Anda di halaman 1dari 3

Nama = Kayla Sheila Syakira

NPM = 150510210250

TUGAS MANDIRI : Peran mikroba dalam bidang pertanian

Peran mikroba yang menguntungkan di bidang pertanian

1. Fungi Pelarut Fosfat (FPF) merupakan mikroba yang cukup populer digunakan sebagai
pupuk hayati. Pupuk dengan FPF ini biasanya digunakan untuk meningkatkan
pertumbuhan tanaman kentang dan penyerapan unsur hara fosfat (Nusantara et al.,
2019).
2. Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) juga biasa digunakan sebagai pupuk hayati. Adapun
manfaat pupuk hayati yang terdiri dari fungi mikoriza arbuskula selain dapat
meningkatkan unsur hara P pada tanaman yaitu mampu berinteraksi positif dengan
lahan-lahan bermasalah yang mengalami cekaman kekeringan, dan juga pada bahan
organik yang ada di dalam tanah. Berbeda dengan FPF, FMA memiliki banyak
keunggulan yang tidak dimiliki oleh FPF yaitu mampu memperbaiki struktur tanah,
meningkatkan daya serap air dan kebugaran tanaman, serta dekomposisi bahan organik
dan sebagainya (Nusantara et al., 2019).
3. Rhizobakteri memiliki aktivitas (PGPR) Plant Growth-Promoting Rhizobacteria yaitu
bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman dan dapat meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman dengan menyediakan nutrisi penting seperti nitrogen,
fosfor, dan kalium. Selain itu, rhizobakteri juga menghasilkan auksin yang dapat
memodulasi pertumbuhan dan arsitektur akar dan terdapat eksopolisakarida yang dapat
melarutkan fosfat dan mempertahankan lapisan air yang diperlukan untuk aktivitas
fotosintesis dan pertumbuhan tanaman (Raklami, A., et al., 2019).
4. Jamur mikoriza berperan dalam meningkatkan jumlah nutrisi mineral, hal ini terkait
dengan kemampuan hifa mikoriza untuk menjelajahi lebih banyak daerah yang tidak
dieksplorasi oleh akar tanaman (Raklami, A., et al., 2019).
5. MOL (Mikroorganisme Lokal) ialah kumpulan mikroorganisme yang biasa
dibudidayakan untuk pembuatan pupuk organik. Di dalam MOL terdapat ragi,
Azotobacter sp., Lactobacillus sp., bakteri fotosintetik dan jamur pengurai selulosa
yang berfungsi dalam penguraian senyawa organik. Dalam pembuatan MOL terdiri dari
3 jenis komponen, yaitu karbohidrat contohnya dari nasi bekas, kemudian glukosa bisa
dari air gula, dan sumber bakteri bisa dari buah-buahan yang sudah membusuk. Campur
semua komponen tadi, tunggu 4-5 hari, lalu kompos sudah bisa dipakai. Jadi dapat
disimpulkan bahwa MOL itu seperti bakteri buatan sendiri yang bertujuan untuk
menguraikan sampah organik menjadi pupuk yang berguna seperti nutrisi untuk tanah
agar tetap subur (Hadi R. A., 2019). Selain itu, MOL juga berperan dalam mengatasi
limbah rumah tangga dan limbah pertanian serta menjadi pupuk yang aman dan ramah
lingkungan (Lubis, Z., 2020).

Peran mikroba yang merugikan di bidang pertanian

1. Tobacco mosaic virus (TMV) atau disebut juga virus mosaik tembakau. Virus ini dapat
menjangkiti tanaman melon, baik yang ditanam di rumah kaca maupun di tanah
terbuka. Virus ini dapat menyebabkan kerusakan besar pada tanaman kubis, mentimun,
tomat, dan lain-lain. Ciri-ciri tanaman yang terkena TMV yaitu warna daun dan batang
berubah serta tanaman layu dengan cepat (Toshpulatov et al., 2020).
2. Jamur Rhizoctonia solani ini menyerang bagian pangkal batang dari bibit tanaman kopi.
Gejalanya terjadi pembusukan pangkal batang yang membuat rebah sehingga disebut
sebagai penyakit rebah batang. Akibat dari penyakit ini yaitu bibit tanaman akan
mengalami kematian. Gejala awal penyakit ini yaitu batang membusuk lalu mengering
kemudian tanaman mati. Jamur Rhizoctonia solani termasuk soil borne, ialah jamur
yang penularannya di tanah. Tanah bekas pertanaman yang terdapat jamur Rhizoctonia
solani dapat menjadi sumber penularan penyakit rebah batang. Selain menyerang
tanaman kopi, penyakit ini juga menyerang tanaman kentang dan tomat. Penyakit ini
dapat disebarkan lewat air dan perkembangan penyakit ini dipengaruhi oleh
kelembaban dan curah hujan (Husein, H., 2021).
3. Jamur Upas (Upasia salmonicolor) adalah penyakit yang menginfeksi dan
menyebabkan kematian pada ranting pohon, misalnya pada ranting tanaman kopi.
Penyakit jamur upas muncul pada ranting yang kulitnya telah berwarna coklat, tetapi
belum terdapat lapisan gabus yang tebal. Ada V stadium gejala penyakit jamur upas.
Stadium I, II, III tersusun dalam daur seksual yang terjadi pada sisi cabang terlindungi
dan stadium IV dan V dari daur aseksual terjadi pada sisi cabang yang tidak terlindungi,
berada di sisi atas cabang (Husein, H., 2021). Jamur ini bersifat polifag artinya hama
atau penyakit yang mempunyai banyak jenis tanaman inang, baik dari tanaman
perkebunan, pangan, hortikultura, maupun gulma (Nurmala et al., 2018). Penyakit ini
dapat dipengaruhi oleh kelembaban yang tinggi. Cara pengendaliannya yaitu dengan
memangkas ranting yang terserang dan menjaga kelembaban tanaman agar tetap
normal (Husein, H., 2021).
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, R. A. (2019). Pemanfaatan MOL (mikroorganisme lokal) dari Materi yang Tersedia di
Sekitar Lingkungan. Agroscience, 9(1), 93-104.

Husein, H. (2021). Teknis Budidaya Tanaman Kopi (Coffea sp) di Dusun Krinjing, Kec.
Kajoran, Kab. Magelang, Provinsi Jawa Tengah (Doctoral dissertation,
POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA).

Lubis, Z. (2020, Oktober). Pemanfaatan Mikroorganisme Lokal (MOL) dalam Pembuatan


Kompos. In Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian (Vol. 3, No. 1, pp. 361-
374).

Nurmala, A., Widiyanti, N. L. P. M., & Sanusi Mulyadiharja, M. P. (2018). Variasi Pemberian
Konsentrasi Ekstrak Kasar Bunga Tahi Kotok (Tagetes erecta Linn.) Terhadap
Mortalitas Kutu Putih Betina (Paracoccus marginatus). Jurnal Pendidikan Biologi
undiksha, 4(2).

Nusantara, A. D., Bertham, Y. H., Junedi, A., Pujiwati, H., & Hartal. (2019). Pemanfaatan
Mikroba untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Kedelai di Tanah Pesisir.
Jurnal Ilmu - Ilmu Pertanian Indonesia, 21(1), 37-43.

Raklami, A., Bechtaoui, N., Tahiri, A. I., Anli, M., Meddich, A., & Oufdou, K. (2019). Use of
rhizobacteria and mycorrhizae consortium in the open field as a strategy for improving
crop nutrition, productivity and soil fertility. Frontiers in Microbiology, 10, 1106.

Toshpulatov, N., Tursunov, O., Kodirov, D., & Kholmuratova, G. (2020, December).
Environmentally friendly technology for the destruction of tobacco mosaic viruses
(TMV) from selected species of plants. In IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science (Vol. 614, No. 1, p. 012133). IOP Publishing.

Anda mungkin juga menyukai