Anda di halaman 1dari 5

Nama : Eli Anggraini

NIM :C1M019035

Pertanian berkelanjutan didefinisikan sebagai keberhasilan pengelolaan sumber daya untuk


tujuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan tetap menjaga dan
meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Tujuan pertanian
berkelanjutan adalah untuk memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan
keanekaragaman hayati dan ekosistem, menjaga kesehatan, serta meningkatkan kesehatan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Pertanian berkelanjutan bergantung pada pengembalian
nutrisi ke tanah dengan meminimalkan penggunaan sumber daya alam yang tidak terbarukan
seperti mineral dan gas alam sebagai bahan baku untuk pupuk. Anda juga dapat
menggunakan mikrobioma untuk pertanian berkelanjutan.

1. Peran mikrobioma rizosfer dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman Kata


"mikrobioma" berasal dari bahasa Yunani. "mikro" berarti "kecil" dan "bios" berarti
"kehidupan" dalam kaitannya dengan mikrobioma yang terletak di dekat akar tanaman.
Singkatnya, mikrobioma adalah kombinasi dari mikrobioma dan mikrobioma, dan merupakan
karakteristik komunitas mikrobioma yang ada di wilayah akar. Rizomikrobioma merupakan
komunitas mikroba penghuni akar yang netral dan bermanfaat serta merugikan yang berperan
dalam meningkatkan ketersediaan hara, rantai aliran energi, dan kesehatan tanah untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ada tiga kelompok dalam
mikrobioma: mikrobioma akar , mikrobioma dalam, dan mikrobioma filosofis.
Rizomikrobioma yang berasosiasi dengan akar tanaman.

Mikrobioma bola bagian dalam mengacu pada jaringan tanaman. Mikrobioma filosfer adalah
mikrobioma yang berada di atas tanaman dalam kaitannya dengan daun. Rhizomicrobiome
berperan dalam sistem pencernaan, mengatur ketersediaan nutrisi dan meningkatkan
kesehatan tanah dan tanaman. Rizomikrobioma adalah bagian dari rantai makanan yang
ditemukan di tanah atau aliran energi. Aliran energi menentukan kesehatan ekosistem tanah.
Tanah membutuhkan bahan organik untuk menjaga aliran energi di dalam tanah. Mikroba
yang baik dapat mendukung pertumbuhan tanaman dengan mendominasi suplai hara,
berperan sebagai pelindung tanaman, meningkatkan kekebalan, dan meningkatkan ketahanan
terhadap cekaman biotik dan metabolisme tanaman. Pupuk hayati dapat diubah dalam
mikrobioma, yang meningkatkan mobilisasi dan ketersediaan nutrisi, mengurangi stres
abiotik, menghasilkan fitohormon, mengikat nitrogen, dan banyak lagi. Beberapa fitohormon
diproduksi oleh mikrobiota rimpang dan harus dikelola untuk memastikan penggunaan yang
tepat.

Pupuk hayati atau biofertilizer adalah mikroorganisme yang dapat meningkatkan kesuburan
tanah. Pupuk hayati dapat diartikan sebagai ketersediaan unsur hara yang semula tidak
tersedia melalui mikrobioma tanah. Oleh karena itu, pupuk hayati adalah inokulan dengan
bahan aktif organisme hidup dalam bentuk cair atau padat yang memiliki kemampuan untuk
memindahkan, meningkatkan, dan meningkatkan ketersediaan nutrisi yang tidak tersedia
dalam bentuk yang dapat diakses melalui proses biologis. Biofilm adalah lapisan komunitas
mikroba menguntungkan yang menempel pada akar tanaman dan dapat digunakan sebagai
pupuk hayati untuk membentuk pupuk hayati biofilm. Komunitas mikroba bekerja sama dan
berinteraksi dalam proses metabolisme untuk membentuk organisme multiseluler dan
berinteraksi dengan tumbuhan tingkat tinggi. Ada beberapa kelompok pupuk hayati, antara
lain pupuk hayati pengikat nitrogen, pupuk hayati pengangkut fosfor, pupuk yang
mengandung kalium, dan pengurai organik.

2. Mikoriza Meningkatkan Respon Tanaman Jagung Terhadap Stress Kekeringan pada


Sistem Tumpang Sari Melakukan budidaya di lahan kering memiliki banyak tantangan antara
lain yaitu kesuburan tanah yang rendah, keterbatasan ketersediaan air, kandungan bahan
organic dan unsur hara yang rendah, kurangnya infrastruktur pendukung, dan keterbatasan
modal dan teknologi budidaya. Untuk meningkatkan produktivitas lahan kering dapat
dilakukan dengan budidaya sistem tumpang sari seperti tumpang sari tanaman jagung dengan
kedelai. Jagung merupakan tanaman semusim penghasil karbohidat yang penting di dunia
selain gandum dan padi. Tanaman jagung dapat ditumpang sarikan dengan tanaman kedelai,
selain dapat meningkatkan hasil pertanian tumpang sari jagung dengan kedelai juga dapat
menyuburkan tanah. Tanaman kedelai dapat memberikan unsur hara N karena dapat
bersimbiosis dengan jamur mikoriza.

Sistem tumpang sari merupakan bentuk pertanaman campuran (polikultur) berupa pelibatan
dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan.
Sistem tumpang sari sendiri memiliki banyak keuntungan antara lain dapat meningkatkan
efisiensi penggunaan lahan, meningkatkan produktivitas lahan, meningkatkan pertumbuhan
dan hasil tanaman, mengurangi resiko gagal panen, dan meningkatkan pendapatan petani.
Untuk menigkatkan kesuburan tanah di lahan kering kita bisa menambahkan bahanbahan
organic. bahan organic memiliki peran untuk meningkatkan daya retensi air tanah,
meningkatkan ketersediaan unsur hara, memantapkan agregat tanah, sebagai penyangga pH
tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, dan sebagai sumber energy bagi aktivitas
mikroorganisme tanah.
Jamur mikoriza dapat berperan sebagai biofertizer dan bioproctant, dimana biofertilier ini
bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan bioprotant berfungsi untuk
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap infeksi pathogen. Jamur mikoriza tidak patogen
bagi tanaman dan jamur mikoriza adalah simbion mutlak. Artinya, kelangsungan hidup salah
satu atau kedua simbion sepenuhnya bergantung satu sama lain. Jamur mikoriza berasosiasi
dengan jaringan muda dan menginfeksi jaringan korteks, tetapi tidak pada jaringan
pengangkut. Bila menggunakan jamur mikoriza untuk menanam jagung dan kedelai dengan
sistem tanam antara , akar memiliki karakteristik yang lebih panjang daripada yang tidak
menggunakan jamur mikoriza. Selain itu, pertumbuhan tanaman jagung dengan jamur
mikoriza lebih cepat dan lebih tinggi dibandingkan tanaman jagung tanpa mikoriza. Jamur
mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan jagung, dan tanaman jagung lebih tahan terhadap
infeksi patogen. Interaksi biologi antara jamur mikoriza dengan mikrobia di dalam tanah
dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, memproduksi metabolit sekunder yang berperan
dalam meningkatkan ketahanan tanaman, dan dapat meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap stress abiotic.
Untuk mengoptimalisasi produktivitas lahan suboptimal dapat dilakukan dengan sistem
tumpang sari antara tanaman jagung dan kedelai. Dapat dilakukan denagn aplikasi kombinasi
pemberian campuran nutrisi tanaman denagn 50% dosis pupuk kandang sapid an 50% pupuk
anorganik pada tumpang sari tiga baris jagung (Bisi 18) dengan tiga baris kedelai (varietas
Biosoy 2) dan ditambahkan pupuk hayati mikoriza dengan dosis aplikasi 1 ton/hekar. Pola
tumpang sari tiga baris jagung dengan 3 baris kedelai dapat meningkatkan kosentrasi hara
dan kandungan bahan organic tanah, meningkatkan serapan hara tanaman, dan pertumbuhan
dan hasil tanaman yang terbaik. 3. Trichoderma meningkatkan respons tanaman terhadap
tekanan biologis dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Trochoderma merupakan jamur tanah yang dapat diisolasi dari akar tanaman. Selain sebagai
perusak jamur Trichoderma, juga dapat berperan sebagai stimulan pertumbuhan biologis dan
tanaman. Jamur Trichoderma juga dapat berupa jamur mikroparasit atau jamur yang
memparasit jenis jamur lain. Oleh karena itu, Trichoderma digunakan sebagai agen
pengendali hayati terhadap jamur fitopatogen seperti Fusarium. Trichoderma dapat
berkembang dengan baik dan mudah dikendalikan untuk bertahan hidup di lingkungan.
Trichoderma tumbuh baik pada suhu 600C sampai suhu 400C dengan pH optimum 37.
Trichoderma berkembang biar menggunkan konodia (spora). Pertumbuhan konodia terjadi
kurang lebih satu minggu. Teknologi trichoderma adalah teknologi fermentasi menggunakan
jamur Trichoderma sebagai fermentor untuk berbagai bahan baku untuk pembuatan berbagai
produk yang berguna. Mikrobia dapat meningkatkan ketahanan tanaman sehingga bisa
bertahan di lahan kering. Tricoderma sangat efektif untuk pengendali hayati pathogen tular
tanah dan memacu pertumbuhan tanaman. Trichoderma dapat dikembangkan menajdi
bioaktivator, biofungisida, biokompos, dan biourin yang bermanfaat untuk dapat memacu
pertumbuhan, bunga, umbi, dan dapat pula mengendalikan hama dan penyakit. Tanaman
yang diberikan thichoderma lebih tahan terhadap pathogen contohnya pada tanaman vanili,
tanaman yang tidak diberikan trichoderma diserang oleh jamur fusarium tetapi tanaman yang
diberikan trichoderma lebih tahan terhadap jamur fusarium dan terjadi pembungaan. Begitu
juga dengan kedelai yang diberikan trichoderma dapat memberikan polong yang banyak,
memacu pembungaan. Jamur trichoderma memiliki kemampuan untuk memproduksi
perakaran yang sehat dan meningkatkan angka kedalaman akar. Akar yang dalam membuat
tanaman lebih toleran terhadap kekeringan. Trichoderma dapat menghambat pertumbuhan
dan penyebaran jamur penyebab penyakit seperti Rigdiforus, Fusarium, dan , serta sangat
efektif dalam mencegah penyakit busuk akar, busuk akar penyebab layu, dan penyakit jamur
akar putih pada tanaman karet.

Kesimpulan :
Pertanian berkelanjutan didefinisikan sebagai keberhasilan pengelolaan sumber daya untuk
tujuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia, dengan tetap menjaga dan
meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Pertanian
berkelanjutan mengandalkan pengembalian nutrisi ke tanah dengan meminimalkan
penggunaan sumber daya alam yang tidak terbarukan seperti mineral dan gas alam sebagai
bahan baku pupuk. Komunitas mikroba adalah kombinasi dari komunitas mikroba dan bioma,
yang merupakan ciri khas komunitas mikroba di rizosfer. Mikroorganisme yang baik unggul
dalam penyediaan unsur hara, berperan dalam pertahanan tanaman, meningkatkan kekebalan,
meningkatkan ketahanan terhadap cekaman abiotik dan metabolik tanaman sehingga dapat
mendukung pertumbuhan tanaman. Mikroorganisme dapat dikelola sebagai pupuk organik
yang meningkatkan mobilisasi dan ketersediaan hara, mengurangi cekaman abiotik,
menghasilkan fitohormon, memfiksasi nitrogen, dan banyak lagi. Pupuk hayati atau bio-
pupuk adalah mikroorganisme yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Jamur mikoriza
dapat berperan sebagai bio-pupuk dan biopreservatif, pupuk hayati ini bermanfaat untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman dan bio-pupuk untuk meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap penyakit infeksi. Jamur mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan jagung, dan
tanaman jagung lebih tahan terhadap infeksi. Trochoderma merupakan jamur tanah yang
dapat diisolasi dari akar tanaman. Trichoderma dapat dikembangkan sebagai bio aktivator,
bio fungisida, biokompos dan biostimulan yang sangat membantu dalam merangsang
pertumbuhan, pembungaan, umbi-umbian dan juga dapat mengendalikan hama dan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai