Anda di halaman 1dari 11

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain yang digunakan untuk

mengendalikan berbagai hama. Bagi petani jenis hama yaitu tungau, tumbuhan
pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria, dan
virus, nematoda (cacing yang merusak akar), siput, tikus, burung dan hewan lain
yang dianggap merugikan (Djojosumarto, 2008). Dahulunya, manusia
menggunakan pestisida nabati dalam pembasmian hama, namun sejak
ditemukannya diklorodifenil trikloroetan (DDT) tahun 1939, penggunaan pestisida
nabati sedikit demi sedikit ditinggalkan sehingga manusia beralih ke pestisida kimia.
Penggunaan pestisida kimia yang tidak rasional menimbulkan dampak buruk dari
segi lingkungan maupun dari segi kesehatan manusia.
Dari segi lingkungan pestisida kimia dapat menyebabkan pencemaran air
berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan
hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat
hujan asam, dan sebagainya. Pestisida juga dapat mengubah perilaku dan morfologi
pada hewan. Selain itu dapat meracuni dan membunuh biota laut seperti
fitoplankton. Matinya fitoplankton berpengaruh pada rantai makanan sehingga
menyebabkan ekosistem air terganggu. Selain itu juga dapat menyebabkan kematian
pada ikan. Dari segi kesehatan manusia pestisida kimia dapat meracuni manusia
melalui mulut, kulit, dan pernafasan. Sering tanpa disadari bahan kimia beracun
tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang
mendadak dan mengakibatkan keracunan kronis.
Penggunaan pestisida sintetis yang dinilai praktis untuk mengendalikan
serangan hama, ternyata membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar bahkan
bagi penggunanya sendiri. Namun dibutuhkan suatu alternatif lain yang tidak
berdampak negatif seperti pestisida nabati yang ramah lingkungan (Al- Qodar,
2008). Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan
yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan yang terbatas, karena pestisida nabati
ini bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif
aman bagi manusia, serta ternak. Pestisida nabati ini berperan sebagai racun kontak
dan racun perut.
1. PT BIO INDUSTRI NUSANTARA
Pendirian perusahaan ini diawali dengan penyampaian sebuah proposal
pendirian pabrik pupuk hayati Emas (PHE) oleh Unit Penelitian Bioteknologi
Perkebunan Bogor (UPBP) (sekarang bernama Balai Penelitian Bioteknologi
Perkebunan Indonesia atau disingkat BPBPI) kepada Menteri Negara
Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/ Kepala Badan Pembina
BUMN. Menteri Negara Pendayagunaan BUMN menyepakati pendirian
perusahaan untuk memproduksi PHE. BUMN yang bersedia untuk melaksanakan
pendirian perusahaan ini adalah PTPN III (Medan), V (Pekanbaru), VII (Bandar
Lampung), dan VIII (Bandung). Keempat PTPN tersebut akhirnya mendirikan
perusahaan pada 10 November 1999 dengan nama PT Bio Industri Nusantara.
Badan Hukum perusahaan baru diperoleh pada tanggal 28 Agustus 2002
dengan No. C-06812 HT.01.01. Dimulai dari saat pendirian s/d pabrik PHE dapat
dioperasikan telah memerlukan waktu sekitar 30 bulan. Tidak kurang dari 40
dokumen/surat pendukung yang diperlukan dalam pembangunan perusahaan dan
pabrik mulai dari surat domisili, pembebasan lahan, s/d akte pendirian perusahaan.
Hal utama yang disampaikan dalam proposal pendirian perusahaan tersebut
di atas adalah bahwa penggunaan PHE baik pada tanaman pertanian maupun
tanaman perkebunan, dapat mengurangi keperluan pupuk kimia 25 s/d 50 % tanpa
adanya penurunan produktivitas tanaman. Pernyataan ini tentunya telah didukung
oleh hasil-hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya.
1.1. PUPUK HAYATI EMAS (PHE)
Pupuk merupakan kebutuhan pokok tanaman dalam memperoleh unsur hara
untuk menghasilkan produksi baik berupa daun, buah, biji, umbi, dsb. Tingginya
kebutuhan nutrisi bagi tanaman tidak hanya karena produksinya yang tinggi tetapi
juga akibat rendahnya kapasitas tanah dalam mendukung effisiensi penggunaan
pupuk. Komponen biaya pupuk mencapai 20 – 60% dari total biaya produksi,
sehingga dengan peningkatan effisiensi pupuk dapat mengurangi biaya produksi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi biaya pupuk
adalah, menghilangkan atau mengurangi faktor – faktor yang mengakibatkan
rendahnya daya dukung lahan . Faktor utama yang menyebabkan rendahnya daya
dukung lahan adalah rendahnya aktifitas mikroba, dan bahan organic tanah di daerah
perakaran. Mikroba dimaksud adalah mikroba yang bermanfaat dalam proses
penyediaan hara baik yang berasal dari pupuk maupun dari udara dan tanah, seperti
penambat N, pelarut P dan pemantap agregat tanah.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktivitas mikroba dalam
tanah yaitu menambahkan mikroba dimaksud ke daerah perakaran tanaman.
Biofertilizer atau pupuk hayati yang di formulasikan dengan bahan aktif mikroba
berperan positif dalam proses pelarutan hara dalam tanah dan penambatan N dari
udara untuk mengatasi masalah rendahnya daya dukung tanah akibat rendahnya
aktivitas mikroba. Pupuk hayati tidak mengandung unsur hara N,P,K atau unsur
lainnya dalam jumlah besar, tetapi mikroba yang ada didalam nya mampu
meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman sehingga penggunaan pupuk
konvensional/kimia lebih efisien. Bio fertilizer yang diberi nama PHE (pupuk hayati
“Emas”,) EMAS singkatan dari Enhancing Microbial Activities in The Soils mampu
menghemat dosis pupuk konvensional hingga 50%, sehingga biaya pupuk dapat
dihemat tanpa menimbulkan penurunan produksi dan/atau kesuburan tanah.
1.2. BIOBUS
Diperkirakan kebutuhan kedelai Indonesia setiap tahun mencapai 1,8 juta
ton dalam bentuk biji dan 1,1 juta ton dalam bentuk bungkil. Menurunnya luas areal
panen kedelai dari 580.534 ha pada tahun 2006 menjadi 464.427 ha pada tahun 2007
dan menurunnya produksi kedelai pada tahun 2006 dari 747.611 ton menjadi
608.263 ton pada tahun 2007 menyebabkan peningkatan harga kedelai.
Sampai saat ini budidaya kedelai yang dilakukan para petani belum
dilakukan secara intensif dan optimal. Panen yang dihasilkan rata-rata di bawah 1
ton per hektar. Penggunaan bahan kimia pertanian seperti pupuk dan pestisida pada
budidaya tanaman kedelai dilakukan secara terus menerus dan seringkali melebihi
dosis anjuran sehingga mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Sebenarnya
banyak teknologi alternatif yang bisa mendukung peningkatan produksi yang
tentunya ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya alam, salah satunya
adalah pemanfaatan hayati tanah unggul yang telah diformulasi.
Formula pupuk hayati saat ini dibuat dari konsorsia mikroba yang memiliki
banyak fungsi antara lain mampu memacu pertumbuhan tanaman, meningkatkan
ketahanan tanaman kedelai terhadap penyakit dan meningkatkan efisiensi
pemakaian pupuk anorganik sehingga mampu meningkatkan produksi kedelai.
Salah satu formula pupuk hayati untuk tanaman kedelai adalah pupuk hayati biobus
yang diformulasikan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk N dan P,
mempercepat masa pembungaan dan masa panen, meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap penyakit dan meningkatkan produktivitas tanaman kedelai serta
memperbaiki kualitas lingkungan pertanian.
Pupuk hayati biobus diformulasikan dari konsorsia (gabungan) mikroba
tanah unggul dari hasil seleksi yang bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas
lahan dan tanaman kedelai. Mikroba-mikroba tanah unggul tersebut berperan dalam
menambat N2-udara, pelarut fosfat, penghasil fitohormon dan antipatogen serta
menghasilkan zat pemacu tumbuh sehingga dapat memacu pertumbuhan,
pembungaan, dan pemasakan buah.
Mikroba yang ada di dalam BIOBUS terdiri atas 4 (empat) mikroba.
Mikroba-mikroba tersebut antara lain Rhizobium sp. sebagai penambat N2-udara,
Bacillus sp. sebagai pelarut fosfat, penghasil fitohormon dan antipatogen,
Pseudomonas sp. sebagai pelarut fosfat, penghasil fitohormon dan antipatogen, serta
Ochrobactrum pseudogrignonense untuk emacu pertumbuhan, pembungaan, dan
pemasakan buah. Keunggulannya yaitu mengurangi penggunaan pupuk N 25%,
mengurangi penggunaan pupuk P 25%, meningkatkan ketahanan tanaman, dan
mempercepat masa panen.
1.3. KOMPOTA+
Penggunaan pupuk kimia yang terus – menerus dapat mengakibatkan
turunnya kandungan bahan organik tanah yang pada akhirnya akan merusak struktur
tanah. Struktur tanah yang tidak memadai menyebabkan pupuk yang diberikan
sebagian besar hilang percuma dan tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Struktur
tanah juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan penyediaan air, udara, dan
hara, serta populasi mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman.
Tanah-tanah dengan kandungan liat tinggi cenderung memiliki aerasi buruk,
mudah jenuh air pada musim hujan, dan tanah menjadi sangat keras pada musim
kemarau sehingga menghambat pertumbuhan akar tanaman. Pada kondisi jenuh air
dan aerasi yang buruk, hara N yang ada di dalam tanah akan direduksi menjadi N2
yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Dengan penggunaan pupuk organik
pada tanah-tanah dengan kadar liat tinggi, maka kandungan bahan organik dapat
ditingkatkan, tanah menjadi lebih gembur, aerasi tanah lebih baik, dan aktivitas
biologi serta ketersediaan hara tanah meningkat.
Tanah-tanah dengan kandungan pasir tinggi memiliki kemampuan
menyimpan air dan hara rendah sehingga hara mudah hilang tercuci (leaching) dan
tidak dapat dimanfatkan oleh tanaman. Penggunaan pupuk organik pada tanah
berpasir akan meningkatkan kandungan bahan organik tanah sehingga kemampuan
menyimpan dan menyediaakan air dan hara dapat ditingkatkan.
Pada umumnya kandungan unsur hara didalam pupuk organik sangat rendah
sehingga penggunaannya biasanya dikombinasikan dengan pupuk kimia. Untuk
meningkatkan kandungan hara dalam kompos, beberapa produk pupuk organik telah
diperkaya dengan hara yang berasal dari pupuk kimia sehingga penggunaan pupuk
kimia dapat dikurangi. Cara lain yang lebih ekonomis dan aman lingkungan dalam
upaya mengurangi penggunaan pupuk kimia adalah dengan menggunakan pupuk
organik yang telah diperkaya dengan mikroba yang bermanfat bagi tanaman seperti
mikroba penambat N, pelarut P, dan pemantap agregat.
Pupuk organik KOMPOTA+ dibuat dari kotoran ternak dan sisa – sisa
tanaman yang telah mengalami proses dekomposisi yang diperkaya dengan bakteri
penambat N-non simbiotik dan bakteri yang dapat melepaskan P yang terikat dalam
partikel tanah sehingga menjadi mudah diserap oleh akar tanaman serta mikroba
pemantap agregat. Mikroba yang ada di dalam KOMPOTA+ terdiri atas 3 (tiga)
bakteri. Jenis bakteri berikut fungsi dan perannya yaitu, Azospirillum sp. yang
menambat N dari udara sehingga menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan tanaman,
Azotobacter sp. untuk menambat N dari udara sehingga menjadi bentuk yang dapat
dimanfaatkan tanaman dan memantapkan agregat tanah, dan Aeromonas sp. untuk
elarutkan P yang terikat dan menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman.
1.4. MARFU-P
MARFU-P merupakan biofungisida berbentuk tepung berwarna hijau yang
mengandung bahan aktif konidia dan klamidospora Trichoderma koningii serta
Trichoderma harzianum. MARFU-P berfungsi untuk mengendalikan penyakit
Busuk Pangkal Batang (BPB) pada tanaman kelapa sawit dan jamur akar putih (JAP)
pada tanaman karet. MARFU-P sebagai biofungisida yang mengandung mikroba
unggul Trichoderma koningii danTrichoderma harzianum berperan aktif sebagai
agens antagonis Ganoderma boninense danRigidoporus sp.. Selain sebagai
kompetitor ruang dan bahan makanan organic, T. koningii dan T. harzianum juga
mampu menghancurkan miselium Ganoderma dan Rigidoporus sp. dengan melilit
miselium G. boninense (mikro-parasitik) dan Rigidoporus sp. yang kemudian diikuti
dengan mengeluarkan enzim kitinase dan glukanase.
T. koningii dan T. harzianum memproduksi antibiotik sehingga memperkuat
daya saingnya terhadap Ganoderma dan Rigidoporus sp. Selanjutnya, T. koningii
dan T. harzianum akan tumbuh dan berkembang pada sisa-sisa akar kelapa sawit
terinfeksi G. boninense dan Rigidoporus sp. yang pada akhirnya akan melindungi
akar kelapa sawit baru. MARFU-P diaplikasikan sebagai perlakuan preventif
dengan cara ditaburkan pada lubang tanam benih dalam polibag, ditabur di lubang
tanam re-planting, dan ditabur pada piringan untuk tanaman belum menghasilkan
(TBM). Aplikasi MARFU-P sebaiknya dilaksanakan pada saat tanah dalam keadaan
lembab yaitu pada awal atau akhir musim hujan. MARFU-P diaplikasikan sebagai
perlakuan preventif dengan cara ditaburkan pada permukaan tanah pengisi polibeg,
ditabur di lubang tanam, dan ditabur pada piringan untuk tanaman belum
menghasilkan (TBM).
2. PT TEKTONINDA HENIDA JAYA
PT. Tektonindo Henida Jaya berdiri pada tahun 1997 berdasarkan Akte
Notaris Atrino Leswara, SH. No. 40 tanggal 10 April 1997 dan mengalami
perubahan anggaran yang dikeluarkan dalam Akte Notaris Hj. Nurmiati S.H No. 55
tanggal 27 Februari 2009 yang kemudian juga mengalami perubahan-perubahan
selanjutnya.
Tektonindo adalah perusahaan pestisida organik (biopestisida) sejak tahun
2003 telah menekuni bisnis distribusi pestisida organik. Berawal dari usaha
distribusi Rodentisida dan Bioinsektisida di kota Medan (Sumatera Utara),
Tektonindo berusaha mengembangkan usahanya secara konsisten sehingga
membuka kantor distribusi di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jogjakarta.
Program go organic yang dicanangkan oleh pemerintah merupakan
momentum dan tolak ukur yang sangat besar bagi tektonindo untuk mengurus
perizinan pestisida organik (biopestisida). Setelah kurang lebih bergerak pada dunia
distribusi pestisida organik selama 10 tahun, didirikanlah Pt. Hetts Biolestari yang
bergerak di level formulator. Tektonindo mulai mendaftarkan produknya di
Departemen Pertanian (Komisi Pestisida). Dalam memasarkan produk-produknya,
tektonindo bekerjasama dengan jaringan/usaha distribusi yang telah tebangun
sebelumnya. Jaringan distribusinya mengalami perluasan, dari Sumatera kemudian
berkembang hingga ke Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jogjakarta.Guna mendukung
kegiatan promosi di lapang, Kami memiliki Marketing and Sales dengan kualifikasi
professional and talented person. Dedikasi dan profesionalitas kami wujudkan
dengan memberikan pelayanan, bimbingan dan pengawalan teknologi terkini pada
pelanggan dan petani.
Product Development sebagai salah satu divisi inovatif dan berwawasan
masa depan, kami bergerak pada registrasi, pengembangan, kegiatan R & D dan
strategi bisnis produk itu sendiri. Seringkali inspirasi dalam mengembangkan
produk muncul dari informasi lapangan maupun hasil observasi ataupun kegiatan
lapangan lainnya, sehingga kegiatan divisi product development sangat terkait,
selaras dan satu langkah dalam memberikan dukungan untuk tim marketing and
sales di lapangan.
Pabrik kami akan selalu mendukung operasional dan ketersediaan produk di
lapangan. Kami menyadari bahwa dengan adanya pabrik dengan kualitas produk
akan semakin terkontrol, respon terhadap pasar akan semakin cepat, serta variasi
dan inovasi produk semakin banyak.
Laboratorium didirikan dengan tujuan untuk menjaga dan mengontrol kualitas
barang yang ada, apakah telah sesuai dengan standard yang ada. Hal ini sangat
menjadi perhatian kami. Dengan demikian maka kami yakin kualitas produk akan
senantiasa terjaga keaslian dan kualitasnya, keluhan pelanggan terhadap keaslian
produk akan cepat ditindak lanjuti, dan kualitas bahan baku dapat dipastikan
mutunya
2.1. Prorodent

Tikus masih menjadi hama nomor satu yang menyerang lahan pertanian di
berbagai negara Asia Tenggara. Meskipun teknologi pengendalian tikus sudah
berkembang dengan baik namun kebergantungan pada pemakaian bahan kimia
masih sangat besar. Prorodent merupakan produk rodentisida biologis pertama yang
menawarkan teknik pengendalian hama tikus yang ramah lingkungan. Umpan
Prorodent berbentuk pallet yang mengandung bahan aktif 200.000 sporocyst
protozoa parasit Sarcocystis Singaporensis. Tikus akan tertarik dan memakan pellet
yang dibuat dengan ramuan khusus yang sangat disenangi tikus. Tikus yang
memakan pellet akan terinfeksi parasit dan mati 10-14 hari setelah aplikasi.
Keunggulan prorodent yaitu memiliki spesifik target dengan hanya
membunuh tikus dari genera bandicotta dan rattus. Selain itu, tidak membahayakan
hewan lain, tidak mempunyai sifat jera umpan, dan dapat mengurangi hama tikus
70%-90% setiap aplikasi. Aplikasi dari prorodent dengan cara prorodent tersedia
dalam bentuk pallet yang parasit hidup dengan dosis lethal atau mematikan. Satu
pallet cukup untuk membunuh satu ekor tikus. Prorodent diletakkan di depan lubang
tikus, aliran air, atau tempat-tempat lain di mana tikus sering terlihat. Gunakan 150-
300 butir pallet per hektar. Sasaran penggunaan prorodent sangat efektif digunakan
untuk mengendalikan hama tikus dalam area perkebunan, tanaman pangan dan
hortikultura (padi, sawah, jagung, dll), areal peternakan, dan perumahan.
2.2. FERO-PBK
Teknologi baru pengendalian hama penggerek buah kakao (PBK) yang
ramah lingkungan dan tidak beracun. Hama penggerek buah kakao (PBK)
merupakan hama yang paling berbahaya pada tanaman kakao. Kehilangan hasil
akibat serangan hama PBK dapat mencapai 90%, menyebabkan kerugian ekonomi
yang sangat tinggi. Penyemprotan insektisida tidak mampu (tidak efektif) untuk
membunuh larva PBK yang berada di dalam buah kakao. Fero-PBK mengandung
feromon seks yang dapat digunakan untuk menangkap hama PBK jantan secara
massal. Akibatnya banyak serangga jantan yang tertangkap maka perkawinan tidak
terjadi sehingga serangan pada buah menurun secara nyata.
Dosis penggunaannya dengan pemasangan perangkap dilakukan sejak masa
buah trek sampai buah panen dilakukan secara berkesinambungan, serta
pemasangan perangkap Fero-PBK dikombinasikan dengan pemangkasan, panen
sering, sanitasi dan pemupukan. Untuk satu Ha kakao dibutuhkan 6-9 perangkap
Fero-PBK. Daya tahan feromon dan perekat selama 3-4 bulan. Daya tahan
perangkap selama 1 tahun.
2.3. FERO-CO
Fero-CO merupakan senyawa penarik yang diformulasikan khusus untuk
hama Kumbang Moncong. Fero-CO menggunakan dispenser plastik polypropylene
yang dikemas dalam alumunium foil. Fero-CO dipasang di lapangan dengan
menggunakan perangkap (Coco-T) yang di desain khusus. Dosis penggunaannya
yaitu gunakan 2 perangkap Fero-CO per hektar sepanjang tahun, daya tahan
feromon Fero-CO adalah 2,5 bulan, dan daya tahan perangkap kurang lebih 1 tahun.
2.4. FERO-KOP
Feromon Fero-KOP menggunakan tabung vial plastik yang dikemas dalam
alumunium foil sehingga mempunyai masa simpan yang panjang. Fero-KOP
dipasang di lapangan dengan menggunakan perangkap yang di desain khusus untuk
menangkap hama penggerek batang kopi. Fero-KOP mengandung feromon seks
yang dapat digunakan untuk menangkap hama jantan penggerek batang kopi secara
massal. Akibatnya banyak serangga jhantan yang tertangkap maka perkawinan
dapat dicegah.
2.5. FERO-TEB
Hama penggerek batang tebu (Chillo sp), merupakan hama utama tanaman
tebu paling merugikan di Indonesia. Secara umum penggerek batang tebu dapat
menurunkan produksi. Fero-TEB menggunakan vial rubber yang dikemas dalam
alumunium foil sehingga mempunyai masa simpan yang panjang. Perangkap Fero-
TEB (Wota-T) di desain khusus untuk menangkap hama penggerek batang tebu.
Fero-TEB mengandung feromon seks yang dapat digunakan untuk menangkap
hama jantan secara massal. Akibatnya banyaknya serangga jantan yang tertangkap,
maka perkawinan tidak terjadi, sehingga serangan pada tebu menurun secara nyata.
2.6. FERO-CUK
Hama penggerek pucuk tebu (Scirpophaga nivella), merupakan hama
penting tanaman tebu khususnya di Indonesia. Akibat serangan hama penggerek
pucuk tebu dapat menyebabkan penurunan produksi. Fero-CUK menggunakan vial
rubber yang dikemas dalam alumunium foil sehingga mempunyai masa simpan
yang lebih panjang. Fero-CUK digunakan dengan perangkap yang di desain khusus
untuk menangkap hama penggerek pucuk tebu. Fero-CUK mengandung feromon
seks yang dapat digunakan untuk menarik hama jantan secara massal. Akibatnya
banyaknya jumah hama jantan yang tertangkap, maka perkawinan tidak terjadi,
sehingga serangan pada tebu menurun secara nyata.
3. PT. TURRIMA AGRO MASS
Pabrik pupuk PT. Turrima Agro Mass mengeluarkan produk baru pestisida
hayati atau biopestisida aha-bio merupakan hasil ekstraksi herbal yg mengandung
zat pembunuh hama organik Azadiractin dan Paecywingcesliladnus, diperkaya
dengan agensi hayati Trichoderma, Streptomices, Beauveria Bassiana, Metarhizium
Dan Aspergillus niger yang sebagai bakterisida, fungisida dan insektisida alami.
Aha-bio adalah formula anti hama dan penyakit lengkap. Keunggulan AHA-BIO
yaitu mampu mencegah & mengendali-kan hama, jamur & bacteri pada tanaman
mulai dari perakaran, batang, dan daun karena bisa hidup didalam semua jaringan
tanaman, mampu hidup disemua jaringan tanaman, sehingga lebih toleran dan stabil
terhadap tekanan A-biotik (kekeringan, radiasi ultra violet sinar matahari, dan ke-
kurangan nutrisi), bisa diaplikasikan untuk semua jenis tanaman pertanian, perke-
bunan dan kehutanan, dan tidak membahayakan tanaman/ lingkungan bila kelebihan
dalam penggunaan. Aplikasi dilakukan dengan cara menyemprotkan cairan AHA-
BIO disekeliling leher akar, batang dan daun.

Anda mungkin juga menyukai