Rhizosphere Microbiome
Mikrobioma rizosfer
Mikrobioma rizosfer merupkan lingkungan beserta jasad renik yang akan berinteraksi
satu sama lain sehingga akan membentuk lingkungan yang kompleks. Komunitas mikroba di
rhizosfer yang disebut sebagai rizosfer mikrobioma adalah salah satu wilayah ekosistem yang
paling beragam yang ada di bumi. Mikrobioma Rhizosfer secara biologis merupakan bagian
paling beragam dari ekosistem yang mengandung sejumlah besar komunitas mikroba yang
berinteraksi dengan tanaman secara berbeda seperti yang baik, yang buruk, dan mikroba jelek
dari rizosfer.
Mikrobioma pada rizosfer terdiri atas yang
meyebabkan penyakit, membawa kontaminan
terhadap makanan, dan sebagian besar adalah
mikrobioma yang menguntungkan. Manfaat dari
good microbiome diantaranya meningkatkan respon
imun, melindungi tanaman dari pathogen, membantu
penyerapan nutrisi, meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, meningkatkan toleransi
terhadap tekanan abiotik, serta mempengaruhi
fisiologi dan metabolism tanaman. Sedangkan mikrobioma yang buruk adalah jamur parasit
nematoda dan tanaman yang menyebabkan penyakit penting secara ekonomi pada tanaman
tanaman penting dan menghasilkan masalah serius pengurangan produktivitas dan ketahanan
pangan. Demikian pula, beberapa mikroba rizosfer memanfaatkan kesempatan untuk
menyerang tubuh manusia melalui berbagai kursus dan menyebabkan penyakit menular.
Mikoriza
1. Plant based
Plant based dapat dilakukan dengan pemuliaan tanaman, tanaman transgenic, dan
seleksi kultivar.
Contohnya ada pada hutan wanagama. Hutan wanagama yang dulunya lahan kritis
berubah menjadi hutan karena adanya seleksi alam dengan melakukan penanaman
secara terus menerus.
2. Meta-organism-based
Meta organism-based dilakukan dengan system tumpeng sari dan rotasi tanaman.
Namun pendekatan ini dianggap tidak efektif karena memerlukan waktu yang panjang.
3. Microbioma based
Dilakukan dengan mengaplikasikan mikrobioma inokulasi dan memanfaatkan
pengaruh mikrobioma yang ada.
1. Perbandingan penanaman kedelai pada tanah yang masam dan tanah yang kering.
Tanaman kedelai pada tanah yang sangat masam dengan ph 4 tidak dapat tumbuh
dengan normal sedangkan penanaman kedelai dengan inokulasi utuh bisa membuat
tanaman tumbuh normal. Sehongga kita dapat merekayasa mikrobioma untuk
kehidupan mikrobioma yang ada di rizosfer. Karena mikorizs dapst mensupport
kehidupan yang ada di rizosfer. Peranan mikoriza jga karena eksplorasi akar yang jauh
lebih luar hingga mencapai 500 kali yang akan berkonsekuensi pada serapan air dan
nutrien khususnya nutrisi yang sifatnya adalah bijak seperti amonium, fosfat, CU,
Zn, dsb. Sedangkan pada tanah kering kedelai akan tumbuh dengan normal karena
adanya aktivitas mikroba yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman.
2. Perbandingan tanaman jagung dulu dengan jagung sekarang.
Perubahan signifikan yang terjadi pada jagung juga mengakibatkan perubahan pada
mikrobioma endofit yang ada di dalamnya. Sebelum adanya pemuliaan tanaman,
jagung tumbuh liar dan tidak terawat, biji terbuka, dan batang bercabang-cabang.
Sekarang jagung menjadi tanaman yang memiliki nilai jual tinggi, lebih produktif
dengan memiliki biji banyak dan tongkol tertutup.
3. Inokulasi mikoriza pada tanaman tebu.
Inokulasi mikoriza pada tanaman tebu mampu meningkatkan performa tanaman
menjadi lebih baik.
Dapat dilihat bahwa tamaman dengan banyak mikoriza akan memiliki jangakauan akar
yang lebih luas. Disamling itu, mikoriza dapat menghasilkan glumalin yang membuat struktur
tanah menjadi lebih baik. Kehidupan di lingkungan rizosfer yang terdapat banyak mikoriza
jauh lebih layak karena ada sumber nutrisi dan memberikan lingkungan yang nyaman bagi
kehidpan yang ada di sekitar. Tanaman dengan sedikit mikrobioma akan terhambat
pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk itu diperlukan rekayasa tentang bagaimana cara
kita untuk menyediakan lingkungan yang sehat sehingga mampu menunjang kehidupan
mikoriza yang ada di dalamnya.
NIM : 19/439227/PN/15889