PRAKTIKUM I
PENGENALAN KROMOSOM
OLEH:
A. Latar Belakang
Kromosom merupakan gen pembawa sifat yang terdapat pada nukleus atau
inti sel. Kromosom di dalamnya terdapat materi genetik DNA dan RNA yang
dengan cara pembelahan sel. Pembelahan sel melibatkan materi genetik kepada
sel anakan. Keseluruhan materi genetik yang dimiliki oleh suatu sel disebut
Spesies yang bereproduksi secara seksual ini, perilaku kromosom selama meiosis
dan fertilisasi bertanggung jawab atas variasi yang muncul pada setiap generasi.
Ada beberapa peristiwa yang menyebabkan terjadi variasi pada generasi baru dan
perhatian publik dan para ilmuwan pada saat ini. Kelainan kromosom yang
dan jumlah, keadaan mosaik juga merupakan salah satu jenis kelainan
kromosom. Kelainan kromosom ini dapat diturunkan dari orang tua ataupun
terjadi secara de novo dan berkontribusi besar terhadap terjadinya cacat lahir
pengenalan koromosom.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
D. Manfaat Praktikum
A. Definisi Kromosom
Bagian terkecil dari tubuh makhluk hidup dinamakan sel. Inti sel atau
kromonema) dalam plasma inti yang mudah mengikat zat warna. Kromosom
di tengah kromosom sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan yang hampir
kearah salah satu ujung kromosom sehingga kromosom terbagi menjadi dua
lengan yang tak sama panjang. Ketiga kromosom akrosentrik yaitu letak
sentromer di dekat ujung kromosom sehingga satu lengan menjadi sangat pendek
dan yang lain sangat panjang. Terakhir adalah kromosom telosentrik yaitu apabila
sentromer terletak di ujung kromosom sehingga kromosom hanya terdiri dari satu
menjadi dua lengan yaitu lengan p pada bagian atas dan lengan q dibagian bawah
B. Sindrom Down
sering dijumpai pada anak. Sindrom down terjadi karena aberasi numerik sebagai
Bentuk kariotip aberasi ini dapat berbentuk aberasi penuh dan dapat pula
C. Sindrom Klinefelter
salah satu dari empat penyebab abortus spontan yang disebabkan oleh anomali
kromosom yang secara klinis belum sempat terdiagnosis. Kromosom X yang tidak
lengkap (45, XO), pada umumnya terjadi secara sporadik, dan sekitar 8-16% dari
semua kasus tersebut adalah mosaik. Usia orang tua tidak ada hubungannya
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 29 Maret 2017 pada
Oleo, Kendari.
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
ukuran dan letak setromer dengan menggunakan lem pada kertas A4.
disusun.
kamera.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
6. 46XXX P 3 Sindrom
metafemale
7. 46XX P 2 Kromosom
wanita
normal
8. 46XY L 2 Kromosom
laki-laki
normal
B. Pembahasan
Kromosom dalam bahasa Yunani chroma yaitu warna dan soma yang
berarti badan, sehingga kromosom dapat diartikan seberkas DNA yang sangat
panjang dan berkelanjutan, yang terdapat banyak gen unsur regulator dan sekuens
makromolekul besar yang memuat DNA yang membawa informasi genetik dalam
sel. Kromosom terdiri dari kromatid, kromomer, sentromer dan telomer. Kromatid
merupakan salah satu dari dua lengan perbanyakan hasil dari replikasi. Kromomer
Telomer merupakan suatu daerah ujung pada kromosom yang berfungsi sebagai
mitosis meliputi beberapa fase interfase, pada fase ini sel belum memperlihatkan
kegiatan membelah, inti sel tampak keruh, mulai tampak benang-benang kromatin
yang halus. Profase, fase yang ditunjukkan dengan benang-benang kromatin yang
semakin pendek dan tebal sehingga terbentuk kromosom. Tiap kromosom lalu
menghilang dan sentriol membelah. Metafase, fase ini ditandai dengan kromosom
yang berada di bidang tengah sel. Anafase, fase ini memperlihatkan sentriol yang
membelah dan kedua kromatid memisahkan diri dan bergerak menuju kutub sel
yang berlawanan. Telofase, pada fase ini setiap kutub sel terbentuk sel kromosom
yang identik. Serabut gelendong inti lenyap dan dinding inti terbentuk lagi.
manusia meskipun dari gambar dan belajar mengatur kromosom manusia dalam
bentuk kariotipe serta mengenal macam kelainan yang dijumpai pada kromosom.
sindrom Turner, sindrom Cri Du Cat, sindrom Patau dan sindrom Metafemale.
kromosom sebanyak 46 buah (44 buah atau 22 pasang autosom dan 2 buah sel
genosom) dalam sel tubuh, atau jika kromosom individu tersebut tidak memiliki
materi genetik tambahan, hilang, atau teracak. Perbedaan karyotipe pria dan
Bentuk kariotip aberasi ini dapat berbentuk aberasi penuh dan dapat pula
dkk., 2005).
Sindrom Klinefelter adalah suatu kelainan kromosom pada pria. Orang-
orang yang dilahirkan dengan kondisi seperti ini mengalami sedikitnya kelebihan
pada beberapa orang pria yang mempunyai kelebihan kromosom X, pada tahun
normal saat dilahirkan. Ketika mulai memasuki masa pubertas penampilan mereka
masih nampak normal, tetapi saat memasuki pertengahan masa pubertas kadar
(Ernawati, 2002).
kromosom X. Oleh karena itu kariotipenya menjadi 45, XO atau 44A + X. Fitur
fisik mungkin menyarankan sindrom turner, tapi satu-satunya cara yang dapat
dan 2 genosom. Oleh karena itu kariotipnya menjadi 44A + XX atau 44A + XY.
Penderita memiliki ciri dengan tangisan bernada tinggi yang mirip suara kucing,
ukuran laring yang kecil dan bentuk epiglotis yang tidak sempurna.
45A + XX atau 45A + XY. Ciri dari penderita ini adalah bibir sumbing, jari
tangan atau kaki berjumlah lebih, serta abnormaliti pada tulang rangka.
Kariotipnya adalah 44A + XX atau 44A + XY. Ginjal si penderita tidak berfungsi
mitosis, atau usia ibu, serta lingkungan. Kelainan kromosom biasanya terjadi
semua sel-sel lain, selain telur dan sperma, menjalani ketika mereka berkembang.
kromosom kelainan meningkat dengan usia ibu, karena penuaan sel telur, dan
mungkin memiliki jumlah kromosom yang salah pada saat pembuahan. Kesalahan
dalam meiosis mungkin lebih rentan terjadi sebagai akibat dari proses penuaan.
V. PENUTUP
A. Simpulan
secara fisik, seperti jumlah kromosom dan ukuran kromosom dari ukuran
B. Saran
kepada praktikan selalu semangat dalam melaksanakan praktikum dan tidak selalu
Fendy, H. F., 2010, Analisis Kromosom dan Stomata Tanaman Salak Bali
(Salacca zalacca var. amboinensis (Becc.) Mogea), Salak Padang
Sidempuan (S. sumatrana (Becc.)) dan Salak Jawa (S. zalacca var. zalacca
(Becc) Mogea)), Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Harmin, S. dan Tridjaja, B., 2009, Sindrom Klinefelter, Jurnal Sari Pediatri,
10(6): 373
Hidajat, S., Garna, H., Idjradinata, P. S., dan Surjono, A., 2005, Pemeriksaan
Dermatoglifik dan Penilaian Fenotip Sindrom Down Sebagai Uji Diagnostik
Kariotip Aberasi Penuh Trisomi 21, Jurnal Sari Pediatri, 7(2): 97-98
Ramadhani, D., Alatas, Z., Lusiyanti, Y., dan Purnami, S., 2011, Semi
Otomatisasi Kariotipe untuk Deteksi Aberasi Kromosom Akibat Paparan
Radiasi, Jurnal Seminar Nasional SDM Teknologi Nuklir VII.