Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI POHON

ACARA I
PERAKARAN ISTIMEWA

Nama : Agus Pamungkas


NIM : 20/464035/SV/18354
Co.Ass : Muhammad Faisal Almusallim

LABORATORIUM BUDIDAYA HUTAN


PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER
SEKOLAH VOKASI UGM
2020
ACARA I PERAKARAN ISTIMEWA
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Akar merupakan salah satu bagian pohon yang penting terutama untuk
penyerapan unsur hara, air dan mineral lain. Bentuk dan karakteristik
perakaran pohon tergantung dari tanah dan sifat jenis pohon serta
interaksinya dengan lingkungan baik biotik maupun abiotik. Contoh bentuk
adaptasi akar dalam bentuk akar istimewa antara lain adalah akar bermikoriza
dan akar berbintil (nodule roots). Mikoriza terbentuk dari symbiosis yang
saling menguntungkan antara jamur dengan system perakaran pohon.
Keuntungan bagi jamur adalah mendapat tempat tinggal dan sumber
makanan, sedang keuntungan bagi pohon adalah dapat membantu
penyerapan unsur hara, meningkatkan ketahanan terhadap patogen dan
kekeringan. Selain jamur, bakteri juga dapat berasosiasi dengan system
perakaran pohon, Bakteri rhizobia dan frankia merupakan contoh bakteri
bintil akar yang sering ditemui. Bintil akar membantu pohon dalam
penambatan nitrogen yang penting bagi tumubuhan. Kedua jenis perakaran
istimewa baik akar bermikoriza maupun akar berbintil sangat penting
dipelajari untuk jenis tanaman-tanaman kehutanan.

b. Tujuan

1. Mengetahui berbagai bentuk mikoriza pada berbagai jenis tanaman


2. Mengetahui bentuk, letak dan struktur anatomi bintil akar
c. Manfaat
Setelah mengikuti acara ini mahasiswa dapat mengenali,
mendokumentasikan dan membedakan jenis perakaran istimewa yang
ditemukan.

II. METODE
a. Waktu : 15 Februari 2021

b. Tempat : Lingkungan di rumah masing-masing


c. Alat dan Bahan :
1. Berbagai jenis tumbuhan bermikoriza 4. Camera

2. Berbagai jenis tumbuhan berbintil akar 5. Alat Tulis

3. Penggaris 6. Cutter

d. Cara kerja :

1. Cari dan temukan jenis pohon berakar istimewa di sekitar rumah Saudara
(diwajibkan satu jenis, disarankan 3 jenis)

2. Bersihkan akar tanaman dari tanah yang menempel

3. Amati perakaran secara vertikal dan lateral

a. Bentuk akar

b. Panjang akar

c. Banyaknya akar

4. Amati bentuk infeksi mikoriza

5. Gambar bentuk, posisi dan ukuran bintil akar

6. Dokumentasikan (foto dengan resolusi tinggi, sehingga gambar cukup baik


untuk dimasukkan dalam laporan praktikum)

III. TINJAUAN PUSTAKA

Akar adalah bagian bawah tumbuhan yang biasanya berkembang di


bawah permukaan. Akar adalah organ tumbuhan yang fungsi utamanya untuk
mengisap air dan garam mineral. Air dan mineral digunakan oleh tumbuhan
untuk tumbuh. Struktur luar akar terdiri dari tudung akar, daerah
pertumbuhan akar, dan bulu akar. Sedangkan, bagian-bagian akar paling
dalam dapat diamati dengan cara memotong akar secara melintang. Urutan
dari luar ke dalam terdiri dari epidermis, korteks, endodermis, dan stele. Stele
terdiri dari berkas pengangkut, yaitu xilem dan floem. Terdapat 2 jenis
perakaran istimewa yang dapat mendukung pertumbuhan pohon yaitu
mikoriza dan bintil akar.
Mikoriza (mycos = jamur, dan rhiza = akar) adalah istilah yang
dikemukakan pertama kali oleh Frank pada tahun 1885, yang digunakan
untuk menunjukkan suatu bentuk kerjasama yang bersifat simbiotik antara
jamur dengan akar tanaman untuk membedakan dari jamur yang bersifat
patogenik. Di dalam kerjasama ini terdapat keseimbangan metabolisme
antara kedua organisme tersebut (Powel & Bagyaraj, 1984). Mikoriza juga
merupakan salah satu cara yang dipakai untuk mengatasi masalah pada tanah
Andisol karena jamur mikoriza berpotensi memfasilitasi penyediaan
berbagai unsur hara bagi tanaman terutama unsur P. Perbaikan pertumbuhan
dan kenaikan hasil berbagai tanaman berkaitan dengan perbaikan nutrisi P
tanaman (Simanungkalit, 2001). Mikoriza berfungsi sebagai fasilitator
penyerapan hara, dan juga berpotensi sebagai pengendali hayati
(bioprotektor). Tanaman yang mengandung mikoriza mengalami kerusakan
lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman tidak mengandung mikoriza dan
serangan penyakit berkuran gatau perkembangan patogen terhambat.
Mikoriza juga berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman
agrikultur, holtikultura, dan tanaman hutan (Wubet et al., 2003). Mikoriza
dapat diaplikasikan dengan beberapa cara yaitu menggunakan tanah yang
sudah mengandung mikoriza, menggunakan akar yang sudah mengandung
mikoriza. Penggunaan miselia cendawan atau spora mikoriza yang sudah
dikemas dalam bentuk kapsul, dengan cara menaburkannya pada lubang
tanam sebelum penanaman, dan dengan cara menaburkan tanah yang
terinfeksi mikoriza disekitar akar tanaman (Hardiatmi, 2008).

Bintil akar merupakan tonjolan kecil di akar (kebanyakan adalah


anggota Fabaceae) yang terbentuk akibat infeksi bakteri pengikat nitrogen
yang bersimbiosis secara mutualistik dengan tumbuhan. Kerja sama ini
memungkinkan tersedianya nitrogen bagi tumbuhan simbion, khususnya
pada keadaan kurangnya ketersediaan nitrogen larut di tanah. Bintil akar
biasa ditemukan berkelompok. Bakteri bintil akar (atau rizobia) digunakan
untuk menyebut kelompok bakteri yang menyebabkan pembentukan bintil
akar. Kebanyakan mencakup anggota suku Rhizobiaceae (filum
Proteobacteria) dan menginfeksi Fabaceae (suku polong-polongan). Selain
itu, terdapat pula beberapa simbiosis akar-bakteri serupa yang melibatkan
bakteri marga Frankia (filum Actinobacteria) yang bersimbiosis membentuk
bintil akar pada tumbuhan selain polong-polongan. Secara umum, tumbuhan
menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3-), nitrit (NO2-), dan amonia
(atau ion amonium, NH4+) dari cairan tanah. Bakteri bintil akar membantu
tumbuhan untuk mengikat nitrogen bebas (N2, diazo) di udara lalu mereduksi
menjadi amonia, untuk kemudian diasimilasi menjadi asam amino (penyusun
protein), nukleotida (penyusun DNA dan RNA), dan senyawa-senyawa lain
seperti vitamin, flavon, dan fitohormon. Proses ini terjadi di dalam sel-sel
bintil akar, tepatnya di simbiosom, suatu ruang khusus dalam sel yang
terbebas dari oksigen karena oksigen diikat oleh senyawa mirip myoglobin
pada hewan yang disebut leghemoglobin (disebut demikian karena warnanya
juga kemerahan). Energi untuk reduksi disediakan oleh malat, sebagai
produk langsung pemecahan sukrosa. Karakteristik bintil akar penting untuk
dipelajari karena dapat memberikan indicator terhadap kemampuan
penambatan nitrogen dalam rentan waktu yang lama dan efisien dan dapat
menggambarkan respon bintil akar terhadap kondisi cekaman. Bintil akar tipe
tunggal responsif terhadap cekaman karena sifatnya berumur pendek.
Misalnya bintil akar pada tanaman lamtoro yang terkena cekaman air akan
luluh (Sumardi, 2003). Keberadaan bintil akar mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman secara nyata. Russo (2005) mengatakan bahwa
besarnya penambatan nitrogen Frankia yang berasosiasi dengan cemara
udang dapat mencapai 12 - 110 kg N/ha/th. Ciri khas lain dari bintil akar
cemara udang adalah adanya rambut akar pendek tersusun memanjang pada
beberapa tempat yang disebut yang diduga berfungsi untuk menyerap fosfat
lebih efisien dibanding akar lateral (Torrey, 1976). Morfologi bintil akar
cemara udang memiliki ragam bentuk dan lebih komplek jika dibandingkan
dengan akar jenis pohon lain yang membentuk bintil akar.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan

(a) (b)

(c)
Ket:
(a) Bentuk akar yaitu tunggang
(b) Panjang akar 15 cm
(c) Banyaknya akar bermikoriza 1 kumpulan
Gambar 1. Pengamatan akar bermikoriza pada Shorea balangeran
(a) (b)

(c)
Ket:
(a) Bentuk akar yaitu tunggang
(b) Panjang akar 13,5 cm
(c) Banyaknya bintil adalah 5
Gambar 2. Pengamatan akar berbintil akar Rhizobia pada Albizia chinensis
(a) (b)

(c)
Ket:
(a) Bentuk akar yaitu tunggang
(b) Panjang akar 12 cm
(c) Banyaknya bintil yaitu 26 aktif dan 14 tidak aktif
Gambar 3. Pengamatan akar berbintil akar Frankia pada Casuarina
equisetifolia
2. Pembahasan

Pada praktikum pertama fisiologi pohon ini dilakukan


pengamatan pada perakaran istimewa seperti akar bermikoriza, akar
berbintil Rhizobia, dan akar berbintil Frankia pada beberapa pohon
kehutanan. Akar istimewa terdapat infeksi jamur maupun bakteri
sehingga membentuk hifa maupun bintil pada akar. Setelah dilakukan
pengamatan didapatkan data berupa bentuk akar, panjang akar, dan
banyaknya akar istimewa pada 3 spesies pohon.
Yang pertama pada akar bermikoriza yang terdapat pada Shorea
balangeran. Pohon ini memiliki mikoriza berjenis ektomikoriza,
sehingga dapat dilihat dengan kasat mata. Mikoriza tersebut
menyelimuti akar dan bertujuan untuk meningkatkan penyerapan
fosfor pada tanah serta dapat melindungi pohon dari penyakit. Pada
akarnya terdapat symbiosis mutualisme dengan jamur non pathogen
sehingga membentuk akar istimewa. Jamur tersebut berbentuk seperti
benang berwarna putih dengan panjang 1 sampai 2 mm. Akar
Balangeran berbentuk tunggang serta memiliki panjang 15 cm dengan
kumpulan mikoriza diakar tersebut.
Kemudian adalah akar berbintil, akar tersebut memiliki dua jenis
akar menurut bakteri yang menginfeksinya yaitu Rhizobia dan Frankia.
Bakteri bintil akar (atau Rhizobia) digunakan untuk menyebut
kelompok bakteri yang menyebabkan pembentukan bintil akar.
Kebanyakan mencakup anggota suku Rhizobiaceae (filum
Proteobacteria) dan menginfeksi Fabaceae (suku polong-polongan).
Selain itu, terdapat pula beberapa simbiosis akar-bakteri serupa yang
melibatkan bakteri marga Frankia (filum Actinobacteria) yang
bersimbiosis membentuk bintil akar pada tumbuhan selain polong-
polongan. Simbiosis semacam ini diketahui berkembang secara
evolutif pada Fabaceae dan juga beberapa anggota klad Rosidae
lainnya. Bintil yang terdapat pada akar berfungsi untuk menfiksasi
nitrogen dari tanah ke akar yang akan berguna bagi pertumbuhan pohon
tersebut.
Selanjutnya akar berbintil Rhizobia yang terdapat pada sengon
atau yang mempunyai nama latin Albizia chinensis yang merupakan
sejenis pohon anggota suku Fabaceae. Pohon ini memiliki akar
berbentuk tunggang dengan panjang akarnya 13,5 cm serta terdapat
bintil bintil berbentul lonjong yang menempel diakarnya, panjang
bintilnya 5 mm serta memiliki lebar 1 mm. Terdapat 5 buah bintil yang
saya temukan pada akar sengon. setelah dibelah, semua bintil tersebut
berwarna pink yang menandakan terdapat aktifitas bakteri rhizobia
yang masih aktif.
Dan berikutnya adalah akar berbintil Frankia yang terdapat pada
species cemara udang atau dengan nama latin Casuarina equisetifolia.
Cemara udang memiliki akar berbentuk tunggang dengan panjang 12
cm. Bintil pada pohon ini kebanyakan mengumpul dan mengelilingi
pada pangkal akar. Bintil tersebut berbentuk bulat dengan ukuran
diameter rata rata 0,5 cm serta memiliki warna pink berjumlah 26 atau
bisa disebut masih aktif dan berwarna hitam 14 atau sudah tidak aktif.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :


1. Akar bermikoriza memiliki ada beberapa jenis yaitu ektomikoriza
mempunyai sifat antara lain akar yang kena infeksi membesar,
bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar, hifa
tidak masuk ke dalam sel tetapi hanya berkembang diantara dinding-
dinding sel jaringan korteks membentuk struktur seperti pada jaringan
Hartiq. Ektendomikoriza merupakan bentuk antara (intermediet) kedua
mikoriza yang lain, memiliki ciri-ciri yaitu adanya selubung akar yang
tipis berupa jaringan Hartiq, hifa dapat menginfeksi dinding sel korteks
dan juga sel-sel korteknya. Endomikoriza mempunyai sifat-sifat antara
lain akar yang kena infeksi tidak membesar, lapisan hifa pada
permukaan akar tipis, hifa masuk ke dalam individu sel jaringan
korteks, adanya bentukan khusus yang berbentuk oval yang disebut
Vasiculae (vesikel) dan sistem percabangan hifa yang dichotomous
disebut arbuscules (arbuskul). Kemudian pada pengamatan pada
tanaman Balangeran (Shorea balangeran) termasuk dalam jenis
ektomikoriza yang memiliki bentuk seperti benang berukuran pendek
berukuran 1 sampai 2 mm dan berwarna putih.
2. Akar berbintil Rhizobia pada tumbuhan Sengon (Albizia chinensis)
berbentul lonjong serta memiliki ukuran panjang bintilnya 5 mm serta
memiliki lebar 1 mm. Jika dilihat dari luar bintil tersebut memiliki
warna coklat ke abu abuan. Sedangkan bagian dalamnya berwarna
merah tua hingga merah muda apabila masih aktif dan akan berwarna
hitam apabila telah tidak aktif. Sedangkan untuk akar berbintil Frankia
pada tumbuhan Cemara Udang (Casuarina equisetifolia) memiliki
bentuk seperti kumpulan bulatan menggumpal di satu titik. Bagian
dalamnya berwarna merah muda ke jinggaan yang masih aktif dan
berwarna hitam ketika sudah tidak aktif. Bintil-bintil tersebut memiliki
ukuran diameter rata-rata 0,5 cm. Struktur bintil akar dibedakan
menjadi 4 yaitu 1) meristematik 2) preinfeksi berisi sel sel yang akan
terinfeksi 3) fiksasi 4) penuaan.
VI. DAFTAR PUSTAKA

Hardiatmi, J. M. S. 2008. Pemanfaatan Jasad Renik Mikoriza Untuk Memacu


Pertumbuhan Tanaman Hutan. INNOFARM: Jurnal Inovasi Pertanian,
Vol. 7, no. 1, Hal. 1-10.

Powel, C.L. & D.J. Bagyaraj. 1984. VAMychorrhizae: Why All the Interest?
p.1−3 In Powel, C.L. & D.J.Bagyaraj (eds.), VA. Mychorrhiza. CRC.
Press. Inc.,Boca Raton, Florida.

Russo, R.O. 2005. Nitrogen-Fixing Trees With Actinorhiza in Forestry and


Agroforestry. D. Werner and W.E. Newton (eds), Nitrogen Fixation in
Agriculture, Forestry, Ecology and the Environment, 143 - 171.
Netherlands.

Simanungkalit, R. D. M., 2001. Aplikasi Pupuk Hayati dan Pupuk Kimia


Suatu Pendekatan Terpadu, Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman
Pangan, Bogor.

Sumardi. 2003. Pengaruh Naungan dan Pemangkasan terhadap Kapasitas


Penambatan Nitrogen Lam. De Wit. Dalam Hutan Jati. Universitas
Gadjah Mada. Jogjakarta.

Torrey, J.G. 1976. Initiaton and Development of root Nodules of Casuarina


(Casuarina-ceae)American. Journal. Botany. 63 (3): 335 - 344.

Wubet,T., I. Kottke, D. Teketay, F. Oberwinkler. 2003. Mycorrhizal Status


Of Indigenous Trees In Dry Afromontane Forest Of Ethiopia.
Ethiopian Agricultural Research. Forest Ecology And Management
179: 387 – 399.

Anda mungkin juga menyukai