Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TANAH HUTAN


ACARA II
KADAR LENGAS TANAH

Disusun oleh :
Nama : Eris Supriatna
NIM : 18/427412/KT/08724
Co-Ass : Katrin Nastiti
Shift : Rabu, 15.00

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN TANAH HUTAN


DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
ACARA II
KADAR LENGAS TANAH

I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Dapat membandingkan masing-masing metode penentuan kadar lengas tanah
2. Dapat memperkirakan keuntungan dan kerugian masing-masing metode
penentuan kadar lengas tanah
3. Dapat membandingkan kadar lengas tanah masing-masing contoh tanah pada
setiap metode penentuan kadar lengas tanah
4. Dapat menjelaskan factor-faktor yang menjadi penyebab perbedaan nilai kadar
lengas tanah pada masing-masing contoh tanah
5. Dapat mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dengan mengetahui kadar
lengas tanah

II. DASAR TEORI


Lengas tanah adalah air yang terdapat dalam tanah yang terikat dalam berbagai
kakas ikat, yaitu kakas ikat matrik, osmosis, dan kapiler (Masganti dkk, 2002).
tegangan lengas digunakan untuk mengklasifikasikan air dalam tanah, yaitu
kaoasitas tambat maksimum, kapasitas lapang, tara lengas, titik layu tetap, koefisien
higrokopis, kering angin, dan kering tungku. (Prawiro .1998)
Tanah-tanah sawah di Indonesia sebagian besar merupakan tanah-tanah aluvial,
regosol, glumosol dan latosol, sebagian lagi merupakan tanah-tanah andosol dan
mediteran. Sebagian besar tanah-tanah tersebut di atas berada pada ketinggian kurang
dari 500 meter di atas permukaan laut (Hakim, et al., 1986).
Di dalam tanah, air berada di dalam ruang pori diantara padatan tanah. Jika
tanah dalam keadaan jenuh air, semua ruang pori tanah terisi air. Dalam keadaan ini
jumlah tanah yang disimpan didalam tanah merupakan jumlah air maksimum disebut
kapasitas penyimpanan air maksimum. Selanjutnya jika tanah dibiarkan mengalami
pengeringan, sebagian ruang pori akan terisi udara dan sebagian lainnya terisi air.
Dalam keadaan ini tanah dikatakan tidak jenuh (Hillel,1983).
Dalam kaitanya dengan daya penyimpanan air, tanah pasiran mempunyai daya
pengikat terhadap lengas tanah yang relative rendah karena permukaan kontak antara
tanah pasiran ini didominasi oleh pori – pori mikro satu. Oleh karena itu, air yang jatuh
ketanah pasiran akan segera mengalami perkolasi dan air kapiler akan mudah lepas
karena evaporasi (Mukhid,2010).
Beberapa faktor yang memepengaruhi kandungan lengas dalam tanah antara lain
anasir iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya
bahan penutup tanah baik organik maupun anorganik (Walker and Paul, 2002).
Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian dan atau seluruh ruang pori tanah
dan teradsorpsi pada permukaan zarah tanah. Lengas berperan sangat penting dalam
proses genesa tanah, kelangsungan hidup tanaman dan jasad renik tanah serta siklus
hara. Setiap reaksi kimia dan fisika yang terjadi di dalam tanah hampir selalu
melibatkan air sebagai media pelarut garam-garam mineral, senyawa asam dan basa
serta ion-ion dan gugus-gugus organik maupun anorganik. Lengas dapat tetap berada
dalam ruang pori tanah karena memiliki tegangan potensial. Dalam keadaan tidak jenuh,
lengas tanah berupa selaput tipis yang menyelimuti zarah tanah. Semakin tipis selaput
lengas tersebut maka gaya ikat tanah yang bekerja padanya semakin kuat. Keadaan ini
menyebabkan lengas semakin sulit tersedia bagi tanaman. Pada pemberian air yang
berlebihan sehingga gaya berat air melebihi gaya ikat zarah tanah terhadap lengas, maka
kelebihan lengas tersebut akan teratus bebas melalui pori makro. Lengas yang teratus ini
disebut lengas gravitasi. Apabila tidak ada kelebihan lengas yang teratus lagi maka
tanah dikatakan dalam keadaan kapasitas lapangan (field capacity). Apabila kandungan
lengas terus berkurang shingga tidak mampu mengimbangi kehilangan air akibat
evapotranspirasi maka tanah dikatakan dalam keadaan titik layu tetap (permanent
wilting point). (Agus, dkk, 2015)
Tanah adalah gejala alam permukaan daratan, membentuk suatu mintakat (zone)
yang disebut pedosfer, tersusun atas massa galir (loose) berupa pecahan dan lapukan
batuan (rock) bercampur dengan bahan organik. Berlainan dengan mineral, tumbuhan
dan hewan, tanah bukan suatu ujud tedas (distinct). Di dalam pedosfer terjadi tumpang-
tindih (everlap) dan salingtindak (interaction) antar litosfer, atmosfer, hidrosfer dan
biosfer. Maka tanah dapat disebut gejala lintas-batas antar berbagai gejala alam
permukaan bumi. (Tejoyuwono . 2006)
Perubahan curah hujan musiman me- nyebabkan perubahan kondisi lengas tanah
(soil water storage) menurut musim yang dikendalikan oleh neraca penambahan air dari
hujan, irigasi, rembesan dan kapilaritas serta kehilangan air tanah melalui drainasi,
evaporasi dan transpirasi menuju atmosfir. Perubahan musiman ini selanjutnya
mempengaruhi keragaan tanaman yang di- tentukan oleh neraca antara kebutuhan air
tanaman dan ketersediaan air tanah yang dikendalikan oleh kebutuhan atmosfir. (Rudy
Erwiyono . 2005)

III. ALAT DAN BAHAN


alat yang digunakan adalah:
1. Mortar
2. Aquades
3. Cupu
4. Oven
5. Timbangan
Bahan yang digunakan adalah:
1. Tanah Brown Vertisol
2. Tanah Vertisol
3. Tanah Alfisol
4. Tanah Histosol
5. Tanah Entisol
IV. CARA KERJA
1. Memperkirakan tingkat kebasahan tanah
Perkiraan ini didasarkan atas tanda kebasahan yang tampak dan konsistensi
tanah.
Tingkat Tanda – tanda
Kebasahan
Ø Basah Pada permukaan zarah-zarah dan gumpalan-gumpalan
tanah, nampak selaput air. Tanah mengeluarkan air pada
waktu diinjak atau diremas; setara dengan tegangan lengas
0.01 bar atau kurang (kondisi kapasitas lapangan).

Ø Lembab Tanah berada diantara keadaan basah dan kering. Setara


dengan tegangan lengas yang kurang dari 15 bar, tapi tidak
kurang daripada 0.01 bar.

Ø Kering Setara dengan tegangan lengas 15 bar atau lebih (titik layu
permanen). Tanda-tandanya tergantung pada teksturnya,
bila:
-pasiran : Bahan galian bersifat galir (loose) dan kersai,

kalau ditetesi air warna jelas bertambah gelap.


-debuan : Bahan galian bersifat rapuh dan mendebu jika
diremas. Kalau ditetesi air, warna bertambah
gelap.
Lempunga— lempungan : Konsistensi teguh pada sampai keras, tidak
dapat atau sulit diremas, tanah meretak.

a. Contoh tanah kering angin diambil secukupnya, contoh tanah yang telah diberi
sedikit air dan contoh tanah yang telah diberi air sampai kapasitas lapangan.
b. Warna dan bentuk butiran diamati.
c. Kelengasannya, keliatannya, keteguhannya, dan kekelasannya diamati dengan
cara diremas diantara ibu jari dan telunjuk.
d. Hasilnya dibandingkan untuk setiap kenampakan kelengasan dari masing-
masing contoh tanah dengan tabel di atas.

2. Cara pengovenan
a. Cupu ditimbang (misal a gram)
b. Contoh tanah dimasukkan ke dalam penimbang sampai kira-kira ¼ atau ½
nya.
c. Cupu berisi tanah ditimbang (misal b gram)
d. Cupu berisi contoh tanah dimasukkan ke dalam oven yang telah diatur
panasnya setinggi 105-1100C selama 3 hari.
e. Contoh tanah di dalam cupu didinginkan dalam keadaan tertutup rapat.
f. Contoh tanah di dalam cupu ditimbang dengan timbangan yang sama (misal c
gram)
g. Kadar lengas (%) = (berat air : berat tanah KM ) x 100%
= { (b-c) : (c-a) } x 100%
Masganti, T. Notohadikusumo, A. Maas, B. Radjaguguk. 2002. Metode pengukuran
kadar air tanah gambut. Jurnal Tanah dan Air 3 : 42- 48

Prawiro, T. J. 1998. Tanah dan Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Hakim, N, M. Yusuf, Nyakpa, A.M. Lubis, Sutopo, M. Amin, D. Gobh, HH, Balley.
1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Hillel, D.1983.Fundamental of Soil Physic.New York : Academic Press
Walker, J. Pand;R.H. Paul.2002. Evaluation of The Ohmmapper Instrument for Soil
Measurement. Soil Science Society of Amerioca. Journal. Vol. 66
Mukhid, S.2010.Pengaruh Pemberian Lapisan Lempung terhadap Pengikatan Lengas
Tanah pada Lahan Berpasir.Jakarta : Info Perpustakaan
Agus, Cahyono. 2015. Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah Hutan. Fakultas Kehutanan.
Yogyakarta
Tejoyuwono Notohadiprawiro)2006. Ilmu tanah. Universitas Gadjah mada.
yogyakarta
Rudy Erwiyono 2005 Lengas Tanah dan Turgiditas Beberapa Klon Kopi
Robusta di Dataran Aluvial Berpola Hujan Musima

Anda mungkin juga menyukai