Anggota:
Herlangga (1187020027)
JURUSAN BIOLOGI
BANDUNG
2019
I. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1.1.1 Menjelaskan tipe-tipe keragaman pada tumbuhan dan hewan dalam
spesies yang sama
1.1.2 Menyebutkan dan membedakan sedikitnya tiga ciri yang berbeda untuk
masing- masing sifat/ karakter tertentu pada tumbuhan dan hewan
Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat yang
nyata yang dmiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata, seperti warna kulit atau tekstur
rambut. Fenotip dapat juga diuji untuk identifikasinya, seperti pada penentuan angka respiratoris
atau uji serologi tipe darah. Fenotip merupakan hasil produk-produk gen yang diekspresikan di
dalam lingkungan tertentu. Namun, gen memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga
lingkungan dapat memodifikasi fenotip (Campbell, 2010). . Fenotip merupakan hasil interaksi
antara genotip dengan lingkungan. Setiap makhluk hidup, baik itu tumbuhan, hewan, dan manusia
memiliki persamaan dan perbedaan. Hal tersebut terjadi karena genotip yang dimiliki individu
berbeda, adanya gen yang bersifat dominan dan resesif, adanya penetrasi dan ekspresivitas, adanya
rekombinasi gen dan lainnya. Keanekaragaaman sifat genetic sangat penting karena tanpa adanya
variasi sifat makhluk hidup, ilmu genetika tidak mungkin berkembang. Berbagai pola pewarisan
sifat dapat ditemukan dan diketahui karena adanya variasi sifat pada makhluk hidup (Effendy et al,
2018). Genotip ialah seluruh gen yang dimiliki suatu individu. Genotip yang terekpresikan
menampakan fenotip pada suatu individu. Genotip yang melibatkan alel-alel pada suatu lokus
tunggal dapat menghasilkan genotip yang homozigot. Keturunan homozigot dapat dihasilkan dari
galur murni. Perpaduan heterozigot dihasilkan dari alel yang berbeda (Reif et al, 2015).
Keanekaragaman genetik adalah suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk pada jumlah
total karakteristik genetik dalam genetika keseluruhan spesies. Dalam pengertian lain,
keanekaragaman genetik merupakan variasi genetik di dalam setiap spesies yang mencakup aspek
biokimia, struktur, dan sifat organisme yang diturunkan secara fisik dari induknya dan dibentuk
dari DNA. Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri
setiap individu dengan lingkungan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak
(fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan
keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi)
(Apriliyanti et al, 2014)
Variabilitas adalah sifat beda dari organisme dalam satu spesies atau populasi. Dengan
adanya sifat beda akan terjadi variasi atau keanekaragaman organisme dalam satu spesies.
Keanekaragaman dapat terjadi dalam tingkat gen, populasi, atau komunitas. Lingkungan atau
faktor eksternal seperti makanan, suhu, cahaya matahari, kelembaban, curah hujan dan faktor
lainnya bersama-sama faktor menurun yang diwariskan dari kedua induknya sangat berpengaruh
terhadap fenotip suatu individu. Dengan demikian fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi
antara genotip dengan lingkungannya. ) (Syamsuri, 2004).
Hewan atau disebut juga dengan binatang adalah kelompok organisme yang
diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau metazoa, adalah salah satu dari berbagai makhluk
hidup di bumi. Sebutan lainnya adalah fauna dan margasatwa (atau satwa saja).
Hewan dalam pengertian sistematika modern mencakup hanya kelompok bersel banyak
(multiselular) dan terorganisasi dalam fungsi-fungsi yang berbeda (jaringan), sehingga kelompok
ini disebut juga histozoa. Hewan adalah kelompok besar organisme yang multiseluler, mampu
menanggapi rangsangan dengan aktif, dan memperoleh nutrien dengan memakan organisme lain
(heterotrof) ( Adriana, 2006)
Keanekaragaman pada hewan merupakan variasi dari struktur, bentuk, jumlah, dan sifat
lainnya pada suatu waktu dan tempat tertentu. Hewan termasuk dalam Kingdom Animalia.
Berdasarkan ada atau tidaknya tulang belakang, hewan dibagi menjadi dua yaitu Invertebrata dan
Vertebrata. Kenaekaragaman hayati atau biodiversitas menunjukkan sejumlah variasi gen, jenis ,
dan ekosistem dalam suatu lingkungan tertentu. ( Ardiansyah, 2017)
Pada prinsipnya Keanekaragaman Tingkat Gen adalah makhluk hidup tersusun atas unit
satuan terkecil yang kita kenal sebagi sel. Dalam inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut
gen. Setiap individu memiliki jumlah dan variasi susunan gen yang berbeda-beda. Pada prinsipnya
bahan penyusun Gen setiap makhluk hidup adalah sama, namun jumlah dan susunanya yang
berbeda-beda sehingga menampilkan sifat-sifat yang berbeda-beda pula.
Keanekaragaman pada tingkat spesies sangat mudah diamati karena perbedaan yang sangat
mencolok sebagai contoh kucing, harimau, dan macan memiliki morfologi yang berbeda satu sama
lain, tetapi mereka sebenarnya berkkerabat dekat.( Ibeng, 2019)
Definisi konsep spesies macamnya : (1) konsep morfologi spesies konsep ini secara luas
digunakan karena diadopsi dari kehiduan sehari-hari dan kalsifikasinya , setiap makhluk hidup
mirip secara morfologi memiliki hal yang sama contohnya antara larval awal tahap dengan larva
pertengahan antara seks, jadi perbedaan morfologi yang signifikan ada dalam spesie. (2) konsep
biologi spesies ialah setiap makhluk hidup yang mirip secara morfologi memiliki hal yang sama
konsep ini menambahkan elemen perilaku untuk mendeteksi pasangannya sehngga gen disilangkan
atau ditukar (3) konsep klasifikasi (Riede, 2005)
II. METODE
2.1 Alat dan Bahan
Alat yang dibutuhkan diantaranya alat ukur berupa penggaris, alat tulis, buku catatan, dan kamera.
Lalu bahannya 5 buah tanaman dalam family Myrtaceae diantaranya 2 jenis Jambu biji Psidium
guajava yaitu 1 buah jambu biji merah dan 1 buah jambu biji putih / jambu kristal, 1 buah jambu
air Sygyzium aqueum, 1 buah cengkeh Sygyzium aromatic, 1 buah salam Sygyzium polianthum dan
5 ekor specimen hewan dalam family Mollusca diantaranya 1 ekor Cumi-cumi Loligo indica , 1
ekor Bekicot Achatina fulica, 1 ekor Siput kebun Helix sp , 1 ekor Tutut Filopaludina javanica.
Langkah pertama dibawanya specimen family Myrtaceae dan family Mollusca. Langkah kedua
diidentifikasi paling sedikit 7 ciri berbeda untuk suatu sifat atau karakter yang ditemui pada satu
set specimen tumbuhan dan satu set specimen hewan. Langkah ketiga dicatat dalam bentuk tabel
keragaman dan bila perlu digambar. Dan terakhir dihitung hasil pengamatan tersebut.
Di cari dan di dapatkan 7 ciri karakteristik sifat pada mollusca dan myrtaceae
Di buat tabel dan di catat keragaman yang di temukan pada mollusca dan myrtaceae
Di hitung hasil dari pengamatan tersebut
Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Fajriyati. (2006). Keanekaragaman Makhluk Hidup. Journal of Biosciense. 2(5) : 1-11
Campbell, N. A., Reece.J.B., Mitchell.L.G. (2003). Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta : Erlangga
Ibeng, Parta. (2019). Pengertian Species dan Contohnya. Jurnal UNY .Vol 1 No 7
Reif, E., Graham, R., dan Alexander, B. (2015). Plant Species Diversity and Chemical Properties
of Soils in the Central Desert of Baja California, Mexico. Journal Soil Science, 155 (6)
Tekstur
Rasa
(Dok. (Dok.
(Dok. (Dok. (Dok.
Pribadi, Pribadi,
Pribadi, Pribadi, Pribadi,
2019) 2019)
2019) 2019) 2019)
Permukaa
n luar
Tekstur
Rasa
(Dok. (Dok.
(Dok. (Dok. (Dok.
Pribadi, Pribadi,
Pribadi, Pribadi, Pribadi,
2019) 2019)
2019) 2019) 2019)
Permukaa
n luar
II . Tabel Karakteristik 1
III.Tabel Karakteristik 2
2×2
I vs II = 5+4 × 100% = 44.4%
2×5
I vs III = 5+6 × 100% = 90.9%
2×4
I vs IV = 5+5 × 100% = 80%
2×5
I vs V = 5+47 × 100% = 83.3%
2×3
II vs IV = 4+6 × 100% = 60%
2×4
II vs V = 4+7 × 100% =72.7%
2×4
III vs IV = 6+5 × 100% = 72.7%
2×6
III vs V = 6+7 × 100% = 92.3%
2×5
IV vs V = 5+7 × 100% = 83.3%
Sp I II III IV V
I - 44.4% 90.9% 80% 83.3%
II - - 60% 66.7% 72.7%
III - - - 72.7% 92.3%
IV - - - - 83.3%
V - - - - -
VI.Tabel Matriks 2
Sp III vs IV I II IV
III vs IV - 87.1% 66.35% 78%
Sp III, V, I II IV
III, V, I - 59% 78.6%
Sp III, V, I, IV II
III, V, I, IV - 60.95%
#Dendogram
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan kami melakukan pengamatan keanekaragaman
tumbuhan melalui family myrtaceae untuk melihat tipe tipe keragaman dalam spesies yang sama.
Kami menggunakan jambu biji (Psidium guajava), jambu pear (Psidium guazava), Jambu air (
Sizygium aqueum), Cengkih (Sizygium aromaticum), daun salam (Sizigium polianthum).
Jambu air temasuk anggota dari kerabat Myrtaceae dan dikabarkan berasal dari Asia Teanggara.
Jambu air ini memang memiliki kandungan air yang melimpah disetiap buahnya. Hal ini yang
menjadikan ia begitu segar disantap. Perlu diketahui diketahui bahwa sebenarnya buah jambu air
tidak kenal musim. Buah jambu air dapat berbuah sepanjang tahun selama mendapatkan perawatan
yang tepat. Jumlah yang tua diperoleh setiap kali panen dapat mencapai 10 – 15kg setiap pohon
dengan rentang waktu 1,5 – 2 tahun sejak ditanam, namun jika memperoleh bibit jambu air hasil
cengkok atau stek, bisa jadi panen pertama lebih cepat. Ciri jambu air yang sudah dipanen adalah
benar benar masak dipohon yaitu berwarna, kehijauan yang pekat dan sedikit ada warna kemerahan
pada salah satu sisinya ( Harianto, 1993).
Jambu biji termasuk kedalam family myrtaceae yang memiiki 80 genus dan 3000 spesies. Jumlah
spesies psidium diperkirakan sebanyak 150 spesies. Jambu biji dapat berbuah sepanjang waktu.
Puncak musim berbuah yaitu pada bulan januari dan maret. Buah dapat dipanen setelah 120-200
hari antesis. Penyerbukan bersifat meyerbuk sendiri, tetapi juga dapat menyerbukkan sendiri 35%,
tanaman jambu biji berupa perdu, tingginya 3-10 cm, tajuknya lebar, bercabang dari pangkal dan
mengeluarkan anakan. Batang memiliki ketebalan 10-30cm. Warna kulit buahnya matang, warna
daging buahnya beragam serta teksturnya ada yang kasar dan ada yang kasar dan ada yang licin.
Menurut Nulcasoke (1999) terdapat 14 kultivar jambu biji yang sudah di budidaya diantaranya,
berasal dari india, tawai, burma, hongkong menyatakan beberapa varietas jambu indonesia
diantaranya, jambu bangkok, jambu susu, jambu paris, jambu sukun, dan jambu kultuk. Spesies
lain yang sudah dibandingkan adalah jambu apel ( Sakura, 1991 ).
Thomas (2007) menyatakan bahwa cengkeh adalah jeis tumbuhan perdu yang memiliki bahan
pohon besar dan berkayu keras. Cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan
tahun, tingginya dapat mencapai 20-30 meter dan cabang cabangnya cukup lebat. Tanaman
cengkeh memiliki daun tunggal, bertangkai lebar, kaku, bentuk bulat telur sampai lanset
memanjang, ujung runcing, tulang daun menyirip, permukaan atas mengkilap, warna hijau muda
atau hijau tua, coklat muda saat masih muda hijau tua masihg tua (Kardinan, 2003).
Salam adalah nama tumbuhan yang merupakan penghasil rempah dan merupakan salah satu
tanaman obat diindonesia. Tumbuhan salam tumbuh di ketinggian 5-1000 meter diatas permukaan
laut. Pohon salam dapat tumbuh di daratan rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1800
meter (Daumarta, 2000). Tumbuhan salam termasuk dalam tumbuhan menahun atau tumbuhan
keras karena dapat mencapai umur bertahun tahun, memiliki tinggi berkisar antara 18- 27 m dan
biasanya tumbuh di hutan. Arah tumbuh batang tegak lurus dengan bentuk batang kuat dan
permukaan yang teratur, batangnya berkayu dan biasanya keras dan kuat. Cara percatangan
batangnya monopocial, batang pekok selaku tampak jelas, memiliki arah tumbuh cabang yang
tegak ( Falmurely, 2014).
Tanaman jambu pir merupakan salah satu tanaman buah yang sudah memasyarakat, jambu ini
dimitasi dan residu ditemukan di taiwan. Ruas tinggi teratas segi empat tajam. Daun muda bebulu
abu-abu, daun bertangkai pendek,dan bulat memanjang, buah buni bundar dan berbentuk pir ( Van
sttenis, 2008).
Dendogram adalah diagram berbentukpohon yang meunjukan derajat persamaan diantara anggota
anggota suatu kelompok makhluk hidup. Dalam filogeni nya ini menampilkan hubungan evolusi
diantara berbagai taksabiologi. Dendogram disebut juga pohon filogeni. Dalam praktikum kali ini
kekerabatan yang paling dekat yaitu terjadi pada buah jambu pir dan jambu biji degan kemiripan
hingga 92,3% lalu disusul oleh jambu air, lalu salam dan cengkeh.kelima spesimen diatas termasuk
kedalam famili myrtaceae, sehingga dapat dibilang berkerabat dekat. namun menilai jenis yang
berbeda sehingga meghasilkan perbedaan tingkat berdasarkan derajat kesamaan sejumlah
karakteristik dalam taksonomi.
Dalam pembahasan hasil pengamatan jambu biji berada di urutan pertama dengan karakteristik
berakar tunggang warna daun hijau tua, keping biji dykotil, serta memiliki aroma yang
wangi,rasanya manis, permukaan luar kasar, dan tekstur didalamnya halus.lalu diurutan kedua
terdapat jambu pir yang memiliki karakteristik mirip dengan jambu biji hanya berbeda dr sifat,
beda warna daun. Daun jambu pir berwarna hijau muda sedangkan daun tanaman jamvu biji
berwarna hijau tua. Lalu, diurutan ketiga ada jambu air yang memiliki akar tunggang, warna daun
hijau tua,keping biji dikotil, memiliki aroma wangi dan rasanya manis juga bertekstur halus luar
dan dalam. Lalu ada salam diurutan keempat dengan karakteristik akar tunggang, warna daun hijau
muda, dykotil, rasanya pahit, dan bertekstur halus luar dalam.lalu yang terakhir yaitu cengkeh
memiliki akar tunggang warna daun hijau muda, dykotil, tidak wangi, rasanya pahit, dan bertekstur
kasar luar dalam.
No. Sifat yang diamati Cumi (Sp I) Bekicot (Sp II) Siput (Sp III) Tutut (Sp IV)
1. Bentuk Mengerucut Mengerucut Membulat Mengerucut
2. Warna Ungu Coklat Coklat Coklat
3. Bau Amis Sangat amis Amis Amis
4. Tak bertentakel Bertentakel Tak bertentakel Tak bertentakel Tak bertentakel
5. Tekstur Halus Kasar Halus Kasar
6. Tak bertinta Bertinta Tak bertinta Tak bertinta Tak bertinta
7. Corak Bercorak Bercorak Bercorak Tak bercorak
III.Tabel Karakteristik 2
2xC
S : A+B x 100%
Ket : 2 : ketetapan
2x2 4
Sp I vs II : 4 + 6 x 100% = 9 x 100% = 44,4%
2x3 6
Sp I vs III : 4 + 6 x 100% = 10 x 100% = 60%
2x2 4
Sp I vs IV : 4 + 5 x 100% = 9 x 100% = 44,4%
2x4 8
Sp II vs III : 5 + 6 x 100% = 11 x 100% = 72,7%
2x4 8
Sp II vs IV : 5 + 5 x 100% = 10 x 100% = 80%
2x4 8
Sp III vs IV : 5 + 6 x 100% = 11 x 100% = 72,7%
V. Tabel Matriks I
Sp I II III IV
I - 44,4% 60% 44,4%
II - - 72,7% 80%
III - - - 72,7%
IV - - - -
Indeks kesamaan terbesar II vs IV
Sp II vs IV I III
II vs IV - 44,4% 72,7%
I - - -
III - - -
Indeks kesamaan terbesar II, IV, III
Sp II vs IV vs III I
II vs IV vs III - 49, 6%
I - -
Dendogram
II (Bekicot)
80%
IV (Tutut)
72,7%
I (Cumi)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
3.4 Pembahasan Hewan
Dari hasil pengamatan yang sudah di lakukan mengenai keragaman sifat hewan keragaman yang
muncul sangat bervariasi pada mollusca seperti keanekaragaman bentuk, warna, bau, tekstur, dan
bercorak. Tipe-tipe mollusa yang kami amati yaitu, cumi-cumi, siput, tutut, dan bekicot dari
keempat hewan tersebut dapat kita lihat ciri-ciri keanekaragamannya.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Molusca
Kelas : Cephalopoda
Subkelas : Coleoidea
Ordo : Toithoides
Family : loligonidae
Genus : loligo
Pada pengamatan bekicot diketahui bahwa bekicot memiliki bentuk cangkang mengerucut,
berwarna coklat, bau amis, teksturnya kasar, bercorak dan memiliki sulur pada cangkang. Bekicot
merupakan hewan dari kelas gastropoda yang merupakan kelompok hewan mollusca yang
berukuran besar. Tubuhnya di lindungi oleh cangkang yang kuat yang terbuat dari zat kapur dan di
dalam nya mengandung lapisan mutiara. Bekicot menggunakan bagian perut bawah untuk berjalan
dan memiliki paru-paru untuk bernafas sehingga di masukan ke dalam ordo plumonata. Hewan ini
adalah hewan yang aktif pada malam hari yang dimana pada siang hari hewan ini akan istirahat
atau diam (Ito dan shizimu, 2011).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Famili : Achatinidae
Subfamili : Achatininae
Genus : Achatina
Subgenus : Lissachatina
Spesies : A. fulica
Pada pengamatan tutut di ketahui bahwa tutut memiliki bentuk cangkang bulat, warna
coklat, berbau amis, tekstur halus, dan tidak bercorak. Tutut adalah nama umum yang diberikan
untuk anggota kelas gastropoda. Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian
ventrel tubuhnya. Tutut memiliki tentakel panjang dan pendek tentakel panjang terdapat mata yang
berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang sedangkan tentakel pendek berfungsi sebagai alat
peraba dan pembau. Bernafas dengan insang , insang nya berupa kulit yang berlapis-lapis sangat
tipis di dalam tubuhnya. Memiliki operculum semacam pelindung tubuhnya yang lunak ketika
menyembunyikan diri di dalam cangkangnya (Sakinah,2003).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Famili : Ampullariidae
Subfamili : Ampullariinae
Bangsa : Ampullariini
Genus : Pila
Spesies : Pila ampullace
Pada pengamatan siput di ketahui bahwa siput memiliki bentuk membulat, warna coklat,
berbau amis, tekstur kasar, dan tidak bercorak. Siput adalah nama umum yang diberikan untuk
anggota kelas gastropoda siput merupakan makhluk invertebrata yang di tandai dengan gerakan
yang lambat dan memiliki cangkang yang berbentuk spiral. Cangkang gastropoda terdiri dari 3
lapis yaitu periostrakum, lapisan prismatik dan lapisan mutiara. Keberadaan gastropoda
mempunyai peranan yang penting bagi ekosistem sawah, keberadaan siput di sawah dapat
merugikan karna bersifat sebagai hama adapun yang menguntungkan mempercepat terjadinya
penguraian bahan-bahan organik (ulmaula, 2016).
Klasifikasi
Kingdom : Bilateria
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Achetaenioglosa
Famili : Ampularidae
Genus : Pita
Berdasarkan praktikum yang sudah kami lakukan terjadi kekeraban pada mollusca,
keempat spesimen termasuk ke dalam filum yang sama, namun memiliki kelas yang berbeda
sehingga menghasilkan perbedaan tingkat berdasarkan derajat kesamaan sejumlah karakteristik
dalam taksonomi. bekicot dan tutut termasuk kelas yang sama yaitu gastropoda sehingga
kekerabatan paling dekat diantaranya bekicot dan tutut memiliki urutan yang paling tinggi dari 3
spesies lain nya dengan nilai 80% dan urutan setelahnya oleh siput karena termasuk kelas yang
sama dengan bekicot dan tutut yaitu gastropoda dengan nilai 72,2 % dan cumi termasuk kedalam
kelas cephalopoda sehingga cumi-cumi memiliki kekerabatan paling jauh dari 3 spesies di atas dan
paling rendah dengan nilai 49,6% dengan ini di buat diagram dendogram untuk memastikan berapa
persen kekerabatan yang di alami oleh cumi, bekicot, tutut, siput dan dengan adanya dendogram
ini dapat lebih paham dan bisa melihat hasil yang di peroleh secara rinci.
IV. KESIMPULAN
4.1 Terdapat tiga keanekaragaman makhluk hidup diantaranya keanekaragaman Tingkat Gen
adalah makhluk hidup tersusun atas unit satuan terkecil yang kita kenal sebagi sel. Pada prinsipnya
bahan penyusun gen setiap makhluk hidup adalah sama, namun jumlah dan susunanya yang
berbeda-beda sehingga menampilkan sifat-sifat yang berbeda-beda pula. Lalu Keanekaragaman
tingkat jenis, yaitu perbedaan-perbedaan pada berbagai species makhluk hidup di suatu tempat.
Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis
mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba. Misalnya: Variasi
dalam satu famili antara kucing dan harimau. Dan terakhir keanekaragaman tingkat ekosistem
ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir. misalnya : Ekosistem gurun di
dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan tropis di dalamnya ada harimau
4.2 Terdapat beberapa ciri yang membedakan dari tumbuhan ataupun yang diamati yaitu salah
satunya pada cengkeh yang memiliki rasa pedas, salam memiliki rasa yang pahit, berbeda
dengan jambu air, jambu batu, dan jambu pir yang memiliki rasa yang manis. Pada bentuk,
jambu batu berbentuk bulat, sedangkan jambu air dan jambu pir lebih bervariasi. Pada
permukaan luar cengkeh memiliki permukaan yang kasar dengan tekstur yang keras berbeda
dengan jambu air, jambu pir, dan jambu batu memiliki tekstur yang halus dengan permukaan
yang tidak terlalu kasar. Pada bentuk tubuh, hewan cumi mengerujut berbeda dengan siput yang
bulat. Pada warna tubuh cumi adalah ungu sedangkan warna pada tutut coklat. Pada tekstur
tubuh, bekicot memiliki tekstur kasar sedangkan pada siput halus
DAFTAR PUSTAKA
Apriliyanti, N.F., Soetopo, L., dan Respatijiarti. (2014). Keragaman Genetik Pada Tanaman F3
Cabai (Capsium Annuum L). Jurnal Produksi Tanaman, 4 (1).
Effendy, Respatijiarti, dan Waluyo, B. (2018). Keragaman Genetik dan Heritabilitas Karakter
Komponen Hasil dan Hasil Ciplukan (Pyhsalis sp). Jurnal Agro, 5 (1).
Fitrial, Yuspiana., Khotimah, Iin Khusul (2017). Aktivitas antibakteri dan melanin tinta sotong.
Journal Ipb. 20(2): 266-274
Ito, S. Shimizu (2011). High molewlar weight lechnisolated from the mocus of the giant afirican
snail achatinaflorica. NCBI. 75(1): 5-20.
Ratnasari, R. (2014). Cara Mengobati Disentri Dengan Akar dan Daun Jambu Biji.
www.rikaratnasari.com/2014/2012/cara-mengobati-disentri-dengan-akar-dan-daun-jambu-
biji.html (diakses 27-09-2019)
Sakinah,M.P (2003). Manfaat dan kegunaan tutut (keong sawah). Makalah. Bogor: universitas
pakuan.
Widiana, willa. (2018). 5 fakta cumi-cumi hewan yang punya 3 jantung dan 1 paruh kuat. Jakarta:
Bobo Grid