Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

MATA KULIAH: PRATIKUM GENETIKA

MEKANISME PEWARISAN SIFAT

OLEH:

NAMA : BAHAGIA GOHAE

NIM : 4171141010

JURUSAN : BIOLOGI

PROGRAM : PENDIDIKAN BIOLOGI (S1)

KELOMPOK : II (DUA)

TGL.PELAKSANAAN : 14 November 2019

FAKULTAS MATEMATIKADAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INUVERSITAS NEGERI MEDAN

2019/2020
I. JUDUL PERCOBAAN : MEKANISME PEWARISAN SIFAT

II. TUJUAN PERCOBAAN:

1. Mahasiswa mengetahui bagaimana kariotipe bawang putih (Alium sativum).


2. Mahasiswa mengetahui bagaimana kariotipe bawang merah (Alium ascalonicum).
3. Mahasiswa mengetahui ukuran kromosom bawang putih (Alium sativum).
4. Mahasiswa mengetahui ukuran kromosom bawang merah (Alium ascalonicum).
5. Mahasiswa mengenal fase-fase pembelahan sel.
6. Dapat mengetahui cara penggunaan aplikasi Image-J dalam menghitung kromosom

III. TINJAUAN TEORITIS:

Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi
genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan
soma yang berarti badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang
merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung
kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang). Kromosom merupakan alat transportasi
materi genetik (gen atau DNA) yang sebagian besar bersegregasi menurut hukum Mendel,
kromosom adalah susunan beraturan yang mengandung DNA yang berbentuk seperti rantai
panjang. Setiap kromosom dalam genom biasanya dapat dibedakan satu dengan yang lainnya
oleh beberapa kriteria, termasuk panjang relatif kromosom, posisi suatu struktur yang disebut
sentromer yang memberi kromosom dalam dua tangan yang panjangnya berbeda-beda,
kehadiran dan posisi bidang (area) yang membesar yang disebut knot (tombol) atau
kromomer. Selain itu, adanya perpanjangan arus pada terminal dan material kromatin yang
disebut satelit, dan sebagainya (Imaniar, 2014).

Kromosom memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu


makhluk hidup, karena kromosom merupakan alat pengangkutan bagi gen – gen yang akan
dipindahkan dari suatu sel induk ke sel anakannya, dari generasi yang satu ke generasi yang
lainnya. Pengamatan terhadap perilaku kromosom sama pentingnya dengan mempelajari
struktur kromosom. Perilaku atau aktivitas kromosom dapat terlihat dalam siklus sel,
termasuk didalamnya adalah pembelahan sel (mitosis atau meiosis). Analisis kromosom, baik
mitosis maupun meiosis merupakan langkah awal yang dapat dilaksanakan untuk
mempelajari kromosom (Sulistyaningsih, 2004).
Tumbuhan pada masa awal perkembangan mengalami pertumbuhan sangat banyak,
tumbuhan mengalami pembelahan sel secara tidak langsung yang disebut juga dengan mitosis
Mitosis adalah pembelahan duplikasi dimana sel memproduksi dirinya sendiri dengan jumlah
kromosom sel induk. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui
pembelahan inti dari sel somatis secara berturut turut. Peristiwa ini terjadi bersama-sama
dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel dan memiliki peran penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan hampir semua organisme. mitosis memiliki beberapa
tahapan meliputi profase metafase, anafase, dan telofase. Terjadi pada ujung akar, yang
mengalami pembelahan awal, mitosis terjadi dalam sel somatik yang bersifat meristematik,
yaitu sel-sel yang hidup terutama yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang), mitosis
pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan
bagian dari suatu proses yang berputar dan terus menerus (Suryo, 2014).

Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan sayuran umbi yang
serbaguna yang dapat digunakan sebagai penyedap aneka masakan atau sebagai obat
tradisional. Tanaman ini sering digunakan pada pengamatan mitosis karena memiliki
pertumbuhan yang cepat, mudah didapat, dan harganya terjangkau. Pada pengamatan mitosis
yang menggunakan akar bawang merah akan memudahkan pengamatan karena memiliki
jumlah kromosom yang sedikit dan berukuran besar tanaman bawang memiliki ukuran
kromosom yang cukup besar sehingga sangat cocok digunakan untuk studi eksperimental
mitosis. Mitosis pada sel tumbuhan khusus terjadi pada jaringan meristematik yang terdapat
pada ujung akar dan ujung batang (Abdullah, 2017).

Kromosom antar tanaman berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Baik dari
bentuk, jumlah, dan panjangnya. Allium cepa memiliki jumlah kromosom 2n = 16. Hal ini
sangat membantu dalam mempelajari analisis mitosis pada tanaman, karena jumlahnya yang
tidak terlalu banyak, memiliki ukuran kromosom yang besar dan cukup mudah untuk dibuat
preparatnya. Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan salah satu anggota dari
familia Liliaceae. Tanaman ini merupakan tanaman semusim dan memiliki umbi yang
berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi
terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan
fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari
lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan merupakan
umbi sejati seperti kentang atau talas (Naspiah, 2014).

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama
telah diusahakan oleh petani secara intensif . Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam
kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta
bahan obat tradisional. Bawang merah juga merupakan salah satu komoditas sayuran
unggulan di Jawa Tengah yang mempunyai prospek cukup baik dalam pengembangan
agribisnis. Hal ini dapat dilihat pada status usaha taninya, oleh petani khususnya di daerah
sentra produksi seperti di Kabupaten Brebes bawang merah telah lama diusahakan sebagai
usaha tani yang bersifat komersial (Sastrojamidjojo, 2005).

IV. ALAT DAN BAHAN:

Alat Jumlah kebutuhan Bahan Jumlah kebutuhan

1. Lemari es 1 buah Allium sativum Secukupnya


2. Pipet tetes 4 buah Akuades secukupnya
3. Pisau silet 1 buah Asam asetat gliserat secukupnya
45%
4. Botol flakon 4 buah Asam klorida 1N secukupnya
5. Gelas benda 4 buah Asam osein 1% secukupnya
6. Gelas penutup 4 buah Etanol secukupnya
7. Tissue Secukupnya Gliserin secukupnya
8. Mikroskop 1 buah Cat kuku bening secukupnya
9. Minyak emersi secukupnya

V. PROSEDUR KERJA

1. Rendamlah umbi bawang selama 3 hari.


2. Potonglah akar bawang sepanjang 1 cm dengan pisau silet, lalu masukan potongan
ujung akar tersebut kedalam botol flakton lalu masukanlah kedalam lemari es
selama kuran lebih 24 jam.
3. Setelah perendaman di dalam lemari es, ambillah potongan akar tersebut lalu
rendamlah akar tersebut menggunakan campuran larutan etanol dan asam asetat
glasial 45% dengan perbandingan 3:1 selama 15 menit pada suhu ruangan. Setelah
selesai, buanglah campuran larutan etanol dan asam asetat glasial 45% tersebut
dan cucilah potongan akar dengan menggunakan akuades sebanyak 3 kali.
4. Setelah selesai pencucian, rendamlah potongan akar tersebut dengan larutan asam
klorida 1N yang telah dipanaskan terlebih dahulu dan tunggu selama kurang lebih
20 menit. Setelah selesai, buanglah larutan asan klorida 1N dan cucilah kembali
dengan akuades sebanyak 3 kali.
5. Setelah selesai pencucian, ambilah kembali akar tersebut dan letakkan di atas kaca
benda. Teteskan larutan aceto orcein 1% secukupnya, lakukan pewarnaan selama
20 – 40 menit, tergantung ukuran bahan dan kesegaran pewarnaan lakukan
perendaman pada suhu kamar.
6. Ambilah 1-2 buah ujung akar dan letakkan diatas gelas benda dan potonglah
hingga tersisa 1-2 mm dari ujung (bagian ujung akar yang memiliki warna yang
lebih gelap.
7. Tetesin larutan gliserin, lalu tutuplah dengan kaca penutup.
8. Lakukan metode squash dengan menekan bagian kaca penutup menggunakan ibu
jari dengan sudur 90 derajat atau denga menggosok-gosokan tusuk gigi hingga
penyebaran cukup.
9. Lalu amati dibawa mikroskop dengan pembesara 10x sampai 40x.

VI. Langkah penggunaan Image-J dalam perhitungan Kromosom

1. Pertama, buka aplikasi Image-J pada komputer atau leptop


2. Dibagian kiri atas tampilan aplikasi, klik file- open, lalu cari file berupa gambar
hasil dari elektroforesis yang disimpan lalu Open. Maka akan muncul gambar
pasa layar komputer atau leptop.
3. Klik Analysis
VII. TABEL PENGAMATAN /PENGAMATAN

Hasil pengamatan pada pratikum kariotipe bawang merah (Allium cepa) yang di amati
dibawa mikroskop dengan pembesaran 10x sampai dengan 40x.

Perbesaran Gambar pengamatan Literatur

Perbesaran
40x

( Abdullah, 2017)

Perbesaran
40x

(Abdullah, 2017)

Pada pratikum yang dilakukan tidak terlihat kromosom pada akar bawang merah
(Allium cepa) atau hasil yang didapat tidak sesuai dengan literatut. Pada pratikum ini
mengalami kegagalan yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan tertentu dalam melakukan
pengamatan. Yang terlihat pada hasil pratikum hanya berupa cairan dan gumpalan di kaca
preparat yang kami amati. Ada beberapa faktor yang menyebabkan ketidakberhasilannya
praktikum ini, antara lain pada proses perendaman dan proses pengenceran yang
menyebabkan rusaknya kromosom.

Pemotongan akar bawang untuk membuat pengamatan kromosom dilakukan pada


waktu-waktu tertentu agar dapat ditemukan fase mitosis bawang merah.Pada penelitian ini
kromosom dapat terlihat jelas pada pemotongan akar pukul 07.30-09.00.Kromosom teramati
pada fase profase, metafase dan anafase.Perendaman akar dengan etidium bromida selama 6
dan 12 jam menyebabkan terjadinya kerusakan kromosom yaitu kromosom tampak
terpotong-potong, terbentuk mikronuklei, ‘tunas’ nukleus dan jembatan kromosom (Imaniar,
2014). Sedangkan pada pratikum ini pemotongan pada akar bawang dilakukan pada jam
15:00 – 14:00.

Waktu lama dalam perendaman juga dapat mengakibatkan kegagalan dalam


pengamatan pada kromosom bawang merah. Pengamatan fase-fase mitosis pada pembelahan
sel yang direndam selama 45 menit sangat sulit dilakukan. Hal ini dikarenakan warna
kromosom menjadi sangat gelap dan sitoplasma ikut terwarnai, sehingga sangat susah
membedakan kromosom dan sitoplasma. Perendaman yang terlalu lama diduga dapat
mewarnai sitoplasma dan kromosom secara berlebihan. Hal ini juga terjadi pada preparat
dengan perendaman 60 menit. Namun dari hasil pengamatan menunjukkan fase mitosis lebih
banyak dapat diamati pada preparat yang direndam selama 60 menit dibandingkan 45 menit.
Kromosom pada preparat dengan perendaman 60 menit terlihat lebih jelas dikarenakan
kromosom lebih berwarna dibandingkan sitoplasma ( Abdullah, 2017).

Pada pratikum menggunakan metode squash dilihat dari literatur mengatakan bahw
analisis kromosom akar dengan metode squash umumnya menghasilkan kualitas pemencaran
kromosom yang kurang baik, yaitu kromosom sering menumpuk sehingga meyulitkan dalam
perhitungan kromosom. Untuk hasil yang baik dapat digunakan Hidroksiquinolin yang dapat
membantu meningkatkan pemencaran kromosom. Metode pembuatan preparat tersebut
dengan menggunakan hidroksiquinolin setelah difiksasi dengan etanol absolut dan asam
asetat glasial (3:1) selama 1 jam, hidrolisis dengan HCl 1 N selama 2 menit pada suhu 60oc,
perendaman dalam Carnoy (6 etanol: 3 klorofoam: 1 asam asetat glasial) selama 30 menit dan
pewarnaan dengan aceto orcein 1 % selama 20 menit dapat menghasilkan kromosom dengan
warna yang tajam dan kontras serta menghasilkan pemisahan kromosom yang baik (Fauziah,
2015).

Pada praktikum, preparat diberikan HCl untuk melunakkan dinding sel agar mudah
dipejet (squash) dan diberi pewarna asetokarmin agar dapat diserap oleh benang-benang
kromatin.Berdasarkan hasil pengamatan, tahap profase pada hasil praktikum tidak terlalu
jelas diakibatkan kekurangan pengamat sendiri dalam mengamati preparat (human error).
Tahap profase ini benang-benang kromatin akan memadat membentuk kromatid.Benang-
benang kromatin mulai memendek dan menebal. Pada tahap tersebut benang spindle akan
terbentuk, membran inti mulai menghilang hingga akhir profase, nukleolus mulai menghilang
dan kromatid akan bergerak menuju bidang ekuator. Pada tahap metaphase, pada hasil
pengamatan terlihat kromatid yang terbentuk mulai bergerak ke bidang ekuator dan mulai
terikat oleh benang-benang spindle. Kromosom mulai berkumpul pada bidang ekuator
pembelahan. Pada tahap inisentromer dari setiap kromosom berkumpul pada bagian tengah
spindel pada bidang equator. Pada tempat-tempat ini, sentromer-sentromer diikat oleh
benang-benang spindel yang terpisah, dimana setiap kromatid dilekatkan pada kutub-kutub
spindel yang berbeda. Kadang-kadang benang-benang spindel tidak berasosiasi dengan
kromosom dan merentang secara langsung dari satu kutub ke kutub yang lain. Pada saat
metafase, sentromer-sentromer diduplikasi dan setiap kromatid menjadi kromosom yang
berdiri sendiri atau independen (Jai, 2011).

VIII. KESIMPULAN
1. Karena praktikum yang kami lakukan gagal, sehingga kami tidak dapat melihat
bentuk, ukuran dan jumlah kromosom dari bawang. Akan tetapi berdasarkan literatur
yang kami peroleh, dapat disimpulkan kariotipe bawang merah (Alium ascalonicum)
memiliki jumlah kromosom sebanyak 2n = 2 x = 16. Bawang merah memiliki rumus
kariotipe 2n = 26 m + 1 m (SAT) + 3 sm + 2 t.
2. Sama seperti pengamatan Allium ascalonicum, praktikum yang kami lakukan juga
gagal. Kami tidak dapat mengamati kromosom dari bawang putih. Tetapi berdasarkan
literatur yang kami peroleh, tampak jelas bentuk dari kromosom. Rumus kariotipe
Allium sativum 2n = 16 : 16 m.
3. Ukuran kromosom bawang merah (Alium ascalonicum) berdasarkan literatur yang
kami peroleh, ukurannya bervariasi berkisar diantara 10 um sampai 1,7 um.
4. Ukuran kromosom bawang putih (Alium sativum) berdasarkan literatur yang kami
peroleh memiliki ukuran yang besar berkisar 1,7 um.
5. Fase-fase pembelahan sel dimulai dari interfase, profase, metafase, anafase dan yang
terakhir adalah telofase.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Abdullah,Fas Nurussalami, Adi Surya Jaya, Widayat. 2017. Penentuan waktu perendaman sel
(fase mitosis) akar bawang merah (Allium ascalonicum L.) menggunakan safranin
untuk mendukung praktikum biologi. Bioleuser. Vol. 1(3), hal:86-91

Campbell, Neil A., Reece, Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Fauziah, Arbaul. 2015. Pengaruh hidroksikuinolin pada pembuatan preparat kromosom akar
dan kalus bawang putih (Allium sativum L.). Natural. Vol. 3 (1), hal: 65-68

Imaniar, Eka Fibayani, Made Pharmawati. 2014. Kerusakankromosom Bawang Merah


(Allium Cepal.) AkibatPerendaman Dengan Etidium BromidaChromosomesdamageof
Onion(Allium Cepa L.)After Submersion InEthidium Bromide. Jurnal Simbiosis. Vol.
2 (2), hal: 173- 183

Naspiah, dkk. 2014. Bawang Tiwai (Elutherina Americana Merr) Tanaman multi guna. IJAS.
Vol. 4(30)

Sulistyningsih. 2004. Fertilitas Tanaman Bawang Merah Double Haploid. Jurnal Ilmu
Pertanian. Vol. 11(1), hal: 1-6

Suryo, H. (2007) . Sitogenetika . Gajah Mada University Press. Yogyakarta.


Sastrojamidjojo, Harjono. 2005. Kimia Dasar. Gajah Mada Press, Jakarta.

Jai. 2011. Analisis Mitosis Pada Ujung Akar Bawang Merah Bawang Bombai Dan
Aglonema. Bogor: IPB Bogor.

MEDAN, 20 NOVEMBER 2019

ASISTEN LABORATORIUM PRAKTIKAN

( ) ( BAHAGIA GOHAE )

NIM. NIM. 4171141010

Anda mungkin juga menyukai