Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) JENIS BOKASHI

TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KACANG PANJANG ( Vigna


sinensis. L ) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATA KULIAH FISIOLOGI
TUMBUHAN

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :
SYAIFUDDIN (1903402081001)
SITI MASLAHA (1903402081044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara indonesia merupakan wilayah yang memiliki kekayaan sumber
daya alam yang melimpah serta memiliki tanah yang subur dan musim yang
cocok bagi sektor pertanian. Indonesia juga di katakan negara agraris karena
sebagian besar mata pencarian penduduk berasal dari pertanian, dan pertanian
ini memiliki peran penting dalam perekonomian indonesia ( Laili & Diartho,
2018 ).
Jember merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Jawa Timur
yang letaknya cukup luas, dilihat dari topografi Kabupaten Jember berada
pada ketinggian 0-3.300 meter di atas permukaan laut ( dpl ), dengan
ketinggian daerah perkotaan Jember kurang lebih 87 meter di atas permukaan
laut (dpl ). Sebagian besar berada pada ketinggian antara 100 hingga 500
meter di atas permukaan laut yaitu 37,75%. Kondisi topografi yang
menunjukkan bahwa Jember berada pada wilayah yang datar dan berada pada
kemiringan 0-2% sehingga daerah ini baik untuk kawasan permukiman
perkotaan dan kegiatan pertanian semusim seperti, padi, kedelai, kacang tanah
dan jagung. Jember juga berpotensi dibidang pertanian karena tanah yang
terdapat di daerah Jember utamanya di jember bagian selatan termasuk tanah
yang relatif subur untuk pengembangan tanaman seperti padi, kacang tanah,
kacang panjang dan jagung ( Topogra, 2013 ).
Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) biasanya masih merupakan
tanaman sela atau pelengkap, yaitu ditanam dalam skala kecil di lahan
pekarangan, tegalan dan pematang sawah tanpa perawatan intensif dan bukan
merupakan komoditi utama. Hasil rata-rata kacang panjang masih relatif
rendah yaitu sekitar 2.21 ton/ha. Padahal potensi hasil yang dicapai oleh
varietas unggul dapat mencapai 20 ton polong per hektar (Rukmana, 1995).
Tanaman kacang panjang termasuk tanaman yang tumbuh membelit dan
setengah membelit. Selain menghasilkan buah yang berguna sebagai sayuran,
juga dapat menyuburkan tanah karena dalam bintil akarnya hidup bakteri
Rhizobium yang dapat mengikat N bebas dari udara sehingga dapat
meningkatkan kesuburan tanah.
Teknik usaha tani yang dilakukan saat ini banyak bergantung pada
penggunaan bahan anorganik seperti pupuk sintetik dan pestisida kimia.
Keadaan ini, dalam jangka waktu lama akan berdampak negatif terhadap
kelestarian lingkungan, seperti produktivitas lahan sulit ditingkatkan dan
bahkan cenderung menurun (Sugito dkk., 1995).
Upaya mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh pengaruh negatif di
atas, sudah ada teknologi tepat guna yang aman bagi kelangsungan tanah di
kemudian hari yaitu dengan menggunakan pupuk Bokashi. Bokashi
merupakan pupuk organik yang siap pakai dan dalam waktu singkat dapat
digunakan untuk menyuburkan tanah serta meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman. Bokashi berasal dari hasil fermentasi atau perombakan
bahan-bahan organik seperti jerami, kotoran ternak, sampah rumah tangga
dan sebagainya.
Penambahan bahan organik (bokashi) ke dalam tanah dapat meningkatkan
kandungan bahan organik dan unsur hara tanah. Hal ini karena semakin
banyak dosis pupuk bokashi yang diberikan, maka N yang terkandung di
dalam pupuk bokashi juga semakin banyak yang diterima oleh tanah. Unsur
N merupakan unsur hara yang sangat penting karena merupakan unsur yang
paling banyak dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Nitrogen berfungsi
sebagai penyusun asam-asam amino, protein komponen pigmen klorofil yang
penting dalam proses fotosistesis. Sebaliknya jika kekurangan N
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu dan hasil
menurun yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan klorofil yan g
sangat penting untuk proses fotosintesis (Sholeh dkk. 1997).
Dalam pupuk bokashi yang diberikan juga terkandung mikroorganisme
EM-4 yang memiliki peran yang sangat penting dalam penyuplaian unsur
hara. Kinjo (1990) melaporkan bahwa pemberikan EM-4 pada bahan organik
akan meningkatkan bakteri fotosintetik dan bakteri pengikat nitrogen di
dalam tanah sehingga akan berakibat pada meningkatkan produksi tanaman
secara nyata dan meningkatkan aktivitas fotosintetis.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun (2014), produksi kacang
panjang selama 5 tahun terakhir, diketahui cenderung menurun pada setiap
tahunnya. Produksi kacang panjang secara berturut dari tahun 2009 hingga
2013 yaitu 483,793 ton/tahun, 489,449 ton/tahun, 458,307 ton/tahun, 455,615
ton/tahun, dan 450,859 ton/tahun. Rendahnya produksi kacang panjang ini di
duga disebabkan oleh penggunaan benih kultivar/varietas lokal hasil
perbanyakan sendiri.
Salah satu kendala dalam budidaya kacang panjang adalah kurang
intensifnya cara budidaya oleh petani. Banyak faktor yang berperan pada
intensifikasi tanaman kacang panjang, antara lain penanaman varietas unggul
dan benih bermutu, perbaikan cara budidaya, cara pengendalian hama –
penyakit, dan penanganan pasca panen yang baik. Selain itu, faktor
penggunaan mulsa juga berperan dalam peningkatan produksinya. (Effendi,
2010).
Sumber belajar adalah segala apa (daya,lingkungan dan pengalaman) yang
dapat digunakan dan dapat mendukung proses pengajaran secara lebih efektif
dan efisien serta dapat memudahkan pencapaian terjadi pengajaran atau
belajar, tersedia langsung atau tidak langsung baik kongkret atau abstrak
(Fatah Syukur NC, 2005)6 guru dalam proses pembelajarannya memerlukan
strategi dan media pengajaran yang sesuai dengan usia peserta didik. Fahyuni
(2016) menyatakan bahwa anak usia remaja membutuhkan pola pengajaran
yang memberikan keleluasaan untuk siswa menyelidiki, menganalisis, dan
membuktikan sendiri kebenarannya karena pada masa ini anak menyukai
dunia tantangan.
Leaflet merupakan bahan cetak tertulis tertulis yang berupa lembaran yang
dilipat rapi akan tetapi tidak dijahit (Susana, 2017). Leaflet biasanya di desain
dengan gambar-gambar yang menarik dan dilengkapi dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami. Penggunaan sumber belajar dengan leaflet
ini dapat dimanfaatkan dalam mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.
Fisiologi tumbuhan merupakan mata kuliah yang wajib di tempuh oleh
setiap mahasiswa program studi pendidikan biologi Universitas Islam Jember.
Mata kuliah fisiologi tumbuhan ini mempelajari tentang fungsi bagian –
bagian tumbuhan mulai dari organel hingga jaringan yang berkaitan dengan
proses pertumbuhan, perkembangan dan respon terhadap perubahan
lingkungan. Sedangkan yang di maksud dengan proses adalah urutan kejadian
alamiah yang terjadi pada tumbuhan secara kontinu. Contoh proses yang
terjadi pada tumbuhan hidup adalah fotosintesis, respirasi, absorbsi ion,
translokasi, pembungaan dan pembuahan dan lain – lain ( Bejo Suroso,2017)..
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka penulis
merasa perlu adanya penelitian tentang “Pengaruh Pupuk Organik Cair
Jenis Bokashi Terhadap Produktivitas Tanaman Kacang Panjang (
Vigna sinensis. L ) Sebagai Sumber Belajar Mata Kuliah Fisiologi
Tumbuhan” dan diharapkan dapat sebagai tambahan pengetahuan bagi
petani, masyarakat dan juga bagi mahasiswa yang akan mengadakan
penelitian selanjutnya
1.2 Penegasan Judul
1. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) biasanya masih merupakan
tanaman sela atau pelengkap, yaitu ditanam dalam skala kecil di lahan
pekarangan, tegalan dan pematang sawah tanpa perawatan intensif dan
bukan merupakan komoditi utama. Hasil rata-rata kacang panjang masih
relatif rendah yaitu sekitar 2.21 ton/ha. Padahal potensi hasil yang dicapai
oleh varietas unggul dapat mencapai 20 ton polong per hektar (Rukmana,
1995).
2. Bokashi berasal dari hasil fermentasi atau perombakan bahan-bahan
organik seperti jerami, kotoran ternak, sampah rumah tangga dan
sebagainya. Penambahan bahan organik (bokashi) ke dalam tanah dapat
meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara tanah. Dalam
pupuk bokashi yang diberikan juga terkandung mikroorganisme EM-4
yang memiliki peran yang sangat penting dalam penyuplaian unsur hara.
Kinjo (1990)
3. Salah satu kendala dalam budidaya kacang panjang adalah kurang
intensifnya cara budidaya oleh petani. Banyak faktor yang berperan pada
intensifikasi tanaman kacang panjang, antara lain penanaman varietas
unggul dan benih bermutu, perbaikan cara budidaya, cara pengendalian
hama – penyakit, dan penanganan pasca panen yang baik. Selain itu,
faktor penggunaan mulsa juga berperan dalam peningkatan produksinya.
(Effendi, 2010).
4. Sumber belajar adalah segala apa (daya,lingkungan dan pengalaman)
yang dapat digunakan dan dapat mendukung proses pengajaran secara
lebih efektif dan efisien serta dapat memudahkan pencapaian terjadi
pengajaran atau belajar, tersedia langsung atau tidak langsung baik
kongkret atau abstrak (Fatah Syukur NC, 2005)
5. Fisiologi tumbuhan ini mempelajari tentang fungsi bagian – bagian
tumbuhan mulai dari organel hingga jaringan yang berkaitan dengan
proses pertumbuhan, perkembangan dan respon terhadap perubahan
lingkungan. Sedangkan yang di maksud dengan proses adalah urutan
kejadian alamiah yang terjadi pada tumbuhan secara kontinu. Contoh
proses yang terjadi pada tumbuhan hidup adalah fotosintesis, respirasi,
absorbsi ion, translokasi, pembungaan dan pembuahan dan lain – lain
( Bejo Suroso,2017).
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas, maka peneliti
membatasi masalah-masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Subyek dalam penelitian ini adalah varietas kacang panjang (Vigna
sinensis L.)
2. Pada penelitian ini menggunakan bokashi 50% yang terbuat dari jerami,
kotoran ternak, sampah rumah tangga dan sebagainya yang di fermentasi
dengan larutan EM-4 yang digunakan sebagai media tanam.
3. Indicator produktivitas tanaman kacang panjang yang diteliti adalah
jumlah daun, panjangnya kacang, dan bobot kacang panjang dalam 1 untai.
4. Sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian dalam mata
kuliah fisiologi tumbuhan dalam sub bab pertumbhan dan perkembangan
yang dimaksud adalah leaflet.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan bokashi berpengaruh terhadap produktivitas tanaman
kacang panjang (Vigna sinensis L.)?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pegaruh bokashi terhadap produktivitas tanaman
kacang panjang (Vigna sinensis L.).
1.6 Kegunaan Penelitian
1.6.1 Aspek Teoritis
Penulis mengharapkan dari penelitian tersebut dapat menjadi
tambahan ilmu bagi pembaca dan dapat sebagai tambahan pengembangan
ilmu bagi mahasiswa atau mahasiswi yang ingin melakukan penelitian
lebih lanjut, sebagai sumber belajar bagi mahasiswa yang menempuh mata
kuiah fisiologi tumbuhan dan di samping itu dapat menambah
pengetahuan dan wawasan keterampilan mental mahasiswa atau
mahasiswi sehingga di harapkan akan memberikan kontribusi baik secara
langsung maupun tidak langsung bagi perpustakaan Universitas Islam
Jember.
1.6.2 Aspek Praktis
Penulis mengharapkan dari penelitian tersebut dapat sebagai bahan
informasi kepada para petani dan pihak – pihak yang ada kaitannya dengan
peneitian ini dan juga di harapkan dapat memberikan solusi bagi
produktivitas kacang panjang yang ada di daerah jember khususnya dan
pada Indonesia umumnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kacang Panjang


2.1.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
Kacang panjang merupakan tanaman perdu semusim yang sudah
lama dikenal di Indonesia. Menurut Rukmana (2014), kacang panjang
termasuk ke dalam famili Papilionaceae kelompok Vigna yang memiliki
kurang lebih 375 genus. Kedudukan tanaman kacang panjang dalam
sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae / Leguminosae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna sinensis (L.)
2.1.2 Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
Menurut Rukmana (2014), kacang panjang termasuk tanaman yang
secara terinci memiliki morfologi yang terdiri atas :
1. Akar (Radix)
Akar tanaman menyebar ke semua arah pada lapisan tanah atas
(top soil) sedalam 30-50 cm. Akar tersebut mampu bekerja sama yang
saling menguntungkan (bersimbiosis) dengan bakteri Rhizobium sp.
yang dapat mengikat N bebas di udara, sehingga membentuk bintil-bintil
(nodul) akar. Nodul akar merupakan sumber unsur hara nitrogen yang
setiap hektar pertanaman kacang-kacangan dapat dihasilkan 198 kg
bintil akar, setara dengan 440 kg pupuk Urea.
2. Batang (Caulis)
Batang tumbuh memanjang dan bersifat membelit, berwarna hijau
tua dan kadang-kadang disertai dengan garis berwarna ungu kecoklatan,
terutama di sekitar buku–buku.
3. Daun (Folium)
Daun tumbuh rapat meninggi dan ramping, menyirip majemuk, dan
beranak daun tiga (trifoliolatu). Daun berbentuk oval, panjang antara 7-
12 cm, dan kadang-kadang pangkal daunnya berwarna ungu atau merah
lembayung, hijau muda sampai dengan hijau tua, serta tangkai daun
berwarna hijau muda.
4. Bunga (Flos)
Bunga bersifat sempurna atau hermaphrodite, yaitu alat kelamin
jantan dan betina berkedudukan pada bunga yang sama. Bunga tumbuh
menyebar sepanjang ibu tulang bunga, panjang bunga sekitar 2,0-2,5
cm, tumbuh pada setiap ketiak pangkal daun (inflorencia axilaris).
Bentuk bunga bilateral simetris atau bunga kupu-kupu yang bersifat
majemuk dan merupakan kumpulan bunga yang memiliki tandan
tersendiri (inflorescentia boryoides). Pertumbuhan bunga tidak serentak
(bertahap) dan tumbuh pada ketiak daun, dimulai dari bawah menuju ke
atas.
5. Buah (Fructus)
Buah kacang panjang disebut polong. Pembentukan polong terjadi
sejak fertilisasi yang berlangsung cepat, antara 10-14 hari setelah
pembuahan. Dari setiap tangkai bunga yang terbentuk menjadi buah 3-5
polong, tergantung jenis atau varietasnya. Polongnya kompak dan
menggelembung ( mengembang) setelah berumur tua. Polong muda
berwarna hijau keputih-putihan atau putih, bahkan ada yang berwarna
kemerah-merahan sampai merah, tetapi setelah tua menjadi hijau
kekuningan-kuningan atau putih kekuningan tergantung varietasnya.
6. Biji (Semen)
Biji bentuknya bulat agak memanjang dan pipih. Kadang-kadang
di bagian tengah biji terdapat bintik-bintik berwarna merah tua atau
hitam, cokelat, kuning sampai belang terhantung varietasnya. Ukuran
biji bervariasi, misalnya 1,5-2 mm x 5-6 mm, 4-6 mm x 7-8 mm, 5-6
mm x 8-9 mm, tergantung jenis atau varietasnya.
2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
Varietas unggul kacang panjang akan menunjukkan keunggulannya
apabila ditanam pada lingkungan tumbuh yang ideal dan diikuti dengan
penerapan teknik budidaya yang baik. Faktor utama lingkungan tumbuh
yang berpengaruh terhadap produksi kacang panjang adalah keadaan iklim
dan tanah. Secara terinci, syarat tumbuh tanaman kacang panjang sebagai
berikut :
1. Keadaan iklim
Persebaran areal penanaman kacang panjang di pulau Jawa
berdasarkan ketinggian tempat dapat ditanam dan tumbuh dengan baik
di dataran rendah sampai medium, antara 0 - < 700 m dpl. Namun
demikian, pertumbuhan dan produksi kacang panjang yang optimal
dihasilkan di daerah dataran rendah pada ketinggian 0 - < 200 m dpl.
Ditinjau dari tipe iklim, areal penanaman kacang panjang yang paling
luas terdapat pada daerah yang mempunyai tipe iklim C3 ( 5- 7 bulan
basah dan 4 – 6 bulan kering). Berdasarkan indikator persebaran
tanaman kacang panjang, kondisi iklim yang ideal untuk budidaya
tanaman tersebut adalah:
1) Daerah – daerah dataran rendah hingga ketinggian 200 m dpl.
2) Mempunyai temperatur atau suhu udara antara 25-35oC
3) Iklim kering dengan curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun.
4) Kelembaban udara (RH) antara 50-80%
5) Tempat terbuka atau mendapat sinar matahari penuh.
Di daerah yang mempunyai suhu di bawah 25oC, menyebabkan
bunga yang terbentuk terbatas dan pembuahan cenderung agak lama.
Di daerah yang mempunyai suhu di atas 35oC, menyebabkan banyak
bunga yang rusak. Demikian pula penanaman tanaman kacang
panjang di tempat yang ternaungi, menyebabkan pertumbuhan agak
lambat, kurus, dan buahnya sedikit (Rukmana, 2014).
2. Keadaan tanah
Sifat pertumbuhan kacang panjang yang tidak mengenal musim
dan umur yang pendek (dua bulan sudah panen) membuat komoditas
ini mudah dikembangkan di tanah sawah bekas padi, tegalan,
pematang sawah, dan pekarangan di dataran rendah. Tanaman kacang
panjang dapat beradaptasi luas pada semua jenis tanah pertanian. Di
Indonesia, daerah persebaran areal penanaman kacang panjang
berdasarkan jenis tanah adalah pada tanah latosol.
Tanah latosol ditandai dengan solum tanah dalam (1,5-10 m),
warna tanah merah sampai coklat hingga kuning, testur liat, struktur
remah, konsistensi gembur, reaksi tanah agak masam sampai netral
( pH 4,5 – 6,5), kandungan hara rendah hingga sedang, produktivitas
tanah sedang sampai tinggi. Tanaman kacang panjang tumbuh subur
dan berproduksi dengan baik pada kondisi tanah sebagai berikut :
1) Jenis tanah latosol yang subur dan gembur.
2) Banyak mengandung bahan organik (humus).
3) Tata udara tanah (aerasi) dan tata air tanah (drainase) yang baik..
4) Derajat keasaman tanah berkisar antara pH 5,5 – 6,5.
Pada tanah yang kondisi fisiknya jelek, menyebabkan tanaman
kacang panjang mudah diserang penyakit layu oleh cendawan
Fusarium phaseoli. Pengembangan kacang panjang di dataran rendah
akan lebih baik jika banyak menggunakan tanah tidur atau marginal
(Rukmana, 2014).
2.2 Bokashi
Bokashi merupakan sumber bahan organic yang terdekomposisi
oleh mikroorganisme menggunakan larutan EM4, dengan menggunakan
larutan EM4 maka waktu fermentasi lebih cepat yaitu 3 x 24 jam, dan
untuk hasil yang lebih maksimal maka lama dari fermentasi mencapai 14
hari. Pupuk kompos bokashi ini berfungsi sebagai penunjang fase awal
pertumbuhan tanaman dan juga sebagai pupuk organik yang dapat
memenuhi kekurangan unsur hara yang masih kurang tercukupi ( Yuliana
et al, 2013 )
Bokashi termasuk dalam pupuk organik dan fungsi dari pupuk
organik yaitu memperbaiki struktur tanah dan daya simpan air, mensuplai
nitrat, sulfat, dan asam organik untuk menghancurkan material, mensuplai
nutrisi, daya ikat hara, serta sebagai sumber karbon, mineral, dan energy
bagi tumbuhan ( Selatan, 2004 )
Peningkatan populasi ternak secara nasional dan regional akan
meningkatkan limbah yang dihasilkan. Apabila limbah tersebut tidak
dikelola sangat berpotensi mencemari lingkungan terutama dari limbah
kotoran yang dihasilkan setiap hari. Pembuangan kotoran ternak
sembarangan dapat menyebabkan pencemaran pada tanah, air dan udara
(bau), berdampak pada penurunan kualitas lingkungan, kualitas hidup
peternak dan ternaknya serta dapat memicu konflik sosial. Pengembangan
peternakan ramah lingkungan dan berbasis sumberdaya lokal merupakan
langkah strategis dalam mewujudkan peningkatan kualitas dan kuantitas
produk peternakan. Sistem pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk
organik pada tanaman pertanian semakin lama semakin berkembang.
Pengelolaan limbah yang dilakukan dengan baik selain dapat mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan juga memberikan nilai tambah terhadap
usaha ternak.
Menurut Sihombing (2006), limbah ternak atau peternakan adalah
semua yang berasal dari ternak atau petenakan baik bahan padat maupun
cair, yang belum dimanfaatkan dengan baik, yang termasuk dalam limbah
ternak adalah tinja atau feses dan air kencing atau urin. Kotoran ternak
merupakan limbah ternak yang terbanyak dihasilkan dalam pemeliharaan
ternak selain limbah yang berupa sisa pakan. Guna menghindari dan
mengurangi dampak pencemaran terhadap lingkungan yang diakibatkan
oleh kotoran ternak (feces) maka salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan mengolahnya menjadi pupuk bokashi. Pupuk bokashi
sangat menguntungkan karena dapat memperbaiki produktivitas dan
kesuburan tanah, selain itu juga akan memberikan keuntungan finansial
karena mempunyai daya jual. Tetapi feces tidak dapat langsung
dimanfaatkan sebagai pupuk bokashi, selain itu pula kondisi merobah
feces menjadi pupuk bokashi juga sangat menentukan, sehingga perlu
digunakan aktivator. Aktivator merupakan bahan yang terdiri dari enzim
dan mikroorganisme yang dapat mempercepat proses pengomposan.
Tujuan dari digunakannya aktivator ini adalah untuk mempercepat proses
pengomposan feces sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk bokashi.
Menurut Sutanto (2002) pupuk organik merupakan bahan
pembenah tanah yang lebih baik daripada bahan pembenah buatan,
walaupun pada umumnya pupuk organik mempunyai kandungan hara
makro N, P dan K yang rendah tetapi mengandung hara mikro dalam
jumlah cukup yang sangat diperlukan dalam pertumbuhan tanaman.
Pemberian bokashi yang difermentasikan dengan EM-4 merupakan salah
satu cara untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta
dapat menekan hama dan penyakit serta meningkatkan mutu dan jumlah
produksi tanaman (Nasir, 2008). Menurut Tata (2000) pupuk bokashi
merupakan bahan-bahan organik yang difermentasikan menggunakan EM-
4 dapat meningkatkan tanah yang miskin unsur hara menjadi tanah yang
produktif melalui proses alamiah. Sedangkan menurut Sutanto (2002)
mikroorganisme efektif (EM) merupakan kultur campuran berbagai jenis
mikroorganisme yang bermanfaat (bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat,
ragi, actinomycetes dan jamur peragian) yang dapat dimanfaatkan sebagai
inokulan untuk meningkatkan keragaman mikrobia tanah. Pupuk organik
bokashi dibuat dari bahan-bahan organi seperti jerami, sampah organik,
pupuk kandang, sekam padi, rumput dan limbah jamur merang yang telah
difermentasikan oleh Effective Microorganisme (EM)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pupuk kandang
yang terbaik terhadap kualitas bokashi. Kegunaan penelitian ini adalah
sebagai bahan informasi bagi peternak dalam menggunakan pupuk
kandang sebagai bahan dalam pembuatan bokashi. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah jenis pupuk kandang memberikan pengaruh terhadap
kualitas bokashi dan terdapat satu jenis pupuk kandang yang memiliki
kualitas bokashi yang terbaik.
2.3 Produktivitas Tanaman
Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai
dan keberhasilan sumber daya yang digunakan ( Khomsatun, 2017 dalam
farizal 2015 ). Jadi produktivitas merupakan ukuran yang menyatakan
bagaimana baiknya suatu sumber daya yang di atur dan dimanfaatkan
secara optimal untuk mencapai hasil yang maksimal.
Produktivitas tanaman kacang panjang harus lebih di tingkatkan
karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat agar dapat mencapai
peningkatan swasembada dan ketahanan pangan. Karena swasembada
kacang panjang juga berdampak terhadap penurunan import kacang
panjang dari luar negeri dan dapat meningkatkan kemandirian pangan
dalam negeri ( Biba, 2016 ). Produktivitas kacang panjang juga
dipengaruhi unsur hara baik unsur mikro atau unsur hara makro,
disamping itu salah satu factor penting dalam peningkatan produktivitas
tanaman kacang panjang yang harus diperhatikan diantaranya yaitu iklim,
kesuburan tanah, penggunaan pupuk yang tepat dan pengunaan pestisida
( Hariyati et al, 2016 ).
Parameter produktivitas dari tanaman kacang panjang yang dapat
diteliti diantaranya warna, kesegaran, biji, dan teksturnya yang mudah
dipatahkan.
2.4 Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala apa (daya,lingkungan dan
pengalaman) yang dapat digunakan dan dapat mendukung proses
pengajaran secara lebih efektif dan efisien serta dapat memudahkan
pencapaian terjadi pengajaran atau belajar, tersedia langsung atau tidak
langsung baik kongkret atau abstrak (Fatah Syukur NC, 2005)6 guru
dalam proses pembelajarannya memerlukan strategi dan media pengajaran
yang sesuai dengan usia peserta didik. Fahyuni (2016) menyatakan bahwa
anak usia remaja membutuhkan pola pengajaran yang memberikan
keleluasaan untuk siswa menyelidiki, menganalisis, dan membuktikan
sendiri kebenarannya karena pada masa ini anak menyukai dunia
tantangan.
Fisiologi Tumbuhan merupakan mata kuliah yang wajib diikuti
oleh setiap mahasiswa Pendidikan Biologi pada semester 5. Pada mata
kuliah fisiologi tumbuhan pada bab pertumbuhan dan perkembangan
membahas tentang proses, fungsi dan aktivitas tumbuhan dalam menjaga
dan mengatur kehidupannya ( Angela, 2019 ) didalam mata kuliah ini juga
dibahas tentang penyakit yang menyerang tumbuhan.
Leaflet merupakan bahan cetak tertulis tertulis yang berupa
lembaran yang dilipat rapi akan tetapi tidak dijahit (Susana, 2017). Leaflet
biasanya di desain dengan gambar-gambar yang menarik dan dilengkapi
dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Penggunaan sumber
belajar dengan leaflet ini dapat dimanfaatkan dalam mata kuliah Fisiologi
Tumbuhan.
Pada leaflet disajikan materi ringkasan serta hasil data tentang
penelitian yang bertujuan sebagai sumber belajar pada mata kuliah
Fisiologi Tumbuhan dan juga dapat mempermudah peserta didik dalam
pengaplikasiannya pada waktu praktiku mata kuliah fisiologi tumbuhan.
2.5 Kerangka Pemikiran
Kebutuhan kacang panjang didaerah Jember terus meningkat dari
tahun ke tahun hal ini dapat dilihat dari permintaan kacang panjang yang
terus menerus melunjak pada setiap tahunnya. Banyak nya permintaan
karena pada tanaman kacang panjang tersebut banyak dibutuhka
masyarakat diantaranya sebagai bahan industry dan sebagai makanan yang
dapat diolah berbagai macam produk. Untuk memenuhi semua permintaan
kacang panjang tersebut maka diperlukan adaya budidaya kacang panjang
yang optimal agar produktivitas kacang panjang yang dihasilkan dapat
memenuhi kebutuhan kacang panjang disetiap tahunnya.
Untuk mencapai produktivitas yang tinggi pada tanaman kacang
panjang maka diperlukan adanya budidaya yang sesuai dengan kondisi
lingkungan yang mendukung. Di antaranya cara untuk memperoleh
produktivitas tanaman kacang panjang yang tinggi yaitu dengan
pemupukan yang tepat. Akan tetapi kebanyakan para petani menggunakan
pupuk kimia yang hal ini menimbulkan masalah yang cukup serius, selain
persediaan pupuk kimia yang terbatas, harga dari pupuk kimia juga
relative mahal. Oleh karena itu peneliti memunculkan inovasi baru yang
dapat dijadikan sebagai alternative aitu dengan menggunakan pupuk
kompos bokashi yang berasal dari jerami, kotoran ternak, sampah rumah
tangga dan sebagainya yang difermentasi oleh larutan EM4 yang
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tanaman kacang panjang
sehingga dengan penggunaan pupuk kompos bokashi ini efektif terhadap
produktivitas kacang panjang. Secara sederhana kerangka pemikiran
disajikan pada gambar 2.1 berikut :

Kebutuhan kacang
Kacang Panjang (Vigna panjang diwilayah
Produktivitas tanaman
sinensis L.) Jember terus
meningkat.

Pemupukan

Leaflet Hasil dari penelitian Bokashi Kimia

Lebih aman bagi Berbahaya


Sebagai sumber lingkungan dan lebih bagi
belajar terjangkau. lingkungan
2.6 Hipotesis
2.6.1 Ha : Penggunaan pupuk organik cair (POC) jenis bokashi berpengaruh
terhadap produktivitas kacang panjang (Vigna sinensis L.).
2.6.2 Ho : Penggunaan pupuk kompos bokashi tidak berpengaruh terhadap
produktivitas kacang panjang (Vigna sinensis L.).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian true eksperimen dengan tanaman
kacang panjang sebagai objek penelitian yang di lakukan di lahan persawahan
di Dusun Balung wetan kali Desa Jogeran kecamatan Balung Kabupaten
Jember percobaan di lakukan dengan menggunakan rangcangan acak lengkap
dengan pola 1 x 3 dengan 3 ulangan. Adapun matriks rancangan pada tabel
3.1 berikut :
Perlakuan (Q)
Kontrol positif Kontrol negative Pupuk bokashi
(Q1) (Q2) 50% (Q3)
Varietas (X)
Kacang Panjang
(Vigna sinensis L.) X1Q1 X1Q2 X1Q3
(X1)
Rancangan percobaan terdiri dari dua faktor, yaitu :
1. Faktor varietas tanaman yang meliputi kacang panjang (Vigna sinensis L.)
(X1).
2. Faktor perlakuan yang terdiri dari perlakuan yaitu : kontrol positif (Q1),
kontrol negatif (Q2), dan pupuk bokashi 50% (Q3).
5. Rancangan percobaannya 1 x 3 = 3 yang melambangkan terdapat 3
kombinasi yaitu X1Q1, X1Q2, dan X1Q3 yang masing-masing dilakukan
1,5 kali ualangan yang masing-masing terdiri dari 5 perlakuan tanaman,
sehingga dalam percobaan terdapat 4,5 x 5 perlakuan sehingga jumlah
total terdapat 22,5 perlakuan tanaman yang terdiri dari X1Q1=7,5
X1Q2=7,2 DAN X1Q3=7,5. Parameter pengamatan meliputi jumlah daun,
panjangnya kacang, dan bobot kacang panjang dalam 1 untai.
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Variabel Bebas : Penggunaan pupuk bokashi
3.2.2 Variabel Terikat : Produktivitas tanaman kacang panjang (Vigna
sinensis L.).
3.3 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang menyatakan seperangkat
petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus di
amati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan
empirik (Silalahi, 2015). Maka definisi operasional yang harus dijelaskan
adalah :
1. Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman perdu semusim
yang tumbuhnya menjalar atau merambat. Daunnya berupa daun
majemuk, terdiri atas 3 helai, batangnya liat dan sedikit berbulu. Akarnya
mempunyai bintil yang dapat memperkaya tanah dinodul pada akarnya
dengan bantuan bakteri nitrogen dan dapat mengikat nitrogen (N), bebas
dari udara dan tanaman membuat makanan. Kacang Panjang (Vigna
sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang tumbuh membelit. Batang
tanaman berukuran panjang, bertekstur liat, dan sedikit berbulu. Bunga
berbentuk kupu-kupu, terletak pada ujung tangkai yang panjang. Warna
bunga bervariasi, putih kuning atau biru. Bunga muncul dari ketiak daun
dan setiap tangkai bunga mempunyai 3-5 bunga. Buah kacang panjang
berbentuk polong, bulat, dan ramping dengan ukuran panjang sekitar 10-
80 cm.
2. Bokashi merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan
menggunakan bahan-bahan organik yang difermentasi dengan
menggunakan larutan EM4. Bokashi ini berasal dari jerami, kotoran
ternak, sampah rumah tangga dan sebagainya yang difermentasikan
dengan menggunakan larutan EM4.
3. Produktivitas merupakan perwujudan dari keseluruhan faktor-faktor baik
itu tanah ataupun non tanah yang berpengaruh terhadap hasil tanaman.
Dalam penelitian ini produktivitas tanaman kacang panjang (Vigna
sinensis L.) yang diamati adalah : warna, kesegaran, biji, tekstur yang
mudah dipatahkan yang diukur dengan menggunakan alat ukur dan di
timbang dengan timbangan.
4. Sumber belajar merupakan segala sesuatu pendukung belajar yang dapat
dimanfaatkan peserta didik untuk mempermudah dalam pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan kualitas belajarnya. Sumber belajar yang
akan peneliti tuliskan dari hasil penelitian ini dikemas dalam benutk
leaflet. Leaflet merupakan lembaran yang dilipatkan tetapi tidak dijahit
yang berisikan rangkuman dan dilengkapi dengan gambar-gambar yang
menarik sehingga peserta didik dengan mudah memahami materi
pembelajaran.
5. Fisiologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses,
fungsi, dan aktivitas tumbuhan dalam menjaga dan mengatur
kehidupannya. Pada mata kuliah fisiologi tumbuhan ini sub bab yang
digunakan adalah pada sub bab pertumbuhan dan perkembangan.
3.4 Populasi Penelitian
Populasi yang akan digunakan sebagai penelitian ini adalah tanaman
kacang panajang (Vigna sinensis L.).
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang akan diteliti terdiri atas data kuantitatif
(jumlah daun, panjangnya kacang, dan jumlah biji). Rancangan percobaan
dalam pengumpulan penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.5 Rancangan percobaan dalam pengumpulan data penelitian


VARIETAS KACANG PANJANG (Vigna
PRODUKTIVITAS TANAMAN sinensis L.) DAN PERLAKUAN (Q)
YANG DIAMATI X1Q1 X1Q2 X1Q3
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3
1
2
3
JUMLAH DAUN 4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
PANJANGNYA 5
KACANG 6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
JUMLAH BIJI
6
7
8
9
10
Adapun alat dan bahan serta prosedur kerja yang digunakan peneliti adalah
sebagai berikut :
3.5.1 Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini diantaranya
adalah timba, pisau, cangkul, penyemprot, alat tulis, smartphone,
media tanah, timbangan, penggaris/alat ukur, plastic polybag.
2. Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penelitian terdiri dari benih
kacang panjang yang dibeli ditoko pertanian mitra tani Balung.
Dan jga terdiri dari 2 bahan yaitu komposisi bokashi dan komposisi
dari suplemen. Adapun bahan dari komposisi bokashi yaitu jerami,
kotoran ternak, sampah rumah tangga, dan kapur/kalsium.
Sedangkan komposisi sumplemen di antaranya adalah EM4
(effective microorganism 4), pisang matang atau kulit pisang,
papaya matang atau kulitnya, batang pisang muda dengan bagian
dalamnya, nanas matang atau kulitnya, kangkung air segar, gula
pasir, air kelapa.
3.5.2 Prosedur Kerja
Prosedur penelitian dibagi atas 3 tahapan yaitu tahapan persiapan,
tahapan pelaksanaan, tahapan pengamatan.
1. Tahapan persiapan
Menyiapakan alat yang akan digunakan dalam penelitian
adalah sebagai berikut :
a. Timba : 4 buah
b. Pisau : 1 buah
c. Cangkul : 1 buah
d. Penyemprot : 1 buah
e. Alat tulis : 1 buah
f. Smartphone : 1 buah
g. Media tanah :-
h. Timbangan : 1 buah
i. Alat ukur : 1 buah
j. Pollybag : 100 buah
Menyiapkan bahan yang akan digunakan dalam penelitian
terdiri atas komposisi bokashi dan komposisi sumplemen yang
di antaranya :
Komposisi bokashi :
a. kotoran ternak : 90 kg
b. Jerami : 1 karung
c. Sampah : 76 kg
d. Kapur/kalsium : 6 kg
Komposisi suplemen :
a. EM4 (effective microorganism 4) : 100 ML
b. Pisang matang atau kulitnya : 1 sisir
c. Pepaya matang atau kulitnya : 1 buah
d. Bagian dalam batang pisang : 1 batang
e. Nanas matang atau kulitnya : 1 buah
f. Kangkung air segar : 1 ikat
g. Gula pasir : 400 gram
h. Air kelapa : 2 liter
2. Tahap pelaksanaan
1. Penyiapan lahan dan penanaman
Adapun tahap penyiapan lahan dibagi atas 3 bagian dan
masing masing bagian ditanam benih percobaan sebanyak 50
benih dan dilakukan penyiraman 3 hari sekali.
2. Aplikasi penyemprotan
Penyemprotan dimulai dari umur 14 hari setelah ditanam.
Aplikasi penyemprotan menggunakan hand sprayer dan
dilakukan kurang lebih 5 hari sekali agar tidak ditempati
oleh serangga-serangga atau sejenis ulat daun.
3. Pemanenan
Pemanenan dapat dilakukan setelah tanaman kacang
panjang berumur 40-45 hari.
3. Tahap pengamatan
1. Pengamatan dilakukan setelah kacang panjang berusia 40-45
hari.
2. Pengamatan meliputi jumlah daun, panjangnya kcang, dan
jumlah biji.
3. Catatan hasil dari pengamatan ditulis di dalam buku catatan.
3.6 Metode Analisis Data
Data hasil penelitian ini di uji homogenitas dan normalitasnya apabila
hasil penelitian homogeny dan normal, maka akan di lanjutkan dengan uji
analisis of variance (ANOVA) menggunakan SPSS 20,0 tetapi apabila
tidak normal maka data akan di uji dengan statistic non parametriks. Uji
ANOVA digunakan untuk mengetahui penggunaan bokashi berpengaruh
terhadap produktivitas tanaman kacang panjang yang meliputi : jumlah
dau, panjangnya kacang, dan jumlah biji. Apabila berpengaruh maka akan
dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui adanya perbedaan.
3.7 Prosedur Pembuatan Leaflet
1. Tahap persiapan
Tahap persiapana pada prosedur pembuatan leaflet terssebut yaitu
peneliti menetapkan pokok bahasan yang akan disajikan dalam
pembelajaran, dan pada peneliti ini di tetapkan mata kuliah fisiologi
tumbuhan materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan lalu
peneliti menyusun instrument penelitian yang berupa sumber belajar
leaflet dan angket respon dari mahasiswa dan setelah itu peneliti
melakukan sosialisasi untuk memperkenalkan sumber belajar yang
berupa leaflet pada mahasiswa.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pada prosedur pembuatan leaflet tersebut yaitu
pertama leaflet disusun dengan semenarik mungkin dengan dilengkapi
gambaran yang relevan dan materi mengenai hasil penelitian yakni :
pengaruh pupuk organic cair (POC) jenis bokashi terhadap
produktivitas tanaman kacang panjang ( Vigna sinensis. L ). Dan
peneliti membagikan sumber belajar berupa leaflet kepada mahasiswa
program studi pendidikan biologi semester 5 yang sedang menempuh
mata kuliah fisiologi tumbuhan. Dan peneliti memberikan angket
respon untuk di isi oleh mahasiswa yang telah di sediakan peneliti, lalu
peneliti menyimpulkan hasil dari penelitian serta dilanjutkan
menyusun laporan hasil dari penelitian (skripsi).
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, N., M.Y Nyakpa., A.M Lubis, S.G Nugroho.,


M.R Saul., M.A Diha., G.B Hong dan H.H Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah.
Universitas Lampung. Lampung.
Hanafiah, K. A. 1993. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo
Persada Jakarta. Jakarta.
Hartatik, W dan L.R Widowati. 2010. Pupuk Kandang.
http://www.balittanah.litbang.deptan.go.id.
Diakses tanggal 2 Juli 2012.
Isroi. 2008. Manfaat Kompos. Link: http://isroi.wordpress.com
/2008/11/1...nah/#more -1140U (diakses tanggal, 11-12-2009).
Murbandono, H. S. 1998. Membuat Kompos.
Penebar Swadaya. Jakarta
Nasir. 2008. Pengaruh Penggunaan Pupuk Bokashi pada Pertumbuhan dan
Produksi Palawija dan Sayuran. www.distperternakpandeglang.go.id.
Sihombing, D T H. 2000. Tekhnik Pengelolaan Limbah Kegiatan/Usaha
Peternakan. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup. Lembaga Penelitian. Institut
Pertanian Bogor.
Sumardi, 1999. Pengaruh Penambahan Bahan Percepat Pada Proses Pengomposan
Sampah terhadap hasil Kompos. Duta Farming. Vol. 17. No. 1, Semarang.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik.
Kanisius.Yogyakarta.
Tata. 2000. Menggugat Revolusi Hijau Generasi Pertama. Yayasan Tirta
Karangsari. Pestisida Action Network (PAN-Indonesia) dan Yayasan Kehati.
Yulipriyanto, H. 2010. Pengomposan Fase Thermofilik Limbah Organik Kotoran
Ayam Pada Lingkungan Artifisial Menggunakan Indore Heap Methode. Prosiding
Seminar Nasional Hasil Penelitian Pertanian.
Yuwono, D. 2005. Kompos. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai