Anda di halaman 1dari 9

BIOTEKNOLOGI TANAH

“MIKORIZA DAN PERANANNYA”

Oleh :

RINALDI

D1D116078

JURUSAN ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat Rahmat dan Hidayah_Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat
pada waktunya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
membantu pembuatan paper ini. Paper ini berjudul “MIKORIZA”.

Paper ini akan membahas tentang Mikoriza serta peranan mikoriza


tersebut. Penulis mengharapkan paper ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca. Penulis menyadari maklah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan pembuatan selanjutnya .

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Mikoriza merupakan asosiasi simbotik antara akar tanaman dan jamur


Asosiasi antara akar tanaman dengan jamur ini memberikan manfaat yang sangat
baik bagi tanah dan tanaman inang yang merupakan tempat jamur tersebut
tumbuh dan berkembang biak. Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi
sistem perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif
sehingga tanaman yang mengandung mikoriza tersebut akan mampu
meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur hara.

Mikoriza juga dapat melindungi tanaman dari ekses unsur tertentu yang
bersifat racun seperti logam berat. Mekanisme perlindungan terhadap logam berat
dan unsur beracun yang diberikan mikoriza dapat melalui efek filtrasi,
menonaktifkan secara kimiawi atau penimbunan unsur tersebut dalam hifa
cendawan. Selain itu mikoriza membantu kerja perakaran tanaman, mikoriza juga
mampu meningkatkan toleransi tanaman terhadap keadaan lingkungan yang tidak
menguntungkan seperti kekeringan dan salinitas.

Fungi mikoriza pada umumnya dapat ditemukan pada spesies tanaman


tingkat tinggi yang tumbuh pada berbagai tipe habitat dan iklim. Adapun
penyebarannya bervariasi menurut iklim, lingkungan dan tipe penggunaan lahan
(Setiadi, 2001). Keberadaan fungi mikoriza di alam bersifat kosmopolitan, artinya
fungi mikoriza hampir pasti ada dalam kondisi tanah apapun, seperti di hutan
pantai yang berpasir fungi mikoriza masih dapat tumbuh. Tanah hutan pantai
memiliki faktor pembatas yang berpengaruh terhadap keberadaan fungi mikoriza
antara lain kondisi tanah yang memiliki kadar salinitas yang tinggi (Siradz et al.,
2007).

Pemanfaatan fungi mikoriza pada tanah salin merupakan alternatif lain


dalam menanggulangi masalah rendahnya produktivitas tanaman pada tanah salin,
disamping itu penggunaan fungi mikoriza ini tidak membutuhkkan biaya yang
besar. Dengan melihat banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dan keterbatasan
informasi tentang fungi mikoriza pada kondisi salin maka perlu adanya upaya
untuk mengetahui keberadaan dan keanekaragaman fungi mikoriza arbuskula
berdasarkan gradien salinitas

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam paper ini adalah sebagai berikut.
- Apa yang di maksud dengan Mikoriza?
- Apa peranan mikoriza bagi pertumbuhan tanaman?
3. Tujuan
Adapun tujuan dari paper ini adalah sebagai berikut.
- Mengetahui peranan mikoriza bagi pertumbuhan tanaman.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Mikoriza

Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) adalah salah satu kelompok


cendawan yang hidup di dalam tanah, termasuk golongan endomikoriza yang
mempunyai struktur hifa yang disebut arbuskula sebagai tempat kontak dan
transfer hara mineral antara jamur dan tanaman inangnya pada jaringan korteks
akar. Mikoriza terbentuk karena adanya simbiosis mutualisme antara cendawan
atau fungi dengan sistem perakaran tumbuhan (Hidayat, 2013). Cendawan ini
selalu berasosiasi dengan tanaman tingkat tinggi dan keduanya saling memberikan
keuntungan. Mikoriza arbuskula membentuk asosiasi simbiotik tertentu antara
spesies tanaman dalam skala luas termasuk Angiosperm, Gymnosperm,
Pterydopyta, dan beberapa Bryopyta, dan skala cendawan terbatas termasuk dalam
ordo tunggal, Glomales. Simbiosis terjadi dalam akar tanaman dimana cendawan
mengkolonisasi apoplast dan sel korteks untuk memperoleh karbon dari tanaman
CMA termasuk dalam ordo Glomales (Zygomycotona) dan terdiri dari dua
subordo, yaitu Glomineae dan Gigasporineae. Subordo Glomineae dibagi dalam
dua famili, yaitu Glomaceae dan Acaulosporaceae, sedangkan Gigasporineae
terdiri atas dua genus, yaitu Gigaspora dan Scutellospora. Kedua genus tersebut
dapat dibedakan berdasarkan pembentukan sporanya (Mansur 2003b).

Mikoriza merupakan simbiosis antara jamur dengan akar tanaman. Jumlah


mikoriza sangat melimpah di alam dan ditemukan hampir 80% dapat bersimbiosis
dengan tumbuhan angiospermae, serta berperan penting dalam meningkatkan
pertumbuhan tanaman agrikultur, hortikultura, dan tanaman hutan. Secara umum
mikoriza tergolong dalam dua tipe yaitu ektomikoriza dan endomikoriza atau
mikoriza arbuskula.Mikoriza arbuskula banyak dijumpai pada sebagian besar
tanaman budidaya dan berperan penting dalam serapan unsur hara.

Terdapat dua kelompok utama mikoriza yaitu, Ektomikoriza dan


Endomikoriza.

a. Ektomikoriza

Ektomikoriza umumnya ditemukan pada daerah yang agak dingin


(beriklim sedang), berasiasi dengan tanaman khusus dan semak-semak.
Contohnya pohon cemara, oak, daan paling banyak tumbuh di hutan temperata
yang tumbuh pada kondisi dingin dan biasanya mengandung ektomikoriza, yang
terdiri dari komponen fungi Basidiomycetes, Ascomycetes, atau Zygomycetes.
Ektomikoriza tumbuh pada sekitar akar tanaman, terutama pada ujung akar,
selanjutnya terjadi penetrasi fungi ke bagian korteks, yang umumnya dijumpai
pada jenis kayu cemara atau tanaman berdaun jarum. Ektomikoriza, jamurnya
menyelubungi masing-masing cabang akar dalam selubung atau mantel hifa. Hifa
hifa tersebut menembus antar sel korteks akar (interseluler).16

b. Endomikoriza

Endomikoriza tidak membentuk suatu selubung luar tetapi dalam sel-sel


akar (intraseluler) dan membentuk hubungan langsung dengan tanah dan
sekitarnya. Hifa jamur memasuki sel tanaman inang karena menerobos jaringan
inang. Inang terlibat asosiasi endotrofik mungkin termasuk Pycomycetes
(memiliki hifa tidak bersekat). Contohnya anggrek, anggrek memiiki
endomikoriza.

2.2. Peranan Mikoriza untuk Pertumbuhan Tanaman

Cendawan mikoriza aruskula bersimbiosis dengan akar dan mempunyai


peranan yang penting dalam pertumbuhan tanaman, baik secara ekologis maupun
agronomis. Peran tersebut diantaranya adalah meningkatkan serapan fospor (P)
dan unsur hara lainnya, seperti N, K, Zn, Co, S dan Mo dari dalam tanah,
meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, memperbaiki agregasi tanah,
meningkatkan pertumbuhan mikroba tanah yang bermanfaat bagi pertumbuhan
tumbuhan inang serta sebagai pelindung tanaman dari infeksi pathogen akar
(Suherman, 2008).

Selain itu simbiosis ini meningkatkan serapan hara, meningkatkan


ketahanan terhadap kekeringan, tahan terhadap serangan patogen akar dan mampu
menghasilkan zat pengatur tumbuh. Tanaman yang dikolonisasi cendawan
mikoriza arbuskula (CMA) akan lebih baik pertumbuhannya dan produksinya
(Harumi, 2006). Kolonisasi sistem perakaran Mikoriza Arbuskula menghasilkan
manfaat langsung bagi tanaman inang yaitu meningkatkan serapan hara
khususnya fosfat, meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, tahan terhadap
serangan patogen akar dan mampu menghasilkan zat pengatur tumbuh misalnya
auksin, sitokinin, dan giberelin. Zat pengatur tumbuh ini sangat diperlukan untuk
proses pembelahan sel, memacu pertumbuhan serta mencegah atau memperlambat
proses penuaan sehingga memperlama fungsi akar sebagai penyerap unsur hara
dan air (Harumi, 2006).

Cendawan Mikoriza Arbuskula mempunyai kemampuan spesifik dalam


meningkatkan penyerapan P dari bentuk P yang sukar larut, baik P yang terdapat
secara alami maupun yang berasal dari pupuk, pada tanah marginal yang
ketersediaan P nya rendah (Mosse, 1981). Selanjutnya Mosse (1981) menyatakan
bahwa pada tanaman yang diinokulasi dengan CMA, kandungan unsur hara lebih
tinggi dibandingkan dengan pada tanaman yang tidak diinokulasi CMA. Unsur
hara yang meningkat serapannya diantaranya adalah P dan K. Dengan adanya
perbaikan kandungan P, tanaman yang bermikoriza lebih tahan terhadap cekaman
air (Suherman, 2007).

Cendawan Mikoriza Arbuskula dapat digolongkan sebagai parasit


terhadap tanaman jika jumlah karbohidrat yang dikeluarkan tanaman lebih besar
nilainya dari pada nilai unsur hara yang diperoleh tanaman dari CMA, kondisi
tersebut dapat terjadi pada kandungan P tersedia tinggi sehingga penyarapan hara
langsung melalui rambut akar lebih besar dibanding penyerapan hara secara
langsung melalui rambut akar lebih besar dibanding penyerapan hara melalui
CMA. Kompleksitas asosiasi mikoriza memerlukan deskripsi tentang beberapa
parameter yang mempengaruhi fungsionalisasi mikoriza, seperti morfologi dan
fisiologi baik simbion maupun faktor biotik dan abiotik pada level rizosfir,
komunitas, dan ekosistem. Deskripsi tersebut penting untuk pengelolaan mikoriza
dalam system pertanian, kehutanan dan restorasi lahan (Susrama, 2014).

Cendawan Mikoriza Arbuskula juga diketahui mampu menyaring logam-


logam berat berkonsentrasi tinggi seperti alimunium, arsenik, boron, cadmium,
tembaga, besi, timbal, nikel, selenium dan seng menjadi konsentrasi toleran pada
pertumbuhan tanaman, sehingga tidak meracuni tanaman lain. Namun
pertumbuhan, infektifitas dan efektifitas CMA sangat dipengaruhi oleh jenis
tanaman inang, jenis CMA dan lingkungan (Setyaningsih, 2008). Peran Cendawan
Mikoriza Arbuskula dalam menurunkan efek negatif Pb atau meningkatkan
toleransi semai jabon dapat dikaitkan dengan menurunnya kadar Pb pada jaringan
semai (Setyaningsih 2012). Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskula menurunkan
kadar Pb jaringan sebesar 15% (dari 33,8 ppm) pada akar, 17% (dari 17,9 ppm)
pada batang dan 33% (dari 18,7 ppm) pada daun (Setyaningsih 2012). Selain itu
menurut Salsi (2008), tumbuhan yang bermikoriza menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan bahan aktif dalam pelepah lidah buaya (Hidayat, 2013)..
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Cendawan mikoriza arbuskula (CMA) adalah salah satu cendawan


yang hidup di dalam tanah. Cendawan ini selalu berasosiasi dengan tanaman
tingkat tinggi dan keduanya saling memberikan keuntungan (Nuhamara 1993).
CMA dapat bersimbiosis dengan sebagian besar (97%) famili tanaman, seperti
tanaman pangan, hortikultura, kehutanan, perkebunan, dan tanaman pakan. CMA
menghasilkan enzim fosfatase yang dapat melepaskan unsur P yang terikat unsur
Al dan Fe pada lahan masam dan Ca pada lahan berkapur sehingga P akan
tersedia bagi tanaman. CMA juga berperan dalam memperbaiki sifat fisik tanah,
yaitu membuat tanah menjadi gembur.

3.2. Saran

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam paper ii


untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan penyusunan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Eka Sukmawaty, Asriani. Keragaman Mikoriza Arbuskula Indonesia Dan


Perananannya Dalam Ekosistem. Jurusan Pendidikan Biologi.

Sri Muryati, Irdika Mansur, Dan Sri Wilarso Budi. 2016. Keanekaragaman Fungi
Mikoriza Arbuskula (Fma) Pada Rhizosfer Desmodium Spp. Asal Pt.
Cibaliung Sumberdaya, Banten. Jurnal Silvikultur Tropika Vol.07 No. 3

Mohammad Kafid Musafa, Luqman Qurata Aini, Budi Prasetya. 2015. Peran
Mikoriza Arbuskula Dan Bakteri P S E U D O M O N A S Fluorescens
Dalam Meningkatkan Serapan P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung Pada
Andisol. Jurnal Tanah dan Sumber daya Lahan Vol 2 No 2.

Anda mungkin juga menyukai