Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TANAH HUTAN


ACARA VII
AKUMULASI SERSAH DI LANTAI HUTAN (Ao HORIZON)

Oleh:
Nama : Laili Suci Nuraini
NIM : 19/442313/KT/09011
Co-Ass : Amalia Lailatul Zannah
Shift : Senin, 15.00 WIB

LABORATURIUM FISIOLOGI DAN TANAH HUTAN


DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
ACARA VII
AKUMULASI SERSAH DI LANTAI HUTAN (Ao HORIZON)

I. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui biomassa lantai hutan
2. Agar mahasiswa mengetahui perlapisan lantai hutan dan tngkat
dekomposisinya.
3. Agar mahasiswa mengetahui karakteristik tanah dan lantai hutan apabila
dibandingkan dengan tanah pertanian.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengambilan contoh tanah yang
tepat dan mewakili satuan tanah teruji.

II. DASAR TEORI


Serasah adalah bahan-bahan yang telah mati, terletak di atas permukaan tanah
dan mengalami dekomposisi dan mineralisasi. Komponen-komponen yang termasuk
serasah adalah daun, ranting,cabang kecil, kulit batang, bunga dan buah (Mindawati N.
Pratiwi, 2008 dalam Pranatasari D. Susanti dan Wawan Halwany, 2017). Unsur hara
yang kembali melalui serasah berperan penting dalam menjaga kesuburan tanah dan
produktivitas primer ekosistem hutan (Gnankambary, 2008 dalam Salim,2014).
Akumulasi serasah akan menyediakan habitat dan sumber makanan bagi mikro dan
makro invertebrate yang merupakan dasar penting dalam rantai makanan (Sangha, 2006
dalam Salim 2014).
Seresah pada lantai hutan itu sendiri kaya akan bahan organik yang dibutuhkan
oleh tanaman. Lapisan seresah juga dapat meredam energi yang timbul akibat air hujan
dan menghambat aliran permukaan sehingga dapat mencegah terjadinya erosi tanah dan
banjir (Simon, 1988). Akumulasi seresah bergantung pada tingkat penambahan seresah
dan tingkat yang terdekomposisi. Bahan organik memainkan peranan penting di tanah
sebab bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi semua unsur-unsur
hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi
struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan
dengan mencampur tanah membentuk alur-alur (Thompson dan Throeh, 1978).
Lantai hutan berupa seresah yang terdiri atas lapisan – lapisan tertentu yang
menyusunnya. Lapisan litter (L) pada bagian atas lantai hutan mempunyai ciri–ciri:
seresah yang baru jatuh, kandungan air yang masih tinggi, bentuk masih utuh, warna
kehijauan atau kecoklatan, dan masih agak segar. Bagian fermentasi I yang mempunyai
ciri–ciri: berupa seresah yang mulai terdekomposisi, bentuk sudah tidak utuh lagi,
bentuk seresah asli masih terlihat, warna kecoklatan, masih merupakan satuan seresah
tunggal/tidak saling lengket. Bagian fermentasi II yang mempunyai ciri – ciri berupa
seresah yang telah terdekomposisi lanjut, bentuk asli sudah tidak terlihat lagi tetapi
masih dapat dibedakan jenis seresah, warna kecoklatan, seresah yang satu menempel
pada seresah yang lain / saling lengket. Sedangkan lapisan humus (H) adalah senyawa
kompleks yang agak resisten pelapukan, seresah yang telah terdekomposisi sempurna
sehingga berbentuk seperti kompos, bentuk sudah tidak terlihat lagi, warna kehitaman,
struktur remah, gembur dan berasal dari jaringan tumbuhan. Daur hara mempunyai dua
tempat yang menjadi tempat penyimpanan utama yaitu biomassa dan tanah atas
(Buckman, 1969).
Terdapat perbedaan antara tanah hutan dan tanah pertanian, yaitu sebagai berikut:
1. Ada pengolahan tanah pada tanah pertanian, sedangkan pada tanah hutan relatif
tidak ada.
2. Ada masukan faktor teknologi seperti pupuk dan sebagainya pada tanah pertanian,
sedangkan pada tanah hutan relatif masih alami.
3. Siklus unsur hara pada tanah hutan tertutup, sedangkan pada tanah pertanian
terbuka.
4. Jangka waktu berproduksi pada tanah hutan lebih lama daripada tanah pertanian
5. Penanganan pada tanah hutan berlangsung ekstensif, sedangkan pada tanah
pertanian intensif.
6. Lapisan organik pada tanah hutan tebal, sedangkan pada tanah pertanian relatif
tidak ada.
7. Jenis/species pada tanah hutan berupa tanamam yang berumur panjang, sedangkan
pada tanah pertanian berumur pendek.
8. Panenan pada tanah hutan adalah kayu, sedangkan pada tanah pertanian adalah
buah dan biji-bijian.
(Cahyono,2003)
Faktor-faktor yang mempengaruhi jatuhnya sersah antara lain:
1. Umur daun yang semakin tua
2. Iklim
3. Makhluk hidup. Bahkan tumbuhan itu sendiri mampu mengakibatkan laju jatuhan
seresah.
4. Bencana alam.
Sementara itu, kecepatan proses dekomposisi pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-
faktor lingkungan, yang dapat mermpengaruhi pertumbuhan decomposer, diantaranya
adalah faktor iklim seperti curah hujan, kelembaban, intensitas cahaya, suhu udara di
sekitar daerah pengomposan dan kondisi lingkungan tempat tumbuh organisme seperti
suhu air, pH, salinitas air, kandungan oksigen, kandungan hara organik dan lain-lain.
Pada proses dekomposisi, semuafaktor fisik, kimia, maupun biologis saling berinteraksi
satu sama lain (Sunarto,2003 dalam Kuswytasari,2014)

III. ALAT DAN BAHAN


Pada praktikum ini digunakan alat dan bahan sebagai berikut :
1. Kawat kuadratik ukuran 50 cm x 50 cm
2. Cethok
3. Kertas sampul
4. Alat tulis
5. Sersah di lantai tanah sekitar laboratorium

IV. CARA KERJA


Cara kerja padraktikum ini sebagai berikut:
1. Menimbang berat awal amplop.
2. Kawat kuadratik berukuran 50 cm x 50 cm diletakkan pada lantai hutan
yang masih utuh.
3. Batas sampel tersebut digaris dengan hati-hati menggunakan cethok
4. Lapisan L (litter) pada bagian atas lantai hutan diambil tanpa merusak
bagian dibawahnya. Lapisan L dipisahkan menjadi daun, tankai/dahan,
bunga/buah dan lain-lain dalam kantung terpisah yang berlabel.
5. Lapisan F (fermentasi) diambil. Lapisan F dipisahkan menjadi daun,
tankai/dahan, bunga/buah dan lain-lain dalam kantung terpisah yang
berlabel.
6. Lapisan H (humus) diambil dan dimasukkan dalam kantong terpisah
yang berlabel.
7. Hasil pengambilan lapisan L,F dan H yang telah dibedakan
daun,tangkai/dahan dan bunga/buah ditimbang sebagai berat basah
8. Lapisan L,F dan H dimasukkan kedalam oven 650C sampai tercapai berat
kering mutlak.
9. Kadar air, biomassa tertentu dan biomassa total dihitung dalam Kg/Ha.
IX. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai