Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AINUR ROCHIMAH NURUL AZIZAH

NIM : 205040201111160
KELAS : N

LEMBAR KERJA MAHSISWA


DASAR ILMU TANAH “MIKORIZA”
1. Peran Mikoriza bagi tanah dan tanaman: (Kafid et al, 2015)
 Penurunan pH tanah dapat disebabkan oleh kemampuan mikoriza
dalam menghasilkan asam organik dan dapat meningkatkan
populasi mikroorganisme lain di dalam tanah
 Mikoriza menambahkan karbon organik dari tanaman inang dan
dari produksi glicoprotein atau glomalin yang relatif tahan terhadap
dekomposisi sehingga senyawa ini dapat berfungsi sebagai sumber
karbon dan pemantap agregat.
 Akar yang terinfeksi mikoriza mampu menigkatkan penyerapan
NH4+ dan NO3-, sedangkan MA (Mikoriza Arbuskula) dapat
meningkatkan ketahanan tanaman pada kondisi kekurangan air
melalui peningkatan penyerapan hara, transpirasi daun dan
efisiensi penggunaan air. Keadaan itu menunjukkan bahwa
fotosintesis tanaman meningkat dan fotosintat lebih banyak
digunakan untuk pertumbuhan pupus. Kemampuan MA tersebut
dapat dijadikan alat biologis untuk mengefisienkan penggunaan
pupuk anorganik.
 Semakin tinggi derajat infeksi mikoriza dapat mengindikasi
semakin aktif mikoriza tersebut menginfeksi akar dan memperluas
daerah serapan akar terhadap air dan unsur hara.
2. Isolasi spora FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) menggunakan metode
kombinasi antara teknik tuang saring basah dan teknik sentrifugasi.
Prosedur kerja teknik penyaringan basah adalah mencampurkan tanah
sampel sebanyak 10 g dengan 100 ml air dan diaduk merata selama 8
menit dan didiamkan selama 4 menit agar partikel-partikel besar
mengendap. Selanjutnya dituang ke atas saringan teh yang dibawahnya
diletakkan satu set saringan dengan ukuran 250μm, 125μm dan 63μm
secara berurutan dari atas ke bawah. Dari saringan bagian atas disemprot
dengan air menggunakan labu semprot untuk memudahkan bahan saringan
lolos. Kemudian saringan paling atas dilepas dan saringan kedua kembali
disemprot dengan air. Tanah yang tersisa pada saringan 250 μm, 125 μm
dan 63 μm dipindahkan kedalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan
aquades sebanyak 25 ml dan disentrifugasi dengan kecepatan 3500 RPM
selama 4 menit. Supernatan yang terbentuk dituang pada kertas saring
yang ada didalam corong plastik dan dibawahnya diletakkan gelas plastik
untuk menanpung air sisa saringan, selanjutnya kertas saring tersebut
dipindahkan kedalam cawan petri kemudian mengamati spora mikoriza
yang terdapat pada kertas saring tersebut dengan menggunakan
mikroskop. (Samsi et al, 2017)
3. Sebaran mikoriza dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain kondisi fisik
dan kimia tanah.Tanah mempunyai populasi spora FMA (Fungi Mikoriza
Arbuskula) yang tinggi apabila kerapatan sporanya adalah 20 per g tanah
(200 per 10 g tanah). Tingginya jumlah spora pada sampel tanah yang
ditanami pohon aren dan berbagai jenis rumput liar disebabkan kondisi
lingkungan yang lebih sesuai, optimal, dan kompatibel dalam mendukung
pertumbuhan dan perkembangan spora seperti Kadar air tanah dan
kandungan P total dalam tanah untuk perkembangan FMA. pH tanah dapat
berpengaruh langsung terhadap aktivitas enzim yang berperan dalam
perkecambahan, perkembangan dan peran mikoriza terhadap pertumbuhan
tanaman. Faktor lingkungan selanjutnya yang berpengaruh terhadap
jumlah spora adalah C-organik. C-organik merupakan kandungan bahan
organik dalam tanah, berperan dalam proses mineralisasi (Samsi et al,
2017).
Selain itu, konservasi hutan untuk pertanian akan mengurangi
keragaman jenis dan jumlah CMA karena jenis tanaman, unsur hara yang
tersedia, dan kandungan bahan organik tanah telah berubah. Praktek
pertanian seperti pengolahan tanah, ameliorasi bahan organik, pemupukan,
dan penggunaan pestisida sangat berpengaruh terhadap keberadaan CMA.
Pengolahan tanah yang intensif akan merusak jaringan hifa eksternal,
sebaliknya pengolahan tanah minimal akan meningkatkan populasi CMA.
Sistem tumpang sari atau pergiliran tanaman juga dapat meningkatkan
populasi CMA. (Musfal, 2010)
1. Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan CMA
(Cendawan Mikoriza Arbuskula). Lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman biasanya juga cocok untuk perkembangan spora
CMA. Cendawan ini dapat hidup dalam tanah yang berdrainase baik
hingga yang tergenang seperti lahan sawah. CMA banyak dijumpai pada
tanah dengan kadar mineral tinggi, baik pada hutan primer, hutan
sekunder, kebun, padang alang-alang, pantai dengan salinitas tinggi, dan
lahan gambut. Karena lingkungan hidup CMA yang sangat luas, CMA
sering dijadikan dasar dalam upaya bioremediasi lahan kritis. (Musfal,
2010)
2. Ekosistem alami CMA di daerah tropis dicirikan oleh keanekaragaman
spesies yang sangat tinggi, khususnya dari jenis ektomikoriza. CMA yang
banyak ditemukan berasal dari genus Acaulospora dan Glomus. Hutan
alami dengan beragam umur tanaman dan jenisnya sangat mendukung
pertumbuhan CMA (Musfal, 2010). Jadi tanaman yang dapat digunakan
untuk perbanyakan isolat mikoriza adalah tanaman jagung dan bawang.
DAFTAR PUSTAKA
Kafid, Mohammad et al. 2015. Peran Mikoriza Arbuskula dan Bakteri
Pseudomonas fluorescens dalam Meningkatkan Serapan P dan
Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Andisol. Malang: Universitas
Brawijaya. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 2 No 2.
Samsi, Nur et al. 2017. Isolasi dan Identifikasi Morfologi Spora Fungi Mikoriza
Arbuskula pada Daerah Perakaran Beberapa Tanaman Hortikultura di
Lahan Pertanian Desa Sidera. Palu: Fakultas Pertanian Universitas
Tadulako. e-J Agrotekbis 5 (2): 204-211.
Musfal. 2010. Potensi Cendawan Mikoriza Arbuskula untuk Meningkatkan Hasil
Tanaman Jagung. Medan: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera
Utara. Jurnal Litbang Pertanian 29 (4).

Anda mungkin juga menyukai