Anda di halaman 1dari 5

MIKROBIOMA PERTANIAN

Terdapat 2 metode dalam mengembalikam tanah gersang menjadi tanah subur untuk
budidaya tanaman :

1. Menanam tanaman yang dapat berdaptasi di lingkungan tersebut. biasanya tanaman


tersebut memiliki teman, yakni plant-microbiome. Tanaman tersebut dibiarkan untuk
berteman dengan mikrobiota lain. Cara ini memakan waktu yang sangat lama.
2. Mengembalikan metaorganisme. Dilakukan dengan metode tumpang sari ataupun
rotasi tanaman. Cara ini bekerja sangat lama.
3. Rekayasa mikrobioma. Dengan memberikan mikoriza dan mikroorganisme lain dalam
tanah supaya dapat menjalankan siklus hara, sehingga tanaman mudah tumbuh
dengan baik. Cara ini dinilai lebih cepat.

Ada cara lain yakni memindahkan tanah hutan ke tanah kritis. Namun, cara ini sangat tidak
disarankan, karena akan memakan biaya yang besar dan menyebabkan polusi udara akibat
emisi gas kendaraan pengangkut tanah (truck).

The National Microbiome Initiative

Negara-negara maju di dunia sudah mencanangkan “The National Microbiome Initiative”


sejak 2016. Memanfaatkan kehidupan mikrobioma tidak hanya di bidang pertanian, tetapi
juga di seluruh aspek kehidupan manusia. The National Microbiome Initiative diberlakukan
sejak kepemimpinan presiden Obama. Pada 2013, 2015, 2016 banyak tersebar majalah
populer berupa rangkuman riset untuk konsumsi khalayak umum. Majalah tersebut
menjelaskan bagaimana mikrobioma dapat membantu kehidupan manusia.

Seberapa penting kah kehidupan mikrobioma dalam pertanian?

Food and Agriculture Organization memperkirakan bahwa penduduk bumi pada 2050 akan
mencapai 9.1 Milyar (bahkan bisa lebih dari 10 Milyar). Maka, untuk bisa mencukupi
konsumsi pangan masyarakat dunia, pertanian harus meningkatkan produksi pangannya
sebesar 70%. Apabila tidak, maka akan terjadi bencana kelaparan yang luar biasa. Disamping
itu, pemerintah membuat badan yang mengurus tentang pangan, tujuannya untuk mencegah
bencana kelaparan di masa mendatang.

Pada tanaman, mikrobioma sangat bermanfaat. Memang ada sebagian mikroorganisme yang
dapat merugikan tanaman serta menurunkan produktivitas tanaman. Namun, mikroorganisme
yang bermanfaat jauh lebih banyak jumlahnya. Maka, tidak bijak jika menggunakan
pestisida/bakterisida/fungisida secara berlebihan pada tanaman, karena bisa jadi perlakuan
tersebut membunuh mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman.
Tanaman Kuno vs Tanaman Modern

Tanaman asli (bukan hasil pemuliaan) dinilai lebih tangguh dalam menghadapi lingkungan.
Karena memiliki batang tinggi dan akar yang lebat membuat tanaman berdiri kokoh. Berbeda
dengan tanaman modern/bibit unggul (hasil pemuliaan), tanaman modern sangat boros
sumberdaya. Hal ini dikarenakan akarnya yang telah berubah struktur morfologinya. Akar
tanaman modern lebih pendek, membuat tanaman mudah roboh dan tidak dapat menjangkau
nutrisi yang ada di bagian tanah yang lebih dalam. Kehidupan mikrobioma di antara tanaman
asli alam dan tanaman modern juga berbeda.

Hal ini disebabkan oleh kesalahan orang pemuliaan tanaman, hanya memperhatikan bagian
atas permukaan tanah (daun dan hasil panen), tidak memperhatikan bagaimana pertumbuhan
akar tanaman tsb.

Pentingnya mikrobioma bagi tanah

Pengomposan dan pemberian bahan organik seperti pupuk kandang pada akan sia-sia jika
dilakukan pada tanah yang steril. Tanah steril artinya tanah yang tidak memiliki kehidupan.
Karena kompos dan pupuk kandang hanya akan terurai jika terdapat mikroorganisme di tanah
tersebut. Maka dari itu, jasad renik (mikroorganisme) sangat berperan penting supaya bahan-
bahan tersebut dapat terurai dan dapat dikonsumsi oleh tanaman sebagai nutrisi.
Microbiome pada perakaran

Berbagai mikroorganisme di dalam tanah bekerja sama dengan akar tanaman sehingga
membentuk kehidupan yang kompleks disebut juga dengan Rhizosphere microbiome.

Mikoriza sangat menguntungkan bagi


tanaman, salah satunya untuk menyerap
nutrisi yang tidak bisa diserap oleh akar
tanaman biasa. Serta dapat
meningkatkan kekebalan tubuh
tanaman terhadap zat beracun maupun
patogen. Mikoriza dapat memperluas
wilayah penyerapan air. Maka,
kuncinya adalah memperbanyak
mikoriza pada tanaman. Maka tanaman
yang berkoloni dengan mikoriza akan
memiliki sifat yang lebih unggul.

Mikoriza menghasilkan glomalin.


Glomalin sangat berguna untuk
meningkatkan kesuburan tanah. Selain itu, glomalin memiliki masa tinggal yang cukup lama.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, setiap tanaman yang diberikan mikoriza memiliki
respon yang berbeda-beda setiap cultivar.

Maka, solusinya adalah meningkatkan kehidupan rhizosphere microbiome pada lahan


pertanian. Inokulasi mikoriza dapat juga dilakukan pada teknik hidroponik, yakni saat masa
pembibitan.

Abuscular Mycorrhiza Fungi(AMF) are the


most important component of rhizosphere
microbiomes

Notes!
Phylosphere microbiome : mikrobioma bagian tanaman
di atas permukaan tanah
Rhyzophere microbiome : mikrobioma bagian tanaman di
bawah permukaan tanah
Bulk soil microbiome : mikrobioma di dalam tanah.
Kontroversi mikoriza

Memang ada sebagian kecil jenis tanaman yang tidak dapat bersimbiosis dengan mikoriza.
Hanya tanaman tertentu yang memiliki reseptor berupa protein tertentu yang dapat bekerja
sama dengan mikoriza. Sama halnya seperti Sars-CoV2 yang menyerang manusia, yakni
karena manusia memiliki gen/protein reseptor dari virus tersebut.

Disamping itu, sebagian besar tanaman memang memiliki kerjasama dengan mikoriza, tetapi
mikoriza yang bekerja pada tanaman memiliki kualitas yang berbeda-beda. Sama halnya
dengan tim sepakbola, hanya tim dengan kerjasama tim yang baik yang dapat menang, akan
lebih baik jika pemain nya juga jago. Maka kuncinya adalah memilih mikoriza yang cocok
dan unggul.

Anda mungkin juga menyukai