak enam spesies yaitu: P. acidilactici, L. plantarum, L. curvatus, Leu. mesentroides, S.
saprophyticus dan M. varians. Dari keenam spesies tersebut empat spesies yang berperanan
positif pada fermentasi tempoyak yaitu P. acidilactici, L. plantarum, L. curvatus dan Leu.
mesentroides. Dua spesies yang merugikan adalah Staphylococcus saprophyticus dan
Micrococcus varians. Karena adanya dua spesies bakteri yang tidak menguntungkan pada
tempoyak disarankan agar masyarakat jangan mengkonsumsi langsung tempoyak tanpa
dimasak. Khamir yang teridentifikasi dari tempoyak adalah K. marxianus. Ada tiga spesies
jamur yang terlibat dalam proses fermentasi tempoyak dalam memproduksi asam laktat yaitu:
Rhizopus oryzae, Monilia sitophila, dan Mucor roxii.
9
Produksi tempoyak hingga saat ini masih dilakukan secara tradisional, sehingga kualitas
tempoyak yang diperoleh berbeda-beda. Belum adanya standar pembuatan tempoyak
menyebabkan kualitas tempoyak diperoleh bervariasi pada masing-masing pengolahan. Upaya
untuk meningkatkan kualitas tempoyak sebagai makanan tradisional baik secara fisik, kimia
maupun mikrobiologis sangat diperlukan sehingga mempunyai peluang besar menjadi produk
komersial. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wirawati (2002), bahwa fermentasi asam
laktat pada prinsipnya dapat meningkatkan kandungan asam amino esensial. Sifat awet yang
ditunjukkan oleh tempoyak baik untuk kesehatan, karena pengawetan yang terjadi tidak
menggunakan bahan kimia yang akhir-akhir ini dihindari oleh konsumen karena
dikahwatirkan dapat menimbulkan efek karsinogenik.
Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi dengan penghasil durian
terbanyak saat musimnya. Buah Durian merupakan buah yang cukup terkenal dan mempunyai
banyak peminat. Hal ini membuat banyaknya potensi menggunakan bahan-bahan dari Buah
Durian seperti lempok, selai, dodol, keripik, dan tempoyak. Tempoyak sendiri sebenarnya
adalah makanan khas Sumatera Utara. Namun karena Sumatera Selatan juga merupakan
provinsi penghasil durian maka makanan yang merupakan olahan dari buah durian ini juga
merupakan makanan khas masyarakat Sumsel. Tempoyak merupakan makanan hasil
fermentasi buah durian. Melimpahnya buah durian di Sumatera mengakibatkan sering
terbuang nya buah durian. Hal iniah yang akhirnya menjadikan durian sebagai campuran dari
makanan khas di Sumatera.
10
II.III Persaingan
Persaingan dalam dunia usaha merupakan hal yang lumrah terjadi, termasuk dalam
kegiatan usaha pembuatan tempoyak. Karena usaha ini merupakan ide yang baru dan belum
pernah diterapkan sebelumnya ,maka hal ini memunculkan tantangan untuk meyakinkan
masyarakat sekitar untuk memilih produk tempoyak dalam kemasan daripada produk
tempoyak dengan cara pembuatan secara konvensional pada umumnya yang relative lebih
murah tetapi kualitasnya yang masih belum terjamin dan terpercaya.
Memasang banner yang unik dengan gambar ikonik yang akan ada sehingga
menarik minat konsumen.
Membuat Website pribadi atau akun Instagram untuk usaha yang akan
dikembangkan. Saat ini jejaring sosial merupakan strategi pemasaran yangsangat
efektif. Karena dengan kita diam ditempat saja usaha kita sudah tersebar kemana-
mana
Meng-Endorse akun sosial media kuliner. Saat ini sudah asing lagi dengan istilah
“Endorse”, bahkan akun sosial media yang berisi tentang kuliner suatu daerah
sangat banyak pengikutnya. Hal ini tentunya memudahkan pembisnis pemula
untuk dapat mempromosikan usahanya. Dengan begitu usaha nyaakan dapat di
kenal oleh banyak orang
Kebutuhan tenaga kerja untuk menjalankan usaha pembautan Batako dari limbah fly ash
dan bottom ash adalah sejumlah 5 orang, yang terdiri dari karyawan office sejumlah 2 orang
yaitu manager, bagian keuangan & Pemasaran serta karyawan operasional lapangan yang
berjumlah 3 orang.
Background pendidikan tenaga kerja office CV. Tempoyaki adalah Diploma III
Akuntansi dan Manajemen, sedangkan karyawan operasional lapangan dengan background
pendidikan SMA yang merupakan warga sekitar lokasi usaha sebagai bentuk penyerapan
tenaga kerja.
13
III.III Lokasi Usaha
CV. Tempoyaki berlokasi di Jalan Selatan No.50 Sungai Gerong Kabupaten Banyuasin,
Sumatera Selatan yang mana berada di tanah milik pemilik CV. CV Cemerlang yang dinilai
strategis, karena lokasinya dekat dengan pemasok durian yang ada di Sumatera Selatan.
Karena tempat pemasok dekat maka dapat mengurangi biaya durian yang akan diproses
menjadi tempoyak. mempermudah pengiriman produk batako ke para konsumen.
Gambar 3.1. Lokasi Usaha
14
III.IV Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik adalah suatu pengaturan dan penempatan yang optimal terhadap fasilitas
pabrik termasuk tenaga kerja, peralatan produksi, ruang penyimpanan, peralatan penanganan
material dan semua layanan pendukung lainnya dengan desain struktur terbaik untuk
menampung semua fasilitas tersebut.
Tujuan utama dalam pengoptimalan tata letak fasilitas pabrik atau plant layout tentunya
adalah untuk memaksimalkan laba bagi suatu pabrik. Dengan tata letak atau layout yang
optimal, biaya-biaya pengangkutan dan penanganan material dalam proses manufakturing
dapat ditekan seminimal mungkin sehingga laba perusahaan dapat ditingkatkan. Pergerakan
Tenaga Kerja dalam bekerja juga dapat diminimalisasi sehingga produktivitas kerja dapat
ditingkatkan dan memberikan kontribusi positif terhadap laba perusahaan.
Buah durian yang masak disortasi dan dikupas untuk mendapatkan daging durian kualitas
baik. Durian kualitas baik akan menentukan mutu tempoyak. Buah durian yang digunakan
berwarna putih hingga kuning. Proses selanjutnya daging durian dipisahkan dari bijinya,
bagian biji dikumpulkan sebagai limbah dan daging buah digunakan untuk proses berikutnya.
Metode yang digunakan dalam produksi ini adalah fermentasi secara spontan. Daging buah
durian kualitas baik selanjutnya ditimbang, kemudian ditaburi garam 3% (b/b) dan gula 1%
(b/b) secara berlapis hingga homogen, selanjutnya sampel difermentasi.
15
III.VII Alat/Teknologi
Tempoyak dipasteurisasi pada suhu 65 oC selama 30 menit pada saat bakteri pembentuk
tempoyak berada pada fase stasioner. Tempoyak hasil pasteurisasi segera dilakukan
pengemasan untuk menghindari terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme. Jenis kemasan
yang digunakan adalah plastik polyamide. Plastik polyamide yang sudah diisi tempoyak
dikemas dengan teknik vakum. Prinsip teknik pengemasan vakum adalah pengeluaran udara
dari kemasan sehingga tidak ada udara dalam kemasan yang dapat menyebabkan produk yang
dikemas menjadi rusak. Mekanismenya kemasan yang telah berisi tempoyak dikosongkan
udaranya, ditutup dan direkatkan. Dengan tidak ada udara didalam kemasan, maka kerusakan
akibat oksidasi dapat dihilangkan sehingga produk yang dikemas akan lebih tahan lama.
16
III.VIII Alur Proses Pembuatan Tempoyak dalam Kemasan
B. Proses Pemvakuman
17
BAB IV
Aspek Financial
Tahun
No Uraian
1 2 3 4 5
A Penerimaan Rp180.000.000 Rp194.400.000 Rp209.952.000 Rp226.748.160 Rp244.888.013
Pengeluaran
B i. Biaya Variabel Rp84.240.000 Rp87.609.600 Rp91.113.984 Rp94.758.543 Rp98.548.885
ii. Biaya Tetap Rp52.560.000 Rp54.662.400 Rp56.848.896 Rp59.122.852 Rp61.487.766
Total Pengeluaran Rp136.800.000 Rp142.272.000 Rp147.962.880 Rp153.881.395 Rp160.036.651
C R/L Sebelum Pajak Rp43.200.000 Rp52.128.000 Rp61.989.120 Rp72.866.765 Rp84.851.362
D Pajak (15%) Rp6.480.000 Rp7.819.200 Rp9.298.368 Rp10.930.015 Rp12.727.704
E Laba Setelah Pajak Rp36.720.000 Rp44.308.800 Rp52.690.752 Rp61.936.750 Rp72.123.658
F Profit on Sales % 20,40 22,79 25,10 27,32 29,45
Payback period merupakan suatu indikator untuk mengetahui berapa tahun yang
diperlukan oleh proyek untuk mengembalikan biaya investasi yang dikeluarkan. Payback
period diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan
melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Semakin cepat waktu
pengembalian investasi semakin baik proyek tersebut untuk diusahakan. Berdasarkan
hasil analisis pada usaha pembuatan tempoyak kemasan diperoleh hasil perhitungan
Payback Period sebesar 8 bulan sehingga usaha ini dinilai baik untuk diusahakan karena
payback periode lebih kecil dari umur proyek.
V.I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kelayakan yang telah dilakukan pada usaha produksi
Tempoyak dalam Kemasan yang ditinjau dari beberapa aspek yaitu, aspek pasar, aspek teknis,
aspek manajemen dan organisasi, aspek finansial dan aspek ekonomi dapat disumpulkan
bahwa pendirian usaha ini layak untuk dibangun dengan nilai, yaitu
1. Payback Periode (PBP) = 8 bulan
2. Net Present Value (NPV) = Rp. 147.706.726,
3. Internal Rate Return IRR = 7%
V.II Saran
Saran yang dapat diberikan pada studi kelayakan usaha produksi Tempoyak dalam
Kemasan melihat peluang untuk daerah pemasaran yang tidak hanya seputaran kota
Palembang tapi juga derah penunjang kota Palembang seperti prabumulih, Inderalaya,
Betung, Sekayu dan daerah penunjang lainnya.