Anda di halaman 1dari 3

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan suatu lapisan terluar dari kerak bumi yang digunakan
sebagai media tanam untuk tanaman dan menyediakan nutrisi penting untuk
tanaman agar tumbuh dengan baik. Tanah terbentuk dari bahan induk tanah yang
mengalami pelapukan secara biologi, kimia, dan fisika dengan berbagai faktor
seperti relief, bahan induk tanah, iklim, organisme hidup, dan juga memerlukan
waktu untuk dapat membentuk tanah. Tanah yang baik untuk tanaman merupakan
tanah yang memiliki keadaan kelembaban tanah zona akar yang baik. Keadaan
kelembaban tanah zona akar dapat ditentukan melalui pengukuran dilapangan
(Wang et al., 2017).
Kadar lengas tanah merupakan kandungan air yang terdapat pada pori-pori
tanah yang sangat dipengaruhi oleh permeabilitas tanah. Permeabilitas tanah
sendiri biasa disebut sebagai laju pergerakan air pada pori-pori tanah
(konduktivitas hidrolika). Permeabilitas tanah dibagi menjadi 2 yaitu aliran jenuh
air dan aliran tidak jenuh air. Aliran jenuh air terjadi saat semua pori-pori makro
maupun mikro telah penuh diisi air dan air tersebut dalam kondisi bebas tegangan
yang dipengaruhi oleh lengas tanah yang tinggi (Bintara dkk., 2017), sedangkan
aliran tidak jenuh air sendiri kebalikan dari aliran jenuh air. Aliran tidak jenuh air
terjadi pada saat pori-pori tanah hanya sebagian berisi air dan air dipengaruhi oleh
tegangan. Kemampuan tanah dalam menyimpan air sangat penting dalam
penentuan atau untuk mengetahui kadar lengas tanah.
Menurut Siregar dkk (2017), air merupakan salah satu bahan yang penting
untuk proses fotosintesis, air juga sebagai pelarut unsur hara yang akan diserap
tanaman. Kadar air dalam tanah sangat dipengaruhi oleh kelengasan tanah,
keadaan kadar lengas tanah pF 2,54 sangat penting dalam budidaya tanaman
dibidang pertanian. Kadar lengas tanah dapat diatur untuk memberikan mineral-
mineral dan juga nutrisi dalam tanah yang dibutuhkan tanaman sehingga tanaman
mampu tumbuh dan berkembang dengan baik (Bande dkk., 2016). Kemampuan
tanah dalam menahan air juga dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tekstur tanah
sangat menentukan sifat-sifat tanah seperti pergerakan dan retensi air, serapan
hara dan bahan pencemar, mudah tidaknya tanah diolah, dan juga dapat
mempengaruhi pergerakan udara dalam tanah. Tekstur tanah yang memiliki
proporsi relatif penyusunnya berupa partikel pasir yang paling banyak dalam
penyusunnya, mempunyai daya menahan air lebih kecil. Sedangkan tekstur tanah
yang proporsi relatif penyusunnya sedikit pasir memiliki daya menahan air lebih
besar. Tanaman yang ditanam pada tanah bertekstur pasir lebih mudah kekeringan
karena tanah tidak mampu menahan air sehingga laju permeabilitas tanahnya
tinggi.
Menurut Liao et al (2017), penentuan kadar lengas tanah saat berada
dilapang bisa dengan mengidentifikasi secara langsung lokasi pengambilan
sampel tersebut dan menentukan rata-rata kelembaban tanah pada lokasi tersebut.
Cara penetapannya bisa dengan pengujian di laboratorim dengan menggunakan
metode gravimetri sehingga akan dapat diketahui berapa jumlah kadar air dalam
tanah tersebut melalui selisih berat awal dengan berat konstan pada sampel tanah.
Metode gravimetri merupakan cara atau metode untuk penetapan kadar lengas
tanah dengan cara mengoven sampel tanah dengan suhu antara 1000C-1050C
dengan waktu tertentu sehingga berat tanah menjadi konstan (Las, 2016). Air
yang hilang pada sampel tanah tersebut merupakan air yang terdapat pada tanah
sehingga dapat diketahui kadar lengas tanah tersebut dengan perhitungan
persentase kadar lengas tanah. Pada praktikum Sains Tanah acara Penetapan
Kadar Lengas Tanah, kelompok 1 menetapkan kadar lengas tanah pada sampel
tanah dari vegetasi jambu di Agrotechno Park Unej dengan menggunakan metode
gravimetri dan juga perhitungan persentase.

1.2 Tujuan
Mengetahui dan memahami tentang kadar lengas tanah melalui metode
kadar lengas kering angin dan kapasitas lapang serta hubungannya dengan sifat
fisik tanah.
DAPUS
Las, I. 2016. Sifat Fisika Tanah dan Metode Analisisnya. Jakarta : Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Bande, L. O. S., B. Hadisutrisno., S. Somowiyarjo., B. H. Sunarminto, dan A.
Wahab. 2016. Korelasi Sifat Fisik dan Kimia Tanah dengan Intensitas
Penyakit Busuk Pangkal Batang Tanaman Lada. Jurnal Littri, 22(2): 63-70.
Bintara, A. K. P., S. Y. Tyasmoro, dan A. Nugroho. 2017. Pengaruh Kadar
Kelengasan Tanah dan Pemberian Polimer Acrylic pada Pertumbuhan
Anakan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.). Jurnal Produksi
Tanaman, 5(5): 704-709.
Siregar, S. R., Zuraida, dan Zuyasna. 2017. Pengaruh Kadar Air Kapasitas Lapang
terhadap Pertumbuhan beberapa Genotipe M3 Kedelai (Glycine max L.
Merr). J. Floratek, 12(1): 10-20.
Liao, K., Z. Zhou., X. Lai., Q. Zhu, and H. Feng. 2017. Evaluation of Different
Approaches for Identifying Optimal Sites to Predict Mean Hillslope Soil
Moisture Content. Journal of Hydrology: 1-41.
Wang, T., T. E. Franz., J. You., M. D. Shulski, and C. Ray. Evaluating Controls
of Soil Properties and Climatic Conditions on the Use of an Exponential 1
Filter for Converting Near Surface to Root Zone Soil Moisture Contents.
Journal of Hydrolody: 1-46.

Anda mungkin juga menyukai