Anda di halaman 1dari 7

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Floratek

Nurhayati (2012) J. Floratek 7: 25 - 31

INFEKTIVITAS MIKORIZA PADA BERBAGAI JENIS TANAMAN INANG


DAN BEBERAPA JENIS SUMBER INOKULUM

Mycorrizhal Infectiveness In Types of Host Plants and Source of Inoculum

Nurhayati

Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian


Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh

ABSTRACT

This research was aimed to study types of host plants and sources of inoculum
on mycorrhizal infectiveness. The study was conducted at Screenhouse and Soil
Chemistry Laboratory of Agriculture Faculty, Unsyiah, and Soil Biology Laboratory
of Agriculture Faculty, USU from July 2011 to November 2011. This research used a
randomized complete block design (RCBD) factorial of two factors with three
replications. Factors studied were several types of host plants and some types of
sources of inoculum. Host factors consisted of A1 = kudzu, A2 = soybean, A3 = corn
and factors source of inoculum consisted of B1 = spore from rhizosfer kudju, B2 = r
spores from soybean, B3 = spores from corn. Variables observed were degree of
mycorrhizal infection. Results showed that there was an interaction between host
plant species and inoculums sources of mycorrhizal infectivity. The best infectivity
was a combination of host plant kudzu and source of spore from kudzu.

Keywords: mycorrhizae, kudzu, soybean, corn, infectiveness

PENDAHULUAN hidup pada lahan-lahan yang kurang


subur. Namun, untuk mempercepat
Untuk meningkatkan kesubur- proses terjadinya asosiasi ini, perlu
an tanah marginal ada dua alternatif melakukan inokulasi pupuk hayati
pengayaan hara yang dapat dilakukan mikoriza pada tanaman sewaktu masih
agar tanaman dapat menyerap unsur berada di persemaian (Sutanto, R.
hara secara maksimal yakni (1) dengan 2002). Jamur mikoriza adalah
pemberian pupuk buatan atau alam, sekelompok jamur tanah yang
dan (2) inokulasi mikoriza yang diketahui dapat berfungsi sebagai
memiliki infektivitas dan efektivitas pupuk hayati. Sekalipun keberadaan
yang tinggi. Alternatif pertama selain jamur mikoriza sudah diketahui lebih
memerlukan biaya yang sangat banyak dari 100 tahun yang lalu, namun
jumlahnya, juga ada dampak sebagai pupuk hayati mungkin baru
pemberian pupuk itu sendiri terhadap sejak Mosse 1957 mengetahui peran
lingkungan di sekitarnya. Alternatif jamur mikoriza dalam penyerapan
kedua mengikuti cara yang sudah fosfor oleh tanaman (Mosse, 1981).
dilakukan oleh tumbuhan agar dapat

25
Nurhayati (2012) J. Floratek 7: 25 - 31

Secara umum tanaman yang untuk daerah yang bermasalah, tanah-


bermikoriza mempunyai pertumbuhan tanah marginal (Killham, 1994).
yang lebih baik. Hubungan timbal Pertumbuhan tanaman pada
balik antara cendawan mikoriza tanah yang pH nya rendah, kandungan
dengan tanaman inangnya mendatang- Al, Fe tinggi, dapat ditingkatkan
kan manfaat positif bagi keduanya. toleransinya jika dikolonisasi dengan
Karenanya inokulasi cendawan pupuk hayati mikoriza.. Mikoriza
mikoriza dapat dikatakan sebagai mampu meningkatkan ketahanan
'biofertilization", baik untuk tanaman terhadap serangan patogen akar,
pangan, perkebunan, kehutanan misalnya dengan menghasilkan
maupun tanaman penghijauan selubung akar atau antibiotik. Mikoriza
(Widada, 1994). juga dapat meningkatkan resistensi
Mikoriza adalah salah satu terhadap kekeringan, terutama pada
jenis pupuk hayati yang berperanan daerah yang kurang hujan.
terhadap peningkatan kesehatan tanah, Pertumbuhan tanaman pada tanah yang
ramah lingkungan dan mampu tercemar logam berat, dapat
meningkatkan status hara tanah serta ditingkatkan ketahanannya jika
hasil pertanian. Bagi tanaman inang, dikolonisasi oleh mikoriza, misalnya
adanya asosiasi ini dapat memberikan pada daerah pertambangan. Mikoriza
manfaat yang sangat besar bagi juga mampu menyesuaikan diri pada
pertumbuhannya, baik secara langsung lingkungan yang ekstrem, terutama
maupun tidak langsung. Secara tidak pada tanah marginal seperti daerah
langsung, mikoriza berperan dalam kering, pH rendah, tanah masam, dan
perbaikan struktur tanah, meningkat- lain-lain (Killham, 1994).
kan kelarutan hara dan proses Berdasarkan uraian di atas terlihat
pelapukan bahan induk (biogeo- bahwa betapa besar sumbangan yang
khemis). Sedangkan secara langsung, diperoleh dengan pemanfaatan pupuk
mikoriza dapat meningkatkan serapan hayati mikoriza baik terhadap
air, hara dan melindungi tanaman dari lingkungan edafik maupun terhadap
patogen akar dan unsur toksik, tanaman. Oleh karena itu perlu
meningkatkan ketahanan tanaman dilakukan penelitian tentang
terhadap kekeringan dan kelembaban infektivitas mikoriza pada beberapa
yang ekstrem, meningkatkan produksi jenis tanaman inang dan sumber
hormon pertumbuhan dan zat pengatur inokulum.
tumbuh lainnya seperti auksin,
cytokinin, giberelin dan vitamin BAHAN DAN METODE
terhadap tanaman inangnya
(Nuhamara, 1994) Penelitian ini dilaksanakan di
Pupuk hayati mikoriza mampu Rumah Kasa Fakultas Pertanian
meningkatkan penyerapan unsur hara Unsyiah, dan Laboratorium Biologi
terutama fosfat dan beberapa unsur Tanah Fakultas Pertanian USU,
hara makro dan mikro . seperti Cu dan Laboratorium Kimia Tanah Fakultas
Zn. Dengan demikian mikoriza mampu Pertanian Unsyiah dari bulan Juni
meningkatkan pertumbuhan tanaman 2011 sampai November 2011.
karena status nutrisi tanaman dapat Bahan yang digunakan dalam
ditingkatkan dan diperbaiki, terutama penelitian ini adalah benih kudzu,

26
Nurhayati (2012) J. Floratek 7: 25 - 31

kedelai dan jagung, spora mikoriza dilakukan untuk memisahkan spora


asal rhizosfer kudzu, kedelai dan mikoriza dari tanah rizhosfer kudzu,
jagung, pupuk hyponex merah, kedelai, dan jagung. Teknik yang
aguades dan bahan-bahan kimia yang digunakan dalam mengekstraksi spora
digunakan untuk analisis derajat mikoriza adalah teknik tuang saring
infeksi mikoriza. basah dan dilanjutkan dengan teknik
Alat yang digunakan dalam sentrifugasi dari Brundrett et al.
penelitian ini adalah aqua cup warna- (1996).
warni, gunting, pinset spora, dan alat-
alat yang digunakan untuk analisis Penangkaran (trapping)
derajat infeksi mikoriza. Tahap berikutnya adalah
Penelitian ini menggunakan perbanyakan inokulum mikoriza asal
rancangan acak kelompok (RAK) spora rhizosfer kudzu, kedelai, dan
faktorial dengan 2 faktor dan 3 jagung, dengan teknik kultur pot
ulangan. Faktor yang diteliti adalah menggunakan tanaman inang kudzu,
beberapa jenis tanaman inang dan kedelai dan jagung. Spora yang
beberapa jenis sumber inokulum. diperoleh dari rhizosfer kudzu, kedelai,
Faktor jenis tanaman inang terdiri dari dan jagung diinokulasikan pada
A1 = kudzu (Pueraria javanica) tanaman-tanaman inang. Sebagai
A2 = kedelai (Glycine max( L.) media tumbuh digunakan campuran
merrill) pasir steril dan tanah rhizosfer yang
A3 = jagung (Zea mays L.) steril untuk tiap pot (1:1). Teknik
Faktor sumber inokulum terdiri dari pengisian media adalah pot diisi pasir
B1 = spora asal rhizosfer kudzu steril 1/3 bagian, kemudian 1/3 bagian
B2 = spora asal rhizosfer kedelai diisi tanah rhizosfer steril dan 1/3
B3 = spora asal rhizosfer jagung bagian terakhir ditutup dengan pasir
Dengan demikian terdapat 27 satuan steril, sehingga media tanam tersusun
percobaan. atas pasir steril-tanah rhizosfer steril-
Data yang diperoleh secara pasir steril. Aqua cup yang digunakan
statistik diuji dengan sidik ragam (uji sebagai pot terlebih dahulu disterilkan
F) untuk mengetahui pengaruh dengan larutan klorax. Benih tanaman
perlakuan dan untuk membandingkan inang dibibitkan pada media pasir
perlakuan terpilih digunakan uji lanjut steril dalam baki pembibitan, yang
Duncan pada taraf 5 %. sebelumnya direndam dahulu dengan
air hangat untuk memecahkan
Pelaksanaan Penelitian dormansi yang mungkin terjadi.
Isolasi spora mikoriza asal Setelah bibit tanaman inang berumur 1
rhizosfer kudzu, kedelai, dan minggu, tanaman dipindahkan ke pot-
jagung pot tanaman yang telah disediakan.,
Isolasi spora VAM (Vesikula kemudian dimasukkan suspensi spora
Arbuskula Mikoriza) dari sampel di sekitar perakaran tanaman inang (
rhizosfer kudzu, kedelai, dan jagung kudzu kedelai, dan jagung). Selama
menggunakan metode sentrifugasi pertumbuhan tanaman diberi pupuk
sukrosa (Daniel dan Skipper 1982) hyponex dengan dosis 50 mg/l untuk
dilakukan di laboratorium biologi 50 pot tanaman. Pemeliharaan tanaman
tanah. Ekstraksi spora mikoriza meliputi kegiatan penyiraman tanaman

27
Nurhayati (2012) J. Floratek 7: 25 - 31

2 kali sehari pagi dan sore, pemberian dan tunas tanaman rumput gajah
hara dengan pupuk hyponex dengan (Setaria). Pada masing-masing lubang
interval pemberian 3 kali seminggu tanam ditambahkan 10 g propagul
pada saat umur tanaman 1 bulan, mikoriza dan selanjutnya pemeliharaan
setelah tanaman berumur 2 bulan tanaman dilakukan penyiraman dan
dipupuk 2 kali seminggu dan setelah penyiangan. Pada saat tanaman jagung
berumur 3 bulan pemupukan sekali dan rumput gajah berbunga atau pada
dalam seminggu. Untuk melihat akhir fase vegetatif dan pada awal fase
derajat infeksi jamur pada akar generatif pemeliharaan dihentikan dan
digunakan metode pewarna akar tanah pada kedalaman 0-20 cm atau
menurut Giovanmetri dan Mosse zona rhizosfer digunakan sebagai
(1981). Setelah tanaman berumur 3 sumber inokulum pupuk hayati
bulan sampel akar dipotong dicek mikoriza.
kolonisasinya dan bila infeksi jamur
pada akar melebihi 80 %, maka Peubah Yang Diamati
tanaman inang sudah dapat dipotong Persentase infeksi akar diukur
atau dipanen dan tanah dibiarkan dengan melihat akar yang terinfeksi
mengering dan rajangan akar dicampur oleh mikoriza. Untuk menghitung
dengan tanah dan disimpan dalam persentase akar yang terinfeksi oleh
kantong plastik sebagai sumber mikoriza terlebih dahulu dilakukan
inokulum mikoriza. Bila belum teknik pewarnaan akar yang
mencapai 80 % tanaman inang dikembangkan oleh Phylip dan
dipelihara lagi. Hayman (1970).

Pembiakan dan perbanyakan HASIL DAN PEMBAHASAN


inokulum pupuk hayati mikoriza
Inokulum yang diperoleh Hasil analisis sidik ragam (uji
dibiakkan atau diperbanyak dengan F) menunjukkan bahwa beberapa jenis
menggunakan tanaman jagung (Zea tanaman inang, sumber inokulum
mays) dan rumput gajah (Setaria). berpengaruh nyata terhadap derajat
Propagul mikoriza yang terdiri dari infeksi mikoriza. Terdapat pengaruh
spora, hifa, miselium, tanah dan akar interaksi antara jenis tanaman inang
yang terinfeksi diperbanyak atau dan sumber inokulum terhadap derajat
dibiakkan pada tanaman jagung (Zea infeksi mikoriza. Hasil uji beda rataan
mays)dan rumput gajah (Setaria) pada pengaruh beberapa jenis tanaman
polibag ukuran 10 kg. Sampel tanah inang, sumber inokulum dan interaksi
steril sebanyak 10 kg dimasukkan ke terhadap derajat infeksi mikoriza
dalam polibag, kemudian pada setiap disajikan pada Tabel 1.
polibag ditanam dengan bibit jagung

28
Nurhayati (2012) J. Floratek 7: 25 - 31

Tabel 1. Pengaruh Beberapa Jenis Tanaman Inang, Sumber inokulum, dan Interaksi
Terhadap Derajat Infeksi Mikoriza
Perlakuan Derajat Infeksi (%)
Pengaruh Jenis Tanaman Inang
A1 91,50 a
A1 81,14 b
A3 67,50 c

Pengaruh Jenis Sumber Inokulum


B1 85,06 a
B2 83,42 b
B3 73,31 b

Pengaruh Interaksi
A1B1 96,27 a
A1B2 83, 18 d
A1B3 54,82 f
A2B1 85,13 c
A2B2 92,23 b
A2B3 73,11 e
A3B1 71,77 e
A3B2 74,86 e

A3B3 86,01 e
Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata menurut
Uji Beda Rataan Duncan pada P <.05

Tabel 1 menunjukkan bahwa al., 1989) yang ditunjukkan oleh


perlakuan jenis tanaman inang terbaik infektivitas infeksi yang lebih tinggi
adalah tanaman inang kudzu (A1) dan pada mikoriza asal rhizosfer tanaman
sumber inokulum yang terbaik adalah inang yang sama dengan tanaman
spora asal rhizosfer kudzu (B1). inangnya.
Kombinasi yang terbaik adalah Hasil penelitian ini
tanaman inang kudzu dengan sumber menunjukkan bahwa perlakuan sumber
inokulum spora asal rhizosfer kudzu spora yang berasal dari rizosfer
(A1B1) yang berbeda nyata dengan tanaman yang sama dengan jenis
perlakuan lainnya terhadap derajat tanaman inangnya cenderung lebih
infeksi mikoriza. baik dari perlakuan sumber spora yang
Dengan demikian dapat berasal tanaman inang yang berbeda
disimpulkan, kompatibilitas mikoriza dengan jenis tanaman inangnya
dengan tanaman inang sangat terhadap derajat infeksi.
bervariasi bergantung pada spesies Dengan demikian mikoriza
mikoriza, spesies tanaman inang dan asal rhizosfer tanaman inang yang
kondisi lingkungannya (Bianciotto et sama dengan jenis tanaman inangnya

29
Nurhayati (2012) J. Floratek 7: 25 - 31

lebih kompatibel daripada mikoriza Faktor lingkungan tanah yang


asal rhizosfer tanaman inang yang mempengaruhi MVA terutama sekali
berbeda dengan jenis tanaman bahan organik dan residu akar, unsur
inangnya. hara, pH, suhu, serta kadar air tanah
Infektivitas diartikan sebagai (Gianinazzi-Pearson 1982).
daya jamur untuk menginfeksi dan
mengkoloni akar tanaman. Infektifitas
dalam hal ini dinyatakan sebagai SIMPULAN DAN SARAN
proporsi akar tanaman yang terinfeksi
(Nuhamara, 1994). Simpulan
Dari hasil penelitian ini dapat
Infektivitas mikoriza dipengaruhi diketahui bahwa, perlakuan berbagai
spesies cendawan, tanaman inang, jenis tanaman inang berpengaruh nyata
interaksi mikrobial, tipe perakaran terhadap derajat infeksi mikoriza
tanaman inang, dan kompetisi antara Perlakuan sumber inokulum
cendawan mikoriza yang disebut berpengaruh nyata terhadap derajat
sebagai faktor biotik, dan faktor infeksi mikoriza.
lingkungan tanah yang disebut sebagai Terdapat interaksi yang nyata
faktor abiotik (Solaiman dan Hirata dengan perlakuan jenis tanaman inang
1995). dan sumber inokulum terhadap derajat
Walau MVA tidak mempunyai infeksi mikoriza dan interaksi yang
spesifitas tertentu tanaman inang, paling baik yaitu perlakuan tanaman
namun kemampuan menginfeksi dan inang kudzu dan sumber spora asal
mengkoloni akar berbeda antar spesies rhizosfer kudzu.
yang satu dengan yang lainnya. Hal ini
diduga karena perbedaan dalam daya Saran
adaptasi terhadap kondisi tanah, Perlu dilakukan penelitian
keberlimpahan propagul dan sifat lanjutan dengan percobaan yang
fisiologi propagul serta perkembangan mengkaji kualitas mikoriza dengan
jamur di dalam akar setelah infeksi metode Most Portable Number (MPN)
(Mosse 1981). dan aplikasi pupuk hayati mikoriza
Jenis tanaman yang berbeda pada tanaman indikator.
akan menunjukkan reaksi yang
berlainan terhadap infeksi mikoriza DAFTAR PUSTAKA
dan secara tak langsung
mempengaruhi perkembangan infeksi Bianciotto V. Palazzo D, Bonfante-
dan kolonisasi jamur mikoriza. Fasolo P. 1989. Germination
Perbedaan reaksi tersebut sangat process and hyphal growth of
dipengaruhi oleh aras kepekaan vesicular-arbuscular mycorrhizal
tanaman terhadap infeksi dan sifat fungus.Alionia.
ketergantungan tanaman pada mikoriza Gianinazzi-Pearson, V and H. G.
dalam serapan hara terutama di tanah Diem. 1982. Endomycorrhizae in
yang kekurangan P. Kedua sifat The Tropical Soil. In Y. R.
tersebut ada kaitannya dengan tipe Dommergues and H. G. Diem
perakaran dan keadaan fisiologi atau (eds). Microbiollogy of Tropical
perkembangan tanaman (Sieverding Soil and Plant Productivity.
1991)

30
Nurhayati (2012) J. Floratek 7: 25 - 31

Martinus Nijholf/Dr . W. Junk Sieverding E. 1991. Vesicular


Pub. London. Arbuscular Mychorrhiza
Killham, K. and R. Foster. 1995. Soil Management in Tropical
Ecology. Cambridge University Agrosystem. Eschbom: Deutsche
Press. GHTZ Gmbh.
Mosse, B. 1981. Vesikular-Arbuskular Sutanto, R. 2002. Pertanian
Mycorrizha Research for Tropical Organik.Penerbit Kanisius.
Agriculture Tress. Bull. Hawai. Yokyakarta.
Inst. Trop. Agric. And Human Widada J. Kabirun S. 1997. Peranan
Resource. Mikoriza Vesikular – Arbuskular
Nuhamara, S.T., 1994. Peranan dalam Pengelolaan Tanah Mineral
mikoriza untuk reklamasi lahan Masam Tropica. Dalam:Pros.
kritis. Program Pelatihan Biologi
dan Bioteknologi Mikoriza.

31

Anda mungkin juga menyukai