Anda di halaman 1dari 7

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA)

Mikoriza adalah asosiasi simbiotik antara akar tanaman dengan jamur

(Hajoeningtijas, 2012). Istilah mikoriza (jamur akar) pertama kali diterapkan

untuk asosiasi jamur dengan pohon pada tahun 1885 oleh A. B Frank, seorang ahli

patologi hutan dari Jerman (Handayanto & Hairiah, 2007).

Berdasarkan struktur dan cara jamur menginfeksi akar, mikoriza

dikelompokkan menjadi ektomikoriza (ECM) dan endomikoriza/arbuscular

mycorrhiza (AM). Ektomokoriza yaitu jamur yang menginfeksi tidak masuk ke

dalam sel akar tanaman dan hanya berkembang di antara dinding sel jaringan

korteks, akar yang terinfeksi membesar dan bercabang (Hajoeningtijas, 2012).

Ektomikoriza memiliki hifa yang tampak membentuk struktur seperti jala di

antara dinding sel jaringan korteks yang biasa disebut dengan hartig net

(Widyastuti et al., 2005). Endomikoriza yaitu jamur yang menginfeksi masuk ke

dalam jaringan sel korteks dan akar yang terinfeksi tidak membesar

(Hajoeningtijas, 2012).

FMA merupakan suatu bentuk simbiosis mutualisme antara jamur (myces)

dengan akar (rhiza) tumbuhan tingkat tinggi (Orlando, 2003). Jamur mikoriza

mendapatkan penyediaan karbon tereduksi yang disediakan oleh tanaman.

Tanaman mendapatkan manfaat yang diperoleh dari jamur mikoriza, yaitu: (i)

akar mikoriza memacu serapan hara dan air dari tanah karena miselia eksternal

Isolasi Dan Identifikasi Fungi..., Novi Widayanti, FKIP UMP, 2017


6

dapat menjelajah tanah yang lebih luas dibandingkan dengan akar yang tidak

bermikoriza, (ii) jamur menyerap hara berkonsentrasi rendah lebih efisien

dibandingkan akar yang tidak bermikoriza, (iii) Hifa jamur menghasilkan berbagai

enzim hidrofilik yang melepaskan nitrogen dan fosfor dari senyawa organik yang

sebelumnya tidak tersedia bagi tanaman (Handayanto & Hairiah, 2007).

FMA dapat ditemukan hampir pada semua ekosistem, termasuk pada lahan

masam (Kartika, 2006) dan alkalin (Swasono, 2006). Menurut Smith & Read

(2008), FMA dapat berasosiasi dengan hampir 90% jenis tanaman. Tingkat

populasi dan komposisi jenis FMA sangat beragam dan dipengaruhi oleh

karakteristik tanaman dan faktor lingkungan seperti suhu, pH tanah, kelembapan

tanah, kandungan fosfor dan nitrogen, serta konsentrasi logam berat (Daniels &

Trappe, 1980).

Struktur utama FMA adalah arbuskular, vesikula, hifa internal dan hifa

eksternal. Arbuskula adalah struktur hifa yang bercabang-cabang seperti pohon-

pohon kecil di dalam korteks akar inang. Arbuskular berfungsi sebagai tempat

pertukaran zat-zat metabolit primer antara fungi mikoriza dan akar tanaman

(Brundrett et al., 1996). Vesikula adalah struktur berisi lipid yang berdinding tipis

biasanya terbentuk dalam ruang antar sel. Fungsi utamanya sebagai penyimpanan,

tetapi vesikula juga dapat berperan sebagai propagula reproduksi untuk jamur

(Handayanto & Hairiah, 2007).

Isolasi Dan Identifikasi Fungi..., Novi Widayanti, FKIP UMP, 2017


7

Gambar 2.1. Perbedaan struktur Arbuscular Endomycorrhiza (FMA) dan


Ectomycorrhiza.

Sumber: http://www.agroklub.com/sumarstvo/tlo-i-mikorizne-gljive/16246/.

2.1.1. Peran Mikoriza

Menurut Aldeman & Morton (2006) infeksi mikoriza dapat meningkatkan

pertumbuhan tanaman dan kemampuannya memanfaatkan nutrisi yang ada dalam

tanah, terutama unsur P, Ca, N, Cu, Mn, K, dan Mg. Munurut Mosse (2001),

kolonisasi mikoriza pada akar tanaman dapat memperluas bidang serapan akar

dengan adanya hifa eksternalyang tumbuh dan dan berkembang melalui bulu akar.

FMA mempunyai kemampuan ganda yaitu sebagai biopestisida yang

ramah lingkungan dan mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman karena dapat

meningkatkan pengambilan P melalui akar yang terinfeksi hifa FMA. Menurut

Santoso (2009) hifa ekstrenal dari FMA dapat meningkatkan kemampuan tanaman

dalam membantu penyerapan hara P dan mendapatkan air.

Isolasi Dan Identifikasi Fungi..., Novi Widayanti, FKIP UMP, 2017


8

Menurut Nusantara et al. (2012), fungi mikoriza arbuskula memiliki empat

peran fungsional sebagai berikut:

1. Bioprosesor mampu bertindak sebagai pompa dan pipa hidup karena mampu

membantu tanaman untuk menyerap hara dan air dari lokasi yang tidak

terjangkau oleh akar rambut.

2. Bioprotektor atau perisai hidup karena mampu melindungi tanaman dari

cekaman biotika (patogen, hama, dan gulma) dan abiotika (suhu, kepadatan

tanah, dan logam berat).

3. Bioaktivator karena terbukti mampu membantu meningkatkan simpanan

karbon di rhizosfer sehingga meningkatkan aktivitas jasad renik untuk

menjalankan proses biogeokimia.

4. Bioagregator karena terbukti mampu meningkatkan agregasi tanah.

2.1.2. Proses Simbiosis antara Fungi dan Akar

Gambar 2.2.Skema Penyerapan Unsur P oleh Akar Bermikoriza


Sumber : (Mosse, 1986 dalam Simanungkalit, 2006).

Isolasi Dan Identifikasi Fungi..., Novi Widayanti, FKIP UMP, 2017


9

Rhodes & Gerdemann (1980) membagi proses bagaimana haradipasok ke

tanaman oleh cendawan MA menjadi tiga fase:

1. Absorbsi hara dari tanah oleh hifa eksternal

2. Translokasi hara dari hifa eksternal ke miselium internal dalam akar tanaman

inang

3. Pelepasan hara dari miselium internal ke sel-sel akar.

Unsur P diangkut melalui hifa eksternal dalam bentuk polifosfat. Adanya

granul polifosfat dalam vakuola hifa telah dibuktikan melalui elektron mikroskop

(Cox et al., 1975). Peran agronomis yang paling utama mikoriza yang diterima

hinggasaat ini adalah kemampuannya untuk meningkatkan serapan hara tanaman.

Penyerapan P pada permukaan akar lebih cepat dari pergerakan fosfat

kepermukaan akar, sehingga zona terkurasnya fosfat terjadi di sekitar akar. Hifa

yang meluas dari permukaan akar membantu tanaman melintasi zonaini, sehingga

dapat menyerap fosfat dari zona yang tidak dapat dicapai olehakar yang tidak

bermikoriza. Smith dan Gianinazzi-Pearson (1988) mencatatpanjang hifa ini pada

beberapa tanaman berkisar antara 0,71-14,20 m cm-1akar.

2.2. Isolasi FMA

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan

mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba (Sutedjo

et al., 1996). Penelitian isolasi spora Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) pada

dasarnya menggunakan metode penyaringan basah dan dekantasi, yang

selanjutnya diikuti sentrifusi dan penyaringan untuk memisahkan spora.Sentrifusi

juga bervariasi menggunakan gradien gula dengan konsentrasi gula yang berbeda.

Isolasi Dan Identifikasi Fungi..., Novi Widayanti, FKIP UMP, 2017


10

Pewarnaan akar diperlukan untuk melihat dengan baik adanya kolonisasi FMA

pada akarsebagai bukti terjadinya simbiosis tanaman inang dengan FMA.

Berbagai zat warna dapat digunakan seperti methylene blue, tryphan blue, fuchsin

acid, dan sebagainya (Simanungkalit et al., 2006).

2.3. Identifikasi FMA

Identifikasi FMA dapat dilakukan berdasarkan morfologi sporanya,

ataupun dengan menggunakan teknik molekuler. Taksonomi FMA yang dipakai

sekarang berdasarkan morfologi sporanya. Perbedaan morfologinya ini dapat

dilihat dari perkembangan spora, susunan spora, bentuk spora, ukuran spora,

warna spora, pola lapisan dinding spora dan reaksi warnanya, ornamentasi pada

dinding spora, isi spora, perkecambahan spora dan hifa (Simanungkalit et al,

2006).

2.4.Tomat

2.4.1 Klasifikasi

Klasifikasi buah tomat Conqruist (1981) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Ordo : Solanales

Familia : Solanaceae

Genus : Lycopersicon

Species : Lycopersicon lycopersicum (L)

Isolasi Dan Identifikasi Fungi..., Novi Widayanti, FKIP UMP, 2017


11

2.4.2. Morfologi

Tanaman tomat berbentuk perdu atau semak yang menjalar pada

permukaan tanah dengan panjang mencapai ± 2 meter. Buah tomat memiliki

bentuk dan ukuran yang bervariasi, halus berlekuk, bulat telur-lonjong. Warna

buah tomat merah, orange-merah atau kuning. Perbungaan pada tomat terdiri dari

5 sampai tak terhingga, tangkai bunga berukuran 7-15 mm, kelopak panjangnya 7-

15 mm, kepala sari 5-10 mm panjangnya. Bunga tomat terletak terminal atau

lateral. Percabangan 2-3 cabang, bunga tomat merupakan bunga sempurna. Buah

memiliki biji yang banyak yang tersusun berkelompok saling melekat karena

adanya lendir. Daun berbentuk oval, bagian tepi bergerigi, membentuk celah-

celah yang menyirip serta agak melengkung ke dalam. Batang obtusangular, pada

bagian nodus menebal (Backer & van den Brink, 1995).

2.4.3.Siklus Hidup

Tanaman tomat adalah tanaman tahunan berumur pendek dengan

masahidup 5-6 bulan. Siklus hidup tanaman tomat meliputi tahap biji, vegetatif,

reproduktif, dan perkembangan buah (Lippman et al., 2008). Tanaman tomat

dapat menghasilkan bunga dan menjadi buah mulai dari pangkal tanaman hingga

pucuk tanaman selama masa pertumbuhan tanaman belum terhenti. Buah tomat

dapat dipanen/dipetik pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah

tanam, tergantung pada varietasnya. Namun, pemetikan buah tomat tidak dapat

dilakukan sekaligus karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya.

Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai

seluruh buah tomat habis terpetik. Tanaman tomat yang sudah tidak produktif lagi

harus dibongkar dan diganti dengan tanaman yang baru (Cahyono, 1998).

Isolasi Dan Identifikasi Fungi..., Novi Widayanti, FKIP UMP, 2017

Anda mungkin juga menyukai