Anda di halaman 1dari 3

Bioproses bidang pertanian

Bioproses merupakan suatu proses yang menggunakan konsep-konsep seperti bioteknologi, biologi dan
rekayasa proses untuk menghasikan suatu produk yang bermanfaat. Aplikasi dari bioproses sangat
banyak, salah satu nya di bidang pertanian. Pada bidang pertanian ada beberapa pengaplikasian dari
bioproses, yaitu:

1. Biopestisida atau herbisida


Biopestisida adalah bahan yang berfungsi menghambat bahkan mematikan hama atau organisme
penyebab penyakit tanaman, yang berasal dari makhluk hidup seperti tanaman, hewan atau
mikroorganisme. Senyawa yang dihasilkan biopestisida ramah terhadap lingkungan jika dibandingkan
pestisida dari bahan kimia, karena senyawa organik yang mudah terdegradasi alam. Contoh beberapa
tanaman yang dapat dijadikan biopestisida karena mengandung senyawa tertentu seperti antimikroba
yaitu cengkeh, lengkuas, mimba, bawang merah dan lerak. Selain itu ada beberapa mikroba yang dapat
dijadikan sebagai biopestisida karena memiliki efek antagonis terhadap patogen seperti Trichoderma sp.,
Pseudomonas fluorescens dan Bacillus sp. Trichoderma sp merupakan mikroorganisme berupa jamur
penghuni tanah yang dapat diisolasi dari perakaran tanaman. Selain biopestisida, Trichoderma sp juga
dapat dijadika biofungisida dengan menghambat beberapa jamur penyebab penyakit tanaman, seperti
Rigidiforus lignosus, Fusarium oxysporum, Rizoctonia solani, Sclerotium rolfsii.

2. Peningkatan mutu varietas tumbuhan


Bibit tanaman alami biasanya sulit untuk tumbuh jika tanahnya kurang subur, tetapi berkat
teknologi bioproses bibit tanaman dapat dirancang untuk jenis kondisi tertentu misalnya lahan
kering, masam atau kadar garam tinggi, hasil nya pun lebih meningkat baik segi kualitatif
maupun kuantitatif. Beberapa contoh peningkatan mutu varietas tumbuhan yaitu tahan terhadap
serangan hama, resisten terhadap herbisida. Untuk meningkatkan gizi dapat dilakukan dengan
memasukan gen pembuat protein dari bibit tanaman hutan ke dalam tanaman pengasil
karbohidrat untuk meningkatkan nilai gizi dan lainya.

3. Pakan ternak
Ternak sebagian besar hewan ruminansia, dimana organ pencernaannya berkapasitas besar dengan sistem
pencernaan yang unik dimana melibatkan interaksi antara pakan, mikroba rumen dan ternak nya sendiri.
Sebagaian besar pakannya berupa serat kasar seperti selulosa, hemiselulosa dan xylan yang merupakan
komponen karbohidrat. Limbah pertanian merupakan limbah organik yang mengandung hemiselulosa,
salah satu nya menghasilkan enzim xilanase melalui fermentasi. Limbah pertanian yang banyak
mengandung xilanase untuk campuran pakan ternak dapat memperbaiki efisiensi penggunaan pakan
sehingga meningkatkan berat ternak .
4. Enzim xilanase
Limbah pertanian seperti jerami, sekam padi, bagas tebu, serta kulit buah pisang banyak mengandung
xilan serta karbohidrat yang tinggi. Xilanase merupakan enzim ekstraseluler yang dapat menghidrolisis
xilan, yang merupakan hemiselulosa menjadi xilo-oligosakarida dan xilosa. Xilosa merupakan gula
terbanyak di alam setelah glukosa. Melalui proses fermentasi, xilanase dapat dihasilkan dengan bantuan
mikroba biasa bakteri, khamir atau cendawan. Salah satunya cendawan Aspergillus fumigatus dan A.
niger yang diketahui mampu menghasilkan xilanase yang tahan atau toleran pH tinggi. Aplikasi dari
enzim xilanase sangat luas diantaranya untuk pakan ternak, untuk pangan meningkatkan aroma jus dan
anggur serta likuifikasi buah dan sayur, pemutih kertas, peningkatan kualitas roti, serta produksi
bioetanol. Beberapa mikroorganisme yang dapat menghasilkan xilanase yaitu
Penicillium, Trichoderma, Aspergillus, Cryptococcus, Fusarium.

5. Pupuk dan kompos


Limbah pertanian merupakan limbah organik, dimana limbah jenis ini sangat cocok untuk dijadikan
pupuk atau kompos karena mudah diuraikan oleh bakteri dan mengandung unsur makro dan mikro yang
dibutuhkan tanaman sehingga tidak hanya menyuburkan tanaman tetapi juga menggemburkan tanah yang
kurang subur. Cara konvensional pembuatan pupuk dan kompos sudah dilakukan sejak lama, semakin
maju ilmu pengetahuan, pembuatan pupuk dan kompos semakin berkembang yaitu dengan bioproses,
dimana hasil yang didapat lebih efektif dan efisien. Salah satu nya penggunaan biakan jamur Trichoderma
dalam media seperti dedak bermanfaat sebagai dekomposer, stimulator pertumbuhan tanaman dan
pengurai yang menghasilkan pupuk dan kompos yang bermutu. Trichonoderma banyak ditemukan di
tanah pertanian, tanah hutan atau substrat berkayu.

6. Bakteri penambah nitrogen


Unsur nitrogen (N) dalam tanah merupakan faktor penting untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, tetapi keberadaan dan ketersediaan senyawa nitrogen dalam tanah sangat
terbatas. Nitrogen di udara mengandung sekitar 78-80%, tetapi tanaman tidak dapat menggunakan secara
langsung karena berbentuk gas N2, sehingga cara konvensional dilakukan penambahan pupuk nitrogen.
Saat ini telah diketahui sekelompok bakteri tanah yang bersimbiosis ataupun hidup bebas memiliki
kemampuan memfiksasi N dari udara, contohnya Azotobacter, Azospirillum dan Rhizobium. Rhizobium
bersimbiosis dengan tanaman dari suku Leguminoceae dan mampu mengikat N2 bebas. Nitrogen bebas
(N2) di udara diikat menjadi ammonia (NH 3) yang akan diubah menjadi asam amino yang selanjutnya
menjadi senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembangan. Tercukupinya
unsur N bagi tanaman akan meningkatkan kandungan klorofil pada daun, sehingga proses fotosintesis
juga meingkat dan asimilat yang dihasilkan lebih banyak juga, menjadikan pertumbuhan tanaman lebih
baik.

Anda mungkin juga menyukai