A. Pendahuluan
Sebagian besar tumbuhan banyak ditemukan berasosiasi dengan mikroorganisme baik
itu mikroorganisme yang menguntungkan maupun merugikan. Keberadaan
mikroorganisme berupa mikroba di daerah rizosfer dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman tersebut. Kelompok mikroba yang memiliki fungsi penting di daerah rizosfer
adalah fungi, bakteri dan protozoa yang membantu pertumbuhan tanaman melalui
berbagai mekanisme, seperti peningkatan penyerapan nutrisi, sebagai kontrol biologi
terhadap serangan patogen, dan juga menghasilkan hormon pertumbuhan bagi tanaman
(Brundrett, 2004; Pinto dkk, 2006). Bakteri termasuk mikroba yang mempunyai
kemampuan mengikat nitrogen dalam bentuk simbiosis dengan tanaman inangnya dan
dalam bentuk non simbiosis yang hidup bebas di tanah perakaran. Contoh bakteri
pengikat nitrogen yang bersimbiosis dengan tanaman inangnya dapat ditemukan pada
bakteri Rhizobia dengan tanaman Legume. Bakteri Azospirillum merupakan bakteri non
simbiotik yang mampu mengikat nitrogen. Bakteri pelarut fosfat menghasilkan asam
organik yang dapat menyebabkan daerah kolonisasinya di tanah menjadi asam. Kondisi
asam tersebut akan melarutkan ikatan CaP pada tanah sehingga fosfat menjadi tersedia
di tanah. Mikroba penghasil fitohormon diantaranya merupakan kelompok bakteri yang
hidup di daerah perakaran tanaman atau dikenal dengan istilah Plant Growth-Promoting
Rhizocbacteria (PGPR). Kemampuan PGPR dalam menghasilkan auksin sangat
ditentukan oleh kondisi pH, suhu dan adanya prekusor tryptophan. Lactobacillus casei,
ISSSSNNNNNNN
SALINGDIDIK VIII 2022
Sains, Lingkungan dan Pendidikan
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembuatan pupuk hayati diatas dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pemilihan sampel yang baik sangat mempengaruhi hasil isolat yang didapatkan
2. Cara pembuatan media biak dan perbanyakan mikroba harus betul-betul sesuai
dengan kompisisi yang telah diberikan sehingga menggurangi gagalnya biakan dan
perbanyakan dari mikroba tadi.
3. Melakukan pangamatan yang lebih rinci dan detail karena hasil pengamatan dari uji
coba pupuk hayati tadi menentukan sebarapa baik dan bergunanya pupuk yang telah
dibuat.
E. Ucapan Trimakasih
Bismillaahirrahmaanirrahim
Pengelolah jurnal teknologi Produksi Pupuk Hayati mengucapkan terima kasih kepada :
1. Sri Utami (Institut Teknologi Bandung)
2. Dahlia ( Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur)
Yang telah melakukan review terhadap naskah Jurnal Ilmiah Teknologi Produksi
Pupuk Hayati.
F. Referensi
Black, J.G. 2012. Microbiology: Principles and Explorations. New Jersey: John Wiley &
Sons Madigan, M.T., Martinko, J.M., Stahl, D.A., dan D.P. Clark. 2012. Brock
Biology of Microorganisms. San Fransisco: Benjamin Cummings
Cappuccino, J.G., dan N. Sherman. 2014. Microbiology: A Laboratory Manual. New York:
Pearson
Chapelle, F. 2001. Ground-Water Microbiology and Geochemistry. New Jersey: John Wiley
& Sons
Sherameti, I., dan A. Varma. 2010. Soil Heavy Metals. Berlin: Springer-Verlag Mehrotra.
2005. Plant Pathology. New Delhi: Tata McGraw-Hill Education
Bisen, P.S., Debnath, M., dan G.B. Prasad. 2012. Microbes: Concepts and Applications.
New Jersey: John Wiley & Sons
Seviour, R., dan P.H. Nielsen. 2010. Microbial Ecology of Activated Sludge. London: IWA
Publishing
ISSSSNNNNNNN
SALINGDIDIK VIII 2022
Sains, Lingkungan dan Pendidikan
Spellman, F.R., dan J.E. Drinan. 2014. Wastewater Stabilization Ponds. Florida: CRC
Press Postgate, J. 1998. Nitrogen Fixation. Cambridge: Cambridge University Press
Csuros, M., dan C. Csuros. 1999. Microbiological Examination of Water and Freshwater.
Florida: CRC Press