Anda di halaman 1dari 6

Pertanian Ramah Lingkungan

Sistem pertanian ramah lingkungan adalah metode agraris yang dipergunakan oleh masyarakat
untuk dapat meminimalisir beragam limbah yang dapat merusak ekosistem di dalam kehidupan
manusia. Baik itu ekosisitem sawah, ladang, ataupun pesisir laut.

Contoh Pertanian Ramah Lingkungan

Untuk berbagai bentuk pertanian ramah lingkungan yang ada di dalam kehidupan masyarakat,
terutama yang mudah ditemukan. Antara lain adalah sebagai berikut;

Biochar

Biochar adalah bahan pembenah tanah yang telah lama dikenal dalam bidang pertanian yang dapat
digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanah. Bahan utama pembuatan biochar dapat berupa
sisa tanaman atau limbah pertanian dan perkebunan seperti tempurung kelapa, sekam padi, kulit
buah kakao dan kayu-kayu yang berasal dari tanaman hutan industri.

Biochar diproduksi dari bahan organik yang sulit terdekomposisi akan dibakar secara tidak sempurna
atau disebut pyrolisis dan berlangsung tanpa oksigen pada suhu tinggi. Arang yang terbentuk dari
pembakaran ini akan menghasilkan karbon aktif yang mengandung beberapa mineral. Kualitas
senyawa organik dalam biochar tergantung dari asal bahan organiknya serta metode karbonisasi
yang dilakukan. Biochar juga telah banyak digunakan sebagai bahan amelioran untuk meningkatkan
kualitas tanah, khususnya tanah marginal.

Aplikasi biochar merupakan salah satu contoh pertanian yang ramah lingkungan karena berdampak
positif terhadap sifat kimia, fisika dan biologi tanah sehingga kelestarian alam khususnya kesuburan
tanah dapat terjaga. Penambahan biochar pada tanah dapat memebrbaiki sifat kimia secara tidak
langsung yang berdampak positif pula terhadap pertumbuhan tanaman.

Penambahan biochar akan mempengaruhi sifat fisika tanah melalui peningkatan kapasitas air
sehingga dapat mengurangi pencucian unsur hara dan peristiwa run-off. Selain itu biochar pada
tanah dapat memeprbaiki struktur, porositas dan formasi agregat tanah serta mempengaruhi
populasi dan aktivitas mikroorganisme tanah. Semua efek tersebut dapat memebuat pertumbuhan
tanaman menjadi lebih maksimal.

Kompos

Penggunaan pupuk kompos pada tanaman merupakan salah satu contoh pertanian yang ramah
lingkungan. Hal tersebut dikarenakan kompos dapat mengurangi limbah yang kurang termanfaatkan
agar dapat di daur ulang dan memberikan manfaat bagi tanaman.
Pengertian kompos merupakan hasil penguraian dari campuran bahan-bahan orgnaik yang dibantu
oleh mikroba dalam kondisi lingkungan yang lembab dan aerob. Pengomposan adalah proses
dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis akibat aktvitas mikroba yang
memanfaatkan bahan organika sebagai sumber energinya.

Kompos yang mengandung bahan organik ketika ditambahkan pada tanah dapat memperbaiki
strukur tanah serta meningkatakn kapasitas tanah dalam menyerap air. Selain itu tanaman yang
dipupuk menggunakan kompos akan memiliki kualitas dan hasil yang lebih baik.

Manfaat kompos pada aspek lingkungan adalah dapat mengurangi polusi udara karena limbah dan
pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk dan dapat mengurangi kebutuhan lahan
untuk penimbunan sampah tersebut.

Biopestisida

Biopestisida merupakan penggunaan pestisida dengan bahan baku utama mikroorganisme. Contoh
mikroorganisme yang banyak digunakan virus, bakteri dan cendawan yang menguntungkan bagi
tanaman. Berbeda dengan hama yang merugikan petani dan menyerang tanaman, biopestisida ini
berfungsi menghambat perkembangan hama.

Selain itu biopestisida mampu meningkatkan pertumbuhan dari tanaman sehingga dapat dikatakan
bahwa penggunaan dari pestisida ini potensial untuk mendapatkan pertanian yang ramah
lingkungan. Salah satu contoh biopestisida adalah ditambahkannya jamur Trichoderma sp pada
tanaman sebagai agensia hayati untuk mengontrol penyakit yang disebabkan beberapa fungi dan
bakteri.

Keuntungan menggunakan biopestisida antara lain dapat menjaga kesehatan tanah dan
meningkatkan bahan organik dalam tanah. Spesies tertentu dalam biopestisida yang diaplikasikan
pada tanaman sebagai musuh alami aman untuk organisme non target, biopestisida tidak
meninggalkan residu berbahaya pada tanaman dan lingkungan seperti pestisida kimia karena
biopestisida hanya mengandalkan senyawa biokimia potensial yang disintesis oleh mikroba sehingga
aman untuk lingkungan.

Pupuk Organik Cair

Pupuk organik cair merupakan pupuk yang berasal dari bahan organik dengan bentuk cair tidak
padat mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting untuk pertumbuhan
tanaman. Pupuk organik cair mempunyai banyak kelebihan antara lain mengandung zat tertentu
seperti mikroorganisme jarang terdapat dalam pupuk organik padat dalam bentuk kering.
Pupuk organik cair memiliki bentuk akhir berupa larutan yang berasal dari hasil pembusukan bahan
organik berupa sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari
satu unsur. Pupuk organik cair secara cepat dapat digunakan untuk mengatasi defisiensi hara,
mencegah pencucian hara, dan mampu menyediakan hara dengan cepat.

Dampak positif yang diperoleh akibat penggunaan pupuk organik cair yang ramah lingkungan
menyebabkan pupuk ini banyak dikembangkan di masyarakat.

Pertanian Terpadu

Pertanian terpadu dapat dikategorikan kedalam contoh kegiatan pertanian yang ramah lingkungan.
Melalui pertanian terpadu terjadi pengikatan bahan organik dalam tanah dan menurunkan
penyerapan karbon dibandingkan dengan pertanian konvensional yang menggunakan lebih banyak
pupuk nitrogen dan sebagainya.

Rotasi Tanaman

Rotasi tanaman merupakan salah satu komponen pada teknik budidaya tanaman yang dikenal
ramah lingkunga. Pasalnya dengan melakukan rotasi tanaman ada beberapa keuntungan yang
didapatkan terutama dari segi kesuburan tanah. Rotasi tanaman merupakan praktik penanaman
berbagai jenis tanaman secara bergiliran pada satu lahan pertanian.

Tujuan utama dari rotasi tanaman adalah mengembalikan nutrisi berupa unsur nitrogen melalui
tanaman legum yang ditanam setelh penanaman komoditas utama. Selain itu rotasi tanaman dapat
mencegah terakumulasinya patogen dan hama yang sering menyerang setu jenis tanaman tertentu.
Melalui rotasi tanaman maka kualitas struktur tanah dapat meningkat.

Rotasi tanaman sama sekali tidak menimbulkan kerusakan dan kerugian pada lingkungan bahkan
menguntungkan bagi tanah sebagai komponen penting dalam kegiatan pertanian.

Hidroponik

Pengertian hidroponik merupakan pertanian yang ramah lingkungan karena tidak menyebabkan
penurunan kualitas tanah dan tidak menimbulkan limbah pertanian yang dapat membahayakan
lingkungan seperti residu pestisida ataupun pupuk kimia yang dapat merusak struktur tanah
sehingga kualitas lingkungan dan lahan pertanian mengalami penurunan.

Sistem hidroponik tentu memenuhi kualifikasi tersebut. Sistem hidroponik tidak akan merusak tanah
karena sistem hidroponik sama sekali tidak menggunakan tanah dan dalam penggunaan nutrisi
disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dalam budidaya hidroponik sehingga dapat dikelola dengan
baik. Selain itu resiko timbulnya residu pupuk yang berbahaya bagi lingkungan sangat kecil dalam
sistem hirdoponik sehingga aman bagi lingkungan.
Pestisida Nabati

Pestisida nabati adalah jenis pestsida yang berasal dari tumbuhan sebagai bahan aktif dari pestisida
ini. Pestisida nabati dimasukan kedalam kelompok pestisida biokimia karena mengandung biotoksin.
Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat pertahanan alami
terhadap organisme penganggu. Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia alami yang
merupakan metabolit sekunder yang dapat digunakan sebagai alat pertahanan.

Pestisida nabati yang mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung senyawa bioaktif
yang sangat bermanfaat seperti alkaloid, fenolik, terpenoid dan lainnya. Senyawa bioaktif yang
diaplikasikan pada tanaman terinfeksi atau terserang OPT maka tidak akan berpengaruh terhadap
fotosintesis maupun aspek fisiologis tanaman lainnya namun akan berpengaruh terhadap sistem
saraf otot, keseimbanagn hormon hingga sistem pernafasan organisme penganggu.

Pengendalian menggunakan pestisida nabati dinilai lebih aman untuk lingkungan sehingga termasuk
kedalam contoh pertanian yang ramah lingkungan.

Biogas

Biogas merupakan bentuk pertanian ramah lingkungan karena membantu mengurangi pencemaran
dari limbah pertanian dengan cara mengolahnya menjadi produk bermanfaat salah satunya adalah
biogas.

Biogas adalah gas alami yang dihasilkan dari fermentasi atau aktivitas anaerob suatu bahan organik
diantaranya adalah kotoran hewan dan manusia, limbah domestik dan sampah lainnya dalam kondisi
anaerob. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbondioksida yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif.

Penggunaan Mulsa Organik

Mulsa organik berasal dari bahan alami yang mudah terurai seperti sisa tanaman antara lain jerami
dan alang-alang atau sisa pertanaman sebelumnya. Mulsa organik memiliki banyak keuntungan yaitu
lebih ekonomis, mudah didapatkan, mudah terurai dan menyatu dengan tanah sehingga menambah
kandungan bahan organik dalam tanah.

pertanian konvensional merujuk kepada sistem pertanian yang bertujuan untuk memperoleh
produksi pertanian maksimal dengan memanfaatkan teknologi modern seperti pupuk dan pestisida
kimia sintesis dosis tinggi dengan tanpa atau sedikit pupuk organik.
Pertanyaannya,

Dari materi saudara pada paragraf pertama ada mengatakan tentang “melakukan pelestarian
lingkungan yang yang ramah lingkungan, coba saudara berikan contoh dari bentuk pertanian yang
lestari lingkungan serta ramah akan lingkungan dan contoh dari pertanian yang tidak ramah akan
lingkungan.” Untuk mendukung Transformasi lingkungan. Terimakasih 🙏

Eco–Farming atau Pertanian Ramah Lingkungan (PRL) merupakan sistem pertanian yang mengelola
seluruh sumberdaya pertanian dan input usahatani secara bijak, berbasis inovasi teknologi untuk
mencapai peningkatan produktivitas berkelanjutan dan secara ekonomi menguntungkan serta
diterima secara sosial budaya dan berisiko rendah atau tidak merusak/mengurangi fungsi
lingkungan. Tentu pertanian organik merupakan bagian dari PRL, penjelasan KaBBSDLP.

Badan Litbang Pertanian menyusun model m-AP2RL2 (model Akselerasi Pembangunan Pertanian
Ramah Lingkungan Lestari), yang mencakup 9 unsur, yakni peningkatan produktivitas, rendah emisi
gas rumah kaca, adaptif terhadap perubahan iklim, penerapan pengendalian hama terpadu, rendah
cemaran logam berat, zero waste, pemanfaatan sumberdaya lokal, terjaganya biodiversitas, dan
integrasi tanaman-ternak.

Tetapi penelitian ini mengungkap volume makanan yang ditanam per unit di area pertanian organik
ternyata 40% jauh lebih kecil daripada di area pertanian konvensional sehingga penghematan emisi
yang terjadi tidak cukup untuk mengimbangi penurunan produktivitas.

Pertama, pertanian organik tidak menggunakan pupuk sintetis sehingga meminimalisir penumpukan
nitrogen di dalam tanah. Untuk keperluan pemupukan tanaman, pertanian organik justru
memanfaatkan limbah kotoran ternak sehingga menciptakan sistem pertanian terintegrasi.

Kedua, sistem pertanian organik dapat mengurangi penumpukan gas metan lantaran pengolahan
tanah pada sistem pertanian organik mentabukan penggunaan mesin-mesin berat maupun
pembakaran lahan. Selain itu, pada kawasan pertanian organik, biasanya jumlah ternak cenderung
akan selalu dibatasi. Semakin banyak jumlah ternak, maka semakin besar pula metan yang
dihasilkan. Secara global, metan menyumbang sekitar 14 persen emisi gas rumah kaca ke atmosfir.

Di samping ikut memberi kontribusi bagi pengurangan laju pemanasan global, sistem pertanian
organik memberi pula sejumlah keuntungan lainnya. Salah satunya adalah terpeliharanya
keanekaragaman hayati. Ini dimungkinkan karena sistem pertanian organik tidak mengunakan
pestisida dan herbisida.
Produk-produk pertanian organik jauh lebih sehat dikonsumsi dibandingkan produk-produk
pertanian non-organik yang kemungkinan telah tercemar oleh residu pestisida dan herbisida.

Saat ini, produk pertanian organik yang banyak diminati konsumen yaitu beras, kopi, teh, rempah-
rempah, sayuran dan gula aren.

Sisi positif lainnya dari penerapan sistem pertanian organik yaitu mengurangi terjadinya kontaminasi
sumber-sumber air. Karena pertanian organik tidak menggunakan pupuk-pupuk kimiawi, maka
kemungkinan terjadinya kontaminasi zat-zat kimiawi pada sumber-sumber air cenderung lebih kecil
dibandingkan dengan pertanian non-organik.

Ditengah kuatnya pemahaman kalau pertanian organik lebih ramah lingkungan dalam segala hal,
namun pakar iklim dan industri primer Richard Eckard dari University of Melbourne menilai temuan
itu sama sekali tidak mengejutkan.

Ada garis pemikiran yang kuat, tentu saja di bidang yang saya tekuni, yang mengatakan bahwa
konsekuensi metode pertanian organik ini harus diperhitungkan.

Meskipun tren keseluruhannya menyimpulkan makanan organik menghasilkan emisi gas rumah kaca
yang lebih besar, namun hitungan emisi dari jenis makanan yang ditanam sebagian tetap lebih
unggul.

Contohnya seperti kubis, gandum, dan gandum hitam menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca bila
ditanam secara organik daripada yang lainnya.

Oleh karena itu alih-alih menerapkan praktik pertanian organik secara keseluruhan, teknik ini harus
disesuaikan dengan tanaman dan lingkungan tertentu, kata Profesor Kirk.

Penelitian ini juga menyatakan sementara pengurangan emisi dapat dicapai dengan beralih antara
metode pertanian organik dan non-organik, namun pengurangan emisi yang lebih signifikan justru
bisa dilakukan dengan mengubah pola makan yakni dengan mengurangi konsumsi daging.

Anda mungkin juga menyukai